NovelToon NovelToon
Nona Menikahi Bocah

Nona Menikahi Bocah

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Nikahkontrak / Lisa / Tamat
Popularitas:46.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ria Mariana

AWAS! Cerita ini bikin SENYUM-SENYUM SENDIRI.

Dewa Arga, cowok baru lulus SMA, belum mendapat ijazah sudah disuruh orang tuanya untuk menikah dengan wanita yang lebih tua darinya.

Bagaimana bocah petakilan itu bisa menjadi seorang suami yang baik?

Bara Abraham Wiratmaja, kakak tiri Nona yang baik dan tentunya tampan akan menambah manis cerita ini.

**
IG : marr_mystory

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 : Kebijakan Dewa

Zalina, mual-mual di kamar mandi. Perutnya begitu menyiksa dirinya. Dia sudah meminum obat pereda mual tetapi tidak mengefek. Setelah melahirkan Elara, dia menjadi sulit hamil bahkan program hamil pun sudah dia jalani bertahun-tahun tetapi tidak membuahkan hasil tetapi kali ini dia benar-benar hamil. Bukannya bahagia tetapi dia malah takut dan khawatir.

Zalina menuju ke kamarnya untuk mengambil ponsel. Dia menyelinap seperti maling dan tidak melihat sang suami di kamar. Zalina dengan cepat mengambil ponselnya dan lari masuk ke kamar mandi.

Zalina berkumur terlebih dahulu sebelum keluar dari kamar mandi. Dia berkaca, matanya melihat perutnya yang masih rata.

"Za?" teriak Bara.

Zalina langsung keluar dari kamar mandi. Dia melihat Bara yang baru pulang dari rumah sakit menjenguk adik iparnya.

"Wajahmu pucat, kau sakit?" tanya Bara sambil memegang kening Zalina.

"Enggak, mas. Aku baik-baik saja, kok. Oh ya, keadaan suami Nona bagaimana?" tanya Zalina mengalihkan pembicaraan.

Bara duduk di tepi ranjang sambil memandang ponselnya. "Keadaan Dewa tidak parah tapi mendapat jahitan di kepalanya."

Zalina melirik ponsel Bara, walau Zalina tengah berselingkuh dengan pria lain tetapi dia tetap tidak rela jika Bara dekat dengan wanita lain. "Ehmm... Mas, masih berhubungan dengan Bunga?" tanya Zalina.

Bara mendongakkan kepalanya. Dia melihat wajah Zalina yang khawatir membuatnya gemas. Bara berdiri dan memeluk tubuh Zalina. "Aku hanya milikmu, dek. Bunga hanya mantan karyawanku saja. Kami tidak ada hubungan lebih," ucap Bara.

Zalina melepas pelukan Bara, dia memandang wajah Bara yang sekilas mirip dengan wajah selingkuhannya. Disaat bersamaan, terdengar bel pintu berbunyi. Zalina bergegas membukanya.

"Arsel?" ucap Zalina.

"Elara ada, kak?" tanya Arsel.

"Ada di kamar. Kenapa mencari Elara?"

Arsel tersenyum kecil. Zalina mempersilahkannya masuk dan menemui Elara di kamar. Elara sedang sibuk melukis dan tidak mau keluar jika lukisannya belum selesai.

"Arsel, jika sudah cepat keluar, ya. Elara harus beristirahat setelah ini," ucap Zalina.

Arsel menganggukkan kepala. Setelah menutup pintu kamar Elara dia mendekati gadis itu. Rambut panjang Elara memang terlihat halus dan wangi. Arsel tanpa sadar membelai rambut Elara. Elara mengernyitkan dahi lalu menengok ke belakang.

"Apa?" tanya Elara datar.

Arsel sontak terkejut, ia berdehem. Dia melihat lukisan yang di gambar oleh Elara. Mawar hitam beserta duri tajam bahkan diatasnya terdapat burung gagak bertengger di batang mawar yang penuh duri itu.

"Kau memang cewek aneh," ucap Arsel.

"Apa maumu datang kemari?" tanya Elara.

Tangannya bergerak naik turun mewarnai gambar yang hampir jadi. Ekor mata Arsel mengikuti pergerakan tangannya.

"Kau menyuruh orang untuk mencelakai Dewa 'kan?" tanya Arsel.

"Iya, emang kenapa? Yang penting dia tidak sampai mati."

Arsel mendengus, ia menarik bahu Elara yang sedang melukis untuk menghadap wajahnya. Mata Arsel menjadi tajam tetapi Elara masih biasa saja. "Awas jika kau sampai menyakiti Nona!" ancam Arsel.

"Apa bagusnya sih anak haram itu? Kemana-mana di bela," ucap Elara.

Arsel menjadi sangat geram. Dia hampir saja akan memukul Elara tetapi Arsel menahannya karena tidak mungkin bisa memukul perempuan.

Ceklek...

"Arsel, lebih baik kalian bicara di ruang tamu saja. Tidak baik jika malam-malam begini kalian hanya berduaan di kamar," ucap Bara membuka pintu.

"Maaf, kak. Saya akan langsung pulang."

Arsel keluar dari kamar Elara dan membungkuk hormat kepada Bara. Tentunya Arsel tidak akan diam saja dan akan lebih mewaspadai Elara psikopat itu supaya tidak melukai Nona.

...----------------...

Pagi hari,

Dewa terbangun terlebih dahulu. Dia mengucek matanya dan menyapu ruangan mencari keberadaan Nona yang sedari malam menunggunya.

Segelas teh panas dan laptop yang masih menyala berada di atas meja. Dewa berusaha untuk duduk tetapi kepalanya masih terasa sakit.

Pintu bergerak lalu terbuka, dia melihat ibu mertuanya datang dengan buah yang nampak segar. Dewa ingin mencium tangan beliau tetapi tetap saja dihiraukan.

"Aku berterima kasih kepadamu karena sudah menikahi Nona. Karenamu, urusan kami menjadi mudah karena Nona tidak jadi menikah dengan Altaf yang super kaya itu," ucap nenek lampir itu sambil menaruh buah di atas perut Dewa. "Kau harus sehat supaya bisa menemani Nona yang sebentar lagi akan jatuh miskin," sambung ibu mertua julid itu.

Dewa tersenyum kecil. Tidak ada rasa sakit hati atas ucapan Ibu mertuanya. "Saya juga berterima kasih sudah merestui pernikahan kami. Kami saling mencintai dan mendukung satu sama lain. Saya akan buktikan jika saya bisa membahagiakan Nona," ucap Dewa.

"Bagaimana bisa membahagiakan jika harta pun kau tidak punya?"

Dewa tertawa kecil lagi. "Saya akan mencari harta saya sendiri, bukan dari orang tua saya, bukan dari harta istri saya tetapi saya akan mencari dengan usaha saya sendiri. Roda terus berputar. Kehidupan pasti tidak akan seperti ini saja," ucap Dewa.

"Jangan mimpi! Hanya modal dengkul saja mana bisa menjadi kaya dalam sekejap kecuali jika merampok."

"Selagi dengkul ini masih bisa menopang untuk berdiri tiada yang tidak mungkin," ucap Dewa membuat mak lampir itu kalah omongan.

Saat bersamaan, Nona datang membawa seplastik roti basah. Ibu nya langsung menghampirinya dan membisikkan sesuatu di telinganya. "Persidangan akan diadakan beberapa hari lagi. Kemasi barang-barangmu dari rumah mendiang suamiku! Oh ya, jangan mencari pengacara termahal karena tetap kami yang akan menang," ucap ibu tirinya.

Nona tersenyum kecil. "Ambilah semua harta ayahku! Kita lihat akan seberapa lama awet jika di kelola kalian."

Ibu tiri itu keluar dengan kesal. Sepertinya Nona tidak akan takut jika kehilangan hartanya. Nona menutup pintu dan menghampiri Dewa. Dia melihat buah diatas perut Dewa lalu mengambilnya.

"Buang saja ini, sayang! Takut membawa sial," ucap Nona.

Dewa mencegahnya. "Makanan tidak ada yang membawa sial, sayang. Itu pemberian dari ibu mertuaku. Aku akan memakannya nanti."

"Kau sudah di remehkan olehnya dan masih baik kepadanya?"

Dewa menggenggam tangan Nona. "Jangan jadi pendendam, sayang! Jika kita membalasnya dengan hal buruk berarti kita tidak ada bedanya dengan beliau. Sudah, tenangkan dirimu! Wajah cantikmu jadi jelek jika marah."

Kenapa kau sebaik itu, Dewa? Kau memang suami idaman.

1
Rohimatul Amanah
Luar biasa
yusuf b
Lumayan
Tesha Febrini
novel Zian dan elara kok udah gak ada?
Joko
bagus sekali aku Sampek baca ber ulang2 ....ceritanya juga bagus.
Kuma Bear
Luar biasa
Deni Kurniawan
oke
Safei
lemot
Shenalkun
kok beda sama yang di sampulnya Thor?
Shenalkun
Luar biasa
Santi rukoyah
lanjut ceritanya
Reni Ajja Dech
kesel juga thorr GK tau ap ap.tiba tiba di siram.
Luar biasa
Lee Yun seo
👍🏻
Li Hao「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」
Mantap Thor
wikha Sandra
entar jd jodoh
wikha Sandra
saudara kandung it namanya krn 1 ayah
Nurfana Nur
alamah,ada ad SJ😂😂😂😂😂😅
Nurfana Nur
sakit perut ku 😂😂😂sampai rasa mauuuuu 🙊
hah
😂😂😂
hah
wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!