SPIN OFF PENGANTINKU, LUAR BIASA!
Tiger Sebastian, Ketua Mafia yang kejam, ambisius, pekerja keras dan pantang menyerah. Ia selalu bisa mendapatkan apa pun keinginannya dengan cara apa pun. Satu prinsipnya, nyawa harus dibayar dengan nyawa.
Status Cassanovanya harus berakhir karena dipaksa keluarganya menikahi Jihan, wanita yang hamil karena pernah dilecehkannya.
Tiger marah, kecewa namun tak bisa mengelak. Dia sama sekali tidak percaya bahwa itu adalah darah dagingnya. Jihan sudah kehilangan mahkotanya saat Tiger melakukannya.
Sesal membuncah ketika Tiger mengetahui kebenarannya. Namun terlambat, Jihan sudah pergi meninggalkannya. Yang mana, sudah mulai tumbuh benih-benih cinta di hatinya. Dia terus berusaha keras untuk menemukan istrinya.
Di tengah pencarian, Tiger juga mendapat serangan-serangan dari para musuhnya. Hingga tragedi besar terjadi.
Mungkinkah Tiger dan Jihan bisa bersatu kembali menjadi satu keluarga yang utuh? Yuk intip kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5. LEPASKAN DIA!
"Kemana perginya wanita itu?" bentak Tiger ketika berhadapan dengan dua pengawal yang berjaga di depan rumah.
Ia sengaja mematikan semua CCTV karena takut akan diretas oleh Leon dan jajarannya. Jika sampai itu terjadi, bisa dipastikan ia akan dihabisi oleh adiknya itu.
"Maaf, Tuan. Kami kira, Nyonya pergi atas izin dari Tuan!" jawab salah satu pengawal dengan ragu-ragu.
"Bodoh! Kabari saya kalau dia sampai di rumah!" pekiknya lalu berlari menuju mobil.
Tiger segera menyalakannya, menarik tuas dengan kasar, menggerakkan setir dengan cepat lalu menginjak pedal gas dengan penuh emosi. Mobil pun melaju dengan kecepatan tinggi.
Ia tidak tahu kemana harus mencari Jihan. Karena saat ini, Jihan tidak membawa alat komunikasi apa pun. Ponsel Jihan saja masih dibawanya.
"Brengsek! Kamu coba-coba lari dariku!" pekiknya menepuk benda bundar itu dengan sangat keras.
Tiger menyusuri jalan yang sekiranya dilalui oleh Jihan. Sepanjang perjalanan, ia terus mengumpat dan berteriak frustasi. Mata elangnya terus mengawasi kedua sisi jalan.
Tak terasa, mobil yang dikendarainya sudah keluar dari area pegunungan. Ia sudah mencapai perbatasan kota. Deru napasnya tak beraturan, keningnya terus berkedut karena gigi yang bergemeletuk.
Ia lalu memilih untuk putar balik, dan memutuskan untuk meminta anak buahnya menyebar di berbagai daerah melalui sambungan telepon. Amarahnya meledak tak terkendali.
"Awas aja kalau ketemu!" geramnya dengan kilat mata yang tajam.
Beberapa menit setelahnya, ia menerima telepon dari salah satu anak buahnya. Tiger memicingkan mata lalu segera menggeser slide hijau dan meletakkannya pada daun telinga.
"Bagaimana? Kalian menemukannya?!" geram Tiger menggelegar.
"Tuan, Nyonya ada di bar. Beliau ...."
"Shittt!!" umpatnya keras lalu membanting ponselnya dengan sangat kuat di jok sebelahnya.
Tiger segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia tak habis pikir, orang yang dicari sampai frustasi ternyata masih ada di lingkungannya.
Sudah mencapai pintu gerbang, mobil masih melesat dengan cepat, decitan rem terdengar memekakkan telinga dan mobil sempat berputar-putar di depan pintu masuk bar. Tiger keluar, melemparkan kunci pada salah satu penjaga keamanan untuk memindahkan mobilnya.
Kakinya mengayun dengan cepat, matanya menyebarkan pandangan ke seluruh penjuru. Ia mendaratkan tubuh di sebuah sofa panjang. Menopang kedua tangan di atas paha. Tak lama, dua wanita sexy pun menghampiri. Mereka duduk di sisi Tiger.
"Selamat malam, Tuan! Anda terlihat sangat lelah sekali?" sapa salah satu wanita itu bergelayut manja di lengan kekarnya.
Mereka adalah para wanita malam terbaik yang ada di bar tersebut. Karenanya, keduanya tak segan untuk menemani bossnya itu.
Salah satu di antaranya menatap Tiger dengan wajah menggodanya. Ia menempelkan belahan dadanya pada lengan kekar Tiger, lalu menggesekkannya perlahan. Jemarinya bermain di dada bidang pria itu.
"Tuan, apa Anda butuh pelayanan? Aku akan memuaskanmu malam ini, sampai hilang semua rasa lelahmu. Tergantikan dengan kenikmatan yang tiada tara," bisiknya melingkarkan kedua lengan pada bahu lebar Tiger.
"Hmm ... kami berdua akan memberikan servis terbaik untuk Anda, Tuan," goda wanita lain mulai meraba rahang yang ditumbuhi bulu-bulu halus di sana. Bahkan ujung kakinya mulai bergerak pada betis Tiger.
Tidak seperti biasanya yang langsung melahap siapapun yang menggodanya. Kini semua berbeda, setelah bertemu dengan Jihan. Tiger sama sekali tidak tertarik menanggapi mereka berdua. Ia masih menajamkan tatapan lurus ke depan sembari mengetatkan rahangnya.
"Tuangkan aku minuman!" gumam Tiger dengan suara beratnya, tanpa menoleh sedikitpun.
"Dengan senang hati, Tuan," ucap wanita itu segera menuangkan wine yang sudah tersaji di hadapan mereka.
Dengan gerakan anggun dan lihai, tangan lentik itu menjulur ke depan mulut Tiger untuk menyuapinya. Jihan yang baru saja lewat, tidak sengaja melihat keberadaan Tiger bersama dua perempuan yang ia kenal sebagai wanita penghibur.
Langkahnya sempat terhenti, matanya nanar melihat pria yang berstatus suaminya itu digelayuti dua wanita cantik dan sexy. Ada sedikit nyeri yang menusuk hatinya. Bagaimanapun, dia adalah suaminya meskipun sama-sama tidak menghendakinya.
Bibir tipisnya menyunggingkan senyum getir. Tangannya meraba perut yang masih datar. 'Mungkin memang sudah takdir kita cuma hidup berdua, Nak. Jangan ngandelin siapapun!' gumamnya pelan hingga setetes bulir bening mengalir di pipinya.
Jihan menghela napas panjang. Ia lalu melangkah tanpa mempedulikan yang ada di sekelilingnya. Tiger masih tidak menyadari kehadiran wanita itu. Dua perempuan itu masih tak menyerah menggoda Tiger. Mereka mengajak Tiger bersenda gurau sambil meraba wajah tampannya atau sesekali dada bidangnya.
Jihan menjalankan aktivitas seperti biasa. Ia mencoba untuk menghalau rasa tidak nyaman di hatinya. Beberapa saat berlalu, dia mengantarkan sebuah minuman tepat di depan meja Tiger. Meski awalnya ragu, akhirnya ia melangkah ke sana, meletakkan minuman yang dipesan oleh pelanggan.
"Silakan menikmati, Tuan!" ucapnya di tengah hentakan musik DJ yang menggema. Tubuhnya membungkuk lalu mundur dan hendak kembali.
Jihan tersentak ketika tiba-tiba lengannya ditarik, refleks dia berbalik menatap cengkeraman di lengannya. "Eitt! Tunggu dulu, Cantik! Mau ke mana? Kenapa buru-buru sekali?" ucap pria berparas tampan dengan tatapan mesumnya. Mata itu memindai seluruh tubuh Jihan yang nampak sangat sexy dan menggoda.
DEG!
Bola matanya melebar dengan sempurna, kepalanya berdentum kuat, kepanikan mulai menjalar di seluruh aliran darahnya hingga berdesir hebat.
"Ma ... maaf, Tuan. Saya harus mengantar minuman untuk pelanggan lain," elak Jihan mencoba melapaskan. Panas dingin kini ia rasakan.
Pria itu menarik pergelangan Jihan dengan kasar. Hingga tubuhnya terhuyung dan terjatuh ke pangkuan pria asing itu. Tawanya menggelegar meski terbenam dengan suara musik DJ.
"Tolong lepaskan saya, Tuan! Saya hanya pengantar minuman!" Jihan menekan kedua bahu pria yang mencoba menarik pinggang Jihan agar merapat pada tubuhnya.
Seketika dada Jihan terasa sangat nyeri. Napasnya tertahan di dada. Seperti ada beban yang sangat berat menghimpit hingga kesulitan bernapas. Keringat dingin mulai bermunculan di wajah cantiknya. Matanya terpejam dengan kuat. Tangan pria nakal itu mulai menyusuri punggung Jihan.
"Tidak! Jangan lakukan itu padaku, aku mohon!" rengek Jihan tersengal-sengal sembari menahan tubuhnya agar tidak merapat pada lelaki itu.
"Hahaha! Kamu sombong sekali, Cantik! Aku akan membayarmu dua kali lipat dari gajimu. Tapi, temani aku lebih dulu." Pria itu meraba pipi mulus Jihan yang seketika tubuhnya meremang.
Jihan menggeleng dengan kuat. "Enggak! Jangan lakukan itu!" pekiknya mulai berhamburan air mata.
Tubuhnya gemetar ketakutan. Bayangan pelecehan kembali terulang-ulang di kepalanya. Dadanya berdebar hebat dengan getaran tubuh yang semakin kuat juga. Isak tangisnya semakin keras, pria itu mengernyitkan dahinya. Ia menoleh pada rekan yang duduk di sampingnya yang hanya mengedikkan bahu saat melihat Jihan.
"Lepaskan dia!" teriak seseorang memukul punggung pria itu dengan keras.
Bersambung~
SaLe udah aku kirim dari kemarin. Tapi nyangkut gak lolos2 reviewnya. Entah apa salah dan dosanya 😩