Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diterima
Kediaman keluarga Risa.
Pagi yang sangat cerah, secerah wajah tiga pria yang baru saja turun dari mobil itu, diantara dua pria tampan berwajah bule dan oriental, ada bocah kecil tampan berlari dengan senangnya.
"Divan hati-hati jangan berlari boy" Teriak Rama dengan kawatir, namun tidak dengan Divan bocah itu hanya tersenyum menunjukkan deretan gigi nya , membuat Xelo tertawa melihat interaksi dua pria itu.
"Dih dia gak tau kali yaa kalau kita tuh deg degan liatnya, malah nyengir gitu" ucap Xelo di tengah-tengah tertawa nya.
"Anak kecil bro, gue rasa kita lebih parah saat kecil" Jawab Rama membuat keduanya tertawa.
Rama dan Xelo pun masuk kedalam menunggu di ruang keluarga, setelah bude Retno membukakan pintu dan mempersilahkan masuk, Rama pun juga menjelaskan kenapa Risa tidak pulang, dia beralasan Nino terjatuh dan mengakibatkan dia harus dirawat rumah sakit, membuat Risa menemani Nino sekarang.
Awalnya bude nampak panik, dia dan Nino nampak dekat dan dia anggap seperti anak sendiri sama hal dengan Risa, wanita tua itu nampak shock namun dengan cepat Rama juga memberi tahu kabar bahagia, bahwa Nino menyatakan perasaan kepada Risa membuat bude Retno sedikit senang dan tenang.
Tak butuh waktu lama kini sang jagoan telah siap dengan tas ransel di pundaknya, Rama pun segera berpamitan untuk mengantar Divan ke sekolah, sebelum berangkat bude memberikan sedikit nasehat kepada Divan, agar bocah itu tidak nakal dan merepotkan saat bersama Rama, dia juga berterima kasih kepada Rama dan Xelo telah membantu menjaga Divan.
Mobil mewah bermerek Jeep Rubicon membelah jalanan dengan sangat gagahnya, di dalam mobil itu suasana sangat ramai dan riuh dengan pertengkaran Divan dan Xelo, yang seolah tak mau mengalah dan terus beradu argument.
"Kura-kura ninja itu kodok uncle, ihhh Ivan aja tau masa uncle Xelo enggak!" Ucap Divan tetap pada pendiriannya kalau kura-kura ninja itu kodok.
"No Divan, kura-kura ninja itu kadal bukan kodok" balas Xelo dengan tegas tak mau mengalah dengan sang bocah.
Rama yang telah memberikan tebak-tebakan tertawa dengan kerasnya, dia tak tahan dengan pertengkaran dua pria berbeda generasi itu, dan yang paling membanggakan dua-duanya tidak ada yang benar.
Pertengkaran siapa kura-kura ninja terus berlangsung hingga mereka sampai di tempat tujuan, namun sekolahan itu nampak aneh suasana sangat sepi tanpa ada kehidupan satu pun, begitu juga dengan parkiran yang sebelumnya penuh mendadak lenggang tanpa satu kendaraan pun.
"Udah masuk yaa uncle, yaah Ivan telat nanti dihukum lagi"Ucap Divan dengan wajah sedih membuat Rama dan Xelo bertambah bingung.
Mereka berdua saling pandang, seolah sedang bertanya satu sama lain namun nihil mereka tak mendapatkan jawaban sedikit pun, hingga detik kemudian Divan berteriak membuat Rama dan Xelo terkejut dan menoleh ke arah sumber suara, yang sedang melihat laptop.
"Uncle hari kan Sabtu, sekolah Ivan libul"Ucap Divan dengan polosnya, membuat Rama dan Xelo ternganga.
"Xel gue sekarang percaya deh kalau kura-kura ninja itu kadal"Ucap Rama dengan tatapan kosong segera di angguki oleh Xelo yang menahan tangis.
"No, Kula- Kula ninja itu kodok"Potong Divan dengan tatapan mengintimidasi nya, langsung mendapat tatapan tajam Rama dan Xelo.
"Oce- Oce Kula-kula ninja itu kadal"Ucap Divan lagi dengan senyum gemas tak lupa ia salam dua jari tanda dia menyerah.
.
.
.
.
.
Rumah sakit Artanegara.
Di siang hari yang sangat terik, terlihat seorang wanita nampak berjalan terburu-buru, wanita cantik itu berjalan dengan beberapa kantong plastik memenuhi di kedua tangannya, tak perlu berjalan terlalu jauh kini dia sudah sampai di sebuah ruangan VVIP dengan segala fasilitas mewahnya.
"Hufff" wanita itu membuang nafas dengan kasar dengan tangan mengelap peluh di dahinya.
"Tante dari mana?"Tanya seorang pasien dengan tatapan bertanya, soalnya wanita itu hanya izin sebentar namun kenyataan tidak sesuai dengan izin.
"Beli makanan lapar aku, kenapa bosen yaa?"Tanya wanita itu menaruh barang belanjaan di atas nakas.
"Kangen" sebuah kata simpel namun berhasil membuat hati seakan-akan meletus.
"Kenapa jadi lebay gini sih Nin, bukan kamu banget tauk"Ucap Risa dengan menuangkan soto daging ke dalam mangkok nasi.
Nino tak menjawab, pria itu hanya tersenyum melihat sang wanita salah tingkah, entahlah semenjak dia mengungkapkan perasaannya dia semakin berani menggoda Risa.
"Makan dulu dari pagi kamu belum makan, aku beli dengan susah payah dan penuh keringat, awas aja kamu tolak lagi" ancam Risa dengan duduk di sebelah bangsal Nino.
"Suapin Boleh?" Pinta Nino dengan puppy eyes andalan Divan, berharap Rida luluh.
"Iyaaa"
Dan bener saja, jurus andalan Divan berlaku juga untuk dirinya, dengan lahap Nino menerima suapan demi suapan dari Risa, pria itu nampak tersenyum di sela-sela mengunyah makanan menandakan betapa bahagianya saat ini, namun tidak di hati kecilnya yang menangis tersedu-sedu teringat masa kecil dengan sang ibu.
"Minum" Ucap Risa lagi-lagi membantu Nino untuk meraih gelas.
"Tan kamu tau enggak, hari ini aku tuh bahagiaaa banget"Ucap Nino dengan tersenyum penuh kegembiraan, membuat Risa yang sedang membereskan alat makan juga tersenyum.
"Bahagia kenapa?"Tanya Risa kembali duduk di sebelah Nino yang masih tersenyum, membuat tingkat ketampanan pria berdarah cina Inggris itu bertambah.
"Entahlah, aku tuh punya keinginan waktu mamah ku sudah meninggal, ada gitu kalau sakit di ngurus di suapin, berasa di urus mamah aku" ucap Nino dengan sorot mata teduh berkaca kaca.
Risa pun juga ikut terharu, dia juga ditinggalkan kedua orang tuannya dengan waktu yang hampir berdekatan, membuat dia begitu terpukul kala itu untung ada bude Retno dan suami, yang dengan senang hati mengurus nya dengan penuh kasih sayang, hingga dia seperti ini.
Tangan lembut Risa tanpa sengaja mengelus puncak kepala Nino, membuat air mata mengalir semakin jelas.
"Terimakasih sudah menemani, aku berdoa semoga sang semesta mengabulkan doa ku, agar kita bisa hidup bersama" Ucap Nino dengan jelas membuat Risa terkejut dan teringat kejadian semalam.
"Emm, apakah kamu menerima ku semalam?"Tanya Nino sedikit ingat dengan kejadian yang begitu cepat berjalan, hingga dia lupa akan hari bahagia atau hari kesedihan.
"Jujur aku ada sedikit rasa dengan mu, entahlah rasa itu muncul dengan sendirinya ketika kamu bersama Divan, cara kamu memperlakukan Divan, mendidik Divan semakin menambah rasa itu menjadi Kuat" Ucap Risa membuat Nino bingung.
"Jadi aku diterima?" Tanya Nino dengan raut wajah serius dan juga tegang, dia takut Risa menolaknya dan menjauh.
Namun ketakutannya seketika hilang dan berganti dengan kegembiraan, ketika Risa dengan pelan menganggukan kepala.
"Thanks, i love you "
bersambung........
Jangan lupa like coment and favorit.