NovelToon NovelToon
Black Rose

Black Rose

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO
Popularitas:290
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Alexa, pewaris klan Black Dragon, hidup dalam bayang-bayang balas dendam. Ketika keluarganya dibantai, ia bersumpah untuk membalas dendam dan merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi miliknya. Dalam perjalanannya, ia bertemu Erick, seorang playboy yang perlahan mulai jatuh cinta padanya. Namun, cinta mereka terancam oleh ambisi dan dendam yang membara, Alexa harus memilih antara cinta, balas dendam, dan takdirnya sebagai pemimpin.
"Jauhi aku dan jangan pernah mengejar dan mengharapkan cintaku" Alexa Onyx Medici

"Aku telah jatuh cinta padamu sejak awal kita jumpa, jangan pernah pergi dari sisiku" Raj Erick Aditya Narayan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Kotak misterius dan kemarahan Erick

Keluar dari restoran dengan wajah kesal, Alexa menuju salah satu restoran cepat saji yang tak seberapa jauh dari restoran yang baru saja dia tinggalkan.

" Untung saja aku engga lupa membawa dompet dan handphoneku. Jika saja kedua benda ini tak kubawa, celakalah aku." gumamnya sambil mengeluarkan uang di dompetnya untuk membayar pesanannya. Sambil menunggu pesanannya diantar ke mejanya, Alexa menatap sekelilingnya, alarm peringatan seolah menggema di benaknya. dengan tenang seperti tak merasakan apapun, mata Alexa meneliti keadaan sekitarnya, penampilannya yang menunjukkan pegawai wanita biasa menipu setiap orang yang melihatnya.

Dibalik penampilan sederhana nya , Alexa merupakan seorang petarung terlatih. Dia selalu menyembunyikan aura dan identitasnya juga kemampuan beladiri nya, bukan hanya itu, Alexa juga menyembunyikan banyak kemampuannya yang lain, orang tak akan pernah menyangka jika dibalik penampilan nya yang cupu dan culun tersembunyi pribadi yang berbeda dan amat berbahaya bagi siapa saja yang menjadi musuhnya.

Alexa menerima pesanan berupa burger dengan ukuran jumbo, berisi dua lapis daging tebal, keju yang lumer, bacon renyah, dan memesan smoothie hijau yang terbuat dari bayam, kale, buah naga, dan protein bubuk. Minuman ini dikemas dalam botol yang trendi dengan logo restoran nya. Matanya memperhatikan dinding restoran dipenuhi dengan grafiti karya seniman lokal yang menggambarkan kehidupan kota yang dinamis dan penuh warna. Alexa mengamati salah satu gambar yang menarik perhatiannya, sebuah mural yang menggambarkan seorang wanita misterius dengan mata yang tajam.

Sambil terkekeh geli dia mulai memakan pesanannya , " waaaahh burger ini terlalu besar untukku, tapi rasanya sangat enak. Mungkin bisa membuatku kenyang sampai malam nanti. Aku harus berusaha menghabiskannya sebelum dingin." ucapnya sambil mengunyah burger dengan lahap.Melalui jendela besar restoran, Alexa bisa melihat orang-orang yang berlalu lalang di jalanan. Ada seorang musisi jalanan yang sedang bermain gitar, sekelompok remaja yang sedang skateboard, dan seorang wanita paruh baya yang sedang membaca buku tetapi sesekali matanya melirik kearahnya, mata tajam yang seharusnya tidak dimiliki oleh seorang wanita tua.

Alexa sangat santai menikmati burgernya dan sesekali meminum smoothie hijau dalam ukuran yang jumbo juga. Insting nya tetap waspada, Alexa memperkirakan jika wanita tua itu merupakan salah seorang dari orang yang ingin merebut kotak besi kecil yang ditemukan nya di jurang kecil di bukit gersang sana yang kini aman tersimpan di kotak penyimpanan rahasia miliknya.

Alexa menggigit burgernya dengan perlahan, matanya menerawang jauh. Ia teringat saat pertama kali menemukan kotak besi itu. Jurang curam, debu beterbangan, dan perjuangan panjang untuk mencapai dasar jurang. Alisnya mengernyit saat mengingat betapa sulitnya merangkak melewati lubang sempit itu.

"Hah... Sungguh melelahkan," gumamnya pelan, sambil sesekali melirik wanita tua yang duduk tak jauh darinya. Wanita itu masih menatapnya dengan tatapan tajam, seakan-akan tahu rahasia besar yang ia sembunyikan. Ingatan Alexa melayang kembali ke hari di mana ia menemukan kotak besi itu...

flashback

Alexa terengah-engah setelah menuruni jurang curam bahkan terkadang dia harus merangkak cukup jauh untuk sekedar mencapai tempat aman untuk menuruni jurang tajam dan curam serta terjal itu. Berpacu dengan waktu Alexa berusaha agar sampai di dasar jurang sebelum matahari tepat di atas kepalanya.

Ditengah bukit gersang yang panas dan diantara debu yang beterbangan, Alexa akhirnya sampai di dasar jurang yang sedikit temaram karena sinar matahari tidak dapat sampai ke dasar jurang itu. Mata tajamnya melihat sebuah lubang yang tidak terlalu besar yang mungkin hanya cukup untuk dimasuki oleh seseorang yang bertubuh kurus,

"Hahaha.. Untung saja kemarin-kemarin aku diet ketat hingga tubuhku sekarang hanya sebesar lidi. Jika saja aku tak menginginkan benda itu, tak mungkin aku sudi bersusah payah merangkak , memanjat turun , bahkan setelah sampai di dasar jurang pun aku harus merangkak memasuki lubang tikus itu. Hah.. Sungguh melelahkan" omelnya, menghembuskan nafas panjang Alexa mulai merangkak memasuki lubang kecil itu.

Kegelapan menyambutnya tanpa ampun, sejenak Alexa berdiri dan memejamkan matanya untuk membuat matanya terbiasa dengan kegelapan yang menyelimuti lubang kecil itu. Mengatur nafasnya, Alexa berusaha membuat suara sepelan mungkin, dia tak ingin mengusik ataupun mengganggu penghuni lubang itu, setelah beberapa saat merangkak dengan susah payah dan sesekali terjepit di antara himpitan dinding batu, lubang itu perlahan mulai melebar dan membuat Alexa sedikit bisa bernafas lega.

Tetapi kelegaan itu tidak berlangsung lama, penciumannya yang telah terlatih mencium bau samar diantara bau apak dan pengap yang tergantung di udara. Alexa kembali memaksa tubuhnya bergerak, bau samar itu kian menajam seiring dengan bertambah dalam Alexa merangkak masuk.Napasnya memburu, udara di dalam lubang terasa berat dan pengap.

Bau apak, bercampur dengan aroma tanah lembap dan sesuatu yang manis namun busuk, menusuk hidungnya. Dengan hati-hati, ia merangkak lebih dalam. Setiap inci pergerakan terasa seperti perjuangan melawan kegelapan. Dinding-dinding batu yang kasar menggores kulitnya.

"Jika saja aku gemuk sedikit dapat di pastikan aku bakal tersangkut dan terhimpit dinding tadi, untung saja diet ketat ku berhasil walaupun harus mengorbankan coklat-coklat kesukaanku tergeletak menggunung di tempat penyimpanan nya. Sekarang tiba waktunya menghadapi si pembuat bau busuk ini .. Uuuggghhhh !" ucapnya sambil terus merangkak dan mengerutkan hidungnya.

Semakin dalam semakin melebar dan luas lubang itu semakin tajam bau itu. " Fiiuuuhh.. Akhirnya aku bisa berjalan dan menyusuri ruangan ini dengan normal. Aku mengenali bau ini, hahahaha, tak kusangka aku akan menghadapinya lagi secara langsung." sambung Alexa yang berdiri di tepi dinding tinggi kini di akhir lubang.

Tampak olehnya sebuah lubang besar alami dan di tengahnya ada semacam altar dengan tiang tunggal di tengahnya yang dikelilingi oleh ribuan ular berbisa dari berbagai jenis. Di antara ribuan ular itu tampak ratusan tengkorak manusia maupun hewan yang sepertinya terjatuh atau sengaja di masukkan ke lubang di atas sana.

Bau amis ular memenuhi udara di sekitar gua itu dan cahaya redup dari sinar matahari yang masuk dari lubang kecil di sela-sela akar pohon yang telah mati membuat Alexa sedikit bergidik. "Rupanya benda itu di simpan di sini. Telah banyak orang yang mencoba mengambil kotak itu tapi tak satupun berhasil, yang ada malah mereka menjadi korban bisa ular itu."

Alexa memutar otaknya mencari cara untuk mendapatkan kotak besi kecil itu tanpa terkena patukan ular-ular ganas itu. Matanya kemudian menangkap segulung tali di sudut gua. Alexa kemudian mengambil dan memeriksa tali itu yang ternyata masih bagus dan kuat juga panjang. Membuat simpul laso, Alexa berusaha melemparkan simpul itu ke tiang tunggal di sebrang sana yang tak seberapa jauh jaraknya.

Akhirnya setelah beberapa kali mencoba, tali itu tersangkut di tiang tunggal itu. Alexa kemudian menautkan ujung tali yang dipegangnya ke sebuah batu tajam yang mencuat melengkung menyerupai jangkar kapal. Menguji kekokohan tali dia menggelantung di tali itu dan mulai bergerak ke arah altar kecil itu untuk mengambil kotak besi itu. Ular-ular di bawahnya mendesis keras ketika Alexa bergelantung melewati mereka.

Salah satu ular besar di bawah, dengan tak terduga melesat membuka mulutnya berusaha mematuk kaki Alexa yang terjuntai hampir menyentuh ular-ular itu. Tetapi dengan cepat Alexa menarik kakinya, melompat dan mendarat dengan sempurna di altar kecil yang tak seberapa lebar. Dengan wajah penuh kelegaan dan kegembiraan, Alexa mengambil kotak besi kecil itu seraya menimang kotak itu.

" Aku penasaran apa isi kotak ini hingga disimpan di tempat penuh ular dan binatang beracun lainnya yang mungkin saja ada di bawah sana. Iiihh.."

Alexa merinding sambil menyimpan kotak besi kecil itu di tas kecil yang disandangnya selalu. Kotak itu terasa dingin di tangannya, beratnya tidak seberapa, namun terasa sangat berharga. Di sudut kotak, ia melihat sebuah ukiran aneh yang percis sama dengan tatto kecil yang ada di dada kanannya yang di rajah kan oleh papanya ketika dia kecil dulu

Flashback off

Kembali ke masa sekarang, Alexa kembali memakan burgernya yang tinggal tersisa seperempat nya, perutnya terasa begah. "Ampun deh, tak sanggup lagi aku menghabiskan burger ini, tapi jika tak dihabiskan rugi, aku sudah keluar uang banyak. Ya sudah aku bungkus saja." ucapnya dan melambaikan tangan memanggil pelayan, ketika pelayan datang dengan sopan dia meminta sebuah kantung kertas untuk membungkus sisa burgernya.

Pelayan itu hanya tersenyum dan mengangguk kemudian kembali dengan membawa kotak plastik dan kantung kertas untuk membungkus sisa burger. Mengucapkan terimakasih, Alexa membungkus sisa makan siangnya dan meninggalkan restoran itu, menyetop taxi kuning untuk kembali ke kantornya. Biar bagaimana pun dia tetap harus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

Wanita tua yang dicurigai oleh Alexa tetap berada di tempatnya namun pandangan mata tajamnya mengikuti gerak gerik Alexa, dan ketika Alexa menaiki taxi, dengan gerakan yang bertolak belakang dengan penampilannya, wanita tua itu bergerak sangat cekatan dan cepat. Dia menghentikan sebuah taxi hitam dan masuk ke taxi itu kemudian dia menyuruh sopir taxi itu untuk mengikuti taxi yang ditumpangi Alexa. Di dalam taxi, senyum licik terukir di wajahnya. "Akhirnya, kita bertemu lagi, Alexa,"

Sementara itu Erick yang telah kembali ke kantornya tampak mondar-mandir didalam ruang kerjanya yang luas, tampak gelisah, sesekali mengacak-acak rambutnya. "Gara-gara jalang pirang sialan satu itu gagal sudah acara makan siangku bersama Alexa." gumam Erick.

" Wa , kemarilah" perintah Erick melalui interkom memanggil Dewa. Setelah Dewa masuk, Erick duduk di kursi kerajaannya sambil mengetuk-ngetukkan jari-jarinya ke permukaan meja mahoni besar didepannya. "Kamu sudah membuat surat pemecatan James dan surat panggilan untuk para petinggi anak perusahaan yang tadi kita kunjungi ?"tanya Erick, suaranya dingin. "Jangan lupa untuk memanggil si muka kuda bergigi tonggos itu juga , pastikan mereka menghadap ku besok pagi jam delapan tepat. Khususnya si Tonggos dan juga pamannya, pastikan mereka datang tepat waktu " Dewa mengangguk patuh. "Besok pagi, jam delapan, oke akan aku persiapkan sekarang dan langsung mengirimkannya ke mereka. Ada yang lain ?" tanya Dewa. "Cari tau apakah Alexa telah tiba di kantornya dan awasi perlakuan si Tonggos pada Alexa." perintah Erick.

" Oh iya satu hal lagi, segera hubungi pengacara ku dan minta dia untuk membuat tuntutan hukum untuk para cecunguk perusahaan dan tikus-tikus hitam itu, buat mereka mendekam di hotel prodeo dan sita semua kekayaan milik mereka untuk membayar dan mengembalikan uang perusahaan yang telah mereka ambil selama ini." sambung Erick sambil mengelus dagunya.

Keesokan paginya, Erick telah berada di ruang kerjanya sejak jam enam pagi. Dia ingin menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang kemarin sempat tertunda karena harus bertemu dengan beberapa orang tamu penting. Setelah meneguk habis kopi di gelasnya, Erick melangkah keluar dari ruangannya menuju ke pantry untuk mengisi ulang gelasnya yang kosong dengan kopi baru.

Waktu telah menunjukkan pukul tujuh lebih empat puluh lima menit. Erick kembali ke ruangannya dengan membawa gelas yang telah diisinya dengan kopi baru. Duduk di kursi kebesarannya, Erick menunggu kedatangan para jajaran petinggi anak perusahaan yang kemarin dia temui dan dia perintahkan untuk datang ke ruangannya.

Namun yang di tunggu-tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Mengetuk-ngetukkan jari-jarinya ke permukaan meja mahoni besar dengan tidak sabar.Erick melirik jam dinding yang tergantung di dinding ruangannya. Jarum panjang sudah melewati angka delapan.

Wajahnya menegang, rahangnya mengeras. "Dewa," panggilnya melalui interkom, suaranya dingin dan tegas. "Jika mereka datang, langsung saja berikan surat pemecatan. Tidak perlu repot-repot membuang waktuku." Ia bersandar pada kursi, matanya menatap tajam ke arah jendela. Pikirannya melayang pada rapat kemarin, di mana ia telah memberikan instruksi yang sangat jelas. Ketidakhadiran mereka adalah sebuah penghinaan. "Mereka pikir mereka bisa seenaknya mengabaikan perintahku? Tidak akan ku biarkan!" gumamnya, tangannya mengepal erat.

Rasanya baru saja Erick berkonsentrasi untuk memeriksa dokumen yang menumpuk di sampingnya, suara ribut-ribut di depan pintu ruangannya mengusik konsentrasinya. Mengerutkan keningnya merasa terganggu Erick bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangannya untuk mengetahui siapa yang berani membuat keributan di depan ruangannya.

Dengan kasar dia membuka pintu ruangannya dan keluar dengan muka merah padam karena terganggu oleh suara teriakan dan telepon yang tiada henti berdering di meja sekretarisnya. Matanya menyipit tajam saat melihat para jajaran direksi tengah berkumpul di depan meja sekretarisnya, berdebat dengan asistennya. "Apa-apaan ini?!" bentaknya, suaranya menggema di ruangan.

1
Diyah Pamungkas Sari
wkwkwk matamu 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!