Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Sudah biasa
“Biarkan beberapa hari ini papah antar kamu,jangan bawa motor dulu ke sekolah,kamu belum sepenuhnya sehat Andini.”
Andini menghela nafas,”ya udah,tapi nanti yang jemput aku siapa pah?”
“Nanti papa usahakan permisi sebentar dari kantor,pas makan siang,biar nanti makan siangnya sekalian di rumah.”
“Iya boleh juga pah,mam akan masak nanti.”
mita menjawab sembari menikmati roti yang ada di tangannya.
“Ya sudah ayo kita berangkat”Bima berdiri dari duduknya, mereka saat ini sedang sarapan bersama di atas meja makan.
“Kaira sekalian saja kamu ikut sama papah..”
Kaira mengangguk kan pelan kepalanya, sedangkan wajah Andini langsung terlihat tidak terima.matanya langsung melihat ke arah ibunya.
Mita menyadari hal itu,tapi dia tidak bisa berbuat apa apa,dia juga tidak ingin suaminya jadi curiga kepadanya.
Bima sudah terlebih dahulu pergi keluar untuk memanaskan mobil.
“Kamu di belakang,bilang ke papah nanti lo turunnya jauh dari gerbang.”dengan wajah malas,Andini melihat ke arah Kaira,setelah beberapa minggu,baru kali ini mereka saling berbicara.
”lo dengar nggak?”
Tidak ada jawaban dari Kaira, dengan santai dia melangkah keluar dari dalam rumah menuju mobil dimana Bima sudah siap menunggu kehadiran mereka.
“Anji* tuh anak,bikin kesal aja..”
Andini dengan cepat melangkah kan kaki supaya dia lebih dulu sampai di mobil.
“Pah,aku duduk di depan ya..”
“Ya sudah ayo…”
.
Fathan memarkirkan motornya di parkiran sekolah,pria itu membuka helmnya.tidak lama, kedua motor sahabatnya sudah parkir di sampingnya.
“Kiraik lo belum datang..”ucap Bara sembari membuka helmnya.
Rian dan Bara turun dari atas motor,akhirnya ke tiga pria itu melangkah kan kaki menelusuri koridor menuju kelas mereka.
“Kaira…”
Suara seorang perempuan menghentikan langkah Fathan,dan kedua sahabatnya pun mengikut.
Fathan membalikkan tubuhnya,melihat seorang wanita tersenyum ke arah Maya yang ada di belakang mereka juga.
“Astaga Kaira, akhirnya lo sekolah juga, gue rindu banget sama lo,kenapa ponsel lo nggak bisa di hubungi?,waktu itu gue ke rumah sakit,kenapa lo nggak ngabarin ke gue kalau lo udah pulang?”setelah melepaskan pelukannya,Maya melemparkan beberapa pertanyaan.
“Sorry ya May,ponsel gue rusak, dan gue barucaja ganti ponsel..”
“Ohh gitu,ya udah deh nggk apa apa,yang penting lo udah sehat dan kembali seperti semula.”wajah Maya tersenyum tulus dan bahagia.”lo udah ngerasa baikan kan?”
Kaira mengangguk kan kepalanya pelan dan tersenyum.”gue udah merasa sehat,bahkan aku baru tahu hidup satu ginjal ternyata tidak begitu buruk.”
Maya menggenggam erat tangan Kaira.”lo harus tetap semangatt…”
Kedua gadis itu pun melangkah kan kaki menuju kelas.
“Than,lo kenapa sih?”Bara memukul pelan pundak pria itu,yang membuat Fathan tersadar dari tatapan nya.
“Lo lagi lihatij Kaira?”
dengan cepat Fathan menggelengkan kepalanya.”nggak, sok tahu lo..”jawab Fathan lalu ia pun melangkah kan kaki meninggalkan tempat itu.
“Aneh bangett tuh orang, akhir akhir ini dia benar benar aneh…”
.
“Gue kira lo belum bisa sekolah..”
andini menaikkan kaki kirinya ke atas kaki kanannya.”gue rela sekolah demi ketemu sama kak Fathan,gue nggak mau ketinggalan momen deketin dia.”
“Gue sih setuju,cuman lo nggak mau mikir dua kali? Saingan lo kak Aurel loh..”
Andini tersenyum lalu menatap ke arah Shinta.”mau saingan gue serigala pun gue bakal tetap nge gas,yang penting gue bisa dapatin kak Fathan.”
“Ya udah sih terserah lo aja,kita cuman bisa ngedukung lo.”
