Legenda Petarung (2)

Melihat pangeran pertama mendekat, Shao Mingrui memejamkan mata, dia telah pasrah jika mati di tangan saudaranya itu.

"Aku sudah memberi pilihan mudah, tapi kau menolaknya. Jangan salahkan aku karena bertindak kejam." Pangeran pertama mengangkat kepalan tangannya, menunjukkan betapa perkasanya dia.

Setelah beberapa saat terdiam, pangeran pertama membuka suara. "Sampaikan salam jika kau nanti bertemu dengan ibumu."

Bang!

Tubuh Shao Mingrui terpental dan menabrak bangunan besar di belakangnya. Dentuman keras saat tubuh menghantam bangunan terdengar keras, asap menyeruak ke atas, menutup pandangan yang terbatas.

Pangeran pertama mengulum senyum di bibirnya, perlahan dia mendekati bangunan tempat dia membenamkan Shao Mingrui. Namun ketika sampai di sana dia tidak menjumpai keberadaan saudara ketiganya.

"Dimana dia?" Pangeran pertama dengan panik mencari. Tidak ada seorang pun yang tahu jika dia merupakan dalang di balik semua ini.

Bahkan dengan identitasnya, hukuman berat masih akan menanti.

Dalam keadaan seperti ini, pangeran pertama berusaha tetap tenang, dia kemudian mencari ke sekitar, mungkin saja tubuh Shao Mingrui terpental saat terpelanting.

Akan tetapi, setelah beberapa waktu dia mencari, tetap tidak menemukan tubuh Shao Mingrui.

Arg!

Pangeran pertama meraung marah, dia pun meninggalkan tempat kejadian dengan perasaan bergejolak.

***

Di sebuah bangunan, seorang pria muda tengah berusaha mendudukkan Shao Mingrui. Kondisi Shao Mingrui begitu buruk sampai dia tidak sadarkan diri.

Beberapa saat berlalu, Shao Mingrui sadar. Perlahan pria itu mengerjapkan mata, menelisik keadaan sekitar. Dia mengingat jika saat itu dia berada dalam situasi berbahaya.

Tapi kenapa sekarang berada di sebuah ruangan, dan dia masih hidup. Apakah ini nyata?

Bersamaan dengan itu seorang pemuda menghampiri nya. "Minumlah ini dan pangeran akan baik baik saja."

Shao Mingrui menengadahkan kepala, melihat sosok di hadapannya, dia membulatkan mata dengan terkejut.

Belum sempat Shao Mingrui membuka suara, pemuda itu berbalik dan pergi. Namun tidak lama dia kembali.

"Maaf, karena tak percaya dengan apa yang kau sampaikan. Aku benar benar tidak menyangka kakak pertama akan begitu kejam." Shao Mingrui mengatakan dengan wajah bersalah.

Heh...

"Aku Zhou Fan tidak akan mempermasalahkannya. Selain itu, karena pangeran aku mendapatkan apa yang aku cari, meskipun itu hanya satu buah saja ...."

" ... Kristal beast tingkat kedelapan sangat penting bagiku. Bahkan aku rela mempertaruhkan hidup demi mendapatkannya."

Shao Mingrui terdiam, dia tidak tahu sebenarnya apa yang ingin pemuda ini lakukan terhadap kristal beast tingkat kedelapan, sampai rela mempertaruhkan nyawa.

Namun dia tidak berhak ikut campur terlalu dalam, karena dia tahu beberapa hal tidak seharusnya untuk dibicarakan.

"Apa yang akan anda lakukan, mungkin pangeran pertama akan mengincar pangeran karena telah mengetahui siapa sosoknya yang sebenarnya." Zhou Fan duduk di sebelah Shao Mingrui.

Shao Mingrui tersenyum kecut. "Tentu saja kembali ke Ibukota, karena bagaimana pun di sana adalah rumahku."

Zhou Fan mengerutkan kening, dia berpikir pria di sampingnya ini benar benar bodoh, bukankah saudaranya ingin membunuhnya, mengapa dia tetap kembali.

Namun pemikiran tersebut dapat ditebak dengan tepat oleh Shao Mingrui. Pria itu terkekeh lalu menjawab. "Di istana kekaisaran, meski dia mau, dia tidak bisa melakukannya.

Terlalu banyak orang yang memperhatikan, apalagi jika mengingat dia adalah pangeran pertama-orang yang paling mungkin untuk menempati kursi takhta kekaisaran.

"Bagaimana jika kau kembali bersama denganku?" Shao Mingrui mengajak Zhou Fan dengan wajah antusias.

Namun Zhou Gan menggeleng. "Aku harus mencari kristal beast berelemen es, selain itu harus mencari keberadaan guru. Aku tidak bisa terlalu lama berada di satu tempat."

Hem...

"Sebenarnya di gudang istana masih ada kristal beast berelemen es. Namun itu adalah barang yang dijaga sangat ketat, karena merupakan kristal beast tingkat kesembilan."

Perkataan Shao Mingrui membuat Zhou Fan menoleh dengan wajah tak percaya. "Beast tingkat kesembilan?"

"Mungkin sangat sulit untuk percaya, tapi dahulu kala Kekaisaran Shao mempunyai leluhur dengan kekuatan petarung tingkat dewa, dialah yang mendapatkan kristal beast itu ...." Shao Mingrui menceritakan sedikit tentang sejarah kristal beast tersebut

Zhou Fan terlihat tidak begitu antusias. Meski itu adalah barang yang dia butuhkan, belum tentu dia dapat mendapatkannya, mengingat jika kristal beast tingkat kesembilan itu merupakan harta kekaisaran.

"Kita bisa berusaha mendapatkannya, dengan bantuanku, apakah kau tidak yakin dapat meraih kristal itu?"

Zhou Fan melihat Shao Mingrui dengan aneh. "Kenapa pangeran mau melakukan itu, apa keuntungan yang pangeran dapatkan?"

Tentu saja Zhou Fan merasa ini aneh, tiba tiba Shao Mingrui yang merupakan anggota Kekaisaran Shao menawarkan keuntungan begitu saja, tidak mungkin tidak ada timbal balik yang harus dia lakukan.

"Kau telah menyelamatkan nyawaku, dengan alasan ini saja menurutku sudah cukup. Selain itu aku ingin kau kembali bukan sebagai pengawal, melainkan saudaraku."

Shao Mingrui tiba tiba merangkul leher Zhou Fan, membuat pemuda itu mendorong dengan spontan. "Baiklah, aku akan ikut, demi kristal beast itu aku akan melakukan apapun."

Satu minggu berlalu, di istana Kekaisaran Shao terjadi kehebohan, karena para pangeran yang sebelumnya pergi ke Kota Xue, kembali dengan membawa kabar buruk.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Kaisar Shao berdiri dan berkata lantang, dia meminta pertanggung jawaban pangeran pertama serta pangeran ke delapan selaku dua pangeran yang selamat.

Lima peti mati berada ditengah aula, itu adalah mayat pangeran yang terbunuh di Kota Xue.

Meski kaisar telah bertanya, kedua pangeran hanya diam seolah mereka tidak mempunyai keberanian untuk berkata.

"Pangeran pertama, apa yang sebenarnya terjadi?" Kaisar turun dari singgasana, berjalan mendekati putra pertama-nya.

Pangeran pertama menunduk. Setelah beberapa saat hanya diam dia membuka mulutnya.

"Ini semua karena pangeran ketiga, dia telah merencanakan semua ini sejak awal. Ternyata kabar penyerangan di Kota Xue hanyalah sebagai alasan, yang sebenarnya adalah untuk melakukan penyergapan."

"Anak kurang ajar! Aku tak mengira, salah satu putraku akan bertindak begitu kejam." Kaisar Shao kembali ke tempat kebesarannya.

Pangeran kedelapan-Shao Ziyu mengerutkan kening, dalam wajahnya dia tersenyum sinis. Benar benar tak menyangka jika kakak tertuanya merupakan rubah ekor sembilan, sangat pandai menyamar.

Namun jika dia membongkar semua ini, dia tidak akan mendapatkan apa apa, karena terlihat jelas jika kaisar-ayahnya lebih condong kepada pangeran pertama.

Biarkan semua ini ditanggung pangeran ketiga, itu juga tidak merugikannya.

"Yang Mulia, ini tidak bisa dibiarkan. Pangeran ketiga masih berkeliaran diluar sana, kita harus mencari keadilan bagi para pangeran yang telah tiada. Menangkapnya dan memberikan hukuman yang setimpal" Salah satu tokoh tua berkata dari tempat duduknya, dia adalah penasihat kekaisaran.

Bersamaan dengan itu pintu aula terbuka, memperlihatkan dua orang yang berjalan dengan langkah tenang. "Tidak perlu mencari, aku ada di sini."