Bismillah karya baru,
Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.
Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.
Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?
Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Keteguhan Elyana
"Papaaa, Nda pengen Papaaa." Jerit tangis Nada memenuhi ruang tengah rumah orang tua Elyana. Elyana menjadi bingung, dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain sedih.
Di sisi lain, dia tidak tega melihat memisahkan sang putri dengan papanya. Namun di sisi lain, dia tidak mau berpisah dengan Nada.
"Kasih saya kesempatan, Pak, Bu, untuk memperbaiki semua dan kami kembali pulang dan hidup bersama. Semua demi Nada, saya mohon." Excel memohon pada kedua orang tua Elyana dengan sangat, sembari memeluk Nada.
"Kami tidak bisa apa-apa Nak Excel. Keputusan mutlak ada di tangan Elyana. Kami tidak ingin lagi memberi pengaruh atau intervensi apapun terhadap anak kami. Dia sudah bukan anak kecil lagi yang pendapat atau maunya masih harus diatur orang tua. Silahkan bicara dengan Elyana. Kami sudah tidak berhak menentukan," tukas Pak Arman.
Excel tertunduk, wajahnya muram dan sedih. Perasaan bersalah terlihat di wajahnya. Excel kini beralih pada Elyana, dia mengajak Elyana ke dalam kamar, sambil terus memeluk Nada.
"Elyana, tidakkah kamu kasihan pada Nada, dia ingin kita bersama. Tolong, El. Aku janji, aku akan perbaiki sikapku dan aku akan meninggalkan perempuan itu," mohon Excel.
Elyana tercenung, dia berpikir keras di dalam hatinya. Apa yang harus dia ambil. Kini dia bagai dilema.
"Bawalah Nada kalau kamu mau, tapi aku sungguh sangat sedih jika Nada kamu bawa, sebab hanya dia pelipur laraku selama ini," putus Elyana teguh, setelah itu dia keluar dari kamar meninggalkan Excel. Elyana berlari lalu menuju belakang rumah, untuk menumpahkan kesedihannya di sana.
Elida yang sejak tadi hanya menjadi penonton, ikut berlari mengikuti sang kakak ke belakang rumah, Elida ingin menghibur Elyana di sana.
"Mbak." Elida memeluk Elyana, dia ikut merasakan kesedihan yang dirasakan sang kakak. Elyana menoleh lalu memeluk Elida. Elyana menangis menumpahkan semua rasa sedihnya di dalam pelukan Elida.
"Mbak tidak mau Nada dibawa Mas Excel, tapi ... tapi Nada begitu rindu papanya. Mbak harus apa El?" Tangis Elyana kembali pecah. Dia sudah teguh ingin bercerai dari Excel, sebaba Excel baginya sudah tidak bisa diharapkan lagi, meskipun dia beberapa kali mengatakan akan berusaha mencintainya, tapi itu membutuhkan proses yang lama.
"Lalu, Mbak memutuskan apa?" tanya Elida.
"Mbak hanya ingin berpisah dari Mas Excel, tapi mbak tidak mau Nada dibawa dia. Mbak ingin Nada berada di tangan Mbak, tanpa menghalangi dia untuk bertemu Nada," ungkap Elyana.
"Aku tahu yang dirasakan Mbak Elya. Aku pun ingin Nada bersama Mbak. Mudah-mudahan bapak dan ibu bisa memberikan pengertian pada papanya Nada," harap Elida.
Sementara di dalam rumah, Pak Arman dan Bu Elis, kini sedang berbicara dengan Excel.
"Maafin Excel, Pak, Bu, Excel belum bisa bahagiakan Elyana." Kata maaf terlontar dari mulut Excel diiringi air mata. Entah itu air mata tulus atau berpura-pura, Bu Elis dan Pak Arman tidak tahu.
Setelah meminta maaf pada kedua mertuanya, Excel bergegas menuju belakang rumah, dia ingin menemui Elyana.
Saat Excel membuka pintu belakang, dia melihat Elyana masih menangis di samping Elida sembari berkata-kata.
"Mbak tidak mau kehilangan Nada, tapi Mbak tidak ingin kembali dengan Mas Excel. Mbak tahu El, Mas Excel tidak bahagia bersama mbak. Jadi, mbak memilih untuk membebaskannya. Mbak tidak ingin mengekangnya," ucap Elyana terdengar sangat menyayat hati Excel.
"Elyana." Excel menghampiri Elyana dan Elida, sampai mereka berdua terkejut.
"Mamaaa," teriak Nada sembari kedua tangannya merekah ingin meraih Elyana.
"Lihatlah, Nada saja tidak ingin kita berpisah," ujar Excel berharap Elyana tersentuh. Namun, Elyana tidak bicara apa-apa, dia memeluk Nada dengan erat.
"Baiklah, aku titip Nada. Tapi, bagaimanapun, aku tidak akan mudah untuk menceraikanmu," tegas Excel seraya bangkit dan kembali ke dalam.
Elyana terhenyak, dia menatap Excel yang kini berlalu dan masuk ke dalam.
"Kamu tetap egois, Mas. Tapi, aku akan tetap pada pendirianku. Aku tidak mau memaksakan dirimu untuk mencintai aku." Elyana membatin.
jodoh elyana otw....
di dunia nyata
kl aku jd mantan dah kulaporkan biar viral lah. biar hancurnya bareng bareng gk sendirian.
untung mantan istri terlalu baik, ciri khas wanita sinetron ikan terbang dng lagu kumenangis 😁🤣🤣