Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Kayla merasakan sesuatu yang mengeras di bawah tubuhnya. Dia langsung berdiri menjauh dari tubuh Raffa.
Seketika wajah Kayla memerah tersipu malu, entah apa yang saat ini ada di benaknya. Dia berpikir keras benda apa yang telah membuatnya terganggu saat berada di atas tubuh kekar pria itu.
Raffa pun berdiri dengan wajah merah, dia berusaha menyembunyikan sesuatu yang tiba-tiba membuat tubuhnya terasa panas.
Kayla memilih melangkah meninggalkan Raffa seorang diri di taman, meski dia sendiri menyadari pembicaraan di antara mereka belum selesai.
Raffa mencoba menetralkan suhu tubuhnya yang tadi sempat memanas, dia langsung mengejar Kayla yang masih berada tidak jauh dari posisinya.
"Kayla tunggu!" teriak Raffa.
Seketika Kayla menghentikan langkahnya. Raffa menghampiri Kayla.
"Ikut aku," ajak Raffa tanpa aba-aba, dia menarik tangan Kayla lalu membawa gadis itu ke sebuah kantin yang masih berada di sekitar kampus.
"Kamu makan apa?" tanya Raffa pada Kayla setelah mereka duduk di kursi kosong yang terdapat di kantin itu.
Raffa mengabaikan wajah Kayla yang ditekuk karena masih kesal dengan sikap Raffa tadi yang suka seenaknya terhadap dirinya.
"Terserah," jawab Kayla jutek.
Raffa tersenyum, semakin hari dia semakin suka melihat ekspresi Kayla yang suka berubah-ubah.
"Kak, pesan pecel ayam 2 juz buah naga 1 dan juz lemon 1," seru Raffa pada salah satu pelayan di kantin itu.
Raffa kembali memesan makanan yang sama dengan makanan sebelumnya mereka makan.
Raffa tidak tahu Kayla suka makan apa, yang dia tahu dia sangat suka pecel ayam, dan menurutnya Kayla juga menyukai pecel ayam karena setiap mereka makan, Kayla sangat menikmati makanan itu.
"Maafkan aku!" lirih Raffa membujuk Kayla sambil menunggu pesanan mereka datang.
"Kamu menyebalkan," ketus Kayla.
Lagi-lagi Raffa tersenyum melihat wajah cemberut sang istri. Raffa meraih tangan Kayla yang diletakkannya di atas meja. Dia menggenggam tangan gadis itu.
Kayla kaget dengan apa yang dilakukan Raffa padanya, tapi dia tidak bisa melepaskan genggaman itu begitu saja karena dirinya bahagia dengan apa yang dilakukan sang suami.
"Please, maafkan aku! Aku mengaku salah," ujar Raffa pada istrinya.
Kayla menatap manik hitam milik Raffa, ada sesuatu yang tersirat dalam tatapan Raffa membuatnya luluh dan mau memaafkan Raffa.
"Aku sudah memaafkanmu," lirih Kayla.
"Oh iya, mana ponselmu?" Raffa mengulurkan tangannya meminta ponsel Kayla.
Tanpa membantah Kayla mengambil ponsel yang ada di saku gamisnya. Dia menyodorkan ponsel itu pada Raffa.
Raffa membuka ponsel Kayla, dia melihat wallpaper ponsel gadis itu, dia tersenyum lalu menekan nomor ponselnya. Raffa menekan tombol call untuk memanggil.
"Itu nomor ponselku, simpanlah. Aku akan menyimpan nomormu," ujar Raffa.
Setelah itu, dia mengembalikan ponsel Kayla dengan senyuman yang sulit di artikan.
Tak berapa lama, seorang pelayan datang menghampiri mereka dengan membawakan pesanan Raffa tadi. Dia meletakkan makanan itu di atas meja.
"Silakan!" ujar si pelayan dengan menebar senyuman ramahnya.
"Makasih, Kak!" ucap Raffa dengan senyum ramahnya.
Raffa memang memiliki pribadi yang ramah, penyayang dan penuh perhatian. Pribadi Raffa bagi Kayla sangat unik dan sulit dimengerti. Terkadang Raffa marah pada Kayla karena dia takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada sang istri yang kini mulai mengisi hatinya.
Sesaat dia bisa marah tiba-tiba, dan setelah itu dia akan meminta maaf jika telah menyadari kesalahannya. Kemarahannya. merupakan bentuk rasa perhatiannya pada Kayla.
"Ayo, makan!" ujar Raffa pada Kayla.
Seperti biasa Kayla menikmati makanan yang dipesan Raffa dengan lahap. Raffa hanya tersenyum melihat Kayla.
"Ada apa denganku? Semakin hari kamu semakin membuatku terpesona, haruskah aku melupakan Zahra gadis yang sama sekali aku tidak tahu keberadaannya saat ini?" gumam Raffa di dalam hati sambil menikmati makanannya.
"Setelah ini, aku akan mendaftarkanmu, kamu nggak perlu antri untuk mendaftar," ujar Raffa pada Kayla setelah mereka menghabiskan makanan mereka.
"Tapi, Gita, Lisa dan Dian juga mau ikut," ujar Kayla mengingat ketiga sahabatnya.
"Nanti, kamu kirimkan data diri mereka lewat pesan whatsApp ke aku," perintah Raffa.
Dia tidak mau melihat sang istri ikut berdesakan mengantri di kantor DEMA.
Setelah makan Raffa mengantar Kayla menuju asrama, kebetulan Kayla sudah menyelesaikan mata kuliah hari ini. Sepanjang jalan Raffa menggenggam erat tangan sang istri tanpa mempedulikan tatapan mata mahasiswa lainnya.
Saat ini dia hanya ingin melindungi istrinya.
"Jangan lupa, kirimkan data diri teman-temanmu," ujar Raffa mengingatkan Kayla sebelum Kayla memasuki asrama putri.
"Iya, terima kasih," lirih Kayla dengan senyuman manis di wajahnya.
Raffa tersenyum, hatinya bergetar hebat saat melihat paras cantik dan anggun milik sang istri.
"Ya sudah, masuklah!" perintah Raffa pada Kayla.
Kayla melangkah menuju gedung asrama, sedangkan Raffa memperhatikan punggung Kayla yang melangkah menuju pintu asrama.
Saat berada di depan pintu asrama Kayla membalikkan tubuhnya, ternyata Raffa masih berdiri di depan pagar sambil menatap dirinya.
Kayla melambaikan tangannya, sebelum dia benar-benar masuk ke dalam asrama.
"Mengapa kau lakukan semua ini padaku? Saat ini aku tak sanggup lagi untuk tidak mencintaimu," gumam Kayla sambil melihat kepergian Raffa meninggalkan pagar asrama putri dari jendela.
"Kay, kamu dari mana aja?" tanya Gita saat melihat sahabatnya baru saja memasuki kamar.
"Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Lisa khawatir.
Kayla mengangguk, " Aku baik-baik saja, kok!"
"Terus kamu dari mana?" tanya Dian.
"Aku dari taman belakang kampus," jawab Kayla santai.
"Eh, kalian udah jadi daftarkan diri di kantor DEMA?" tanya Kayla saat teringat dengan kejadian tadi.
"Gimana kami mau ikut? kalau kamu nggak ikut," jawab Gita memasang wajah cemberut.
Kayla tersenyum.
"Ya udah nanti, aku saja yang mendaftarkan kita semua," ujar Kayla.
"Kamu jadi ikut?" pekik Gita senang.
Kayla menjawab dengan sebuah anggukan.
"Syukurlah kalau begitu." Dian juga ikut senang.
Kayla mengambil ponselnya di dalam tas, lalu dia mengetik pesan untuk Raffa.
Kayla mengirimkan data diri teman-temannya pada sang suami.
"Udah beres kita tinggal berangkat minggu depan," seru Kayla.
Ketiga sahabatnya menautkan kedua alisnya mereka lalu saling melempar pandangan. Mereka heran dengan ucapan Kayla.
"Maksud kamu?" tanya Gita heran.
"Aku minta bantuan Raffa," jawab Kayla dengan wajah berseri-seri.
Ketiga sahabat Kayla semakin penasaran entah apa yang terjadi pada sahabat mereka. Mereka melihat ada sesuatu yang aneh pada diri Kayla.
"Raffa siapa?" tanya Lisa penasaran.
"Raffa itu sua,--" Kayla menggantung ucapannya.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏