Kisah cinta gadis sederhana Malika Jennaira dengan seorang pria kaya raya Dewangga Mahendra.mereka terpaksa menikah secara diam-diam tanpa melibatkan keluarga Dewangga karena hubungan tersebut tidak mendapatkan restu dari pihak keluarga Dewangga.belum genap sehari setelah ijab kabul di ucap kan, rumah tangga yang baru menuai bahagia langsung di hadapkan pada sebuah ujian besar.cukup lama bagi Malika akhirnya mengetahui rahasia besar yang di simpan rapi oleh suami nya.hingga suatu ketika membuat dada nya terasa sesak sekali.akan kah cinta tulus mereka bertahan setelah di hadapkan pada cobaan yang teramat besar ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebetulan Macam Apa Ini
Matahari dengan malu-malu mulai menampakkan diri.pekat nya malam kini mulai mencair menjadi terang.
Setelah sarapan Malika berangkat mencari rumah di sekitar Villa milik Pak Tejo.Malika berkeliling dengan di temani oleh Rita keponakan dari Pak Tejo yang rumah nya ada di sebrang jalan.
" Kamu Haus nggak Ta?" tanya Malika kepada gadis muda itu.
Rita menggeleng sambil tersenyum malu-malu, mereka berdua sengaja berjalan kaki sambil memakai sebuah payung besar untuk melindungi kulit mereka dari panas nya sengatan matahari.Rita baru lulus sekolah dan rencana nya akan melanjutkan pendidikannya di sebuah universitas ternama tidak jauh dari daerah sini.
Rita yang polos dan tidak banyak mau nya sangat cocok dengan Malika yang tidak terlalu banyak bicara.kedua nya seperti kakak beradik.walaupun baru kenal tetapi Malika sangat pandai mendekat kan diri nya kepada Rita.
" Belum Mbak,mau lanjut jalan atau istirahat dulu." tanya Rita balik.
" Aku kebelet pengen buru-buru ke kamar mandi Ta,tapi bingung cari toilet nya." keluh Malika yang memang sudah tidak tahan lagi ingin buang air kecil.
Rita tertawa terbahak-bahak melihat wajah Malika yang sudah memerah karena menahan rasa sesak di bawah sana,Rita memutar kepala mencari tempat yang menurut nya bisa di gunakan Malika saat ini.
" Hmm Kita numpang di warung itu aja gimana Mbak?" di jalanan yang mereka lalui ada banyak rumah warga tapi rata-rata pintu nya tertutup.mau cari toilet umum juga nggak ada.jalan satu-satunya ya numpang di warung makan meskipun banyak pelanggan cowok di sana tapi Rita terpaksa memberi ide itu kepada Malika.
" Boleh, memang nya di sana ada toilet?" Malika ragu tapi rasa sesak itu semakin kuat mendorong ketenangan nya.Malika takut ngompol di celana,mau taruh di mana muka nya kalau jalan dengan keadaan celana yang basah dan bau Pesing.
Baru mendekat saja Malika merasa tidak nyaman dengan tatapan mata yang tertuju ke arah nya,mereka menatap Malika seperti sedang kelaparan.Malika pura-pura tidak melihat ke arah gerombolan pria itu.dengan sangat erat dia memeluk lengan kecil Rita seakan tak mau berpisah dari gadis muda itu.
" Maaf Bu,boleh Kakak saya numpang di kamar mandi nya sebentar?" tanya Rita pelan.
" Boleh Dek, lurus aja ke belakang sampai mentok terus belok kanan ya." Ibu pemilik Warung mengarahkan Malika agar tidak sampai tersesat di gubuk yang reyot ini,meskipun bangunan nya sudah tua tetapi bangunan ini sangat luas sekali.
Malika keluar dari toilet dengan sedikit terburu-buru takut Rita bosan menunggu atau lebih parah nya Rita di goda sama pria yang nongkrong di sini.
Bugh..
" Aww..." Malika menjerit kesakitan akibat benturan keras itu membuat Malika sampai terjatuh menyentuh lantai yang belum di kasih keramik.
" Kamu..." ucap Malika dan penabrak itu secara berbarengan.
Malika masih ingat betul siapa pria ini, kemarin mereka juga pernah bertemu karena Malika yang lebih dulu menabrak nya, sekarang mereka berdua kembali bertabrakan lagi.pertanda apa ini batin Malika dengan wajah malu.
" Sorry... Apa sakit sekali?" tanya pria ini ingin membantu Malika berdiri tapi di tolak mentah-mentah oleh Malika.
" Lumayan,kenapa Kamu ada di sini?" tanya Malika ingin tahu,Malika ingin berpikir negatif kepada pria ini,tetapi dia tidak punya bukti yang kuat,lagian siapa dia sampai harus di ikuti oleh pria ini.
Malika menatap penampilan pria ini dari atas hingga ke bawah, tidak ada tanda-tanda kejahatan pada pria ini.
" Saya permisi ke belakang dulu." aneh banget mereka berdua.sekarang malah sama-sama kebelet pengen ke kamar mandi di tempat yang sama pula.apa maksud semua ini.
Malika mengernyit kan dahi tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.Malika mengedikkan bahu acuh karena di abaikan oleh pria tersebut.
" Kita minum dulu aja ya Ta,Mbak haus banget." Rita pun mengangguk lalu memesan minuman dingin kesukaan nya.
Sambil menunggu pesanan mereka berdua datang,Malika kembali menghubungi Pak Tejo untuk menanyakan tentang rumah kosong yang ingin dia beli,Pak Tejo menyebut kan satu alamat baru yang harus mereka datangi sebelum keduluan sama yang lain.pasal nya sudah dua rumah yang di ambil cepat oleh pembeli lain.Malika kalah cepat apalagi Pak Tejo tidak bisa mengantar nya mencari rumah karena harus membantu Ayah Rita memperbaiki atap rumah yang bocor.
" Berapa semua nya Bu?" tanya Malika sambil merogoh tas.
" Dua puluh ribu saja Mbak." jawab ibu warung lagi.
Malika membayar minuman mereka berdua dengan uang Pas,Rita sudah menunggu di depan dengan payung yang sudah terkembang lebar.mereka harus segera sampai sebelum Malika kembali kalah dari yang lain.
" Aww..." lagi dan lagi Malika kembali jatuh kali ini tidak sampai menyentuh lantai karena di tahan oleh seseorang.
Minuman yang baru Malika pesan habis tumpah di jas pria ini.Malika kesal tapi dia tidak tahu cara melampiaskan kekesalannya itu.
" Kamu lagi?" ketus Malika tidak suka dan segera menjauhi pria tersebut.
" Kamu kenapa suka sekali buru-buru tanpa melihat jalan,jas saya jadi kotor karena kecerobohan mu itu." balas Pria itu tak kalah ketus
" Aku nggak lihat kalau Kamu ada di samping ku,maka nya jangan dekat-dekat orang kalau nggak mau kena tabrak."Malika tidak mau kalah, perdebatan mereka berdua menjadi tontonan pengunjung warung sederhana ini.
Rita yang ketakutan berlari memeluk tubuh Malika,jika Malika sedang marah seperti ini wajah nya berubah mengerikan.Rita sampai ketakutan melihat wajah Malika.marah nya seorang pendiam memang sangat berbeda sekali.
" Kamu sengaja ngikutin Aku ya? Kemarin kan Kamu ada di ibu kota terus kenapa bisa sampai di sini berbarengan dengan Aku?" desak Malika ingin tahu.
" Saya sangat sibuk jadi tidak punya waktu buat ngintilin Kamu.punya otak itu di pakai bukan hanya di pajang saja."
" Kamu..Berani sekali Kamu mengatai ku seperti itu...Akan Aku balas Kamu."sembur Malika dengan keras.entah mendapatkan keberanian dari mana Malika sampai berkata seperti ini kepada pria ini.
Ibu warung ingin mendekati Malika melerai perdebatan yang terjadi,tetapi langsung di tahan oleh Seseorang yang sejak tadi berada di samping pria misterius ini.Ibu Warung meringis di tempat takut terjadi sesuatu kepada Malika,soal nya yang sedang Malika hadapi sekarang bukan lah orang sembarangan.Edo terkenal di daerah sini karena memiliki banyak tanah dan sebuah restoran ternama dan pabrik tekstil tidak jauh dari warung ini.ibu itu ingin teriak mengingat kan Malika tetapi tidak berani takut di anggap lancang sehingga berimbas pada warung nya ini.
" Nama ku Edo Sanjaya,panggil saja Edo." tiba-tiba saja pria ini memperkenalkan dirinya kepada Malika.tapi Malika hanya menatap sinis ke arah Edo.
" Aku nggak nanya." jawab Malika acuh.
" Baiklah terserah Kamu saja,Kamu harus mengganti jas saya yang sudah kotor ini."pria itu membuka jas mahal nya lalu di lempar ke tangan Malika.
" Nggak mau,kotor nya kan cuma sedikit lagian Kamu juga salah kok." kekeh Malika yang tahu kalau harga jas yang di pakai oleh pria ini sangat mahal .dulu dia pernah menemani Dewangga membeli beberapa jas yang sama seperti yang pria ini pakai.
Sayang uang nya kalau di gunakan untuk mengganti jas Edo,Malika memutar otak mencari jalan keluar,kalau langsung kabur dia takut Edo akan mencari nya ke Villa dan Bu Ani jadi kepikiran lagi kepada nya.
" Bagaimana kalau Aku cuci saja jas nya, nanti akan Aku kembalikan lagi jas anda itu."
" Its oke, tidak masalah.jangan sampai jas saya ini robek karena kecerobohan mu lagi."
Melihat wajah Malika yang semakin kesal menjadi hiburan tersendiri bagi Edo.seringai tipis terukir sama di bibir Edo saat ini.
" Tulis nomer ponsel mu di sini." dengan sedikit memaksa Edo meminta nomer ponsel Malika dengan alasan jas mahal nya tidak boleh sampai hilang.
Malika menulis nomor ponsel nya di layar ponsel milik Edo.jas yang kotor tadi sudah Malika masukkan ke dalam tas nya.Rita yang tidak tega melihat Malika di perlakukan seperti ini pun juga ikut menatap kesal ke arah Edo.
" Nona galak tapi cantik." Edo semakin menabuh genderang perang di antara mereka berdua,Malika ingin merampas ponsel Edo untuk mengganti nama nya di sana tapi Edo tidak bisa di kalahkan oleh tubuh nya yang mungil
" Ganti sekarang juga,nama ku Malika bukan seperti itu." Malika merasa lelah sekali hari ini,Rumah belum ketemu tapi dia harus meladeni pria bernama Edo ini.
Entah kenapa sejak awal pertemuan nya dengan Malika sewaktu masih di ibu kota waktu itu Edo sering merasakan perasaan aneh dalam hati nya setiap kali mengingat wajah Malika,Edo sudah meminta asisten nya untuk mencari tahu tentang Malika tapi identitas Malika sulit sekali untuk di dapat kan,semua karena Dewangga yang sengaja menutup nya dari luar.takut pernikahan mereka terbongkar dan Malika bisa bahaya di luar sana.
"Tidak boleh lolos." Batin Edo.
Bisa melihat jelas wajah cantik Malika dari samping hidung mancung,kulit putih seperti keturunan bangsawan ,bola mata yang indah dengan bulu mata lentik nya yang berkibar terkena hembusan angin.wajah galak Malika semakin membuat dia terlihat cantik sempurna.
Edo seakan tidak mau berpisah dari Malika,tapi berusaha dia sembunyikan karena tidak ingin terlihat lemah di mata orang- orang di sana.
" Aku permisi dulu,kalau jas nya sudah selesai di cuci nanti Aku kabari Kamu." Malika pergi tanpa menoleh lagi ke arah Edo.
Bersambung.
thanks kk author....🙏
ditunggu kelanjutannya Thor
lanjut Thor