NovelToon NovelToon
Suami Untuk Kirana

Suami Untuk Kirana

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:6.5M
Nilai: 5
Nama Author: Red Lily

Kirana, dalam hembusan terakhir sang Kakek dia menikah dengan sosok pria yang diyakini Kakeknya akan menjaganya dan membahagiakannya. Namun, siapa sangka kalau Arjuna adalah sosok suami yang menganggap Kirana sebagai musuh, bukan istri.

"Aku akan terus melafalkan namamu dalam doaku, karena aku mencintaimu." -Kirana Anindy.

"Menghilanglah dan pergi. Jika harta yang kamu inginkan, bawa itu bersamamu." -Arjuna Braja Satya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin jelas

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

"Kak……," rengekan Kirana terdengar begitu merdu di telinga Arjuna yang sedang mabuk itu. Dia terus menghentak mengabaikan bagaimana perempuan itu memintanya berhenti.

Alunan indah dari mulut Kirana membuat Arjuna semakin melancarkan aksinya. Sesekali dia menggoda sang istri dengan memberi ciuman di ceruk lehernya.

"Kak… hhhhh…. Udah, Kak…. Capek."

PLAK! Arjuna menepuk bongkahan Kirana dan membuat perempuan itu berubah posisi menjadi tidur miring. Bersama dengan Arjuna yang ikut seperti itu, tanpa melepaskan penyatuan sama sekali.

"Kak…."

Arjuna tidak mengarakan apapun, dia sibuk mengejar kenikmatannya sendiri. Mengabaikan bagaimana Kirana yang memohon dan mencoba mendorongnya.

Sementara itu ketika Arjuna hampir mendapatkan pelepasannya yang kesekian kali, dia menyatukan bibirnya dengan milik Kirana. Membungkam perempuan itu dari jeritannya.

"Sshhh……" ketika Arjuna menarik miliknya, dia langsung tidur terlentang dan terlelap begitu saja.

Berbeda dengan Kirana yang meringkuk dan menarik selimut sambil menangis di sana. Dia merasa dirinya benar benar tidak berguna, apalagi Arjuna menyetubuhinya saat pria itu sedang mabuk.

Kirana yang tidak nyaman berada di sana itu langsung bergerak untuk pergi. Dia mengambil pakaian milik Arjuna, mengingat miliknya dirobek begitu saja. 

Berjalan tertatih-tatih menuju kamarnya, menahan segala rasa sakit yang ada di dalam tubuhnya. Kirana memang ingin menjadi seorang istri sepenuhnya untuk Arjuna, tapi tidak dengan cara seperti ini. Dimana Arjuna mabuk, dan kemungkinan pria itu akan marah saat dirinya sadar dan mengingat kalau malam ini bersetubuh dengan istrinya.

Yang dilakukan Kirana hari ini adalah menangis, berharap esok hari adalah hari yang baru untuknya. Berharap lembaran baru itu akan membawa kebahgiaan untuknya, supaya Arjuna bisa menerima kenyataan kalau dirinya adalah istri sah. 

Juga memberinya izin untuk menjalankan kewajibannya sebagai sosok istri.

🌹🌹🌹

Begitu keluar dari kamar mandi, Arjuna kembali mendapati kenyataan kalau yang semalam bukanlah mimpi. Dia memijat keningnya yang terasa pusing, apalagi melihat kasurnya yang berantakan.

Membuat Arjuna memilih untuk segera berpakaian dan segera pergi ke kantor.

Melihat noda darah di sprei putih itu lagi lagi membuat Arjuna menghela napasnya dalam dalam. Merasakan rasa bersalah di sana. Namun sisi lain mendominasi, seperti bertanya-tanya tentang kenapa Kirana malah mendekatinya saat mabuk?

Sampai dering telpon berbunyi, Arjuna mentap nama yang ada di layar ponselnya. Itu adalah Merlinda.

Dia menuju balkon untuk mengangkatnya.

"Hallo, Mer?"

"Kak, aku mau ngomong sama Kakak. Aku minta maaf karena maksa kakak, tapi itu semua atas dasar cinta, Kak."

"Mer, Kakak butuh waktu."

"Jangan putusin aku… hiks… jangan tinggalin aku, Kak… aku gak mau… hiks… kakak…."

"Denger, hubungan kita sedang tidak baik baik saja. Ayo merenung dulu, Mer. Jangan hubungi Kakak dulu, biarkan kita menganalisis diri sendiri dulu ya? Kakak butuh ruang."

Hanya isakan tangis yang terdengar di sana.

"Jangan tinggalin aku, Kak… hiks…."

"Aku hanya butuh waktu, Mer."

"Jangan lama lama… hiks…."

"Berikan aku waktu satu bulan… aku perlu mencerna pemikiranku sendirian."

Merlinda menangis semakin kencang.

"Kadang kita harus melangkah mundur untuk mengambil langkah yang lebih lebar, Mer. Fokuslah pada perkembangan dirimu sendiri," ucap Arjuna sebelum dirinya menutup telpon.

Dia kembali memijat kepalanya yang terasa pening sebelum keluar dari kamar dan menuruni tangga. Di sanalah dia melihat keberadaan Kirana. Masih dalam posisi yang sama, memasak dan menunggu kedatangannya.

"Pagi, Kak. Mau sarapan dulu?" Tanya perempuan itu.

Dan jelas Arjuna melihat bekas tangisan di sana. Mata perempuan itu bengkak, dan tidak berani menatapnya.

Arjuna yang sebelumnya tidak pernah menatap Kirana, kini melakukannya. Dia berjalan pada Kirana yang sedang membuatkan roti.

"Aku gak sempat masak, sarapan roti gak papa?"

"Ran…," panggil Arjuna yang membuat Kirana berhenti melakukan aktivitas. Tatapannya perlahan naik dan bertabrakan dengan manik yang selalu melemparinya dengan kata kata yang kasar. "Saya akan pergi sementara waktu."

"Kemana?"

"Saya beli apartemen punya temen."

"Kakak mau kita pisah rumah?"

"Hanya satu bulan, saya perlu berdiam dengan diri saya sendiri. Supaya tahu apa yang harus saya putuskan."

"Kak." Suara Kirana tercekat. "Aku gak papa kalau kakak mau sama Kak Merlinda. Ceraikan saja aku, daripada kita berdua menderita."

"Saya sudah katakan kalau tidak semudah itu. Jadi biarkan saya berfikir dahulu," ucap Arjuna dengan suara beratnya. "Dan untuk semalam, tolong lupakan itu."

Kirana meremas gamisnya menahan tangisan yang ingin keluar, dia hanya mengangguk. "Iya, Kak."

🌹🌹🌹

Benar saja, Arjuna pergi dari rumah. Entah kemana pria itu. Dan Kirana disuruh untuk menunggu selama satu bulan? Di setiap detiknya Kirana merasa ini sangatlah lama.

Dia benar benar butuh jawabannya sekarang, batinnya tersiksa memikirkan apa yang akan datang. Karena itulah, Kirana memilih mengambil cuti untuk kuliahnya. Dia juga perlu menenangkan dirinya sendiri di rumah.

Ketika dering telpon berbunyi, Kirana mengangkatnya. Itu adalah sang mertua.

"Hallo assalamualaikum, Bun."

"Waalaikum salam, Kirana. Gimana kabar kamu, Nak?"

"Kirana baik baik saja kok, Bun. Bunda gimana? Masih di sebrang ya?"

"Alhamdulillah bunda baik baik saja, Aya juga sehat. Cuma di sini ternyata banyak masalah, jadi ayah mau menyelesaikan sengketa lahan di sini sampai tuntas."

"Jaga kesehatan aja, Bun. Jangan sampai kecapean," ucap Kirana dengan lesu.

Dan sang mertua menyadari hal itu. "Ran, kok kamu suaranya gitu?"

"Hmmm? Abis bangun, Bun."

"Jam 10 kok baru bangun? Jangan tidur lagi kalau abis shubuh, Ran."

"Iya, Bun. Tadi gak sengaja ketiduran," ucap Kirana mengusap wajahnya yang terasa sangat lesu.

Terhitung sudah dua minggu Arjuna meninggalkannya seorang diri di rumah ini. Tidak ada kabar, tidak lagi bertemu. Kirana juga sempat melihat Merlinda di kampus saat dirinya hendak mengajukan cuti kuliah. Dan Merlinda juga sama sama terlihat tertekan, penuh dengan pemikiran semu. Tidak ada lagi raut wajah bahagia di wajahnya, yang mana membuat Kirana yakin, dia juga menderita.

"Arjuna gimana?"

Kirana bingung, sampai dia malah balil bertanya, "Gimana apanya?"

"Dia gak gangguin kamu atau bikin kamu gimana gitu, Ran?"

"Enggak, Bu," jawab Kirana. "Orang dia gak ada di sini," lanjutnya dalam hati.

"Ran…., Bunda emang gak tau gimana rasanya jadi kamu, tapi bertahan ya. Arjuna butuh sosok kayak kamu agar dia kembali berfikiran lurus, kembali pada sang pencipta. Dengan istri shalehah seperti kamu."

Kirana tersenyum miring. "Insya allah, Bun. Aku juga masih berusaha."

Dan ketika Kirana mendengar suara ketukan dari pintu luar, dia menengok. Kirana ingat Bibi Pembantu tidak datang hari ini.

"Bun, ada tamu. Kirana buka dulu ya."

"Iya, nanti Bunda telpon lagi ya. Assalamualaaikum."

"Waalaikum salam."

Kirana bergegas mengambil kerudungnya, dia memakainya kemudian menuruni tangga.

TOK. TOK. TOK.

"Sebentar," ucap Kirana membuka pintu. Dan… PLAK! Sebuah tamparan mendarat di pipi Kirana saat itu juga, dia melihat sosok yang sedang melihatnya dengan taapan tajam dan juga penuh air mata.

"Kak Merlinda?"

🌹🌹🌹🌹

TBC

1
Rinda
gk seru, maaf ya thor
Kendarsih Keken
Purwanti tahu kalau Mario kekasih nya adalah kakak nya Merlinda , nggak curiga gitu Pur kalau Mario hanya ingin mrmbalas ksn rasa sakit hati nya ke Arjuna melalui kamu
Kendarsih Keken
Mariooo ??
Kendarsih Keken
Eyang lope lope sekebon ❤❤
Kendarsih Keken
Si eyang ngga tahu kaleee yak , kalau mata nya Arjuna dari mata nya bapak nya Kirana 🤦‍♀️🤦‍♀️
Gina Safitri
Luar biasa
Kendarsih Keken
Syedih ... 😭😭😭
Mimi ifa
ceritanya bnyk gawangnya... /Scowl//Scowl//Scowl/
klo ada lanjutannya pasti tmbah penasaran...
Kendarsih Keken
Juna napaaa dach 😂😂😂
Kendarsih Keken
Sakit apa sihhh koq muntah bercampur darah ?
Kendarsih Keken
Nyesekkk sebenar nya Kirana sakit apa yak
Kendarsih Keken
Duh Kirana kenapa yak
Kendarsih Keken
Mila ... pecah ... 😅😅😅
Kendarsih Keken
Ya Allah syedih nya 😭😭
Kendarsih Keken
Oohhh seperti itu 😭😭
Maryam Renhoran
alhamdulillah
mksih yaa thor,
kutunggu karyamu selanjutnya 🫰😍
Maryam Renhoran
thor tolong endingnya yg bahagia yaa, Klu mengecewakan aku jadinya malas baca karyamu yg lain...🙏
Maryam Renhoran
😭😭😭😭
Maryam Renhoran
yaa Allah....🥲🥲🥲
Rose 19
pinter kamu mil, /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!