Rangga yang ditindas dan dibully oleh teman-temannya di kampus. Kini hidupnya berubah drastis setelah dia mendapatkan sistem kekayaan tak terbatas. Dirinya yang dulu terpuruk, kini mulai menunjukkan dominasinya.
Entah itu kehormatan, kekuatan, kekayaan, ketenaran, popularitas, wanita, semua bisa didapatkan dengan mudah. Ikuti kisah Rangga dan petualangannya yang penuh dengan adegan adegan seru yang mendebarkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Berfokus Untuk Meningkatkan Kekuatan.
Bab 35. Berfokus Untuk Meningkatkan Kekuatan.
"Sistem, buka panel status."
Ding...
[Buka Panel Status.]
Panel Status
Nama Sistem: Sistem Kekayaan Tak Terbatas
Level Sistem: Level 2
Pemilik Sistem: Rangga Wijaya Leksmana
Saldo: 100 Kuadraliun
[100.000.000.000.000.000]
Level Kekuatan Pemilik Sistem: Ranah Surga Level 9 Tahap Awal
Konstitusi: [S]
[Untuk meningkatkan menjadi "S+", perlu 100.000.000 poin sistem.]
Vitalitas: [A+++]
[Untuk meningkatkan menjadi "S", perlu 10.000.000 poin sistem.]
Catatan:
[Karena saat ini kekuatan Tuan Rumah masih berada di Alam Fana, setiap peningkatan poin yang ditambahkan untuk meningkatkan konstitusi dan vitalitas akan digunakan untuk memperkokoh fondasi Tubuh Dewa.]
Toko Sistem:
[Menjual berbagai macam kebutuhan terkait segala sesuatu yang dibutuhkan oleh Pemilik Rumah.]
Keterampilan:
Ilmu Pengobatan Tingkat Dewa
Satu Set Teknik Beladiri Tingkat Dewa
Keterampilan Mengemudi Tingkat Dewa
Keterampilan Memasak Tingkat Master
Catatan:
[Setiap membelanjakan 100 juta rupiah, Tuan Rumah akan mendapatkan 10 poin. Untuk naik level ke tahap awal, dikenakan biaya 1.000 poin; tahap menengah, 10.000 poin; dan tahap puncak dibutuhkan 100.000 poin sistem.]
Poin Sistem: 130.900 poin
Melihat semua peningkatan itu, Rangga pun tersenyum. Namun, meskipun begitu, ia merasa semua ini belum cukup. Dia baru akan sedikit merasa tenang jika kekuatannya sudah berada di Ranah Legenda Level 9 Tahap Puncak.
Dengan begitu, kekuatannya sudah bisa mengimbangi Tubuh Dewa miliknya.
Tapi melihat poin yang sedikit, Rangga merasa miris. Dan untuk kesekian kalinya ia hanya bisa menghela napas.
Waktu terus berjalan, tak terasa tiga bulan telah berlalu begitu saja. Kegiatan Rangga sehari-hari adalah mengunjungi markas ONE.
Dia ingin memiliki hubungan pertemanan yang lebih dekat dengan tujuh tuan muda pendiri organisasi tersebut.
Otaknya dipenuhi dengan berbagai macam cara agar ia bisa segera menghabiskan uang sebanyak mungkin untuk mendapatkan poin sistem. Karena ia tidak tahu kapan lagi pemilik sistem lainnya akan datang untuk memburunya.
Namun, terlepas dari itu semua, ia juga tidak melupakan identitasnya sebagai mahasiswa di Universitas Galaksi.
Jadi, dalam satu minggu, ia rutin masuk selama empat hari. Baginya, itu sudah lebih dari cukup, dan semua dosen yang ada di universitas tidak ada yang menegurnya atau mempermasalahkannya sama sekali.
Mereka tahu jika Rangga adalah penyumbang dana terbesar sepanjang sejarah selama Universitas Galaksi berdiri.
Sikap rendah hatinya yang ramah pada semua orang juga membuatnya menjadi semakin populer di kampus, terutama di kalangan para gadis. Namun, hatinya hanya terkunci untuk Tania, dan dia sama sekali tidak berniat untuk mencari wanita lain.
Di sisi lain, ada hal yang lebih mendesak, yaitu meningkatkan kekuatan.
Bicara tentang hubungannya dengan Tania, keduanya menjadi semakin harmonis. Bahkan hubungan Rangga dengan kedua orang tua kekasihnya itu juga sangat baik.
Kedua orang tuanya bahkan sering memancing keduanya untuk segera menikah, karena mereka sudah tidak sabar ingin memiliki cucu.
Seketika, wajah Tania berubah merah saat mendengarnya. Namun, kata-kata Rangga benar-benar membuat mata Tania melotot tajam ke arahnya.
Rangga berkata dengan sangat santai.
"Kalau saya, sebenarnya siap kapan saja, Tante. Hanya saja Tania yang mungkin belum siap. Karena saya maunya memiliki anak minimal delapan, hehehe."
Mendengar itu, seketika kedua orang Tania tak kuasa menahan tawa. Dan di luar dugaan, ibu Tania justru berkata,
"Hahaha, kenapa cuma delapan, Nak? Sepuluh atau dua belas pun tidak masalah. Semakin banyak anak, kami berdua juga semakin memiliki banyak cucu. Rumah ini juga akan menjadi semakin ramai."
Mendengar itu, Rangga sangat tercengang dan tidak tahu harus tertawa atau menangis menanggapi ucapan calon mertuanya yang sangat antusias itu.
Kemudian ia melirik Tania, mendekatkan wajahnya sambil membisikkan sesuatu di telinganya.
"Bagaimana, Sayang? Apakah kamu sanggup membuat dua belas anak denganku?!"
Namun yang Rangga dapatkan hanyalah cubitan maut di pinggangnya.
Ia tidak merasakan sakit sama sekali. Sebagai petarung Ranah Surga level 9 tahap puncak, mana mungkin ia merasakan sakit. Tapi, di hadapan kekasihnya dan juga calon mertuanya yang hanyalah manusia biasa, ia pun pura-pura merintih kesakitan.
"Aduh! Sayang! Ampun, ampun," ucapnya pura-pura tersiksa dengan wajah memelas.
Melihat wajah memelas yang dibuat oleh Rangga, Tania pun akhirnya melepaskan cubitannya.
Tidak lama kemudian, akhirnya mereka pun berpamitan untuk pergi ke luar. Kebetulan, hari ini adalah malam minggu. Jadi, keduanya berencana untuk menghabiskan malam ini dengan berkeliling Kota Black Rock.
Di perjalanan, keduanya mulai berbincang.
"Sayang, bagaimana keadaanmu saat ini?"
Tanya Rangga tiba-tiba.
Mendengar itu, Tania merasa heran dan langsung mengerutkan keningnya.
"Keadaanku baik-baik saja, Sayang. Memangnya kenapa? Pertanyaanmu terdengar sangat aneh?"
Rangga pun menghela napas. Lalu ia kembali berkata,
"Maksudku bukan begitu, Sayang. Sekarang kamu bukan hanya mengurus Diamond Hotel, tapi juga Sunrise Mall.
Bagaimana keadaanmu saat ini? Apakah kamu tidak kelelahan mengurus keduanya sekaligus?" tanya Rangga dengan ekspresi cemas di wajahnya.
Ya, karena saking sibuknya memikirkan bagaimana cara untuk meningkatkan kekuatannya, ia tahu bahwa dirinya memiliki hutang waktu untuk berdua bersama dengan wanita yang dicintainya ini.
Mendengar itu, Tania tersenyum lembut. Hatinya terasa hangat karena perhatian yang diberikan oleh Rangga.
Dirinya bahkan tidak menyangka jika Rangga akan menanyakan pertanyaan seperti itu.
Akhirnya ia menatap Rangga dengan tatapan penuh kasih sayang dan berkata dengan lembut,
"Tenang saja, Sayang, aku baik-baik saja. Lagi pula banyak staf-staf lainnya yang membantuku, sehingga aku tidak terlalu lelah. Tugasku hanya mengecek beberapa laporan dan menandatangani beberapa dokumen, itu saja."
Rangga pun akhirnya bernapas lega.
"Baguslah kalau kamu tidak merasa lelah. Tapi jika kamu merasa lelah atau merasa tidak enak badan, jangan dipaksakan, langsung istirahat aja. Bagaimanapun, kesehatanmu jauh lebih penting."
"Iya, terima kasih, Sayang," jawabnya sambil tersenyum.
Kemudian, Tania ingin menanyakan sesuatu, akan tetapi dia merasa sedikit ragu-ragu untuk mengatakannya.
Melihat tingkah kekasihnya itu, Rangga hanya terkekeh, lalu dengan gemas ia mencubit lembut pipi kekasihnya.
"Jika ada yang ingin kamu katakan, bicaralah. Aku bukanlah hakim dari kejaksaan yang akan menjatuhkan hukuman penjara kepadamu hanya karena kamu salah berkata."
Jawaban konyol dari Rangga tentu saja langsung membuat mata Tania melotot, namun kata-kata itulah yang membuatnya langsung mengulum senyum.
Setelah menarik napas dalam-dalam, ia mulai memberanikan diri untuk berkata,
"Sayang, mengenai masalah pernikahan kita ke depannya..."
Tania tiba-tiba menghentikan kata-katanya. Dia merasa sedikit ragu karena jujur saja dirinya belum siap untuk menikah.
Bukan karena dia tidak mencintai Rangga. Justru sebaliknya, ia sangat mencintainya. Namun, jika boleh memilih, dirinya saat ini ingin mengejar cita-citanya. Setidaknya, ia ingin menjadi wanita karier yang sukses. Menikmati banyak hal sebelum akhirnya ia berfokus menjadi ibu rumah tangga yang akan mengabdikan dirinya kepada suaminya dan anak-anaknya nanti.
😁😁😁