Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-04
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Mama".
Aluna menyelonong masuk kedalam rumah Rayyan. Dia sudah biasa bermain dirumah tentangga sebelah nya itu.
"Ehhh Aluna. Ayo masuk sayang". Seorang wanita paruh baya menyambut Aluna dengan senyuman manis.
"Kak Ray, mana Ma?". Tanya Aluna sambil duduk. Dia memang memangil orangtua Rayyan dengan panggilan Papa, Mama.
"Masih dikamar nya".
"Ma, ini dari Bunda. Jangan lupa tempatnya yaaa". Aluna menyerahkan rantang yang dia bawa.
"Wahhh. Makasih banyak ya sayang. Ini kesukaan Mama bangettt". Erika mencium bau masakan yang Aluna bawa.
"Selamat malam Tante". Yandi, Bayu, Yura dan Mira datang bersamaan.
"Malam. Ayo silahkan duduk ya. Tante buat minum dulu".
"Iya Tante terima kasih".
Erika masuk kedapur sambil membawa rantang sayur Aluna dan membuatkan minum untuk para tamu putranya.
"Elu udah lama Lun?". Tanya Bayu sambil duduk disamping Yura.
"Baru nyampe Bang". Sahut Aluna fokus pada ponsel ditangannya.
"Elu lagi ngapain sihhh?". Sambung Mira penasaran sambil melirik ponsel Aluna.
"Gue lagi ikut proyek sama Pak Andre. Gede wuihhh 5 M". Sahut Aluna.
"Yakin elu bakal lolos?". Sambung Yura.
"Kagak tahu, tergantung sama Bapak Presdir". Jawab Aluna.
"Ohhh iya gue lupa". Mira menepuk keningnya.
"Kenapa Yank?". Tanya Yandi.
"Nggak. Gue baru ingat kalau Minggu depan itu ada Pak Presdir baru. Katanya sihhh anak dari yang punya perusahaan". Ujar Mira.
"Kok gueee baru dengar?". Aluna meletakkan ponselnya.
"Elu kan emang suka gitu Lun. Sibuk ama dunia elu sendiri". Sindir Yura. Aluna terkekeh pelan.
"Kalian sudah lama datang?". Rayyan ikut bergabung bersama tamunya.
Begitulah mereka, setiap kali Aluna membeli DVD baru, mereka akan berkumpul dan menonton bersama. Jika orang lain sibuk menghabiskan waktu dan hangout bersama di bioskop maka berbeda dengan Aluna yang mengajak teman-teman nya nonton bersama dirumah.
"Kak Ray". Sapa Aluna tersenyum manis. Rayyan sangat tampan dengan baju kaos oblong dan celana pendek sampai lutut.
"Na". Tangan Rayyan terulur mengusap kepala gadis itu "Sudah makan?". Tanya Rayyan lembut.
"Sudah Kak". Balas Aluna menampilkan rentetan gigi ginsulnya.
Erika datang dengan membawa nampan berisi beberapa minuman didalamnya.
"Ayo. Silahkan diminum dulu". Erika meletakkan minuman itu diatas meja.
"Terima kasih Tante".
"Terima kasih Ma".
Mereka menuju ruang televisi. Ruangan yang sengaja didesain oleh Rayyan agar bisa menonton sepuasnya. Sejak dia mengenal Aluna yang suka sekali menonton. Rayyan memutuskan untuk membuat sebuah ruangan televisi yang khusus untuk mereka menonton bersama.
"Guysss, gueee bawa ini".
Aluna mengeluarkan beberapa cemilan yang dia bawa dari rumah. Dia masih sempat-sempatnya singgah di minimarket untuk membeli cemilan itu.
"Astaga Lun, elu yang bener aja". Protes Mira "Elu mau dagang?". Mira menggeleng tak percaya melihat banyaknya cemilan yang dibawa Aluna.
"Kalau elu mau beli, gue siapp jualan disini". Aluna meluruskan tak lupa dia menggoda sahabatnya yang sudah kesal setengah jalan itu.
Rayyan hanya bisa menggeleng gemes. Dia ikut mengambil cemilan ditangan Aluna.
Mereka lanjut nonton. Film kesukaan Aluna yang selalu membuat gadis itu tergila-gila. Aluna menyukai film Hollywood. Meski Yura dan Mira menyukai drama Korea tapi diharuskan menyukai film kesukaan Aluna. Dengan alasan supaya bisa nonton bersama.
Yura dan Bayu saling sandar-sandaran sambil menikmati cemilan ditangan mereka.
Begitu juga dengan Mira dan Yandi dan begitu asyik menonton sambil memakan cemilan
Jika yang lain fokus menatap layar televisi, maka Rayyan fokus menatap objek yang selalu membuat jantungnya berdebar. Siapa lagi jika bukan Aluna. Gadis manja dan berisik yang membuatnya tertawa tak berkutik.
"Nahhh, ayo maju. Enggak bener ini". Protes Aluna kesal melihat aktor kebanggan nya kalah.
"Lun, elu bisa diam kagak sihhh. Kita mau dengar yang mana. Suara elu gede dari toa". Protes Yandi. Hilang sudah konsentrasi nya menonton gara-gara suara Aluna.
"Ck, elu yang diem Bang". Cibir Aluna.
Yura dan Mira menggeleng saja. Aluna memang suka membuat orang kesal.
Hampir tiga jam mereka menonton. Film itu pun selesai dan tamat.
Para gadis sampai tertidur. Yura tidur dipangkuan Bayu. Mira tidur dipangkuan Yandi. Sementara Aluna berbantalkan tangannya disofa.
"Ray, kita balik dulu". Bayu menggendong Yura.
"Iya Ray kita juga". Yandi mengangkat tubuh Mira "Aluna gimana?". Tanya Yandi menatap Aluna yang juga terlelap.
"Ntar gue yang anterin dia". Ujar Rayyan.
"Ya udah kita duluan yaaaa".
Rayyan menatap wajah Aluna. Dia menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah gadis cantik itu.
Bibir Rayyan terangkat. Dia sangat mengagumi ukiran Tuhan yang satu ini. Namun nyali nya tidak mampu untuk membuatnya mengungkapkan perasaan nya pada Aluna.
"Aluna tertidur Ray?". Antonio menatap putranya yang mengendong Aluna.
"Iya Pa. Ini Ray, mau anterin pulang". Sahut Rayyan mengendong tubuh kecil Aluna.
"Tidurin dikamar adik kamu aja Ray". Saran Erika.
"Nggak bisa Ma. Dia pasti protes besok kalau pas bangun nggak dikamarnya". Sahut Rayyan yang sudah tahu kebiasaan Aluna. Bukan pertama kalinya dia tertidur.
"Ya udah, kalau gitu kamu anterin gihh. Kasihan Aluna nya".
Rayyan mengendong Aluna dengan langkah pelan. Takut jika gadis itu terbangun mendengar derap langkah kakinya.
"Ayah".
"Ehhhh Ray". Santoso memang belum tertidur jika putrinya belum pulang "Aluna pasti ngorok". Santoso menggeleng melihat putri bungsunya itu.
"Iya Yahh". Sahut Rayyan "Ray, bawa Aluna ke kamarnya dulu".
"Iya Ray. Maaf ngerepotin". Ujar Santoso tidak enak hati
"Nggak apa-apa Yah. Aluna memang tanggung jawab Ray". Sahut Rayyan dengan senyum.
Dia menuju kamar Aluna. Dengan pelan dan telaten dia meletakkan Aluna di kasur miliknya.
Rayyan menyelimuti Aluna. Takut jika gadis itu kedinginan. Sudut bibir Rayyan tertarik saat mendengar dengkuran halus dari bibir Aluna.
"Good Night". Rayyan mematikan lampu kamar Aluna dan keluar dari kamar gadis itu.
**Bersambung.....
Hallo guys jangan lupa dukungannya ya**.