Kisah bermula dari seorang mahasiswa yang tiba tiba batal menikah, penyebab batal, tunangannya memilih membatalkan pernikahan karena mencintai pria lain dan sudah berselingkuh lama dengan pria itu.
Walau hatinya hancur, sang mahasiswa mengijinkan tunangannya pergi dan tentu saja tunangan nya langsung pergi dengan laki laki barunya tanpa mengetahui kalau sebenarnya dia salah memilih dan salah mengambil keputusan.
Alasannya karena sang mahasiswa yang di hina bukanlah mahasiswa dan pemilik kafe biasa, dia memiliki rahasia yang tidak pernah terbayangkan siapapun di belakang layar.
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, healing, psikologi, ceo.
100% fiksi ya, murni hasil pemikiran author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
“Aku mau batalkan pernikahan kita,”
“Klotak,”
Seorang pemuda menjatuhkan sendoknya ke meja, seorang gadis cantik mengatakan kalau dia ingin membatalkan pernikahan yang akan di langsungkan satu minggu dari sekarang pada saat dirinya sedang sarapan bersama di meja makan. Sang gadis mengangkat tangannya dan menaruh cincin tunangannya di meja, tepat di depan sang pemuda yang diam mematung dengan tangan seperti memegang sendok yang sudah jatuh ke meja dan mulut menganga.
“Ke..kenapa ?” tanya sang pemuda perlahan.
“Ini....kamu lihat Liam....lihat semua ini,” teriak sang gadis sambil menunjuk sekelilingnya.
Liam menoleh melihat sekitarnya, dia tidak melihat ada keanehan di tempat tinggalnya, kemudian dia menoleh melihat kekasihnya yang nampak sangat marah dan kecewa,
“Me..memang kenapa rumah ku, Grace ?” tanya Liam.
“Setelah menikah kita tinggal di lantai tiga kafe mu ini kan ? aku mau punya rumah besar, aku mau punya halaman, aku mau punya tetangga, setelah aku pikir matang matang selama sebulan terakhir ini, aku tidak bisa hidup seperti ini, membuka kafe pagi sampai malam hari, kuliah dan tinggal di tempat yang berantakan seperti ini, aku tidak akan sanggup,” jawab Grace sambil melipat lengan di dada dan menoleh ke arah lain.
Liam terdiam, hatinya bertanya tanya karena mendadak dia tidak mengenal gadis yang duduk di depan nya. Dia mengira hubungan mereka kokoh dan berniat mengarungi hidup bersama sama, Liam menatap wajah Grace di depannya, dia benar benar memperhatikan wajah gadis di depannya, apa gadis yang di cintainya masih ada di balik wajah itu karena gadis yang di cintainya tidak mungkin mengatakan akan membatalkan pernikahan dengan enteng seperti bertanya nanti malam makan apa dan menghina rumahnya.
Dia tidak menyangka sama sekali kalau Grace yang sudah menjalin kasih dengannya sejak sma kelas 10, berkata seperti itu seperti sedang kerasukan sesuatu, tapi dalam hati sebenarnya dia sudah merasa Grace menjauh dari dirinya sejak lama, walau tubuhnya bersama nya namun isi hati nya sudah berbeda, hanya saja dia tidak mau dan takut mengakuinya. Dia mencoba mempertegas perasaan dan dugaan nya selama ini,
“Apa ada laki laki lain ?” tanya Liam langsung.
Grace tidak menjawab namun dia menoleh ke arah lain menghindari tatapan Liam. Sikap Grace dan diam yang menyertai nya sudah mengatakan semuanya kepada Liam, dia yakin kalau ada laki laki lain selain dirinya yang saat ini berada di dalam hati Grace walau sakit mengakui nya. Liam melontarkan pertanyaan berikutnya,
“Siapa dan sudah berapa lama ?” tanyanya tenang.
“Memangnya penting hah,” jawab Grace galak.
“Hmm pantes tiba tiba dia minta bubar dan menghina rumah gue, berarti penyebabnya dia selingkuh, gue udah lihat tanda tanda nya, tapi...sakit mengakui nya,” gumam Liam dalam hati.
Sekali lagi, jawaban Grace sudah mengatakan semua yang perlu dia tahu, “haaaah,” Liam menghembuskan nafasnya, dia menatap Grace di depannya, hatinya terasa sakit ketika mengingat semua yang pernah dia lakukan untuk gadis di depannya ini sejak dari masih sma kelas 10, sewaktu pertama kali mereka jadian.
Kedua tangan Liam turun ke bawah meja, dia tidak mau Grace melihat tangannya yang mengepal dan gemetar karena emosinya mulai meluap melahap dirinya. Namun selain sakit hati dan kemarahan yang meluap luap, ada sebuah perasaan lagi di hatinya, perasaan yang tidak bisa di jelaskan oleh dirinya, sebuah perasaan yang dingin, berbahaya dan gelap.
Setelah mengamati wajah Grace yang sudah nampak mantap dengan keputusannya, akhirnya Liam membuka mulutnya,
“Baiklah, kita batalkan pernikahan kita, hari ini juga aku akan urus pembatalan nya,” ujar nya dengan suara berat dan mantap.
Grace langsung menoleh melihat Liam, raut wajahnya nampak marah, kecewa dan bingung menjadi satu, dia tidak menyangka sama sekali Liam bersikap tenang tanpa ada perlawanan atau meledak marah. Matanya mengamati wajah Liam yang juga sedang menatap wajahnya, dia bisa melihat ada kesedihan terlintas di mata Liam, namun seluruh wajah nya dingin tanpa ekspresi dan baru kali ini dia melihat sikap Liam seperti ini. Akhirnya, Grace mengeluarkan kartu terakhir untuk memancing Liam marah pada nya,
“Kamu kenal James William kan ? aku sudah enam bulan bersama dia, berbeda dengan kamu, dia mengajak ku makan di restoran mahal, berlibur di kapal yacht walau hanya sehari, membelikan ku gaun gaun mahal dan perhiasan, mengajak ku ke hotel bintang lima dan masih banyak lainnya. Dia berbeda dengan mu Liam, dia bisa memenuhi semua kebutuhan ku, aku memang mencintai mu, tapi kamu terlalu biasa, monoton dan membosankan, dengan James aku merasakan diriku menjadi wanita seutuhnya dan mendapat keseruan dalam hidupku, aku sadar hidup hanya sekali dan aku ingin menikmati nya, maaf kalau aku menyakiti kamu tapi aku tidak bisa membohongi lagi perasaan ku,” ujar Grace panjang lebar.
Grace melihat Liam yang menunduk, Liam menurunkan kedua tangannya karena ke bawah meja karena kedua tangannya mengepal dan gemetar mendengar nama James di sebut, dia tahu persis siapa James, anak seorang direktur utama sebuah rumah sakit terbesar di kota. Dengan susah payah dia menahan emosinya dan berusaha sabar, dia mengangkat kepalanya dan kembali mengamati wajah Grace yang sekarang menunduk.
Dia masih tidak percaya kalau wanita yang di cintainya mengatakan terang terangan dia selingkuh dengan seseorang yang tidak dia sukai dan bisa di bilang musuh nya, tanpa rasa bersalah seakan akan selingkuh adalah hal kecil seperti pergi jalan jalan ke taman dan pulang dengan santai. Setelah beberapa saat, akhirnya Liam mengangkat kepalanya dan menatap Grace,
“Baiklah, aku mengerti, semoga kamu bahagia, tapi aku ingatkan satu hal, kamu tentu tahu siapa James kan, dia suka main perempuan. Jadi yang mau aku katakan di sini, aku menghargai keputusan mu untuk bersama dia, tapi jika ternyata keputusan mu salah, aku tidak akan membuka pintu lagi untuk mu,” ujar Liam dengan suara berat dan tegas.
Grace terlihat mengernyit sedikit ketika mendengar ucapan Liam, tapi dia langsung bersikap biasa lagi, kemudian dia mengangkat kepalanya,
“Bagus kalau kamu ngerti, kamu harus sadar kalau kamu tidak ada apa apanya di banding James,” ujar Grace dengan nada sedikit tinggi.
“Ya, aku sadar, kapan kamu mau pergi ?” tanya Liam santai dan tersenyum.
Melihat wajah Liam yang nampak lebih dingin dari biasanya dan tanpa ekspresi walau tersenyum tipis, “braaak,” Grace menggebrak meja, dia berdiri dan berjalan ke kamar, “braak,” dia menutup pintunya dengan kencang sampai menimbulkan bunyi keras, lalu terdengar suara kamar mandi di buka dan di tutup dengan kencang dari dalam kamar.
Liam termenung di meja makan, dia menunduk memainkan sendoknya di atas piring, wajahnya benar benar tanpa ekspresi dan kosong, namun dia sudah bisa melihat karakter Grace yang sebenarnya barusan dan dia merasa lega mengetahuinya, walau dadanya terbakar emosi. Selagi termenung, tiba tiba “din...din,” terdengar suara klakson mobil di bawah.
Liam berdiri kemudian berjalan ke arah jendela, dia membuka tirainya dan membuka jendelanya, dia menjulurkan kepalanya keluar melihat ke bawah, ternyata ada sebuah mobil sedan mewah dan mahal berhenti tepat di depan kafe nya. Pengemudi mobil itu turun dan Liam mengenali siapa pengemudi itu,
“James, hebat sekali dia langsung menjemput Grace secara langsung dan tanpa sembunyi sembunyi lagi seperti selama enam bulan sebelumnya, dia menantang ku rupanya,” gumam Liam dalam hati.
James mendongak dan melihat Liam sedang menjulurkan kepalnya keluar, melihat ke arah dirinya, langsung saja dia melambai dan bersandar di mobilnya, nampak senyum kemenangan di wajahnya seakan akan dia baru mendapat jackpot hadiah utama bernilai miliaran. Liam menutup jendelanya dan berjalan kembali ke meja makan. Dia mendengar suara shower dari dalam kamar, langsung saja dia mengambil smartphone nya dan menelpon seseorang.
“Halo, bos,” sapa seorang wanita di sisi penerima telepon.
“Monica, tolong batalkan pernikahan ku, mulai dari ballroom, wedding organizer, katering dan semuanya yang terkait, minta refund pada mereka, kalau tidak bisa 100%, berapa saja tidak apa apa,” balas Liam.
Terdengar suara orang terkesiap di sisi lain telepon, Monica tidak berbicara sama sekali seakan akan seperti dia sedang berusaha menyerap seluruh kata kata Liam. Setelah beberapa saat,
“Ada apa bos ? kenapa di batalkan ?” tanya Monica.
“Grace selingkuh (berpikir) aku minta tolong selidiki direktur utama bernama Brandon William di rumah sakit kita, banyak laporan yang mengatakan kalau dia mencurigakan kan, sekarang aku ada alasan untuk melakukan penyelidikan terhadap nya, begitu ketemu hal yang mencurigakan langsung hadapkan dia pada ku dan kemudian kalau benar dia mengakuinya, pecat secara legal,” jawab Liam.
“Oh Tuhan, benarkah itu ? Grace selingkuh ? anda tahu siapa selingkuhan nya ?” tanya Monica.
“Benar, selingkuhan nya adalah James William, anak dari direktur William, oh ya jangan lupa memberi tahu tamu undangan dari pihak ku ya kalau pernikahan nya batal.
“Hmm saya mengerti maksud anda sudah menemukan alasan untuk melakukan pemeriksaan, baiklah bos, saya langsung kerjakan, saya pemisi dulu,” jawab Monica.
Telepon pun di tutup, Liam menaruh smartphone nya di meja dan pintu kamar terbuka, Grace keluar mengenakan blus berwarna putih yang serba terbuka sampai belahan dada nya terlihat, celana panjang ketat yang melekat di kulitnya dan sedap di pandang mata, full dandan, mengenakan kacamata hitam dan topi bundar, dia mematung menatap Liam dengan koper besar yang sepertinya sudah di siapkan sebelumnya, berada di sebelahnya.
“Kamu cantik,” puji Liam tersenyum walau hatinya bagai tertusuk jutaan jarum ketika memberi pujian.
“Terima kasih,” balas Grace singkat sambil menunduk.
“Cepat pergi, pacar mu menunggu di bawah,” ujar Liam santai.
Grace kembali terkesiap, namun dia kembali bersikap tangguh kembali, dia melangkah menyeret kopernya namun ketika tepat di sebelah Liam, dia berhenti dan menoleh melihat Liam yang duduk dengan santai di meja makan dengan wajah tanpa ekspresi dan tenang.
“Kamu benar benar tidak mau menghentikan ku ?” tanya Grace.
Liam menoleh, dia melihat wajah Grace yang sudah melepas kacamata hitam nya dan sedang menatap dirinya dengan mata yang penuh dengan misteri. Liam tersenyum,
“Tidak, kamu sudah mengambil keputusan, aku menghormati keputusan mu,” jawab Liam tenang dan tegas.
“Kamu tidak mencintai ku ?” tanya Grace.
“Tentu saja, aku sangat mencintai mu, tapi seperti yang ku bilang barusan, aku menghargai keputusan mu dan silahkan pergi, nikmati hidup mu dan jangan menoleh lagi ke belakang,” jawab Liam santai.
Grace terkesiap, dia tidak menduga Liam akan menjawab demikian, dia kembali memakai kacamatanya dan langsung berjalan menarik kopernya turun dari tangga tanpa menoleh ke belakang. Tak lama kemudian, terdengar suara mobil berjalan, Liam menunduk, setetes air mata mengalir melewati pipinya, namun dia segera menghapusnya,
“Terima kasih Grace, lo telah memperlihatkan diri lo yang sebenarnya sehingga gue bisa mengambil keputusan untuk diri gue sendiri mumpung usia gue baru 20 tahun,” ujar Liam dalam hati sambil tersenyum getir.
αყσ ƚɾιρʅҽ ʅ ʅαɳʝυƚƙαɳ...
ʂҽɱαɳɠαƚ υρ ɳყα ƚԋσɾ