NovelToon NovelToon
ASMARA CEO KEMBAR

ASMARA CEO KEMBAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duniahiburan / Mafia / Lari Saat Hamil
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayanti

Enam Tahun yang lalu,Bagaskara seorang CEO muda yang tampan menjalin kasih dengan seorang perempuan bernama Indah karyawan disebuah Butik.
Aryo Hadiningrat yang tak lain adalah Ayah dari Bagaskara menentang hubungan mereka,kisah asmara Bagas dan Indah yang berlangsung Enam Bulan itu menghasilkan benih yang berumur "8"Minggu,karena tidak direstui itulah mereka menikah diam-diam yang disaksikan oleh Kakek,Adik dan "2"sahabatnya.Saat melahirkan bodyguard Aryo membawa pergi Bagas dan bayinya,namun yang tidak mereka ketahui adalah bayi itu kembar.
Saat usia anak itu 3 Tahun Indah di bunuh oleh Aryo dirumahnya saat tengah malam.
"Apakah nanti saudara kembar itu akan bisa bertemu?
"Apakah nanti pembunuhan demi pembunuhan yang sudah terjadi akan terungkap?
Simak dan pantau terus Novel aku ya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29. Perselingkuhan Yang Terekspos Oleh Media

Aryo kini nampak pusing karena masalah yang menerpanya silih berganti, belum hilang cemasnya karena masalah kebakaran di lahan ganjanya kini Ia juga kembali resah lagi perihal gudang obat dan senjata yang tidak memiliki izin juga terbakar dan kini juga dalam penyelidikan pihak berwajib, banyak Anak buah Aryo yang tertangkap namun banyak juga yang setia pada Aryo jadi mereka masih bungkam saat di interogasi oleh pihak berwajib bahkan membuat alibi palsu mengenai orang yang berada di belakang mereka. Sudah sebulan sejak peristiwa kebakaran yang menimpanya Aryo terlihat sedikit kusut dan sedikit kurus karena setiap malam tidak bisa tidur karena merugi miliaran, dan juga cemas akan nasipnya jika sampai terbukti bahwa otak dari semuanya adalah dirinya, bukan hanya tentang bisnis abu-abu yang dijalankan tapi juga soal pembunuhan beberapa tahu silam, pihak berwajib juga mondar mandir ke Perusahaan nya karena bukti yang ditemukan mengarah ke Aryo namun belum ada tindak lanjut untuk menangkap Aryo karena bukti juga belum kuat, terlebih lagi Aryo yang tidak mau datang ke kantor polisi karena masih menyangkal perihal tuduhan yang diberikan kepadanya, sehingga membuat penyidik datang untuk menemuinya terkadang Ia juga sulit untuk ditemui dengan alasan tidak ada ditempat atau memang tidak mau menemui, hal ini juga membuat image perusahaan menjadi jelek, sebagian investor menarik saham mereka kembali dan beberapa showroom menolak untuk bekerja sama kembali, dan barang yang di ekspor pun juga di batasi. Berkurangnya omset berkurangnya juga pemasukan yang diterima perusahaan apa lagi sebagian investor menarik kembali sahamnya membuat perusahaan kembali diambang kebangkrutan. Hanya dalam waktu sebulan saja perusahaan Aryo merosot drastis, dan memang itu yang diharapkan oleh sikembar. Semuanya memang sudah diatur oleh mereka agar Aryo kembali terpuruk bahkan hancur yang pastinya hanya perlu momen yang tepat dan bukti yang cukup kuat saja.

Namun banyaknya masalah yang dihadapi Aryo tidak surut juga nafsu birahinya, memang dasarnya Aryo ini nafsuan dan pria hidung belang, jika sedang stres begini malah semakin memuncak nafsu yang ada pada dirinya. Pas sekali karena Melisa malam itu datang menemuinya memang pas sekali jika menjadi pasangan binal yang haus akan belaian. Tapi sebelum menumpahkan hasrat mereka keduanya sedikit berseteru dulu karena Melisa sendiri juga geram dan juga sedikit kecewa karena uangnya juga sudah banyak Ia berikan untuk Aryo ketika Perusahaan nya dulu mengalami hampir bangkrut malah sekarang juga akan bangkrut lagi, apalagi dirinya sedikit juga terlibat hukum hanya belum terungkap saja untuk saat ini. Melisa yang timbul nafsunya saat melihat Bagaskara yang sedang berenang tadi pagi membuatnya menemui Aryo karena tidak mungkin untuk berbagi peluh dengan Bagaskara, Aryo yang tahu maksud dari kedatangan Melisapun merasa senang dan menyambutnya dengan tangan terbuka tapi diawali dulu dengan selisih paham dengan kadar hanya sepuluh persen saja karena beberapa persen banyak menyimpan nafsu. Aryo juga perlu merilekskan dirinya karena penat dengan semua masalah yang menimpanya. Tapi memang dasarnya Aryo itu laki-laki hidung belang jadi ketika ada betina yang mendekat maka Ia akan memakannya tidak pandang betina itu siapa termasuk Melisa sang menantu.

"Sudah banyak yang ku keluarkan untukmu Mas..tapi apa yang kudapat?" Melisa yang berdiri membelakangi Aryo berkata dengan bersidekap Ia terlihat kesal.

"Jangan marah begitu Melisa? Aku sudah stres dan pusing tolong jangan membuat Mas semakin pusing, Hem.." Berkata sambil melangkah mendekat Ia memeluk Melisa dari belakang dan mengecup pundaknya.

"Tapi...Aku merugi tabunganku juga terkuras banyak, untung Mas Bagas tiap bulannya memberikanku uang jadi bisa terkumpul kembali karena uang darinya juga banyak tiap Bulannya." Berkata dengan mulut yang dilipat.

"Nggak papa lah...toh Aku juga berjasa pada Ayahmu, perusahaan juga sekarang Aku selamatkan impaskan Kita, Kamu sendiri juga tidak bisa mengelolanya, karena orang kepercayaan ku ada disana jadi perusaahan Ayahmu yang disana stabil sesuai dengan kemauan Ayahmu karena perusahaan itu untukmu kedepannya." Sengit Aryo uang nggak mau kalah.

"Tapi...jika Kamu tertangkap bagaimana nanti denganku, apalagi Aku juga terlibat dalam peralihan saham Iskandar dan juga kematiannya." Cemas Melisa.

"Nggak usah cemaslah Kamu tenang saja, kutenangkan mau? Hem, bukannya Kamu kesini untuk itu...sudah mengeras ini." Berbisik pelan ditelinga Melisa karena melihat belahan dada Melisa dari atas membuat batang Aryo mengeras.

"Dengan semua masalah yang Mas hadapi Mas masih nafsu juga." Melisa berkata dengan sengit.

"Bukankah Kau hadir hanya sebagai pemuasku saja...begitupun juga denganmu itumu juga haus akan barang yang mengeras ini, hubungan Kita ini kan memang seperti itu." Aryo semakin mengencangkan pelukannya.

"Tapi...banyak sudah yang kukorbankan untukmu Aryo semua uangku dan juga saham Iskandar yang Kau nikmati, Eghh." Kata Melisa lirih namun terdengar, Ia meleguh karena kecupan dari Aryo yang menjalar hampir ke semua lehernya.

"Itu imbalannya karena Aku berhasil memuaskan mu berkali-kali, bukankah itu yang ingin kau rasakan kenapa tidak sejak dahulu saja ya, hehe." Aryo berkata sambil tertawa konyol.

"Ayolah..." Bisik Aryo lagi dengan tangan yang sudah merambat ke benda kenyal tersebut.

"Tapi...egh."

"Emppthhh."

"Cep, ah.."

Aryo segera membalikkan badan Melisa kemudian melumat bibirnya, mengabsen semua yang ada didalam mulutnya terdengar kecapan demi kecapan serta leguhan keluar dari mulut mereka memenuhi seisi kamar apartemennya, hingga satu persatu pakaian mereka tertanggal tubuh bugil tersebut beradu di ranjang yang empuk keringat bercucuran dan desahan semakin keras terdengar ketika batang Aryo masuk dan dipompa maju mundur oleh nya.

"Aakkhhh."

"Ishh."

Berbagai gaya mereka lakukan hampir setengah jam berlalu dan beberapa saat kemudian terdengar erangan panjang dari mulutnya Aryo dan juga Melisa tanda sudah mencapai klimaksnya.

"Aaarrrggkkk.."

"Aaa hhhh.."

"Hah..ehh.." Aryo dan Melisa benafas dengan berat.

Sesaat kemudian ...

"Andaikan partner ku adalah Mas Bagas...." Ucap Melisa dengan lirih.

"Apa saat kau main dengan ku Bagaslah yang Kau bayangkan." Tanya Aryo mendekap tubuh Melisa dari belakang yang masih sama-sama bugil diatas ranjang.

"Hu'umb." Melisa manggut-manggut.

"Kau ini, raganya saja tak dapat apalagi cintanya." Sindir Aryo.

"Setidaknya Dia kukunci jadi Suamiku meskipun hanya diatas kertas, nggak akan kubiarkan Dia bahagia dengan siapapun." Sengit Melisa.

''Hingga Kau kehausan bertahun-tahun ya karena tidak disentuhnya, hehehe.. sampai saat ini lobangmu masih sempit padahal sudah kupompa berkali-kali." Aryo mengejek sambil memainkan benda kecil di dada Melisa.

"Ish, enggh." Melisa mendesah pelan dan menggigit bibirnya.

"Ayok." Aryo membalikkan Melisa dan bersiap menancapkan batangnya yang mengeras.

Aryo kembali menyatukan tubuh mereka Melisa pasrah karena dirinya memang menginginkan nya. Bisa dua sampai tiga kali mereka berdua berbagi peluh sekalinya bertemu. Melisa sendiri tidak mungkin hamil meskipun Aryo membuangnya didalam, karena Dia sudah dioperasi agar tidak bisa untuk hamil. Rasa kecewa Melisa karena tidak pernah disentuh Bagas apalagi cinta Bagas yang tidak bisa dimilikinya membuatnya mantap untuk melakukan operasi itu, terlebih agar Ia juga leluasa ketika berhubungan dengan Aryo yang sebenarnya adalah Ayah mertuanya sendiri, hubungan mereka hanya sebatas melampiaskan nafsu saja jadi kedua nya tidak menginginkan adanya seorang Anak.

Setengah jam Aryo dan Melisa bergulat dengan peluh untuk yang kedua kalinya mereka terengah-engah setelahnya, memang pasangan yang benar-benar cocok sama-sama seorang maniak bedanya hanya di umur saja. Kedua nya terlentang tanpa sehelai benang pun dadanya naik turun karena pergulatan yang dahsyat, tiba-tiba pintu apartemen di dobrak oleh beberapa orang yang berbadan besar mereka memakai setelan hitam dan juga di belakangnya banyak wartawan dengan masing-masing membawa kamera yang aktif siap merekam dan juga memfoto.

Seketika Aryo dan Melisa terkejut jantungnya berdetak kencang seolah-olah mau copot dari dalam dadanya, Aryo dan juga Melisa sengkuyungan mencari dimana letak semua pakaian mereka karena memang berhamburan kemana-mana, alhasil Melisa langsung menarik selimut agar tubuhnya tertutupi dan juga juga Aryo menutupi tongkat yang kini telah lembek dengan sebuah bantal, wartawan yang merekam serta memfoto keduanya detik itu juga merasa senang karena merasa mendapatkan sebuah berita besar.

"Dobrak, bragh!!"

"Hah." Aryo dan Melisa yang bugil terkejut mata mereka membelalak.

"Apa-apaan kalian tolong hentikan, main masuk saja!" Aryo berteriak dengan suara yang menggelegar.

"Hiks-hiks.." Melisa terisak.

"Cekrek-cekrek." Suara kamera sedang memfoto.

"Dasar nggak tahu malu, ekspos sekarang dan besok sebarkan." Kata salah satu bodyguard.

"Siapa yang menyuruhmu main seenaknya saja!" Aryo marah berkata dengan sengit.

"Sudah cukup silahkan kalian keluar." Salah satu bodyguard menyuruh para wartawan untuk pergi dan kemudian pintu ditutup.

"Hajar! Tapi jangan sampai mati yang perempuan tampar saja." Bodyguard berkulit hitam menyuruh dengan sengit.

"Bugh-bugh-bugh.''

"Arrghhh, bangsat." Aryo langsung terkapar dilantai.

"Plak-plak."

"Hugh-hughs." Melisa terisak.

Aryo dan Melisa terkapar dilantai apartemen Aryo, waktu itu bodyguard Aryo tidak ada seperti biasanya jika Melisa datang maka apartemen Aryo akan sepi dan asistennya pun tidak ada karena bergabung dengan bodyguard yang lain di mansion nya Aryo.

Keesokan paginya Aryo dan Melisa ditemukan oleh asistennya dalam keadaan yang mengenaskan namun mereka berdua masih hidup. Asistennya segera membangunkan mereka berdua dan juga membantu memakaikan baju. Semua stasiun televisi dan media sosial dipenuhi berita tentang Aryo dan menantunya yang kepergok berhubungan intim dan akan jadi berita panas untuk beberapa Minggu bahkan beberapa bulan kedepan. Melisa tidak berani untuk pulang karena apartemen Aryo di kepung oleh banyak wartawan Ia dan Aryo masih didalam menyusun strategi agar bisa keluar dari apartemen tersebut.

*******************

Keesokan Harinya di mansion Bagas, Ia yang sudah bangun dan juga sudah rapi kini keluar dari ruang kerjanya untuk turun dan menikmati sarapannya sebelum beraktivitas bekerja ke restoran nya. Ketika berjalan melewati kamar Melisa yang sunyi Ia tergerak untuk membukanya dan masuk terlihat ranjang yang masih rapi dan kamar mandi yang kering, pertanda tidak ada yang menempatinya semalam. Bagas kemudian keluar dan Ia juga tahu kemana perginya Istri diatas kertasnya itu. Ia juga sudah bersiap untuk berita yang akan Ia dengar nanti dan juga banyak wartawan akan mengusik dirinya.

"Pasti ketempat Ayah, hehe..buatlah sesuka hatimu asal jangan pernah Kau menyentuhku, cinta di hati ku telah habis untuknya, akan kubuat perlahan Kamu pergi meninggalkan Aku dengan sendiri nya mulai dari Hari ini." Ucap Bagas dalam hati kecilnya sambil melangkah menuju meja makan.

Lima menit kemudian terdengar suara mobil datang munculah Zavier dengan stelan kerjanya, dengan senyum sumringah melangkah menemui Bagaskara, Zavier ingin menghabiskan sarapan pagi bersama Bagas sang Ayah terlebih lagi ingin membicarakan tentang berita yang baru terbit Hari ini.

"Biar kutemanj sarapan Ayah." Berkata sambil menyambar roti dan duduk disebelah Bagaskara.

"Oh, Kamu Zavier...boleh dong masa ditemani Anak seganteng ini nggak boleh sih? bik, tolong segelas susu lagi." Ucap Bagas ketika melihat wajah Zavier untuk memastikan bahwa itu memang Zavier.

"Ayah tahu ini Aku." Sambil mengunyah sepotong roti.

"Iya, Zayn biasanya langsung minta kopi dan juga tidak pernah memakai selai." Ucapnya pelan.

"Hehehe...masih ngorok Dia diapartemen, shubuh baru tidur semalam sakit giginya kambuh, pusing Aku mendengar rintihannya Segede itu nangis nggak berhenti." Keluh Zavier.

"Zayn sakit gigi?? Nangis!" Ayah Bagas nampak terkejut.

"Kok terkejut Ayah?" Zavier mengernyitkan dahi.

"Semandiri itu? kok sampai nangis sih." Ayah Bagas masih tidak percaya.

"Betul Ayah sampai guling-guling di ranjang kaya Anak kecil, Akbar saja sampai heran.. sudah cerewet sekalinya sakit buat semuanya nggak bisa tidur." Zavier berkata dengan nada yang sedikit kesal.

"Hahahaha....lucunya." Bagaskara tertawa renyah.

"Ayah sudah tahu tentang sesuatu hal yang penting mengenai Kakek Aryo." Celetuk Zavier membuat tawa Aryo seketika berhenti.

"Oh, itu...huft ..memang sedikit tidak adil sebenarnya, tapi... biarlah kalau Kamu mau membalasnya silahkan." Dengan menghela nafas Bagas berkata dengan nada sedikit cuek.

"Kok Ayah tidak marah?" Zavier berkata dengan mulut menganga.

"Kakek Buyut Iskandar dulu sudah memperkirakannya saham yang Ia pertahankan suatu saat pasti direbut dari tangannya melalui orang lain, makanya agar Ayah tidak terlalu kecewa maka Ia memberikan Ayah restoran untuk dikelola dan juga perkebunan teh di puncak yang dirahasiakan." Jelas Bagaskara.

"O.....eh tunggu, melalui orang lain???" Zavier memastikan dengan dahi yang mengkerut.

"Iya." Bagas mengangguk.

"Jadi...orang lain yang dimaksud adalah orang terdekat juga, hehehe." Zavier tertawa sumbang sambil menyeringai.

"Haha, betul...." Bagas mengangguk.

"Um..mm, Yah? Soal berita pagi ini apa Kamu sudah lihat." Tanya Zavier dengan pelan.

"Hahaha....Kenapa musti dilihat kalau sudah tahu apa yang diberitakan." Ucap Bagaskara sambil tertawa.

"Oh, berarti Ayah dibalik berita pagi ini." Berkata sambil menatap Ayah nya.

"Betul Zavier, Aku sudah geram..Oia untuk masalah Kakek Buyut Iskandar carilah buktinya sendiri." Ujar Bagas.

"Bagus biar terpuruk bersama,aaahh...pergi dulu Yah, kulihat dulu keadaannya Zayn bila masih sakit biar Aku yang ke Hotel." Zavier beranjak meregangkan badannya dan segera berpamitan.

Selama kurang lebih dua mingguan semua media massa memberitakan tentang perselingkuhan Aryo dengan Melisa, Bagaskara selaku Suami juga di konfirmasi Ia hanya menjawab seadanya saja dan juga pura-pura untuk terkejut serta bersedih padahal Bagas sendiri dalang di balik berita tersebut. Hal ini Dia lakukan agar perlahan bisa terlepas dari Melisa. Bagas juga telah mengajukan gugatan perceraian namun Melisa tidak terima.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!