Kisah cinta gadis sederhana Malika Jennaira dengan seorang pria kaya raya Dewangga Mahendra.mereka terpaksa menikah secara diam-diam tanpa melibatkan keluarga Dewangga karena hubungan tersebut tidak mendapatkan restu dari pihak keluarga Dewangga.belum genap sehari setelah ijab kabul di ucap kan, rumah tangga yang baru menuai bahagia langsung di hadapkan pada sebuah ujian besar.cukup lama bagi Malika akhirnya mengetahui rahasia besar yang di simpan rapi oleh suami nya.hingga suatu ketika membuat dada nya terasa sesak sekali.akan kah cinta tulus mereka bertahan setelah di hadapkan pada cobaan yang teramat besar ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencuri
Hampir satu jam menunggu di parkiran rumah sakit , membuat Malika gusar takut sekali rencana nya ketahuan Dewangga.padahal tadi sebelum memulai perjuangan Malika sudah sempat sarapan,namun karena lelah berpikir dan bertindak membuat perut nya kembali terasa kosong.Malika tetap menunggu Wildan di tempat semula karena dia sangat membutuhkan tanda tangan Dewangga untuk mempermudah proses perceraian mereka.Malika sangat sadar jika Dewangga sekarang begitu egois dan keras kepala terhadap nya,jadi tidak mudah untuk menghadapi pria itu,tapi Malika tidak ingin menyerah demi memperjuangkan kebahagiaan nya sendiri.
Mulut Malika tak berhenti berdoa agar jalan yang dia tempuh mendapatkan kemudahan.meskipun harus dengan berbohong tetap akan Malika lakukan,dia sangat berharap Dewangga sibuk di dalam sana sehingga tidak sempat membaca berkas yang di sodorkan oleh Wildan.
Tok...Tok..
Kaca mobil Malika di ketuk dari luar,Malika yang sedang fokus menatap layar ponsel seketika terlonjak kaget,ia pikir keberadaan nya di ketahui oleh Dewangga atau keluarga Mahendra,ternyata Wildan lah yang datang menghampirinya sambil menggoyangkan sebuah map di udara tak lupa dengan wajah sumringah nya.aneh sekali pria ini, padahal dia baru saja selesai mencuri tanda tangan Dewangga tapi wajah nya malah bahagia seperti itu seolah-olah tidak merasa bersalah sedikitpun.Wildan sangat puas sekali bisa membantu Malika menjebak Dewangga yang galak.
" Lama banget sih Pak? Hampir aja Aku tinggal tidur kalau Pak Wildan belum datang juga." seloroh Malika berbasa-basi.
" Sorry! Aku harus mencari alasan yang tepat supaya Dewangga tidak curiga,Nyonya kan tahu sendiri seperti apa suami nyonya itu." kekeh Wildan yang sebenarnya juga tidak menyangka Dewangga dengan mudah percaya kepada nya.tidak salah juga sih Dewangga bersikap seperti itu karena memang selama ini Wildan begitu bisa di andalkan.tapi kali ini Wildan berkhianat kepada bos nya.
Andai saja rencana nya tadi langsung ketahuan oleh Dewangga, pasti saat ini dia sudah di jebloskan ke penjara dan Dewangga pasti tidak akan pernah memaafkan nya.Wildan tidak habis pikir saja dengan Dewangga,padahal mereka sedang menginap di rumah sakit tapi leher bos nya itu malah penuh tanda merah,yang pasti bukan Malika pelaku nya karena menurut pengakuan Malika dia sudah tidak pernah lagi tidur satu kamar dengan bos nya itu.bos nya itu sangat aneh dan keterlaluan sekali.ngaku nya nggak cinta tapi doyan celap- celup sampai meninggal kan jejak seperti itu.Wildan menggeleng perlahan kepala nya mengusir bayangan buruk tentang Dewangga bersama istri kedua nya,Wildan memilih bungkam karena bukan ranah nya mengadukan apa yang dia lihat tadi kepada Malika.dia juga tak ingin membuat wanita ini tambah sakit hati dengan kelakuan bos nya itu.
" Hey kenapa malah melamun? Berhasil kan?" tanya Malika sedikit kesal karena Wildan masih saja memanggil dia dengan kata Nyonya.padahal dia sudah berulangkali mengingatkan Wildan untuk mengubah panggilan nya itu.
Wildan mengangguk dengan cepat lalu menyerahkan amplop itu kepada Malika.dengan tidak sabaran Malika membuka amplop itu dan melihat sudah ada tanda tangan Dewangga di sana.detik itu juga Malika sangat lega sekali,tubuh nya mulai bisa rileks setelah tadi tegang tak menentu.
Entah kenapa rasa nya Wildan ingin sekali mengelus kepala Malika,dia sudah menganggap Malika seperti adik nya sendiri, melihat Malika yang di perlakukan sangat kejam oleh keluarga Mahendra membuat Wildan tidak sanggup membayangkan betapa menderitanya Malika selama ini,padahal di antara kedua nya tidak memiliki kedekatan atau hubungan apapun.Wildan menghormati Malika sama seperti dia menghormati Nyonya besar.beda nya Malika selalu tersenyum ramah kepada Wildan sedang kan Nyonya besar selalu menampilkan wajah judes dan angkuh nya.
" Terimakasih banyak Pak Wildan, bantuan bapak ini sangat berarti untuk Aku, tanpa Pak Wildan mungkin saat ini Aku belum bisa mendapatkan tanda tangan Dewangga,sampai kapan pun pertolongan Pak Wildan ini akan selalu aku ingat."ucap Malika tulus,meskipun kemarin sempat membenci Wildan karena ikut membohongi nya, sekarang Malika sudah tidak memiliki dendam apapun lagi terhadap pria ini.Malika berharap Wildan benar-benar tulus menolong nya.
" Tidak perlu berterima kasih ,anggap saja kita impas Nyonya." Wildan tersenyum tipis menyadari betapa cantiknya wanita yang berdiri di hadapannya sekarang,sayang nya masih berstatus milik bos nya,Wildan mana berani menikung bos nya itu,dia hanya mengagumi Malika tapi tidak berniat untuk mengganti kan posisi Dewangga di hati Malika.Wildan sangat sadar diri dan juga sayang dengan nyawa nya sendiri.Dewangga akan berubah kejam jika ada yang mengusik nya,tapi belakangan ini berubah menjadi bodoh karena tidak sanggup menghadapi Elsa dan juga Nyonya Niken.Wildan mulai meragukan ketajaman bos nya itu.
Wildan bisa melihat sendiri tidak ada keraguan sedikit pun pada wajah Malika,dia merasa jika Malika akan pergi sejauh mungkin dari keluarga Mahendra.namun Wildan tidak berniat untuk menanyakan tentang itu kepada Malika,dia sangat menjaga privasi Malika .
" Aku pergi dulu,titip bos anda itu semoga selalu bahagia dengan pernikahan kedua nya." ucap Malika untuk terakhir kali nya mengajak Wildan mengobrol sebelum mereka berpisah dengan waktu yang tidak bisa di tentukan.
Wildan mengangguk sambil tersenyum hangat ke arah Malika, dengan senang hati dia membiarkan Malika pergi sejauh yang di inginkan oleh wanita itu.meskipun nanti dia yakin bahwa kepergian Malika akan menambah beban pekerjaan nya,Wildan memilih acuh yang penting Malika sudah terbebas dari keluarga sombong ini.masalah Dewangga mau tantrum itu urusan belakangan.
" Semoga Kamu menemukan kebahagiaan yang sejati." gumam Wildan menatap mobil Malika sampai tidak terlihat lagi.kali ini Wildan sengaja mempersembahkan sebuah senyuman hangat untuk Malika karena dia yakin mereka pasti tidak akan pernah bertemu lagi.
Malika kembali memutar setir mobil menuju ke kantor Pak Zidan untuk melengkapi berkas perceraian nya.
" Apa berkas nya sudah cukup Pak Zidan?" tanya Malika menunggu jawaban dari Pak Zidan.
" Sangat cukup Nyonya! Dengan tanda tangan Pak Dewangga membuat perceraian menjadi lebih mudah,sore ini juga saya akan menyerahkan berkas ini ke pengadilan,Nyonya Malika hanya tinggal menunggu hasil keputusan nya keluar."ujar Pak Zidan menjelaskan.
" Alhamdulillah." gumam Malika lirih tidak percaya dia bisa mengatasi semua ini sendirian.
Pak Zidan terkagum-kagum dengan sosok Malika, meskipun masih muda tapi tidak bodoh dengan nama nya cinta, tidak silau dengan harta yang dimiliki oleh pria yang sudah menyakiti nya.orang- orang seperti Malika ini lah yang ingin di tolong oleh Pak Zidan.
"Jika semua sudah selesai,saya ijin pamit ya Pak." kata Malika dengan nada suara pelan.
" Oh iya silahkan Nyonya ." balas Pak Zidan .
" Jangan panggil saya Nyonya lagi Pak, panggil saja Malika." ujar Malika tersenyum manis.
Andai saja Pak Zidan memiliki seorang putra yang sudah dewasa pasti Pak Zidan akan mengambil Malika menjadi menantu nya,namun sayang nya putra Pak Zidan masih menempuh pendidikan di sebuah universitas ternama yang ada di negara I.Malika pasti tidak akan mau di jodohkan dengan brondong nya Pak Zidan.
" AA iya baiklah nak Malika,kalau ada kabar terbaru nanti Langsung saya kabari nak Malika." Malika mengangguk mengerti lalu keluar dari ruangan pak Zidan sambil bersorak gembira.
Selanjutnya Malika akan menemui sahabatnya, seperti niat nya malam kemarin,mobil ini akan dia jual lalu di ganti dengan mobil baru agar nanti pelarian nya tidak bisa di endus oleh Dewangga.
Namun suara seseorang yang cukup familiar menyapa indra pendengaran nya,Malika dengan terpaksa membalikkan badannya.
" Malika..."
Degh...
Bersambung
untuk dewangga sendiri ati" bisa impoten loh