NovelToon NovelToon
Sistem Kultivasi Harem : Penakluk Wanita

Sistem Kultivasi Harem : Penakluk Wanita

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Transmigrasi / Dan budidaya abadi / Sistem / Harem
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: AYN02

Sebuah kecelakaan membawa Sora Langi ke dunia kultivasi, bersama sistem kultivasi harem akankah dia bisa kembali ke bumi? Sistem milik Sora tidak biasa, kalau mau jadi kuat harus sering melakukan kontak fisik dengan lawan jenis. Semakin intim kontak fisik semakin besar poinnya, akankah Sora mampu melangkah maju bersama sistem?

(Ding! Pegangan tangan dengan lawan jenis, poin harem +...)
(Ding! Berciuman dengan lawan jenis, poin harem +...)
(Ding! Berpelukan dengan lawan jenis, poin harem +...)
(Ding! Berhubungan i...., poin harem +...)

Tentu saja, meski caranya absurd, Sora Langi pasti melangkah maju sambil mengumpulkan kecantikan di kanan dan kiri. Anak tetua desa yang cantik tapi pemalu, ketua sekte yang tegas dan dingin, dewi perang yang ditakuti miliaran orang, semua akan menjadi miliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYN02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-

Kalian pasti bertanya - tanya kenapa tidak update setiap hari? Jawabannya sederhana, gua garap empat novel di tiga platform sekaligus! Kebetulan pf ini jadi prioritas terakhir jadi baru sempat update sekarang. Btw kalau mau update tiap hari, setidaknya berikan poin atau koin yang kalian miliki. Semakin banyak semakin bagus, apalagi kalau bisa dapet peringkat, ane bakal up tiap hari...

Waktu berlalu, Sora baru saja menerobos tingkat sembilan ranah inti emas. Tidak beda jauh dari Sora, Melati juga baru saja menerobos ranah pembentukan dasar. Sekarang dia melatih salah satu teknik tingkat tinggi yang dibeli Sora dari sistem dengan nama Sutra Hati Dewi Purnama.

Sutra Hati Dewi Purnama merupakan teknik tingkat tinggi yang seharusnya sangat mahal. Harganya bisa miliaran kalau dibeli utuh dari toko sistem.

Kalian pasti bertanya - tanya mengapa Sora bisa membeli teknik semahal itu, jawabannya sederhana, Sora cuma beli bagian fana sementara bagian abadi dan seterusnya bisa dibeli lagi saat dia punya poin yang cukup.

"Aku merasa semakin kuat, makasih Sora!" Melati tersenyum bahagia sambil dengan manja memeluk Sora.

Sora terkekeh lalu menggoda dengan ekspresi mesum. "Kalau mau berterima kasih, lakukan saja di malam hari."

Wajah Melati langsung merona karena malu. "Kamu... Dasar mesum!"

Duk!

"Aw!"

Melati menendang betis Sora dengan sekuat tenaga tanpa sedikit pun keraguan. Bahkan seorang kultivator ranah inti emas tidak akan tahan hantaman dari tendangan Melati.

Meski begitu, bukannya menyesal, Sora malah tertawa ringan sambil terus melihat Melati.

Perlahan Melati merasa malu, ia sampai harus menunduk untuk menghindari tatapan Sora.

"Hum! Kita lihat saja nanti. Kalau kinerjamu baik, aku akan menuruti satu permintaanmu yang tak tahu malu."

"Sungguh?" Mata Sora berbinar.

Melati melirik Sora, lalu dengan malu - malu membuang muka.

"Yosh! Sekarang aku lebih bersemangat."

...

Hari ini seperti biasa, Sora menyapa penduduk desa dan dikerumuni oleh kembang desa yang baru saja mekar.

Karena ini merupakan ladang poin harem, Sora tidak punya keluhan sama sekali. Tapi beda ceritanya kalau kita membahas Melati. Begitu melihat Sora dikerumuni wanita muda seperti lebah yang mengerumuni sarangnya, perasaan tidak senang muncul lalu menguasai hatinya.

Meski cemburu, Melati tidak berniat menegur Sora. Dia tahu seseorang seperti Sora tidak mungkin ditahan oleh satu wanita. Apalagi dia punya stamina layaknya monster saat olahraga malam di tempat tidur, mana mungkin dia puas dengan hanya satu wanita?

Melati menganggap pemandangan di depannya sebagai latihan untuk dirinya di masa depan. Tidak peduli berapa banyak wanita yang Sora miliki, dialah satu - satunya wanita yang mengambil keperjakaan Sora. Termasuk juga keperawanannya yang pertama kali diambil Sora.

"Kakak Sora, kumohon nikahi aku!"

"!" Melati segera menoleh melihat kerumunan yang mengelilingi Sora. Tepat di tengah kerumunan, Sora sedang bicara dengan anak kecil berusia sekitar sepuluh tahun. Di dunia kultivasi anak berusia sepuluh tahun sudah tumbuh dewasa dan cantik meskipun masih ada karakteristik kekanakan di sekitarnya. 'Apa - apaan itu? Bahkan anak kecil sepertinya sudah mengincar Sora?'

"Hmm... Gimana ya, tidak dulu deh. Kamu masih terlalu kecil, jadi tidak bisa dinikahi." Sora menanggapi dengan selembut - lembutnya berharap tidak menyakiti perasaan anak itu.

"Hiks!" Berbeda dari harapan Sora, mata anak itu berkaca - kaca seperti mau menangis di detik berikutnya. "Kakak Sora benci aku?" tanyanya dengan nada terisak.

Sora menghela napas lalu berjongkok di depan anak itu. Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut anak itu hingga berhenti menangis dan merasa lebih baik.

"Tidak ada yang membencimu, tapi soal pernikahan tidak bisa begitu saja dijanjikan."

"Kenapa?"

Sora menatap langit lalu berkata dengan serius. "Dunia ini luas, mungkin kamu bisa menemukan orang yang lebih dicintai di luar sana daripada aku."

"Benarkah?"

Sora mengangkat bahu. "Siapa tahu? Tapi dunia ini tidak punya batasan kesempatan. Kamu tidak akan tahu kalau tidak menjelajahinya."

"Aku mengerti, di masa depan aku akan jadi kultivator hebat dan berkeliling dunia!"

"Ha ha ha ha! Itu baru tujuan yang hebat, aku yakin kamu pasti bisa melakukannya."

"Mm!" Anak itu jadi penuh semangat dan melupakan soal proposal pernikahan yang tadi dia layangkan kepada Sora.

Ibunya yang masih terbilang muda datang lalu menasihati anak itu. Entah kebetulan atau memang disengaja, ibunya diam - diam melirik Sora dengan maksud tertentu. Dia berulang kali mengedipkan mata dengan senyum menggoda di wajahnya yang cantik.

Bahkan seseorang seperti Sora tidak akan bisa tenang di depan godaan seperti ini. Ditambah karena masalah fisik serta teknik yang dia latih, Sora semakin lapar akan kepuasan seksual.

Beruntung Sora masih bisa mengendalikan diri sehingga tidak perlu ada masalah di sini. Setelah menasihati anak itu, Sora pamit pada semua penduduk lalu pergi bersama Melati.

Tujuannya adalah rumah herbal milik desa. Dia harus membuat pil dengan bahan herbal yang telah dikumpulkan penduduk desa hampir setiap hari.

Sekarang Desa Batu Putih punya puluhan ribu pil ajaib cadangan yang siap didistribusikan kapan saja pada penduduk desa khususnya anak kecil yang belum sempat mengkonsumsinya.

Ngomong - ngomong, berkat usaha Sora, kualitas desa jadi lebih baik dengan ditandai banyaknya kultivator yang lahir. Dengan begini, Sora tidak perlu ragu jika memang sudah waktunya meninggalkan desa.

Melati seakan memahami perasaan Sora, dia sering menghabiskan waktu bersama ayahnya di saat tidak sedang menemani Sora.

Seminggu lagi berlalu, Sora akhirnya memutuskan untuk pergi ke ibu kota dan mencari lebih banyak peluang di sana. Ya kalau mau jujur, dia pikir sudah waktunya pindah ke ibu kota dan memburu wanita cantik yang ada di sana.

Ini jelas bukan niat Sora, Sora cuma mengikuti alur yang dibawa sistem kultivasi harem, jadi jangan salah paham padanya, oke?

Malam hari sebelum keberangkatan, Sora menemui tetua desa.

"Apa sudah waktunya?"

"Mm, latihanku mulai mengalami stagnasi, aku perlu pergi ke ibu kota untuk mempercepatnya."

"Hah... Aku bakal kesepian nih."

"Maaf..." Sora menunduk dengan ekspresi menyesal.

"Buat apa minta maaf? Karena kamu mau pergi, kamu harus pergi dengan bahagia. Toh bukan berarti kita tidak akan bertemu lagi."

"Paman..." Sora merasa terharu dengan sikap positif tetua desa.

"Ha haaa... Meski begitu, aku sangat berharap bisa menggendong cucu di pertemuan selanjutnya."

Sora tertegun lalu menghela napas dan berkata dengan nada serius. "Aku akan berusaha, tapi tolong jangan terlalu berharap."

"Aku tahu, tapi anak muda sepertimu pasti punya tenaga untuk melakukannya setiap hari. Kalau kalian rajin, perut Melati akan membesar tanpa kalian sadari."

"Mm, aku harap begitu." Sora mengangguk lembut lalu menatap bulan purnama dengan mata sipit. "Sudah malam, Paman sebaiknya istirahat."

"Aku ingin di sini lebih lama, kamu kembali dulu dan temui Melati. Dia pasti sudah menunggu kepulanganmu."

Sora mengangguk lembut. "Baiklah, sampai jumpa." Sora pergi meninggalkan tetua desa seorang diri.

Tetua desa tetap di tempat menikmati hembusan angin malam yang dingin tapi nikmat. "Jadi begini rasanya saat harus melepaskan putri yang berharga, rasanya sakit tapi aku harus merelakannya."

Orang bilang, cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Kalau kita balik, bagi seorang ayah anak perempuan adalah perhiasan paling berharga, kecuali dia benar - benar yakin, dia tidak akan melepasnya.

...

..

.

Bersambung...

1
adi ambara
thor..lain kali pesan sama mana² penulis novel..watak semua mc jangan sombong..klu thor sama penulis nak kena maki..teruskan watak sombong mc..
adi ambara
ini lah akibatnya sombong tak bertempat..sistem dah bagi misi tetapi ditangguhkan..kenapa tak mati saje melati..atau sistem tinggalkan mc..biar mc sedar diri..
Saki
anda tau yang pali menjelekkan adanya menunggu
jadi perbanyak update
bab juga tambah hin
rekomendasi kalau penasaran baca aja dulu gak rugi kok
kalau gak suka hapus
kalau suka jangan lupa bintang
terus taro di rak buku
Nino Ndut
aneh bener mc nya..bener2 g paham hidup didunia apa...hadehh
Nino Ndut
masih kebawa dirinya yg hidup didunia modern..padahal katanya sering baca cerita kultivasi tp kayak masih g paham hakekatnya..masih blom paham ma mc nih
AgamYupi02: Bantu jawab sedikit ya. Ibarat kata yang dipahami Sora cuma teori sementara prakteknya lebih gelap daripada yang dipikirkan.
total 2 replies
Nino Ndut
sejauh ini cm 2 kata buat mc, bodoh n naif
Nino Ndut
masih bingung ma karakter mc nya nih
AgamYupi02
Kontraknya lama, kagak sat - set kek pf sebelah 🤣
Ofu Madu
lanjut
AgamYupi02
Tes, butuh dukungan! Kasih poin vote dll biar tambah semangat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!