NovelToon NovelToon
Assassin Cantik Incaran CEO Dingin

Assassin Cantik Incaran CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Romansa / Menyembunyikan Identitas / Agen Wanita / Enemy to Lovers
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Yita Alian

Zona Khusus Dewasa

Adriel (28), sosok CEO yang dikenal dingin dan kejam. Dia tidak bisa melupakan mendiang istrinya bernama Drasha yang meninggal 10 tahun silam.

Ruby Rose (25), seorang wanita cantik yang bekerja sebagai jurnalis di media swasta ternama untuk menutupi identitas aslinya sebagai assassin.

Keduanya tidak sengaja bertemu saat Adriel ingin merayakan ulang tahun Drasha di sebuah sky lounge hotel.

Adriel terkejut melihat sosok Ruby Rose sangat mirip dengan Drasha. Wajah, aura bahkan iris honey amber khas mendiang istrinya ada pada wanita itu.

Ruby Rose tak kalah terkejut karena dia pertama kali merasakan debaran asing di dadanya saat berada di dekat Adriel.

Bagaimana kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 ACICD - Ruby Mirip Drasha

Setelah mengikat para penculik itu, Ruby bergegas menemui Narell dan membawanya keluar dari tempat persembunyian.

Bola mata Narell berbinar begitu melihat para penculik itu tumbang. Mulutnya terbuka excited. "Wahhhhhh, Tuntie Wuby hebattt!!!"

Anak tampan itu mendongak dan meraih tangan lembut Ruby. "Ayell mau belajar lawan penjahat kayak Tuntie Wuby."

"O-oh… i-itu, Tuntie cuma beruntung dan…" dia meraih sebuah pepper spray dari dalam bootsnya, "pakai ini kok," alasan Ruby.

"Tuntie Wuby tetep hebatt!"

Oh?

Bola mata Narell melebar ketika melihat garis yang membelah bagian bahu dress Ruby. "Tuntie Wuby beldalahhh…" Narell mengangkat telunjuknya ke arah bahu Ruby.

"Iya, tadi Tuntie kena gores sama penjahatnya, tapi nggak papa kok," Ruby mengulas senyum dan mengusap kepala Narell dengan lembut.

Tiba-tiba, sebuah dering hape terdengar. Keduanya menoleh pada pria berbadan besar yang tak sadarkan diri di lantai berdebu.

Lantas Ruby, melangkah mendekat ke arah sumber suara. Pelan-pelan, wanita cantik itu merendahkan badannya dan menjulurkan tangan ke balik saku jaket Roger lalu mengeluarkan benda pipih berwarna hitam.

Di layar, terdapat sebuah nomor yang memanggil.

Dengan tenang, Ruby mengusap layar untuk menjawab telepon itu.

"Bagaimana anak saya!"

"Kamu tidak melukainya kan!?"

"Uang yang kamu minta sudah disediakan."

Ruby mengerutkan kening. Ini pasti papa Narell. Tapi, suaranya beda dengan Adriel. Bukannya Narell putra Adriel? Lalu siapa orang yang di telepon? Penculik yang lain?

"Anda siapa?" sahut Ruby dingin. Matanya fokus pada Narell yang mengitari para penculik yang tumbang. Anak itu benar-benar punya rasa penasaran yang tinggi.

"Saya papinya Narell, kamu yang siapa? Mana bos kamu? Roger!"

"Papinya Narell? Maaf, tapi setahu saya Narell itu punya daddy, Anda jangan macam-macam. Saya juga bukan komplotan orang yang Anda sebut Roger."

"Tuntie, itu papi Ayel yahhh?" Narell berlari menghampiri begitu mendengar Ruby.

Ruby menunduk dan berbisik, menutup layar telepon dengan telapak tangannya. "Memangnya Ayel punya papi?"

Narell mengangguk berulang kali. "Daddy itu adiknya papi, Ayel anaknya papi sama mami."

Ruby memiringkan kepalanya sedikit. Oh, ternyata Narell ini keponakannya Adriel. Dia salah sangka.

"Hey! Kamu! Itu suara anak saya!" bentak Kayrell di seberang sana.

Panggilan telepon itu berubah ke panggilan video. Ruby akhirnya menerima video call itu dan menyerahkan hape ke Narell.

"Ayel, bicara sama papinya."

Narell mengangguk.

Begitu menerima hape itu Narell melambaikan tangan ke layar.

"PAPIIIYYYY!!!"

"Ayel, anaknya papi, syukurlah, kamu baik-baik aja, kan?"

"Iyaaa, papiy, Ayel baik-baik aja, untung ada Tuntie Wuby yang nyelamatin Ayel."

"Tuntie Wuby?"

"Iyaaa, yang tadi angkat teleponnya papi."

Kayrell tampak merasa bersalah sudah membentak penyelamat putranya.

Tak berselang lama, Kayrell menghampiri Raisa di sana. Wanita itu langsung menangis haru.

"Ayellll, sayangg, anaknya mamii, kamu nggak kenapa-napa kan, sayang?"

"Ayelll baik-baik aja mamiiyy."

Narell kemudian mengarahkan kameranya pada para penculik yang tumbang di lantai. "Papiyy mamiiyy liat tuh penjahatnya udah dikalahin sama Tuntie Wuby."

"Iya, sayang, yang penting Ayell udah aman"

"Daddy Adriel udah menuju ke situ juga, sayang."

"Iya mamiiyy… papiyyy…"

"Sayang, coba kasih handphonenya ke Tuntie Wuby," kata Raisa.

"Iyaaa, mamiiyy…"

Ruby menerima hape itu lalu mengarahkan wajahnya ke layar. Dan, detik itu juga, Kayrell dan Raisa terlihat terdiam … terpaku. Ada sorot terkejut di mata mereka begitu melihat wajah Ruby.

Ruby bingung, kenapa keduanya syok seperti itu?

"Ummm, permisi…" sahut Ruby pelan, "maaf sebelumnya, saya tahunya Narell adalah putra Pak Adriel, jadi, saya tadi mengira Anda penculik juga," katanya pada pria berambut cokelat gelap di layar.

"Tidak apa-apa, saya juga minta maaf karena membentak kamu tadi, saya juga pikir kamu komplotan penculik," kata Kayrell. "Saya Kayrell Yoseviano dan ini istri saya, Raisa Yoseviano, kami berdua benar-benar berterima kasih karena sudah menyelamatkan putra kami."

"Memang sudah sepatutnya saya melakukan itu, Tuan Kayrell, Nyonya Raisa. Saya tidak mungkin membiarkan anak kecil dibawa kabur oleh orang yang mencurigakan."

"Tetap saja, kami sangat berterima kasih."

"Nama kamu siapa?" tanya Raisa akhirnya buka suara.

"Ruby… Ruby Rose August."

Raisa terjeda beberapa saat, tampak sejenak berpikir dimana dia pernah melihat nama yang di sebutkan Ruby. "Oh, kamu yang mewawancarai Adriel yah?"

Dia akhirnya teringat dengan artikel mengenai adik iparnya yang ditulis oleh Ruby Rose August.

"Iya, benar, Nyonya," jawab Ruby.

"Permisi Nona Ruby, saya harus menghubungi adik saya," kata Kayrell pamit.

"Baik, Tuan Kayrell."

"Nona Ruby, kita harus bertemu, saya mau mengucapkan terima kasih secara langsung," kata Raisa.

"Umm, tidak perlu, Nyonya Raisa."

"Nooo, itu perlu."

"Setelah saya kembali dari Roma, kita harus harus ketemu."

Ruby sedikit ragu, tapi akhirnya dia mengiakan. "Baik, Nyonya Raisa."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Roma, pukul satu siang.

Raisa mengakhiri panggilan video dengan Ruby. Wanita elegan itu menarik napas dalam-dalam.

Kayrell kembali setelah menelepon Adriel dan duduk di sebelah Raisa. Dia merangkul istrinya. Lantas Raisa menoleh. "Mas, kamu juga lihat sendiri, kan, tadi?"

"Iya, sayang, aku liat" jawab Kayrell. Mereka membicarakan soal Ruby.

"Dia mirip banget sama Drasha, Mas."

"Hm, pantesan Adriel mau diwawancarai, ternyata orang yang yang menulis berita soal dia, mirip sama Drasha." Kayrell mengelus pundak istrinya. "Dia pasti syok dan penasaran."

"Aku aja kaget banget, Mas, soalnya miripnya itu yang emang beneran mirip, kayak dia emang Drasha gitu, Mas."

"Iya, aku ngerti maksud kamu, sayang. Lima tahun lalu, kita pernah liat banyak perempuan yang operasi plastik kayak Drasha, tapi tetep aja cuma sekedar niru, tapi Ruby itu… dia beneran mirip Drasha."

"Apa iya ada yang namanya reinkarnasi yah, Mas?"

Kayrell mengedikkan bahu. "Aku nggak percaya soal itu, sayang, tapi setelah lihat perempuan bernama Ruby tadi bisa jadi reinkarnasi memang ada."

"Kalau kita balik, aku mau ketemu sama Ruby, Mas."

"Iya, sayang."

"Oh iya, Adriel gimana?"

"Dia udah sampai di lokasi penyekapan Narell, harusnya dia sekarang udah ketemu sama Ruby dan Narell."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kembali ke posisi penyekapan di mana hari semakin gelap.

Ruby menyampirkan kembali tas selempang ke bahu, lalu meraih tubuh Narell di depannya dan menggendong anak laki-laki itu dengan kedua lengan, memastikan kepala bocah lima tahun itu tersandar aman di bahunya.

"Ayo, Ayell. Kita keluar dari sini, yah."

"Iya, Tuntie Wuby."

"Penjahatnya gimana, Tuntie?"

Dari kejauhan, Ruby mendengar suara sirene polisi. Cepat, nyaring dan semakin dekat.

"Nanti diurus sama polisi. Ayel denger nggak? Suara wiu wiu?"

"Iya, Ayelll dengel, Tuntie…"

"Yupp, nanti penjahatnya ditangkap sama polisi. Sekarang kita harus keluar."

Ruby melanjutkan langkahnya melewati lorong gelap yang berbau karat dan debu.

Begitu mereka mencapai pintu bangunan, cahaya dari luar langsung menyilaukan. Lampu merah-biru dari puluhan kendaraan tampak lebih terang, memantul di dinding bangunan.

Mobil polisi berjejer, lampu strobo berkedip cepat. Sejumlah SUV hitam mengilap parkir sedikit terpisah. Ada juga ambulans dengan kru medis yang siap siaga.

Tidak butuh lama sampai para petugas polisi mulai berlari menuju bangunan, bersenjata dan fokus, sementara tim keamanan pribadi bergerak dengan formasi rapi, berbicara lewat komunikasi radio. Mereka semua bersiap menyisir lokasi.

Sementara itu, Ruby tetap melangkah, menggedong Narell. Saat dia melewati garis cahaya lampu kendaraan, seseorang terlihat berdiri di depan barisan mobil yang baru berhenti.

Seorang pria.

Tubuh tinggi, jas gelap, wajah tegang dan tatapan tajam langsung tertuju pada Narell di pelukan Ruby.

Siapa lagi kalau bukan Adriel.

Begitu melihat keponakannya, pria itu melangkah cepat dan tegas ke arah Ruby. Tanah berpasir terinjak keras di bawah sepatunya. Semua orang seperti memberi jalan tanpa diminta.

Ruby berhenti beberapa langkah dari keramaian, menahan Narell yang semakin erat memeluknya. Sirene memantul di wajahnya, ada goresan kecil di pelipis, tapi matanya tetap fokus.

Adriel kini hanya berjarak beberapa langkah.

Aura dingin dan tajamnya langsung terasa. Dan di tengah hiruk pikuk polisi dan tim keamanan yang menyerbu bangunan…

Pandangan mereka berdua saling bertaut satu sama lain.

1
shabiru Al
apa alasan arnetta menculik drasha dan mencuci otaknya,, selain karna drasha berbakat jadi assasin pasti aada alasan lain nya..
Yita Alian: stay tuned update ceritanya kak🥰
total 1 replies
mrsinch
/Coffee/ buat othor smangatttt💪
Yita Alian: makasih banyak yaa/Smile/
total 1 replies
mrsinch
nyadar trnyta/Sweat/
Yita Alian: ngerasain dia kak sebenarnya/Smile/
total 1 replies
Maya Lara Faderik
entah lah seperti apa kisah ini diceritakan ikuti alurnya
Yita Alian: thanks kak/Smile/
total 1 replies
Nadiraa Star
ya yg elu bntak emg istri ellu adriel/NosePick/
Yita Alian: belum tau dia kak/Frown/
total 1 replies
Unaa
goyahhh nihh tp ngakunya kaga/NosePick/
Yita Alian: dia kan memang tsundere /Hey/
total 1 replies
Unaa
lanjutttt thorrrrr
Yita Alian: stay tuned🥰
total 1 replies
Merry Rianti
lanjut kk semangat terus yaaa
Merry Rianti
🤣😍 wajar sih lah wong Ruby istrimu
Merry Rianti
tumbang ditangan ruby😱😱😱
Merry Rianti
kalo hougan tau bahwa yang nembak istrinya gimana ya reaksinya
Merry Rianti
biar ga mencurigakan ide bagus
Merry Rianti
kebetulan banget ini kok bisa pas banget ya
Merry Rianti
makanya jangan jadi pengkhianat Lu. coba balik posisi. lu punya perusahaan gede. terus karyawan lu mengkhianati lu. lu bakal gimana dah? maaf doang kaya gitu. terus lu bakan Nerima maaf karyawan lu?😱
sindi
oh jadi ini alasan kenapa dipanggil daddy
sindi
kepo sama diri sendiri
sindi
jelas dilindungi 🙂
sindi
bercermin coba. itu drasha kalo lu bercermin 🤣
sindi
hahahah permainan wanita licik ya driel
sindi
yaampun kirain nayrel anaknya adriel. ternyata bukan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!