Menjadi istri pengganti calon suami kakaknya yang meninggal dalam kecelakaan karena dirinya. Alena harus merasakan siksaan dari suaminya sebagai bentuk balas dendam.
Namun, apakah yang terjadi jika akhirnya kebenaran terungkap mengenai kecelakaan itu?
Season 2
Alea Prasetya adalah anak pertama dari Shaka dan Alena. Namun kepribadiannya yang introvert membuatnya dijauhi teman dan membuat orang tuanya menjodohkannya dengan anak rekan bisnis mereka. Bagaimana kisahnya?
COVER BY NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wasiat Kakek
Kesedihan masih menyelimuti keluarga Prasetya. Mereka masih berada di rumah kakek selama 7 hari dan hari ini adalah saatnya pengacara kakek membacakan surat wasiat.
Rika, Felly, Shaka, Alena, dan Fredi sedang duduk dan mendengarkan isi surat wasiat kakek.
Sang pengacara yang bernama pak Hasan mulai membacakan isi surat wasiat itu.
SURAT WASIAT
Nama : Arjuna Prasetya
Tempat, Tanggal lahir : xx-xx-xxx
Alamat : xxx
Dengan sadar dan tidak ada paksaan membuat Pernyataan Surat Wasiat Waris atau Hibah Harta Saya, kepada cucu - cucu kandung saya, yaitu :
Fredi Prasetya
Shaka Prasetya
Dengan surat ini saya nyatakan bahwa saya menyerahkan seluruh harta saya kepada cucu – cucu saya tersebut, yaitu
* Fredi Prasetya memegang perusahaan XX dengan 10 cabang yang terletak di dalam negeri. Sebuah rumah peninggalan saya, Hotel bintang 5, rumah sakit dan 3 mobil mewah, emas batangan 1000gram, dan uang sebanyak 25 milyar.
*Shaka Prasetya, memegang perusahaan inti keluarga prasetya dengan 5 cabang yang terletak didalam dan luar negeri. Sebuah Apartemen, Pusat perbelanjaan, restoran dan 5 mobil mewah, emas batangan 1000gram, dan uang sebanyak 25 milyar.
*Felly dan Rika berhak mendapatkan uang sebanyak masing-masing 10 milyar.
*Alena, istri Shaka berhak mendapatkan sertifikat kepemilikan Lea Boutique dan uang senilai 100 milyar.
Semua terkejut dengan kalimat terkahir pak Hasan. Seketika mereka semua menoleh ke Alena. Alena sendiri juga bingung dengan apa yang terjadi. Dia bahkan tidak tau bahwa kakek akan memberinya uang yang jumlahnya sangat banyak itu. Bahkan tidak tersirat dalam benaknya bahwa dia akan menjadi salah satu ahli waris.
"Pak Hasan, apa tidak salah? Kenapa Alena malah mendapatkan bagian yang paling banyak?" tanya Felly.
"Isi surat wasiat ini sudah menjadi keputusan Tuan Arjuna, Nyonya. Bahwa Nona Alena juga mendapatkan hak waris. Selain dari surat ini, saya juga membawa sebuah rekaman didalam flashdisk ini." Pak Hasan menunjukkan sebuah flashdisk kecil lalu mencolokkannya di TV besar tepat dihadapan mereka semua.
Rekaman video diputar. Didalam video itu tampak kakek masih terlihat sehat. Sepertinya video itu dibuat beberapa hari sebelum kakek meninggal. Dalam video itu kakek berada didalam ruang kerja rumah itu. Dia mengenkan setelan jas warna abu. Kakek mulai berbicara.
"Halo semua menantu dan cucu-cucuku. Jika kalian melihat video ini artinya aku sudah tiada. Dan itu artinya pembagian harta warisan sudah dibacakan. Mungkin kalian terkejut karena ada orang asing yang menerima warisanku dengan nominal terbanyak. Dia adalah Alena, istri Shaka.
Dengar ya. kalian jangan salah paham pada Alena. Selama ini dia tidak pernah meminta apa-apa padaku. Dia menjagaku dengan tulus dan ikhlas. Dia selalu menghiburku disaat-saat terakhirku. Dia selalu membangunkanku dan mengajakku untuk melaksanakan ibadah, dia sering mengaji bersamaku saat Shaka pergi bekerja. Dia mengingatkanku arti keimanan kepada sang pencipta."
Kakek berhenti sejenak dan mengambil nafas panjang. "Maaf, belakangan ini sesak nafasku sering kambuh." ucap kakek.
Kakek pun melanjutkan.
"Alena, kakek pernah berpesan padamu untuk menyumbangkan uang kakek kepada orang yang membutuhkan. Maka gunakanlah 50% dari uang itu untuk kau sumbangkan kepada orang yang membutuhkan agar menjadi amal jariyah untuk kakek. Kakek percaya padamu karena kau orang yang tulus dan berhati mulia. Sedangkan sisa uang itu menjadi hakmu.
Aku minta agar kalian tidak meributkan soal ini. Aku yakin kalian sudah rukun dan menjadi cucu-cucu kebanggaanku. Terima kasih."
Video itu pun mati.
Semua terdiam tanpa berbicara sepatah kata pun. "Baiklah, karena saya rasa semua sudah jelas, maka kalian harus menandatangani semua berkas ini." Pak Hasan menyodorkan sejumlah berkas untuk mereka tanda tangan sebagai tanda mereka telah menerima wasiat dari kakek.Mereka pun menandatangani semu berkas itu termasuk Alena.
Setelah pak Hasan pulang.
"Alena, Ibu senang kakek mempercayakan uang itu padamu. Ibu berharap kau bisa menjalankan amanah kakek dengan baik." ucap Rika.
"Pasti Bu, Aku akan menjalankan amanah kakek. Aku juga akan membangun masjid dengan uang itu di daerah yang susah untuk menjangkau masjid." ucap Alena.
"Itu bagus sekali Nak. Kau benar-benar menantuku yang baik." Puji Rika sambil mengelus kepala Alena.
Alena tersenyum. Fredi dan ibunya juga tersenyum. Sedangkan Shaka? Hatinya begitu bangga melihat Alena yang membawa kebaikan pada kakek disaat-saat terakhirnya.
Setelah semua urusan selesai, Shaka, ibu, dan Alena kembali ke rumah mereka. Sedangkan Fredi dan ibunya tetap berada dirumah itu karena kini rumah itu telah menjadi milik mereka.
Sekembalinya mereka dari rumah kakek, Shaka dan Alena memilih pergi ke kamar mereka masing-masing. Rasa lelah menyelimuti mereka yang selama seminggu ini berduka atas kepergian kakek. Mereka pun istirahat dikamar masing-masing.
Sementara itu.
"Plakkkkk" Seorang pria tengah menampar seorang wanita yang berpakaian minim dan terbuka.
Wanita itu terlihat menangis dan memegangi pipinya. Pria yang tak lain adalah pacarnya itu menamparnya karena dia tidak mau melayani om-om yang sedang menunggunya didalam salah satu kamar di sebuah bar besar. Wanita itu beralasan bahwa dia sangat lelah dan kurang enak badan. Tetapi pria itu tidak mau tau, dia tetap memaksa dan menyeret wanita itu kedalam kamar dan mendorongnya kedalam.
Sang pria yang sejak tadi menunggunya sambil menahan nafsu, langsung menariknya ke ranjang dan melucuti semua pakaiannya. Pria itu mencium, mencumbunya dengan kasar.
Pria itu terus menghentak-hentakkan tubuhnya diatas tubuh wanita itu. Dia bahkan menjambak dan menampar wanita itu karena itu merupakan kebiasaannya jika berhubungan intim. Baginya, menyiksa wanita yang berhubungan intim dengannya memberikan sensasi yang berbeda. Wanita itu hanya bisa menangis merasakan sakit ditubuhnya. Hatinya begitu hancur melihat tubuhnya yang sekarang menjadi tunggangan semua lelaki hidung belang. Harga dirinya sudah tidak ada lagi. Bahkan dia berharap ingin mati saja.
Setelah selesai melayani sang pria, wanita itu memunguti kembali pakaiannya. Sang pria kembali menjambak dan melemparkan sejumlah uang ke wajahnya. Dia juga memberi ciuman perpisahan pada bibir wanita itu. Wanita itu hanya bisa menangis. Dia masih merasakan sakit akibat pukulan tadi dan jambakan tadi.
Tak berselang lama, pacar si wanita itu masuk dan mengambil uang yang masih berserakan diatas ranjang. Dia terlihat senang melihat tumpukan uang yang sedang berada di genggamannya. Dia mencium kening wanita itu dan membawanya pulang untuk mengobati memar ditubuhnya. Jika dia melayani pria dengan tubuh memar seperti itu maka tidak akan ada pria yang mau membayar wanita dengan tubuh yang kurang mulus.
Wanita itu hanya diam dan menangis. Dia berharap akan ada seseorang yang mau menolongnya dan membawanya pergi dari sana.
.
.
.
KUY DIBACA YUK, NOVEL SERU DIBAWAH INI