Warning 21+ Cerita Dewasa!!!!!!
Bijaklah dalam memilih bacaan, karena novel ini bisa membuat ada jungkir balik, panas dingin, ngakak berkepanjangan dan juga mengandung kebucinan yang hakiki.
Wanita malam julukan segelintir orang disekitar pemukiman tempat tinggal Berlian Ayunda yang memandang rendah pekerjaannya, tapi Berlian tidak pernah menghiraukan perkataan mereka yang terpenting dirinya bisa menjaga diri dan juga kehormatannya.
Hingga suatu hari Berlian harus menikah dengan seseorang karena desakan dan aturan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Alvaro Waradhana seorang cassanova suami Berlian yang menganggap Berlian sama seperti wanita malam yang selalu menemani tidurnya.
Akankah Berlian bisa bertahan dengan Alvaro Waradhana?
Dan apakah Alvaro Waradhana bisa merubah statmen terhadap Berlian setelah dirinya mengenal lebih jauh siapa Berlian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 Aku Mencintaimu
"maafY pak, apa bapak sedang bercanda?" tanya Raka memastikan lagi apa yang didengarnya tidak salah.
"Untuk apa aku bercanda, sudah sana pulang, dan kerjakan apa yang perlu kamu kerjakan di kantor, aku ingin beristirahat dan jangan ganggu aku" perintah Varo pada Raka, membuat Raka langsung keluar dari apartemennya.
"Aku masih tetap tidak percaya ke padamu Alvaro Waradhana, tidak mungkin seorang Berlian Ayunda menikah denganmu" gumam Raka dalam hati ketika sudah keluar dari apartemen Varo.
Varo tidak beranjak dari ruang tamu dirinya masih terus menatap kamar Berlian tapi tidak ada tanda-tanda bahwa Berlian akan keluar dari kamarnya, Varo terus mengingat kembali kejadian semalam sambil tersenyum, dirinya sudah sering keluar masuk lubang paralon tapi tidak tahu berbeda rasanya ketika dirinya melakukan dengan Berlian, walaupun tanpa pemanasan seperti dengan wanita yang lainnya.
"Siapa lagi" ujar Varo sambil beranjak dari tempat duduknya menuju pintu apartemen ketika ada yang menekan bel apartemen.
"Kamu?"
"Iya ini saya pak Varo, apa pak Varo tidak merindukan diriku" ujar Putri ketika Varo membuka apartemen, dan langsung memeluk tubuh Varo sambil menempelkan gunung kembarnya yang berukuran jumbo untuk merayu Varo.
"Menjijikan minggir" ujar Varo sambil mendorong tubuh Putri, membuat Putri terkejut atas perlakuan Varo yang tidak seperti biasanya.
"Kenapa pak Varo?, apa pakaian yang aku kenakan tidak sexy, ini pakaian yang pak Varo belikan untukku beberapa waktu lalu" ujar Putri yang sekarang beralih memeluk tangan Varo dan menyandarkan kepalanya.
"Putri!" bentak Varo dan melepas tangannya dari Putri.
"Kenapa pak Varo seperti ini apa………"
"Sudah jangan banyak bicara aku sedang tidak ingin diganggu," ujar Varo yang langsung menutup pintu apartemen.
"Kenapa pak Varo bersikap dingin kepadaku, tidak seperti biasanya, apa aku kurang terlihat sexy, baiklah aku akan menunjukan pesonaku, lihat saja nanti pak Varo" ujar Putri sambil tersenyum dan pergi meninggalkan apartemen Varo.
"Menjijikan sekali melihatnya seperti itu" ucap Varo sambil duduk diruang tamu. "oh ya, Berlian pasti sudah lapar, baiklah aku akan memesan makanan saja" ujar Varo saat mendapati jam di tangan menunjukan pukul satu siang.
Kruk…..kruk….kruk bunyi dari perut Berlian terdengar jelas saat Berlian baru membuka matanya setelah dirinya tertidur lelap.
"Aku sangat lapar tadi hanya memakan sandwich dan juga satu gelas susu segar, apa Varo masih berada di apartemen" ucap Berlian setelah mencuci mukanya sambil memegangi perut yang harus segera diisi amunisi.
"Mudah-mudahan Varo tidak berada di apartemen, aku masih merasa malu kalau harus bertemu dengannya" ujar Berlian sambil membuka pintu kamarnya.
Brukkk……… Berlian dan juga Varo jatuh saling bertindihan dan mata mereka saling bertemu, ketika Berlian membuka pintu dan saat itu juga Varo sedang menyandarkan satu tanganya di pintu kamar Berlian ketika dirinya akan mengetuk pintu kamar Berlian.
"Maaf" ujar Varo yang langsung berdiri dan membantu Berlian untuk berdiri juga.
"Maaf, apa ada yang sakit?" tanya Varo lagi, spontan memegang tubuh Berlian dan menyusuri tubuh Berlian dari kepala, tangan, punggung, dan juga kaki takut ada yang terluka.
"Aku baik-baik saja" ucap Berlian singkat sambil melepas tangan Varo yang sedang menyusuri tangannya.
"Baiklah kalau kamu baik-baik saja, ayo" ajak Varo sambil memegang kedua bahu Berlian dan menuntunnya kearah meja makan dan menarik kursi kemudian mendudukkan Berlian di kursi.
Membuat Berlian langsung mengangkat kedua alisnya terkejut mendapati perlakuan Varo terhadapnya.
"Silahkan makanlah" ujar Varo sambil menyodorkan satu buah piring yang sudah penuh dengan nasi dan juga lauk pauknya kehadapan Berlian.
"Terima kasih" ujar Berlian dan langsung menyantapnya karena dirinya sudah sangat lapar.
Berlian tidak menyadari kalau sedari tadi Varo tidak berhenti menatapnya, sambil tersenyum mendapati wanita yang selama ini dirinya anggap remah, ternyata bisa membuka hatinya merasakan cinta, yang tidak pernah dirinya rasakan ketika bersama wanita lain.
"Berlian maafkan aku, atas perbuatanku semalam" ujar Varo membuat Berlian terkejut dan langsung menyemburkan makanan yang berada di mulutnya ke hadapan Varo, membuat Berlian langsung beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Varo untuk membersihkan muka Varo yang terkena semburan dari Berlian.
Mata mereka saling bertemu dan mengunci satu dengan yang lainnya saat Berlian sedang membersihkan muka Varo.
Dengan spontan Varo langsung berdiri dan memeluk tubuh Berlian.
"Aku mencintaimu Berlian Ayunda............"
Bersambung...............
