🙏 Novel ini dalam revisi
Follow Ig Author: cinta terindah217c
Melihat sang pacar berselingkuh dengan keponakannya, membuat Alice gadis berusia 20 tahun berniat mengambil surat mobil pemberiannya di rumah sang pacar.
Namun, siapa sangka dia di fitnah berbuat mesum bersama calon mertuanya yang membuat mereka harus menikah.
Siapakah yang memfitnah mereka? Kenapa mereka di fitnah? Yuk simak kisahnya!
Selamat membaca.
Jangan lupa untuk dukung Author.
Caranya Like,Vote,Favorit,Komen,dan beri hadiah sebanyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta Terindah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05 > Duda Karatan
Di pagi yang cerah ini, Alice masih tertidur sedangkan Kenan sudah bersiap sudah menggunakan jas dan sepatu, ia sudah bersiap ingin ke kantor karena kerjaan yang sudah menumpuk membuatnya harus berangkat ke bekerja.
Kenan membuka tirai agar cahaya matahari pagi masuk ke dalam kamar hotel dan Alice terbangun karena merasa sangat silau.
Alice perlahan membuka kedua mata dan melihat Kenan sudah rapi dan wangi ia bangun dan menghampiri sang suami.
"Om mau pergi kemana, kenapa sudah rapi sekali sepagi ini?" tanya Alice dengan sangat lemas, karena baru saja bangun tidur.
Kenan menatap wajah Alice.
"Om akan pergi ke kantor sayang, pekerjaan om sangat menumpuk sekali," jawab Kenan dengan ia mengambil baju yang berada di atas meja.
"Ini baju untuk Alice Om?" tanya Alice yang mengambil baju pemberian Kenan.
"Iya sayang, mandi dan bersiaplah om akan mengantarkan mu pergi ke kampus," ucap Kenan sembari mengambil ponselnya.
"Alice tidak mau Om, Alice malas pergi ke kampus," sahut Alice sambil berlalu pergi masuk kedalam kamar mandi.
Kenan baru selesai menelfon pelayan hotel untuk membawakan sarapannya dan juga Alice. Sebab, pria itu tidak memiliki banyak waktu untuk makan di bawah.
Sepuluh menit kemudian.
Pelayan datang membawakan makanan yang dipesannya tadi, ia meletakan makanan di meja kecil yang berada di depan sofa dan duduk ponselnya berdering.
📞Bastian.
[Halo Pa, apa Papa sudah pulang?]
[Belum Bas, ini papa sedang menunggu Alice mandi, dan apa akan ke antor pagi ini.]
[Apa aku boleh meminta sesuatu Pa?]
[Mintalah, apa itu katakan?]
[Aku ingin berbulan mandu Pa, di kota B.]
[Baiklah papa akan memberikan mu itu, tapi sesudah kamu pulang maka bekerjalah karena kamu sekarang sudah menikah.]
[Baiklah Pa, aku tutup dulu telfonnya nanti aku akan menemui Papa di kantor.]
Tut.
Tut.
Telfon terputus dan Kenan melihat Alice ke luar dari dalam kamar mandi. Terlihat gadis itu sudah rapi dengan pakaian tadi, juga rambut yang di ikat seperti ekor kuda.
"Ayo sarapan Om, Alice sangat lapar," ucap Alice sambil duduk di samping Kenan.
"Alice, kenapa kamu tidak ingin kuliah?" tanya Kenan sambil mengerutkan keningnya, karena sang istri tidak mau pergi ke kampus.
"Alice butuh waktu Om, Alice bingung kemarin teman-teman semua menanyakan kenapa, Bastian menikah dengan Kisya. Padahal, tunangan Alice," jawab Alice lirih.
Kenan yang mendengarnya ikut sedih ia merasa bersalah karena ialah dulu yang mendekatkan Alice dan Bastian.
"Baiklah sayang tidak apa, ayo makan nanti om akan mengantarkan mu pulang, dan akan ke kantor," sahut Kenan.
Pria itu mulai makan dan Alice juga makan, selama makan mereka berdua hanya diam sambil menikmati sarapan masing-masing.
Setelah mereka telah selesai makan.
"Om apa boleh Alice bertanya sesuatu?" tanya Alice mendekati Kenan.
"Boleh sayang. Tapi, di dalam mobil saja nanti om bisa telat tidak apakan?" jawab Kenan.
Kini mereka telah ke luar kamar dan Alice hanya mengikuti Kenan dari belakang.
Sesampainya mereka di luar, mobil yang di kendarai supir Kenan sudah menunggu mereka di depan hotel. Kenan dan Alice masuk dan duduk di belakang.
"Tadi kamu ingin menanyakan apa Alice?" tanya Kenan yang melirik ke arah Alice.
"Iya, ayah sama Om sudah lama mengenal, artinya Om tau ke mana ibu Alice pergi?" tanya Alice.
Kenan merasa bingung akan hal ini karena ia takut bercerita. Sebab, sudah berjanji pada Azi dia akan merahasiakan masalah itu.
"Apa, kamu siap sayang menerimanya kalau om ceritakan?" tanya Kenan balik dan ia menatap bola mata Alice yang berwarna biru.
"Iya, ayolah katakan Om, Alice sangat merindukan ibu, dari kecil tidak pernah di asuh oleh ibu," jawab Alice yang tersenyum bahagia.
Sebab, sebentar lagi ia akan tau di mana keberadaan ibunya, selama ini sang ayah tidak pernah menceritakan padanya.
"Sebenarnya ... "
Kenan menceritakan semua pada Alice, kalau ibu gadis itu pergi bersama sang kakek karena pernikahan Azi tidak mendapatkan restu.
Butiran bening langsung membasahi pipi mulus Alice, sungguh hatinya sangatlah sakit mendengarkan hal itu.
"Hiks ... hiks ... hiks, mengapa kakek tidak merestui ibu dan ayah Om, hiks... hiks."
Alice terus-menerus menangis, dan Kenan memeluk sang istri karena sangat sedih melihat istrinya seperti saat ini.
"Sudahlah, tidak usah menangis lagi ini sudah takdir, sekarang ada om dan ayah, yang menyayangi Alice," ucap Kenan yang ingin menghibur Alice.
Agar istrinya tidak bersedih lagi. Ya, ia memang merasa sangat lucu karena calon menantunya menjadi istrinya saat ini.
Alice hanya diam di dalam benaknya bertanya-tanya, kenapa kakeknya begitu jahat padanya dan tidak merestui hubungan antara ayah dan sang ibu.
Kini mereka telah tiba di rumah Kenan.
"Alice, om pergi ke kantor dulu, Alice di rumah bersama bibi tidak apa ya?" ucap Kenan sambil mengantar Alice sampai depan rumah.
Kini Kenan akan kembai ke dalam mobil namun langkahnya terhenti saat Alice memanggilnya.
"Om tunggu!" teriak Alice.
Gadis itu mendekati Kenan dan mencium tangan sang suami, dia bersikap seperti seorang istri yang sesungguhnya.
"Iya om berangkat, kalau ada apa-apa telfon segera," ucap Kenan.
Alice menganggukkan kepala, dan Kenan masuk ke dalam mobil hingga mobilnya menjauh dan sudah tidak terlihat lagi di mata Alice ia bergegas masuk rumah.
Alice langsung masuk kamar lalu ia mengambil ponselnya dan segera menelfon qyahnya lewat video call.
📞Ayah❤
[Hay sayang, apa kabar, apa kamu merindukan Ayah mu ini?] ucap Azi dari telfon.
[Baik Ayah. Alice merindukan Ayah.] Alice terlihat bersedih Azi melihat raut wajah Alice sedih.
[Ada apa sayang, apa Kenan menyakiti mu, katakan pada ayah biar ayah menghajar dia, berani-beraninya dia melukai putri kesayangan ayah.] ucap Azi.
[Ini bukan om Kenan yang membuat Alice bersedih. Tetapi, Ayahlah yang membuat Alice bersedih. ]Azi terkejut mengapa ia orangnya.
[Eh, mengapa ayah sayang apa yang ayah lakukan katakanlah?] tanya Azi.
[Alice merindukan ibu.] ucap lirih Alice.
Azi yang mendengarkannya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia bingung harus mengatakan apa kepada putrinya.
[Maafkan ayah Alice, ini bukanlah kemauan ayah.] ucap lirih Azi.
[Alice sudah tau Ayah, om Kenan sudah menceritakannya semua tadi pada Alice.]
ucap Alice, Azi terkejut mendengarnya. Sebab. Kenan sudah berjanji tidak akan menceritakannya kepada Alice.
[Ya sudah, ayah tutup dulu telfonnya, ayah ada pekerjaan bersama suamimu bay sayang. ]
Azi menutup telfon sedangkan Alice merasa lucu saat ayahnya mengatakan suamimu.
. . .
Azi merasa begitu kesal kepada Kenan karena telah melanggar janji kepadanya, dulu Kenan berjanji tidak akan bercerita kepada Alice mengenai ibunya gadis itu.
"Awas kau Ken, akan aku beri pelajaran kepada mu, karena kau telah membuat putri ku bersedih," ucap Azi.
Pria itu melangkah ke luar ruangan ia sangat kesal sampai ia tidak bisa menahan diri ingin segera bertemu Kenan.
Azi masuk ke dalam mobilnya dan ia segera melajukan mobilnya menuju kantor Kenan. Sebab, jarak Kantor mereka hanya butuh lima menit kalau menaiki mobil.
Azi telah sampai di kantor sang menantu dan ia segera masuk menuju ruangan Kenan.
"Kenan!" teriak Azi di depan pintu ruangan Kenan.
Kenan terkejut mendengar ada yang berteriak ia segera membukakan pintu ruangannya dan.
Bugk.
Bagk.
Bugk.
Pukulan Azi berhasil mengenai sudut bibir Kenan dan sudut bibir pria itu mengeluarkan darah segar. Kenan langsung menahan tangan Azi Kenan tidak ingin memukuli mertuanya itu.
"Azi mengapa kau memukul ku, katakan apa salah ku?" tanya Kenan sambil menahan tangan Azi yang hendak memukulnya lagi.
"Kau membuat putriku menangis dan bersedih!" teriak Azi ia mulai menahan emosinya.
"Apa yang ku lakukan ha, aku tidak meniduri anakmu tenang saja, " jawab Kenan sambil mengelap darah yang ke luar dari sudut bibirnya.
"Apa maksudmu, mengapa bicara seperti itu?" tanya Azi balik sambil menatap wajah Kenan.
"Ha, bukankah itu maksudmu tadi, lalu?" Kenan merasa bingung apa yang di maksudkan oleh Azi.
"Aku bukan menanyakan kau sudah meniduri anakku apa belum, itu hak mu sebagai seorang suami. Yang aku maksudkan mengapa kau menceritakan tentang ibunya Alice, kau sudah berjanji," ucap Azi ketus menatap wajah Kenan.
"Oh, jadi aku boleh melakukan dengan anak mu?" tanya Kenan entah ia polos atau memang ia ingin membuat mertuanya kesal.
"Apa pukulan ini masih kurang, atau kau mau menambahnya lagi?!" tanya Azi kesal.
"Sudah cukup Ayah mertua, aku minta maaf aku tidak tega melihat Alice memohon kepadaku, dia juga mengatakan kalau aku tidak bercerita dia tidak akan memberiku jatah," ucap dusta Kenan yang disusul gelak tawanya namun Azi langsung menoyor kepala Kenan.
"Dasar mesum, kasihan sekali anakku mendapatkan suami mesum sepeti mu," ucap Azi sambil mengibaskan tangannya ke udara.
Kenan langsung tertawa-tawa begitu juga dengan Azi, karena mereka sudah lama bersahabat dan mereka sama-sama menjadi duda karatan.
Azi yang menduda sudah cukup lama namun ia memiliki banyak wanita lain dengan Kenan yang masih setia.
.
.
.
Bersambung.
Hay, teman-teman jangan lupa untuk Like Vote Favorit Komentar.
Jika ada saran dan kritikan komen saja ya.
Author sangat berterimakasih atas dukungan dari kalian semu.
I Love You semua.😘