Sagara

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Sepeninggal Daddy Ricko dari kamar Sang cucu, Sagara melanjutkan lagi istirahatnya di waktu yang sudah lewat tengah malam tersebut. Dari yang di ia dengar barusan, sudah bisa di pastikan jika papahnya memang tak ada di rumah mewah tersebut, melainkan di rumah utama.

Pandangannya tetap menatap ke arah langit langit kamar yang redup karna hanya lampu tidur yang menyala. Tapi, Sagara langsung bangun saat bayangan seseorang terlintas begitu saja.

"Aish!" Sagara sampai mengusap wajahnya secara kasar karna tak ingin wanita cantik itu menguasai pelupuk matanya.

"Sial! kenapa jadi gak ngantuk sih?!" lanjutnya kesal sembari mengacak rambutnya.

Sagara yang menarik napas dalam-dalam langsung membuangnya pelan, ia lakukan itu berkali-kali sampai perasaannya jauh lebih baik tapi hasilnya Si jantung justru tetap berdebar hebat tak seperti biasanya.

Ada apa? jangan dia... ku mohon jangan dia orangnya!!!

.

.

.

Cek lek

Bukan Mommy Ameera namanya jika harus sabar menunggu cucu kesayangannya itu bangun, jadi alhasil ialah yang mendatangi Sagara di pagi buta ketika tahu anak itu sudah ada di bangunan mewah kediaman Pradipta.

"Saga! syukurlah kamu sudah pulang, Nak."

Pemuda tampan yang masih bermimpi itu pun langsung mengerjap saat namanya terus ada yang memanggil, dan tak hanya itu sebab bahunya pun berasa terus bergoyang-goyang.

"Saga, ayo bangun," ucap Mommy lagi yang benar-benar tak sabar ingin memeluk Sagara.

"Hem, Mommy---," sahut Sagara dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya yang merah pertanda ia masih mengantuk mengingat ia baru tidur tak lebih dari 3 jam.

Bukan menjawab, wanita yang semasa mudanya berambut pirang itu langsung menciumi wajah berantakan Sagara yang nyatanya tetap tampan.

"Mommy senang kamu sudah pulang, kenapa harus menunggu nanti jika bisa pulang bersama kakakmu, hem?" tanya Mommy yang sebenarnya kecewa karna sudah lelah menunggu kedatangan cucunya.

Sagara yang perlahan kesadarannya terkumpul bangun dari baringnya, ia duduk meski kepalanya terasa begitu pening.

"Maaf, Mom. Aku harus izin pamit dulu pada keluarga Bapak," jawab Sagara memberi penjelasan.

"Keluarga yang menolongmu?" tanya Mommy Ameera.

"Iya, Mom. Bapak tak ada di rumah saat Kak Sam datang menjemputku," jelas pewaris utama Pradipta tersebut.

Mommy paham, karna harta, kuasa dan tahta sama pentingnga dengan adab. Itulah yang selalu di ajarkan mulai dari keturunan Singa [Papah Wisnu] hingga semua anak cucunya juga sekarang.

"Iya, Nak. Tak apa, tapi Mommy benar-benar. khawatir padamu, Sayang. Jangan begini lagi ya," mohon wanita itu yang kini mulai terisak sedih.

Sagara hanya tersenyum, ia percaya dengan yang di katakan Mommy nya tapi jika yang mengatakan itu adalah Papahnya mungkin Sagara akan mencebik karna ragu.

"Ya sudah, kamu mau istirahat lagi, atau mau bersiap untuk sarapan?"

"Aku mau pergi bertemu dengan teman temanku, Mom," jawab Sagara yang ingat dengan ke-empat sahabatnya itu.

"Kamu tak ingin bertemu dengan Papahmu? dia ada di rumah utama," kata Mommy sambil mengusap pipi Sagara.

"Biar saja, apa peduliku Papah ada dimana," sahut Sagara yang sepertinya malas membahas hal tersebut.

Zico yang mengabaikan Sang putra nyatanya justru di sambut dengan baik sampai di balas dengan hal yang sama. Jika sudah begini akan sulit bagi keduanya untuk kembali baik, sebab ego dan gengsi lah yang bertahta dalam hati dua pria yang patah hati tersebut.