NovelToon NovelToon
Random Love

Random Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Cintamanis / Tamat
Popularitas:446.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eren Naa

Tak kusangka cinta berselimut dilema bisa datang padaku!

Rena Arista seorang dosen muda yang berusaha meraih mimpinya untuk bisa menikah dengan tunangannya yang sangat dicintainya.

Pada saat bersamaan datang seorang pria yang usianya lebih muda dan berstatus sebagai mahasiswanya, memberikan cintanya yang tulus. Dengan perhatian yang diberikan pria itu justru membuat Rena meragu atas cintanya pada tunangannya.


Sebuah kisah cinta segitiga yang penuh warna. Bagai rollercoaster yang memicu adrenalin menghadirkan kesenangan dan ketakutan sekaligus.


Akankah Rena mampu mempertahankan cintanya dan menikah dengan tunangannya?
Ataukah dia akan terjebak pada cinta baru yang mengguncang hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eren Naa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecemburuan Aldi

"Lalu apa hubunganmu dengan dia Rena? JAWAB!!" Kesabaran Aldi pun habis, ia membentak tunangannya demi rasa penasaran dan kegalauan akibat keberadaan Yori.

Gadis itu tersentak, wajahnya berubah pucat. Rasa traumanya muncul, baginya sesaat semuanya berubah seperti saat kejadian tragis yang menimpanya dulu. Ia mundur menjauh dari Aldi. Mencari celah untuk kembali pada sadarnya dengan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Namun Aldi semakin marah.

"Jawab Rena!!" Aldi mencengkram bahu kekasihnya itu. Emosinya memuncak saat ia mengingat Rena membela pria lain. Ia pun lupa pada tujuan awalnya.

Air mata Rena mulai jatuh satu persatu. Bahunya terguncang menahan laju air matanya. Dengan tangan bergetar, diam-diam ia menekan tombol pemanggil pada ponsel yang sedari tadi digenggamnya.

"Rena, kenapa kamu diam saja?" Suara Aldi melunak saat melihat Rena mulai menangis. Namun ia terus saja mengguncangkan bahu Rena memaksanya memberi jawaban.

"Katakan sesuatu Rena, katakan saja jika kamu berselingkuh dengannya!"

Aldi terus mendesaknya, tidak peduli dengan kondisi Rena yang makin tertekan dan lemah, gadis makin terguncang hingga akhirnya ia terduduk lemas di lantai sambil menangis.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar.

"Apa yang kau lakukan?" teriak Yori, ia berlari menahan tubuh Rena.

"Kau sendiri, apa yang kau lakukan itu? Jangan sentuh tunanganku!!" Aldi berusaha mendorong Yori menjauhkannya dari Rena. Namun Yori menepis tangan Aldi.

"Yori ... bawa aku pergi dari sini, aku takut!" pinta Rena dengan sorot redup sambil menahan tangis.

"RENA!! Apa kamu lupa, akulah tunanganmu!" teriak Aldi lagi pada Rena.

"Tunangan yang menyakitinya! Bagaimana kamu bisa sekasar ini padanya? Apa kamu tidak sadar ia ketakutan!" kata Yori keras dan tegas. Baginya perlakuan Aldi sudah sangat keterlaluan.

Aldi tersadar. Ia menatap sedih kekasihnya yang masih terduduk lemas di lantai dan menangis tanpa suara. Badannya bergetar layaknya seorang yang ketakutan.

"Maafkan aku!" ujarnya lemah.

Yori tak mempedulikannya, ia memapah Rena keluar dari kamar itu menuju kamar Yori yang berada di depan kamar Rena.

Sementara itu, Aldi masih terpaku di kamar sendirian. Menyesal? Tentu saja ia menyesali perbuatan kasarnya pada kekasihnya, meruntuki dirinya sendiri. Apa pantas sekarang ia disebut kekasih? Apa seperti itu caranya mencintai? Entahlah, ia merasa tindakannya keterlaluan tapi bagaimanapun wajar baginya merasa cemburu.

Hampir 30 menit Aldi masih termenung di sofa dan sesekali mengusap kasar wajahnya. Kemudian pintu terbuka dan Yori masuk, duduk tak jauh dari Aldi.

"Sepertinya kita perlu bicara! Tanyakan apapun yang ingin kamu ketahui tentangku!" ujarnya lugas.

Tatapan dingin Aldi menyapu wajah tampan di hadapannya. Bagaimana mungkin kekasihnya tak jatuh hati dengan wajah sesempurna itu.

"Apa hubungan kalian? Dan kenapa kau ada di sini bersama tunanganku?" cecarnya dengan nada tidak suka.

"Kami teman dekat! Dan aku di sini untuk membantu tunanganmu!" jawab Yori datar. Ia nampak tenang menghadapi Aldi.

"Teman dekat? Sedekat apa itu?" suara Aldi sedingin AC di kamar itu.

"Entahlah bagi Rena. Bagiku ia adalah nafas untukku, maaf kalau aku harus mengatakan ini tapi aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya meskipun itu dirimu!"

"Kamu pikir siapa dirimu? Dia milikku, kami sudah bertunangan dan akan segera menikah! Apa kamu sadar kamu menghalangi kami?" Emosi Aldi mulai tersulut. Kecemburuannya kembali meluap.

"Aku tidak pernah menjadi penghalang, Rena tahu itu. Dan seharusnya kamu bisa membuatnya bahagia bukan malah melukainya. Kamu pikir ia kesini untuk apa?"

Deg! Aldi tersadar kembali akan perbuatannya dan tujuannya datang menemui kekasihnya itu.

"A-aku ... aku tidak berniat sedikitpun menyakitinya, itu jebakan!" jawabnya gugup dan bingung.

"Justru itu aku datang ke sini untuk menjelaskan padanya agar tidak salah paham!" lanjutnya lagi.

"Tapi kamu malah menuduhnya? Apakah itu yang disebut penjelasan?" Perkataan Yori terdengar sinis.

Aldi terdiam. Pria itu benar, demi kecemburuannya ia justru membalikkan fakta bahwa ia yang bersalah. Emosinya telah mengaburkan tujuannya membujuk belahan jiwanya itu. Bodoh? benar-benar bodoh membiarkan nalurinya bertindak tanpa berpikir panjang. Akibatnya ia bukan mendapatkan sedikit pengampunan atas perbuatannya justru membuat cintanya makin menjauh.

"Sebaiknya bicaralah padanya saat kamu sudah tenang!" Akhirnya Yori kembali mengalah dengan memberinya saran.

"Tapi ..., dimana dia sekarang dan bagaimana keadaannya?"

"Dia sedang tertidur! Aku akan mengantarkanmu untuk melihatnya tapi ... jangan membangunkannya!" pesan Yori memperingatkan Aldi.

Mereka beranjak ke kamar Yori. Dan benar saja, Rena sedang pulas di tempat tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Aldi mendekat, menatapnya iba dan penuh sesal. Jika bukan karena emosinya seharusnya ia sudah bisa tenang dan menunggu Rena menemuinya. Aldi mencium kening kekasihnya dengan lembut.

Yori hendak menahannya tapi melihat Rena tak bergeming ia membiarkannya meskipun hatinya menahan perih.

"Aku kembali dulu! Aku titip dia!" ucap Aldi sambil menepuk pundak lengan Yori. Meski tidak Rela tapi akhirnya hanya itu yang bisa dilakukannya.

Yori mengangguk. Dan membiarkan Aldi pergi menghilang di balik pintu.

*******

Sinar mentari menyeruak di sela-sela gorden yang tersibak, seakan semesta ingin memberi isyarat bahwa hari telah berganti. Gadis yang masih terlelap dalam alam mimpinya itu mulai terusik, ia mengerjapkan matanya, kemudian menyipitkannya akibat silaunya cahaya yang tak seberapa itu. Ia pun mengumpulkan kesadarannya.

Pandangannya menyapu di sekelilingnya mencoba mengingat bagaimana kamarnya bisa terasa berbeda. Kemudian netranya menangkap siluet seseorang yang sedang tertidur di sofa.

Rena mendekatinya. Tebakannya benar, Yori lah yang sedang tertidur di sana. Entah sudah berapa kali ia tidur bersama dengan pemuda itu.

What? Apa yang ku pikirkan? Bisa-bisanya otakku jadi eror begini! Toh kita hanya tidur di ruangan yang sama tapi tempat berbeda? Gimana mungkin itu disebut tidur bareng! Iish ....

Ia memukul pelan kepalanya. Menormalkan lagi pikirannya yang tidak senonoh.

Gadis itu berjongkok di samping sofa, menopang wajah dengan kedua tangannya. Ia mengamati garis wajah dan tiap panca indera pemuda yang belum kembali dalam alam sadarnya itu. Rena tersenyum. Bahkan diantara perih yang tercipta beberapa hari ini ia masih bisa merasakan bahagia saat bersama Yori.

Perasaan apa ini sebenarnya? Kenapa aku selalu merasa nyaman saat bersamanya?

Berkali-kali ia bertanya pada diri sendiri dan berkali-kali pula ia terjebak dalam pikirannya tanpa jawaban yang pasti. Aneh? Tentu saja aneh jika ia memiliki rasa seperti itu sedangkan ia memastikan diri masih mencintai tunangannya.

"Sudah puas mandangi wajahku?" Suara itu mengembalikan Rena ke bumi dan seketika berhadapan dengan wajah blasteran yang memukau. Netra keabuan itu menatapnya dalam.

"Eh ... i-iya ini tadi ... aku ... aku ngecek kamu masih idup atau gak?" Rena gugup dan menjawab sekenanya. Ia segera berdiri dan begitupun Yori bangun dari posisinya, duduk di sofa itu. Kemudian Yori menarik pergelangan tangan Rena hingga ia terduduk di sampingnya.

"Iiih kok kasar sih?" Rena protes namun Yori hanya tersenyum lembut sambil mengelus pergelangan tangan Rena yang di tariknya.

Bisa-bisanya senyum dari wajah bantal itu, begitu menawan. Oh jantungku! Ya Tuhan jangan sampe aku kena serangan jantung sepagi ini!

"Rena ... Kenapa? Kamu sakit?" tanya Yori cemas sambil meletakkan tangannya di kening Rena.

"Ah ... gak kok, aku cuma heran kenapa tidur di sini bersamamu?" Rena memundurkan tubuhnya sedikit menjauh dari Yori. Ia tak ingin debaran aneh itu terdengar olehnya.

"Kamu gak ingat?" tanya Yori heran.

"Aku ingat, maksudku kenapa kamu gak tidur di kamarku aja!"

"Oh itu ... Kamu mengigau dalam tidurmu semalam, jadi aku khawatir kamu kenapa-napa, makanya aku di sini menjagamu, eh ternyata aku ketiduran." jelas Yori jujur. Ia memang terlalu mengkhawatirkan gadis itu.

Gadis itu mengerti kemudian beranjak menuju toilet.

Yori melirik jam tangannya dan mengambil baju gantinya. Disaat bersamaan Rena pun keluar dari toilet.

"Kamu mau pergi?" tanya Rena heran. Ia memperhatikan baju yang di bawa Yori.

"Iya! Mau pergi mandi! Mau ikut?" goda Yori sambil mengedipkan sebelah matanya.

Rena bergidik ngeri. Yori tertawa renyah melihat gadis itu memasang wajah cemberut meski tidak benar-benar kesal.

"Kamu mandilah! Sesudah itu kita breakfast bareng dan jalan-jalan, gimana?" Yori mengemukakan idenya untuk membujuk gadis kesayangannya itu.

"Wah ide yang bagus! Kalau gitu aku balik ke kamar ya! Nanti kalau udah selesai panggil aku, oke!" ujar Rena bersemangat, seketika wajahnya berubah ceria. Tanpa menunggu jawaban ia berlari keluar menuju kamarnya.

Yori tertawa melihat tingkah Rena yang terkadang mengkhianati usianya. Sisi lain Rena ini sering nampak saat bersama Yori. Mungkin karena ia merasa nyaman. Mungkin juga karena ia butuh seseorang di sisinya. Apapun alasannya Yori tidak perduli. Baginya kebahagiaan Rena adalah bahagianya. Dan itu sudah cukup untuknya.

.

.

.

...****************...

Dukung author dengan tetap Like, Coment dan Rate 5 yaa.!!

Makasih atas suportnya sejauh ini🙏🥺

Walau kadang ingin berhenti tapi sayang rasanya jika karya ini tidak selesai. Setidaknya masih ada yang mau membacanya meski hanya sepintas lalu.

Waduh.. malah curcol segala😅

See you!

Love you all 🥰

1
lihat dikit gak apa kak
bonus lumayan
Rawai hiatus ✅
Setuju dengan amanda, kasian anak orang di php in. kecewanya berat loh itu
Rawai hiatus ✅
Kisah Si LDR memang parah dan kebanyakan berujung dengan keadaan tidak baik-baik saja. Meski komitmen yg sudah dibangun se tinggi burj khalifah kalau Author berkata lain, ya sudah
Rawai hiatus ✅
Susah kerja dinegara orang apalagi yg berkaitan dengan hal yg dilarang. terlihat Mereka kadang mengerti tapi kadang juga sifat kejahilan mereka membuat orang lain harus menanggung akibatnya
Rawai hiatus ✅
Inilah yg selalu dibilang, jangan pergi berduaan dgn laki2 lain karena kita tidak tahu apa yg ada di dalam otaknya. tapi masalahnya terkadang ada kerjaan yg menuntut kita melakukannua . jadi harus punya bekal utk bisa mencegahnya
Rawai hiatus ✅
Saking kuatnya perasaan yori, dia seakan2 tahu apa yang dosen gebetannya rasakan. ☺☺
Rawai hiatus ✅
padahal belum ada hubungan tapi posesive nya nggak main2😅😅😅😅
Rawai hiatus ✅
kamu ganteng, kesalahanmu bisa diterima
Rawai hiatus ✅
Pertinyiinnyi Apakah sosok Erika ini yg akan menyelamtkan hati yori dengan cara memutuskan hubungan dosen gebetannya dan sang tunangan?

Next lanjut
Rawai hiatus ✅
Sudah ketemu pawang beneran si yori, tapi sayang pawangnya udah ada yang punya, banyak2 berdoa saja dan tikung disepertiga malam 😅😅😅😅😅
Rawai hiatus ✅
Nindi, yori, kumpulan para bucin yang cintanya masing2 bertepuk sebelah tangan. kenapa nggak saling memijamkan tangan ya supaya bunyi 🤭🤭
Rawai hiatus ✅
Bu Rena bukan kurang peka ya Yor, tapi dia memang menjaga hati karena sudah ada yang mengisi kamu sih terlambat lahirnya 😅😅
Rawai hiatus ✅
Tidak ada hidup yang sempurna ya Yori. tapi jangan berharap sama orang lain lah nanti kamu kecewa lagi. ya sudahlah, kita lihat episode berikutnya 🤭🤭🤭
Rawai hiatus ✅
kayaknya bukan jodoh deh, meski sudah bertunangan tapi tidak menjamin sih.. putus ditengah jalan ini
Rawai hiatus ✅
klo baca nama yori jadi keingat "hana yori dango" 🤔🤔🤔🤔🤣😅😅😅
Rawai hiatus ✅
Pak Ryan psyco terlalu berharap, nggak tahu dia udah ada tunangan dan mahasiswa es yg lebih serasi ma dosen buruannya
Rawai hiatus ✅
rena bakal ada diposisi sulit klo gini ceritanya😌😌😌 itulah dampak negatif terlalu cantik
Rawai hiatus ✅: emang ada,, pernah tuh karena terlalu cantik ditolak lamaran kerjanya atau dipecat ya kalau nggak salah, trus ada juga terlalu ganteng laki2 dideportasi atau dilarang masuk dlm satu negara 🤔🤔🤔🤣🤣🤣
total 2 replies
Rawai hiatus ✅
Awalnya temenan dulu 🤭, siapa yang tahu coba kalau Authornya rubah temanan jadi demenan 🤣🤣🤣🤣
Rawai hiatus ✅: udah sering lihat di RL 🤣🤣🤣🤣 makanya kata org persahabatn antara laki2 dan perempuan "kemungkinan besar" nggak murni, pasti ada sedikit rasa yg disembunyikan 🤭🤭
total 2 replies
Rawai hiatus ✅
Bukan muhrim
Rawai hiatus ✅
Rindu itu berat, sangat berat, bikin sesak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!