NovelToon NovelToon
Become Mafia'S Wife

Become Mafia'S Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Salvador

Dena baru saja selesai menamatkan novel romance yang menurutnya memiliki alur yang menarik.

Menceritakan perjalanan cinta Ragas dan Viena yang penuh rintangan, dan mendapatkan gangguan kecil dari rival Ragas yang bernama Ghariel.

Sebenarnya Dena cukup kasihan dengan antagonist itu, Ghariel seorang bos mafia besar, namun tumbuh tanpa peran orang tua dan latar belakang kelam, khas antagonist pada umumnya. Tapi, karena perannya jahat, Dena jelas mendukung pasangan pemeran utama.

Tapi, apa jadinya jika Dena mengetahui sekelam apa kehidupan yang dimiliki Ghariel?

Karena saat terbangun di pagi hari, ia malah berada di tubuh wanita cantik yang telah memiliki anak dan suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 : Merasa tak cukup

...****************...

“Gevan?”

Laki-laki itu duduk santai sembari menyesap minumannya di sana. Mungkin ia mengusir Bastian begitu saja, pikir Araya.

“Tadi Ghariel membuat masalah di sekolahnya, tolong jangan marahin dia.” Pinta Araya sembari menopang wajahnya dengan tangan di atas meja.

Gevan menaruh gelasnya, “Aku lebih berminat memarahi Bastian karena gagal menjaga kamu, dan bagaimana kamu terus bertemu bajingan itu.”

Araya terkekeh kecil sembari meminum wine nya, sudah ia duga Gevan pasti tahu hubungannya dengan Romeo selama ini.

“Aku udah lama putus,” sepertinya efek alkohol yang ia konsumsi membuat Araya bisa lebih terbuka pada laki-laki ini.

“Aku tahu,”

Araya kini menyangga dagunya dengan satu tangan, “Kemarin, kamu sama sekali belum menjawab pertanyaan aku.”

Laki-laki itu malah membongkar apa yang tidak Araya tahu sehingga membuatnya stress hingga sekarang.

“Itu bukan sesuatu yang perlu di jawab.” Gevan rasa kelakuan bejatnya sudah menjawab pertanyaan Araya.

Araya menatap laki-laki itu intens, ia masih sepenuhnya sadar saat ini, walau sedikit ngefly. Bukankah ia bisa mengorek informasi tanpa memikirkan imej nya sekarang?

“Kenapa semua orang jahat? Kamu, keluarga aku, semuanya, hah..” Ia terkekeh kecil setelahnya.

“Aku tidak seperti mereka, Araya.”

“Tapi karena kamu, aku nyaris jadi penghuni rumah sakit jiwa,” gumam Araya yang masih dapat Gevan dengar di kesunyian malam ini.

“Gimana tanggapan orang tua kamu saat tahu anaknya sebejat ini?” Tanya Araya.

“Entahlah, kalau kamu lupa aku juga yatim piatu seperti kamu. Mereka udah gak ada saat itu,” jawab Gevan.

“Oh, iya. Aku gapunya orang tua.” Araya kembali terkekeh setelahnya. Entah di kehidupan dulu ataupun sekarang, ia tidak tahu apa itu kehangatan keluarga. Memang malam sekali nasibnya.

Gevan merebut gelas Araya kala gadis itu hendak kembali meneguk minumannya, “cukup untuk minumnya malam ini. Ayo aku antar ke kamar kamu.”

Araya terlihat sedikit kesal, “gendong,” pintanya asal.

Tanpa kata Gevan langsung menuruti, ia menyelipkan lengannya ke bawah lutut Araya, sementara tangan satunya menopang punggung gadis itu dengan kokoh. Dengan sekali angkat, ia menggendongnya dalam posisi bridal style—erat, seolah tak ingin membiarkan Araya terjatuh walau sedetik.

Araya terkejut, jemarinya refleks mencengkeram bahu Gevan, merasakan betapa kuatnya lengan pria itu menopang tubuhnya. Pipinya merona saat napas hangat Gevan menyapu pelipisnya, namun ia terlalu bingung untuk berkata-kata.

“Santai saja,” bisik Gevan, suaranya terdengar rendah di telinganya. “Aku tidak akan menjatuhkanmu.”

Araya menyandarkan kepalanya di bahu laki-laki itu saat Gevan mulai berjalan, menaiki lift dan membawanya menuju kamarnya.

“Buka pintanya,” titah Gevan di depan pintu kamar gadis itu.

“Hmm,” Araya hanya bergumam tak jelas, ia malah semakin mendekatkan wajahnya ke leher laki-laki itu, membuat Gevan meneguk ludahnya kasar.

Ia membuka pedal pintu walau sedikit kesulitan, setelahnya membaringkan Araya dengan lembut di tempat tidur gadis itu.

Belum Gevan menjauh, Araya sudah menahan tangannya.

“Jangan pergi. Temani aku tidur di kamar luas ini,” gumam Araya, suaranya benar-benar kecil.

“Aku gak mau mendengar teriakan kamu saat bangun besok pagi,” Tolak Gevan.

Araya tersenyum kecil, “Gak akan,” ujarnya.

Gevan sendiri berbalik menuju pintu, untuk pergi? Bukan, hanya untuk menguncinya. Tidak mungkin ia menolak tawaran Araya dengan sia-sia. Ia mematikan lampu dan hanya menyisakan lampu tidur yang temaram.

Gevan berbaring di sebelah Araya, ia menyelimuti gadis itu dengan benar. Setelahnya mengusap-usap rambut Araya yang mama sang empu sudah mulai memejamkan matanya.

Nyatanya, Gevan merasa tak cukup. Ia kira bisa berbaring di tempat tidur yang sama dengan Araya seperti ini sudah membuatnya bersyukur. Tapi, Gevan menginginkan sesuatu yang lebih.

Laki-laki itu menatap langit-langit kamar Araya, jika diingat kapan terakhir kali mereka melakukannya?

Saat Araya dinyatakan hamil. Saat itu yang ada di pikiran Gevan hanya tentang pernikahan mereka. Sekalipun Araya sangat membencinya dulu, ia berhasil mempengaruhi gadis itu agar anak mereka kelak tak menjadi cemoohan, karena lahir di luar pernikahan.

Dan setelah menikah, sampai sekarang. Lebih dari tujuh tahun, mereka tak pernah melakukannya.

Gevan melirik istrinya yang sudah memejamkan mata, bukankah ini saat yang tepat? Gevan bukannya ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Ia hanya, menginginkan haknya.

“Araya,” panggil Gevan pada akhirnya.

Gadis itu terlihat membuka matanya yang cukup memerah, sebenarnya Gevan tak tega. Tapi, sisi iblisnya lebih dominan saat ini.

Gevan menyingkirkan guling yang menjadi pembatas mereka. Perlahan, tangan laki-laki itu memberikan distraksi pada Araya.

Jemarinya menyusuri leher putih itu dengan pelan, terus naik hingga mengusap pipi dan bibir Araya. Gadis itu hanya menatapnya, wajah setengah mengantuk yang sialnya terlihat sangat menggoda di mata Gevan.

Gevan mendekatkan wajahnya, dan mulai meraup bibir tipis itu. Bibir yang selama ini ingin ia rasakan setiap memberi umpatan yang ditujukan untuk dirinya.

Merasakan ciumannya di balas, membuat Gevan semakin gencar. Ia sudah sepenuhnya berada di atas gadis itu, Gevan menuntun tangan Araya agar melingkar di lehernya.

Gevan benar-benar sangat menyukai saat mereka saling bersentuhan seperti ini. Laki-laki itu menarik wajahnya, memperhatikan bagaimana wajah Araya yang terengah-engah saat ini.

Cantik, sangat cantik. Paras indah Araya lah yang selalu berhasil membuat Gevan menghilangkan kerasionalitasnya.

Gevan kembali mengecup bibir itu, lalu beralih pada pipi, telinga dan leher jenjang Araya. Ia mengecup, menjiIat, dan meninggalkan tanda kepemilikannya di sana.

“Engh.. Gevan..” Lenguh Araya merasakan hisapan di lehernya.

Gevan tersenyum senang mendengar bagaimana namanya di sebut dengan sensual oleh istrinya itu.

Gevan terus melanjutkan kegiatannya. Melakukan semuanya dengan perlahan tanpa tergesa-gesa, ia ingin membuat Araya sepenuhnya nyaman.

Setelah berhasil melepaskan helaian benang di tubuh istrinya, Gevan beralih membuka semua pakaiannya dengan cepat.

“Terus, sebut namaku, Araya.” Pinta Gevan dengan suara rendahnya.

“Akhh.. Gevan!” Araya berteriak sakit ketika Laki-laki itu memasukinya.

Gevan memejamkan matanya, merasakan kenikmatan yang telah lama tak ia rasakan itu. Cakaran Araya yang ia yakini membuat luka di punggungnya semakin menambah kenikmatan Laki-laki itu.

Ia kembali membungkam bibir gadis itu dengan ciumannya, dan melanjutkan kegiatan mereka. Kamar Araya di yang biasanya hening kini diisi suara saling menyahut dari kedua insan itu.

“Araya...” Gevan terus menatap wajah cantik itu, mempercepat pergerakannya.

“Gevan, jangan keluarin di dalam,” Pinta Araya di ambang kesadarannya.

Gevan terlihat tak senang, tatapannya seolah memprotes.

“Aku masih harus memperhatikan Ghariel. Jangan memberinya adik dalam waktu dekat ini,” jelas Araya. Akal sehatnya masih teringat pada Ghariel yang harus ia curahkan kasih sayang berlebih, mengingat kelakuannya selama ini.

“Baiklah,” jawab Gevan

Tak apa, jawaban Araya tak menyakitinya. Dan Gevan tak keberatan akan itu.

Bukti percintaannya memenuhi perut Araya. Gevan mengambil kemejanya dan dengan lembut membersihkan perut gadis itu.

Setelahnya Gevan menatap Araya yang masih menyesuaikan nafasnya, tanpa kata ia memeluk gadis itu erat.

Gevan tak dapat menyembunyikan senyum senangnya. Malam pertamanya dengan Araya terealisasikan walaupun setelah tujuh tahun.

“Gevan, berat.” Araya mendorong laki-laki itu pelan, Gevan akhirnya berpindah berbaring di sebelahnya.

“Kamu sadar?”

Araya menatapnya sinis, “Kamu pikir bercinta dengan siapa?” Tanyanya, ia hanya mabuk, bukan tak sadar.

Gevan terkekeh kecil, bagus. Araya memang harus mengingat malam ini, ia tidak rela jika gadis itu melupakannya begitu saja.

Setelah lima menit, Gevan rasa cukup untuk gadis itu beristirahat sebentar. Ia kembali membuat Araya bernafsu, dan mengulangi kegiatan mereka hingga kamar Araya terang karena cahaya matahari pagi.

...****************...

tbc.

like dan komen sebelum lanjut♡♡♡

1
sipuuttt
lagiii, banyak² thorr 😍
Darmanto Atok
next Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
Lay's
Araya jadi jahat, Gevan pun makin terjerat wkwkwk
Putra Satria
next lagi Thor semangat terus ya Thor up x slalu d tunggu jadi gpl/Determined//Angry//Determined//Angry//Smirk//Smirk/
Darmanto Atok
next Thor 💪😊👍
Lay's
OMG, INI MAH SWEET ABIZZZZ
Sulati Cus
tambah berwarna lg geril jika tar adikmu launching 😂
Diyah Pamungkas Sari
seperti batu..... 😑😑🤣🤣🤣🤣
Lay's
Akhirnya Araya berhasil menghindari kematian sesuai alur novel
Darmanto Atok
next Thor 💪😊👍
Ida Rohani
🤩up lagi 🤩donk😍thor😘🤗
Ida Rohani
🤩lagi🤩donk 😍thor😘🤗
sipuuttt
Luar biasa
sipuuttt
kukira marga bapaknya 🥲
Sulati Cus
nah baru bener Araya
Zeana
tanggung ihh uppppp lagiii
IndraAsya
👣👣👣👣👣
Putra Satria
/Whimper//Sob//Whimper/author nich terlalu pagi pagi malahan di kasih Uwu uwu/Facepalm//NosePick//Determined//Angry//Determined/
Lay's
Bagus, terus tingkatkan hubungan kalian agar Ghariel ga jadi korban
Lay's
Bastian jadi keseringan terlibat sama Araya. Bisa-bisa si Gevan kepanasan ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!