Jiwa seorang ilmuwan dunia modern terjebak pada tubuh pemuda miskin di dunia para Abadi. Ia berusaha mencapai puncak keabadian untuk kembali ke bumi. Akankah takdir mendukungnya untuk kembali ke bumi…. atau justru menaklukkan surgawi?
**
Mengisahkan perjalanan Chen Lian atau Xu Yin mencapai Puncak Keabadian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almeira Seika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35—Yuan Xi
Walaupun Xu Yin sudah tahu bahwa pemuda berjubah putih berada pada ranah Golden Core. Namun, ia ingin menguji Teknik Tanpa Bentuk miliknya yang sudah disempurnakan untuk mengalahkan praktisi dua ranah diatasnya. Sehingga, ia berusaha memancing amarah dengan menolak memberikan kipas itu.
Xu Yin menatap pemuda berjubah putih tanpa menunjukkan sedikit pun rasa gentar. Hao Lin yang berada di sebelahnya, mulai panik. “Xu Yin… berikan saja!” bisik Hao Lin “Bertarung melawan praktisi dua ranah diatasmu… itu sama saja bunuh diri!!”
Xu Yin mengerutkan kening, di dalam hatinya mulai bergolak keraguan. “Apa yang Hao Lin katakan memang benar. Apakah belum saatnya aku menguji teknik ini? Dan apa sebaiknya aku berikan saja kipas ini? Lagipula, saat ini aku sedang berada jauh dari Sekte. Tidak akan ada yang bisa menolongku.” Gumamnya dalam hati.
Namun, saat tatapannya jatuh pada sosok pemuda berjubah putih itu, rasa ingin menguji eksperimennya menjadi semakin besar. Walau demikian, ia merasa masih belum cukup bisa melawan pemuda itu. Xu Yin akhirnya menyerah dengan niatnya, ia menepuk tas di pinggang dan kipas itu keluar.
“Senior. Kipas ini milik anda sekarang, maaf jika Junior sudah lancang sebelumnya.” Ucap Xu Yin, sembari memberikan kipas itu kepada pemuda di hadapannya.
Kipas itu melayang secara perlahan, lalu mendarat tepat di hadapan pemuda berjubah putih itu. Ia tersenyum, lalu memasukkan ke dalam tasnya. Namun, setelah menerima kipas itu, bukanlah rasa puas yang muncul di wajahnya. Melainkan tatapan yang tajam, dan dalam sekejap gelombang aura keemasan menyembur ke segala arah dari tubuhnya.
Xu Yin dan Hao Lin tersentak mundur, dan batuk-batuk karena udara di sekitar semakin tipis. “Maaf, Senior. Junior izin pamit.” Pungkas Xu Yin sembari menangkupkan tangannya. Ia dan Hao Lin segera terbang menjauh.
Namun, setelah pergi sejauh lima puluh meter, langit tiba-tiba bergetar. Sebuah bayangan tangan raksasa berwarna emas transparan, melesat ke arah Xu Yin dan menggenggam tubuhnya.
Hao Lin menghentikan pedang terbangnya saat melihat ilusi tangan itu, dan tubuhnya mulai gemetar. “Ini… Teknik Ilusi Tangan Dewa Kuno Bao Long?” Lalu, ia memandang wajah Xu Yin dengan perasaan bimbang. “Haruskah aku menolongnya? Atau kabur saja?”
“Senior berjubah putih ini bukanlah praktisi sembarangan! Selain itu, dia sudah berada di ranah Golden Core! Dia bahkan memiliki Teknik Ilusi Tangan Dewa Kuno Bao Long. Sepertinya aku tidak boleh ikut campur!” Tanpa berpikir panjang, Hao Lin memilih melesat pergi meninggalkan Xu Yin.
Walaupun itu hanyalah tangan ilusi, namun, Xu Yin bisa merasakan tekanan dari genggamannya. Tulang-tulangnya seperti ditekan oleh ratusan ton besi, dadanya semakin terasa sesak dan pembuluh-pembuluh darahnya nyaris meledak. Ia hanya bisa menggeliat mencoba melepaskan diri dari cengkraman ilusi. Tentu saja hal itu tidak akan berhasil. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh praktisi Qi Awakening saat berhadapan dengan Golden Core. Belenggu diantara keduanya membentuk jurang yang dalam.
“Siapa yang memberimu izin untuk pergi, anak kecil?” Gema pemuda itu, suaranya menggetarkan langit hingga topeng Xu Yin retak dan terbelah menjadi dua bagian.
Tangan asli pemuda itu seolah menggenggam dan menarik sesuatu dari depan. Menciptakan gerakan yang ditiru oleh Tangan Ilusi Dewa Kuno Bao Long.
“Aku, Yuan Xi.” Ucapnya dengan senyum kejam. “Orang yang mencoba menggangguku… tidak akan kubiarkan hidup!”
Ibu jari dari tangan ilusi perlahan menekan ke arah kepala Xu Yin, bersiap untuk meremasnya. Namun, Xu Yin hanya dia. Bukan diam karena pasrah, tetapi sedang berpikir. “Tameng Besi! Tapi… jika ingin memakai teknik tameng besi, aku perlu menggerakkan tangan, sementara, saat ini tubuhku tengah digenggam…”
Namun, bukan Xu Yin namanya jika menyerah. Ia memusatkan konsentrasi dan membayangkan Qi membentuk Tameng Besi. Dalam sepersekian detik, aliran Qi-nya mendidih. Lingkaran spiritual mulai mengelilinginya.
Dan… Tameng Besi transparan berhasil mengelilingi tubuhnya dari genggaman tangan raksasa itu.
GGRRRKKH!!
Dalam dekapan erat tangan ilusi, Xu Yin menemukan sebuah celah di bawah kakinya. Ia pun memikirkan sesuatu, dan tak ingin membuang waktu lagi, Xu Yin segera mengaktifkan teknik Bayangan Diri.
Tiga sosok Xu Yin berada dalam genggaman. Keduanya adalah ilusi, dan salah satunya adalah tubuh asli. Xu Yin berhasil mengecoh ilusi tangan dengan menggunakan ilusi dirinya sendiri. Ia berhasil menerobos keluar dari celah bawah tangan raksasa itu.
“Kau!” Geram Yuan Xi.
Xu Yin tidak ingin mengambil resiko. Dia melesat menjauh dengan pedang terbangnya. Sementara itu, Yuan Xi tidak ingin melepaskannya, ia pun mengejar Xu Yin. “Mau kabur kemana kau bocah Qi Awakening?”
Langit malam berganti pagi, dari tengah kota melewati lembah dan hutan hingga sampai ke lokasi yang beriklim padang tandus. Sudah dua hari sejak ia mereka berdua saling bersinggungan. Namun, Yuan Xi tak berhenti mengejar, begitu pun dengan Xu Yin yang tidak memiliki niat untuk menghentikan pedang terbangnya. Mereka berdua tampak seperti dua bintang jatuh yang saling memburu melintasi langit.
“Ini… gurun? Sudah sejauh apa aku terbang?” Gumamnya dalam hati, ia menyipitkan mata. “Senior itu… sangat gigih dalam mengejarku. Entah sejauh mana lagi aku bisa melarikan diri darinya…”
Xu Yin tidak kembali ke Sekte Tiangu dan meminta pertolongan Tetua Qian, sebab ia tak tahu arah. Saat pertama kali pergi ke Kota Lingxu, ia hanya mengikuti di belakang Hao Lin. Dan satu-satunya yang memiliki peta, adalah perempuan itu.
Namun, pedang terbang di bawah kakinya mulai bergetar pelan. Cahayanya mulai berkedip dan aura spiritualnya meredup. “Tidak!” Lontar Xu Yin panik. “Pedangnya… kehabisan energi Qi.”
Satu-satunya cara untuk mengisi energi Qi pada pedang terbang agar kembali berfungsi, hanya dengan sang pemilik melakukan meditasi. “Bagaimana aku bermeditasi dalam situasi seperti ini?” Keluh Xu Yin, dengan keringat dingin mulai keluar di pelipisnya.
Sementara itu, hanya seratus meter di belakang Xu Yin, sosok Yuan Xi mengejarnya bagaikan dewa pemburu dari neraka. Wajahnya tampak dingin, tetapi sorot matanya memperlihatkan api kesenangan. “Aku sedang ingin menghiburmu, kenapa kau terus kabur, bocah?” Cibir Yuan Xi.
Sebelum mendarat ke tanah tandus, Xu Yin menoleh ke belakang dan tangannya menggenggam udara. “Mantra Angin Laut.”
Aliran udara lembut keluar dari genggaman telapak tangan yang secara perlahan terbuka. Angin itu tampak biasa saja… namun, mampu mengacaukan sirkulasi Qi musuh dan menghancurkan secara dari dalam.
Yuan Xi tanpa sengaja menghirup angin itu, dan ekspresi wajahnya berubah. Ia mendengus kesal. “Energi Qi-ku! Sialan!”
Tanpa menunggu lama, ia menepuk tas di pinggang dan melahap pil yang berwarna hijau. Energi Qi-nya mulai stabil lagi, bahkan, lebih kuat dari sebelumnya. Ia pun tertawa meremehkan Xu Yin, “Kau ingin bermain-main denganku, bocah?”
Karena pedang terbangnya sudah tak memiliki energi Qi sama sekali, Xu Yin pun jatuh di atas padang tandus yang luas. Ia tidak memiliki teknik tingkat tinggi lagi selain ‘Teknik Tanpa Bentuk’. Seluruh teknik-teknik dasar yang ia pelajari tidak akan memiliki efek apapun jika digunakan untuk melawan praktisi Golden Core.
Terlebih, Hao Lin belum sempat menyerahkan Mantra Petir Darah Hitam maupun Pusaka Warisan Klannya. Xu Yin yang merasa sudah terdesak, akhirnya memutuskan untuk menguji teknik yang ia sempurnakan pada praktisi Golden Core. Ia pun memejamkan mata dan mengatur nafasnya. Ia mencoba berkonsentrasi penuh.
“Teknik tanpa bentuk…”
Namun…
Tidak ada yang terjadi.
Tidak ada pergerakan ruang dan waktu.
Tidak ada waktu yang berjalan lambat.
Segalanya normal, seperti… teknik ini tidak lagi berfungsi.
pedang biasa bisa apa nggak? tergantung ilmu seseorang atau tergantung pedangnya?
mungkin padanan sapu terbang penyihir atau karpet terbang aladin. cerita2 benda terbang yg jadi kendaraan yang lebih kuno.
ibunya jadi hangat.