Ariel Albert Amero Duda berusia 37 tahun ini adalah seorang Mafia dengan 2 buntut yang beranjak dewasa yaitu Afriel Alvin Amero (15 tahun) dan Ansel Hansel Amero (13 tahun) yang terkenal kejam kepada orang yang mengusiknya dan keluarga. Albert seorang boss yang merangkap sebagai ketua Mafia Black Scorpio peninggalan sang kakek tidak serta merta membuat hidupnya terjamin. Hal ini karena sang istri yang sangat dia sayangi ternyata sangat munafik, gadis cantik yang dia pungut dari panti asuhan itu tak tahu malunya berselingkuh dengan sopir pribadinya sendiri. setelah kejadian itu Albert menjadi pribadi yang bengis, kejam dan tak mudah di sentuh. tak hanya Albert kedua putranya juga terkenal dingin dan tak mudah di sentuh, tetapi semua itu sirna dengan munculnya seorang gadis yang berprofesi sebagai dokter di sekolah Alvin dan Ansel... mau tahu cerita lebih lengkapnya.. tunggu ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N.N.A.22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab
Tak terasa sudah hampir satu bulan salsa menjalani pekerjaanannya sebagai seorang dokter di klinik kesehatan British high school. Selama satu bulan ini Alvin semakin dekat dengan dokter salsa berbeda dengan Ansel yang semakin hari semakin tidak bisa dikendalikan.
"ansellllll" teriak Bu Putri kembali dengan pertengkaran Ansel dan Fino."kalian berdua kenapa setiap bertemu selalu bertengkar,hari ini adu mulut besoknya adu tonjok.. Sekali-kali adu otak biar ada faedahnya dikit" Marah Bu Putri kepada kedua pemuda tersebut.
Ansel dan Fino diam saja saat Bu Putri menggunakan rumus matematika panjang kali lebar kali tinggi saat memarahi mereka beserta nasihat nya .
"kenapa kalau ketahuan pada diem hah, balik kelas ibu sudah capek sama kalian berdua" Bu Putri meninggalkan ruangannya setelah memarahi Ansel dan Fino.
Dengan diam Ansel dan Fino pergi meninggalkan ruangan BK, mereka pergi ke kelas masing-masing, sebenarnya Ansel ingin menemui abangnya dulu, saat akan berbelok ke kelas Abangnya, Ansel ketemu Tama dan Gilang tanpa melihat abangnya.
"Tama, Abang mana?" tanya Ansel kepada kedua sahabat abangnya.
"biasa , keklinik." jawab Tama
"lahhh..kok Abang sebulan ini jadi sering banget ke klinik.. Jangan-jangan Abang sakit keras lagi" mendengar kata-kata yang di lontarkan Ansel, Membuat Gilang reflek berdiri dan menabok kepala Ansel dengan geram.
"eh mulut tuh di jaga, mending Lo samperin Ansel daripada mikir yang unfaedah"
Ansel melihat Gilang dengan tajam karena berani menabok kepalanya, tak ingin masalah ini meluar karena emosi sesaatnya akhirnya Ansel meninggalkan sahabat abangnya dan berjalan menuju ke klinik kesehatan.
Di klinik kesehatan Alvin duduk menemani bundanya yang sedang menulis laporan bulanan daftar siswa siswi yang sakit atau yang pernah di rawat di sana. Setiap hari Alvin selalu keruang kesehatan hanya sekedar berbincang dengan bunda alias dokter salsa.
"Alvin gak bosen daritadi cuma duduk-duduk aja" tanya salsa sedikit tidak enak kepada Alvin.
"gak bunda, Alvin seneng seneng aja " Alvin selalu berbicara lembut kepada dokter salsa.
Di klinik kesehatan pak bagus maupun mbak Mira tidak asing dengan panggilan Bunda yang di ucapkan Alvin kepada dokter salsa. Karena dokter salsa dari awal sudah menjelaskan perihal panggilan bunda kepada mbak Mira dan mas bagus.
"Bun kantin yuk. .....Abang laper" rengek Alvin seperti anak paud yang kehilangan permennya.
"bunda gak bisa ke kantin soalnya kerjaan bunda banyak, bunda bawa bekal Abang mau gak?"tawar salsa mengambil bekalnya, 3 rantang Tupperware warna peach dengan isi rangtang paling bawah nasi putih, rantang tengah isi ayam kecap dan tumis pakcoy dan rangtang paling atas ada buah melon yang sudah di potong-potong tak lupa cemilan cookies isi coklat Nutella di toples mini menjadi bekal salsa hari ini.
Alvin melihat makanan rumahan yang tersaji di depan mata membuat jakunnya naik turun. Alvin sangat senang akhirnya impiannya memiliki bunda terwujud walaupun masih semu
Melihat Alvin yang berbinar membuat mas Bagas dan mbak Mira saling pandang seolah-olah pandangan mereka mengisyaratkan untuk membiarkan kedua ibu dan anak ketemu besar untuk menikmati quality time nya.
"dokter saya dan mas Bagas ke kantin dulu " pamit mbak Mira dan mas Bagas kepada dokter Salsa.
"loh mbak, gak mau ikut makan bareng, kebetulan saya bawanya lumayan loh" tawar dokter salsa.
"gak usah dokter, saya sama mas Bagas ke kantin saja, permisi" mbak Mira dan mas Bagas meninggalkan ruangan menuju ke kantin kusus karyawan.
Saat ruangan sudah sepi dan dokter salsa mulai menyajikan makanan kepada Alvin tiba-tiba pintu ruang kesehatan di buka dengan keras..dan di balik pintu terlihat Ansel menatap Abang dan dokter salsa dengan tatapan penuh bingung.
" dokter sama Abang ngapain berduaan di ruang kesehatan sambil suap-suapan" tanya Ansel dengan curiga.
"gak ada yang suap-suapan ya, bunda.. Eh maksudnya dokter salsa lagi naruh nasi sama lauk buat Abang" jawab Alvin merutuki bibirnya yang tidak sengaja memanggil dokter salsa dengan kata Bunda.
Dokter salsa yang mendengar Alvin keceplosan perihal kata Bunda bersikap biasa aja.
"Bunda" Ansel menirukan kata bunda yang terlontar dari mulut abangnya "kenapa Abang panggil dokter salsa bunda" Ansel semakin kepo dengan abangnya,karena kata Gilang dan Tama Alvin setiap hari keruang kesehatan bahkan sekarang jarang sekali kumpul dengan mereka, kumpulpun itu saat acara organisasi atau tim basket saja.
"Ansel duduk sebelah Abang mau?" perintah dokter salsa "Ansel udah makan"
Ansel yang di tanya seperti itu hanya menggelengkan kepalanya.
"yaudah Ansel makan sama Abang ya, sini dokter ambilin" dengan telaten salsa mengambil makanan di meja kepada kedua pemuda di depannya
"Bun, terus bunda makan apa ?tadi katanya bunda gak sempat sarapan" protes Alvin kepada bundanya.
"loh santai aja, bunda kan bisa minta ke Kalina berdua"jawab dokter salsa sekenanya.
Ansel menatap kedua orang di depannya semakin bingung.
"kok gak dimakan? Gak enak ya?" tanya dokter Salsa kepada Ansel.
"gak kok, ini enak" Ansel masih mode menundukkan kepalanya dengan wajah murung melihat kedekatan Abang dan dokter salsa.
"Ansel gak mau tanya kenapa Abang Alvin panggil dokter salsa dengan sebutan bunda" mendengar itu Ansel tanpa bersuara hanya menganggukkan kepala.
"jadi 1 bulan yang lalu Abang Alvin minta untuk dokter salsa di panggil Bunda, soalnya Abang Alvin lebih nyaman manggil dokter Bunda, tetapi panggilan bunda hanya untuk berdua aja, kalau di luar Abang Ansel tetap memanggil dengan Dokter Salsa" jelas salsa kepada Ansel.
Mendengar penjelasan dokter salsa membuat Ansel menatap Abang nya dengan marah karena tidak ajak-ajak memanggil dokter salsa dengan kata Bunda.
melihat ansel semakin murung akhirnya dokter salsa menghampiri Ansel dan menepuk-nepuk punggungnya
"dokter minta maaf karena lancang sudah mengizinkan Alvin memanggilnya Bunda, dokter tidak bermaksud apa-apa kok" dokter salsa masih menenangkan Ansel.
"kenapa Abang gak bilang?kenapa hanya Abang yang boleh?" mendengar kata-kata salsa yang tadi menenangkan sekarang tambah tercengang.
"kan Abang udah janji sama bunda kalau diluar panggil dokter kalau berdua panggil bunda" jawab Alvin sekenanya.
"gak fair Dong, kan adek yang kenal dokter duluan masak Abang yang boleh manggi dokter" marah Ansel kepada Alvin.
Dokter salsa mendengarkan perdebatan Dua Kakak beradik menjadi pusing.
"udah gak usah berdebat, kalian itu ya perihal panggilan aja udah mau baku hantam, kalau mau manggil dokter bunda ya tinggal panggil aja, tetapi jangan Sampai orang lain tahu selakin kalian berdua, mau itu teman , saudara bahkan papah kalian, udah gak usah di perpanjang "omel dokter salsa meninggalkan mereka berdua dan masuk keruang jaga dokter.
Alvin dan Ansel yang kena omel dokter salsa bukan marah tetapi tambah senang, mereka senang karena ini pertama kalinya ada orang yang mengomelinya.