Seorang Ratu yang dikenal bengis dan jahat mengalami kekalahan dimana suaminya sang Kaisar memutuskan untuk menceraikannya dan memengal kepalanya dengan tuduhan percobaan pembunuhan terhadap wanita lain milik sang Kaisar
Apalagi sang Kaisar sudah memiliki wanita lain dan memutuskan untuk menikahinya.
Membuat hati Ratu sangat hancur dan di hari eksekusinya dia memohon kepada Tuhan untuk mengubah nasibnya.
Dia tidak bisa meninggalkan putri kecilnya yang besar tanpa seorang ibu...
Apa Tuhan bisa mengabulkan doa dari sang Ratu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Anne Lagi
" TIDAK..."
Amelia membuka matanya dan berteriak keras terbangun dari tempat tidur nya. Ketika melihat sekelilingnya Amelia terkejut bagaimana tidak ia berada di sebuah ruangan atau lebih tepatnya kamarnya ketika dirinya masih anak dari seorang Count Von de Ramos.
" Tidak mungkin" gumam Amelia sambil mencengkram selimut nya dengan pandangan kosong.
BRAK...
Tiba-tiba saja pintu kamarnya dibuka di susul seorang sepasang pria dan wanita paruh baya masuk ke dalam.
" Oh Anne." ucap wanita paruh baya sambil menutup mulutnya dengan air mata berlinang.
Sekujur tubuh Amelia menegang mendengar nama lamanya lagi-lagi di gunakan. Apalagi sekarang Amelia meski ingatan nya samar-samar tapi ia bisa mengenali bahwa mereka adalah.
" Ayah Ibu." ucap Amelia sambil berbicara pelan.
Tidak berapa lama setelah mengatakan itu tiba-tiba saja tubuhnya di peluk oleh seorang pria paruh baya yang merupakan ayah masa lalunya.
" Lizzy ku yang berharga untuk saja kau selamat. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana anda pergi meninggalkan kami." ucap Ayah nya atau bisa di panggil Reyes von de Ramos.
Amelia yang mendengarnya merasa terharu karena merasakan sebuah pelukan dari seorang ayah setelah sekian lama berlalu.
" Terima kasih Tuhan telah memberikan saya kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Saya berjanji akan bersikap lebih baik lagi dan menjauhkan diri dari Kaisar Abraxas. Meskipun aku harus kehilangan Sofia kecilku yang tidak lahir. Sekarang hanya ada nama Annelise Elizabeth Von de Ramos." batin Amelia atau sekarang di panggil Annelise untuk kedua kalinya.
" Tenang ayah saya sudah lebih baik dan apa saya boleh di tinggal sendiri saya membutuhkan istirahat." ucap Anne dengan suara lembutnya.
Tentu saja ucapan dari Anne membuat ayah dan ibunya cukup terkejut karena pasalnya setiap Anne sedang sakit pasti selalu minta di manjakan oleh mereka berdua. Tapi mereka tidak ingin memikirkan permintaan anaknya yang sedikit aneh.
" Baiklah kalau begitu istirahat lah dan jika malam kau merasa lebih baik. Kau bisa menyambut kedatangan kakak perempuan mu." ucap Ayah nya sambil mencium dahinya sebelum melangkah keluar bersama ibunya.
Setelah melihat pintu di tutup Anne bernafas lega dan kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Anne menatap langit-langit yang terdapat sebuah lukisan indah di atasnya. Memang dia abad 17 banyak kalangan bangsawan sering menggunakan jasa pelukis untuk mendekor ruangan milik mereka.
Tapi Anne tidak terlalu mempedulikan nya lagi ia bangun dari tempat tidur nya berjalan menuju ke arah balkon.
Ceklek...
Dari atas balkon Anne bisa melihat sebuah istana yang berdiri kokoh diatas pegunungan.
Istana yang dulunya hanya bisa dilihat melalui televisi sekarang bisa di kunjungi secara langsung lagi mengingat statusnya yang merupakan salah satu bangsawan yang terpengaruh.
" Lady Anne."
Suara seseorang memanggilnya membuat Anne membalikan badannya dan melihat pelayan pribadinya Lilian berdiri tidak jauh darinya.
" Lilian apa yang kau lakukan di sini?" tanya Anne sambil menahan rasa rindunya terhadap pelayan nya.
Setelah tuduhan itu Anne masih mengingat bagaimana kejamnya Kaisar Abraxas menuduh keluarga nya bahwa mereka bersekongkol untuk meracuni Thalia. Mereka semuanya dihukum dengan pencabutan semua aset, gelar, dan mereka semuanya dikirim untuk melakukan pegasingan seumur hidup. Memikirkan itu membuat Anne merasa ingin meneteskan air matanya bertapa dulunya dia keras kepala untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan cinta Kaisar Abraxas dan berbagai kejahatannya untuk meracuni wanita yang di cintai nya.
Bagaimana wanita yang berada di hadapannya membelanya hingga di hukum mati juga. Membuat perasaan bersalah Anne semakin besar.
" Mulai saat ini aku harus mengubah takdirku dan tidak akan ada takdir yang tragis seperti kedua kehidupan ku." batin Anne penuh tekat sambil matanya melihat ke arah istana lagi.
Countine...
next story should be betteer...semangaaatzz