NovelToon NovelToon
Di Sebatas Saling

Di Sebatas Saling

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Enemy to Lovers
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

Apa dasar dalam ikatan seperti kita?
Apa itu cinta? Keterpaksaan?

Kamu punya cinta, katakan.
Aku punya cinta, itu benar.
Nyatanya kita memang saling di rasa itu.

Tapi kebenarannya, ‘saling’ itu adalah sebuah pengorbanan besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episot 5

Hari libur, jatuh dua hari setelah pernikahan Kavi Manggala dan Puja Anugerah. Seseorang datang berkunjung ke kediaman keluarga Manggala.

Arjuna.

Setelah memarkirkan motor gedenya di tempat biasa, dengan langkah lebar, pria ini memasuki halaman. Wajahnya seceria biasa namun sedikit terselip antusias aneh.

Kedekatannya dengan Kavi menjadikannya bukan orang asing lagi di rumah itu.

Baru telapak tangannya akan mendorong, pintu raksasa di depan wajah sudah terbuka, seseorang menariknya lebih dulu dari dalam, membuat satu tangan Arjuna mengambang di udara.

Seraut wajah menguasai penglihatan, sekaligus merenggut alam sadarnya menjadi seperti batu. Anggap sejenis freeze frame dalam sebuah drama film.

"Maaf ... umm ... siapa, ya?" Itu Puja. Mengamati sosok jangkung di hadapannya dengan tatapan menelisik. Dia muncul dengan setelan santai, sehelai kaos oblong dengan hot pants sebatas pertengahan paha, dan rambut dibuat cepol sembarang. Tampilan sederhana yang memanjakan mata, terutama Arjuna.

Kebekuan pria itu langsung cair. Dia menelan ludah setelah bengongnya terpecahkan oleh suara lembut wanita itu. Sesegera mungkin menetralkan ekspresi, kembali se-cool biasa. "Umm, kamu sendiri siapa?" Bukan menjawab, malah balik bertanya.

Puja mengernyitkan dahi lumayan dalam, ada kegiatan mengamati dari matanya yang bening atas sosok 185 sentimeter itu.

Berpikir apakah dia pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya? Visualnya sedikit tak asing menurut penglihatan. Sampai akhirnya dia memilih tak peduli, mengalah pada ingatan yang mendadak buruk. "Aku---"

"Non Puja, istrinya Den Kavi." Sapaan hangatnya Bi Jumsih, pekerja rumah tangga Manggala, tiba-tiba muncul di belakang Arjuna, memperkenalkan Puja lebih dulu dari yang punya nama. Sekeranjang sayuran tertenteng berat di tangan kanan, jelas habis belanja.

Arjuna baru saja dibuat terkejut. Bukan karena kemunculan Bi Jumsih yang tiba-tiba, melainkan pemberitahuan yang barusan dilontarkan wanita tua setengah abad itu.

Perhatiannya langsung fokus pada Puja yang masih berada dalam kernyitan bingung.

"Jadi kamu ... baskom penyoknya Kavi!"

“Baskom penyok?” Puja mengulang.

"Uh, ma-maksud aku ... Puja, iya Puja. Istri Kavi! Nyonya Muda Manggala." Ditutup Arjuna dengan cengiran kuda.

"Keparat itu beneran kudu dipakein kacamata tebel,” cicit hatinya mengingat bagaimana Kavi selalu mengeluh tentang pernikahannya dengan wanita bernama Puja di depannya itu.

"Dan ini Den Arjuna, Non. Temen deketnya Den Kavi." Bi Jumsih membagi gilir perkenalannya pada Puja atas Arjuna

"Oh." Puja manggut, tanggapannya sesingkat itu. "Kalau gitu silakan masuk. Kavi ada di ruang olahraga. Aku permisi ke belakang." Tanpa peduli apa pun lagi mengenai siapa Arjuna, dia berlalu meneruskan langkahnya menuju halaman ekor.

Puja berniat akan menyirami bunga-bunga milik mertua perempuannya yang saat ini sedang dalam perjalanan ke luar kota bersama mertua laki-lakinya tentu saja.

Selepas Puja berlalu, dengan langkah-langkah lebar, Arjuna menaiki tangga untuk segera menemukan Kavi yang kata Puja ada di ruang olahraga di lantai dua. “Bajingan pekok!” umpatnya di sela langkah.

Sampai di sana benar, Kavi terlihat baru saja turun dari sebuah treadmill. Tubuhnya mengkilap oleh keringat.

"Kampret! Suwek lu, yak!”

Kavi terkejut, pandangannya langsung terlempar ke wajah itu--wajah Arjuna, kemudian sekejap berganti ekspresi malas. "Lu kenapa?! Dateng-dateng langsung heboh ke Mimi Peri.” Satu tangannya menggamit sehelai handuk kecil yang tersampir di atas sofa berwarna putih tanpa sandaran, lalu mulai sibuk menyeka keringat di seluruh bagian tubuhnya.

Arjuna menyusul duduk di samping pria itu, dan langsung memberondong dengan banyak kalimat dan pertanyaan, "Dari sisi mana lu sebut dia baskom penyok?! Mata lu kabutan?! Gua baru aja ketemu bini lu! Mukanya besinar ke bulan tanggal empat belas!”

Kavi mendelik lalu berdecih. “Lebay lu!”

“Anjim ... lebay katanya.” Bener-bener si Kavi itu.

Namun detik berikutnya, Arjuna mendapat pikiran telak dalam kepala. Matanya langsung menyipit penuh telisik ke wajah Kavi. “Gua tau ni ... lu sengaja kan kagak mau kenalin dia ke gua, sengaja gak mau gua dateng ke nikahan lu ... itu semua karena lu ...." Tiba-tiba bibirnya yang merah muda itu menyeringai penuh gelitik. “Hehe.”

Kavi mengerut kening dengan pandangan lurus ke wajah Arjuna. “Apaan maksud lu?” tanyanya.

“Lu takut dia kegoda sama gua, 'kan?!"

Mata Kavi melebar, lalu ....

TUING!

Dia menoyor kening Jun dengan telunjuk.

“Otak lu semaput!” semprotnya. “Lu kesurupan kebo gila, huh?!”

Arjuna mengusap jidatnya dengan sapuan jari. “Lah? Terus alesannya apa lu kagak mau gua dateng ke nikahan lu?!”

Kavi mendesah kasar. “Haa, sialan ini.”

"Jawab aja, sih!”

Kavi tak punya pilihan lain. Arjuna keparat itu akan terus mencecar jika dia tidak menjelaskan detailnya.

Setelah meraup napas, akhirnya dia jabarkan juga dengan tempo cepat.

“Gua emang gak mau siapa pun tahu kalo gua nikahin dia! Gua juga kagak mau lu tahu wujudnya! Bukan karena takut dia kegoda sama lu, tapi beneran gak ada guna lu kenal dia! Gua gak mau lu tetiba ajak double date ato apalah.” Kavi jadi meradang. Suara berikutnya terdengar lemah, “Toh nikahan ini bukan kemauan gua.”

Arjuna terperangah, diam untuk mencerna untaian penjelasan Kavi, lalu tersenyum kecut seraya menggeleng tak habis pikir.

“Gimana bisa gua punya temen setolol elu?” sarkasnya pelan.

Kavi hanya berdecih.

Lalu Arjuna meneruskan, “Gua tahu cerita tentang siapa Puja dari mulut lu. Puja yang waktu SMA lu kata baskom cucian penyok, gendut buruk rupa dan lain-lain ....” Sejenak dia menjeda, menggeleng lagi, tersenyum kecut lagi, hingga di detik selanjutnya menyembur per super keras, “HEI, KAVI MANGGALA! ITU PUJA JAMAN INGUSAN! JAMAN RAMBUT LU LEPEK! JAMAN SEMPAK LU GAMBAR SPIDERMAN! DASAR BAJINGAN BEGO!”

Kavi terkejut sampai terperanjat dari posisi dengan teriakan Arjuna yang keras itu. “Ngapa lu treakin gua, Keparat?!" Balik menyembur, “Lagi gua kagak pernah punya sempak gambar spiderman. Sempak gua limited edition dari Maroko!”

“Iblis! Maroko ketek lu!” Arjuna naik berdiri dan berkacak pinggang seraya mendongak wajah ke langit-langit. “Sekarang tu cewek cakep gila, Kavi. Ngapa lu kek gagal move on dari masa lalu? Seriusan otak lu bermasalah ini.”

“Bagi gua dia tetep sama!” jegal Kavi, kukuh.

“Cih!”

Sampai Jun kemudian terpikirkan satu hal. Membawa ekspresi seriusnya, dia kembali menghadap Kavi. “Eh, tapi, Kav ...."

“Apaan lagi?!" Kavi mulai jengah, satu jari kanan sibuk mengucek lubang telinganya yang sedikit bindeng karena teriakan Arjuna tadi.

“Lu bilang nikahan lu cuma buat buang sial, poin yang itu beneran?”

“Hmm.”

“Kalo sial lu udah ilang, apa yang mau lu lakuin?”

“Gua cerein dia lah! Emangnya apa lagi?”

“Serius?!"

“Serius gua, Arjunaaaa!” Kavi sampai memanjangkan nada saking kesalnya.

Tapi Jun jadi malah tercenung. “Kok gua jadi kasian sama do'i. Kesannya kek lu cuma manfaatin dia, trus lu lepeh gitu aja."

“Itu 'kan ide bokap nyokap gua, bukan ide gua!" Kavi membela diri. “Kalo bukan karena paksaan mereka, gua kagak bakal nikahin perempuan yang gua benci sampe ke ubun-ubun itu.”

Jun terdiam. Dia tahu cerita itu.

“Tapi nikahan lu uda terdaftar, 'kan?” tanyanya dengan nada yang sumbang, sembari menurunkan tubuh kembali duduk di samping Kavi.

"Itu cuma sehelai kertas!" tegas Kavi. "Gua bisa merubah itu gak pake lama, buang tu anak kapan pun gua mau."

Arjuna semakin tak paham jalan pikiran teman dekatnya itu. Wajah tampan dengan badan tegap, tapi masih seperti bocah. "Jadi kapan lu mau cerai dia?"

Kali ini Kavi yang dibuat terkejut oleh pertanyaan Arjuna tersebut. “Maksud pertanyaan lu apa?”

“Jawab aja!" sembur Jun. “Lu tau gak sampe kapan waktu kesialan lu ilang abis nikahin dia? ... Umm, siapa tahu gitu ada aturan dari bonyok lu soal tenggatnya?”

Kavi jadi terdiam. Ekspresinya datar tidak terbaca.

Suasana obrolan mereka mendadak temaram.

 "Satu tahun," jawabnya kemudian dengan nada yang dingin. "Kontraknya berakhir dalam satu taun."

“Oh, satu taun ya?" Jun manggut-manggut.

Sebenarnya Kavi merasa aneh dengan sikap si Jun itu, tapi dia memutuskan tidak peduli dan melanjutkan, “Gua pengen liat, apa kesialan sinting yang dipercaya Mama Papa itu bisa ilang dalam satu taun apa kagak. Kalo gagal, gua bakal menuntut kebebasan buat cerein Puja dan nikahin cewe mana pun yang gua mau.”

Setelah terdiam mendengar penjelasan itu, Arjuna justru merasa lucu dan terkekeh. “Hooo, Kavi ... Kavi.”

Membuat Kavi jadi mengerut kening lalu bertanya, “Ngetawain apaan lu?”

Dengan masih terkekeh lucu, Arjuna berujar, "Hey, Tuan Muda Manggala yang tampan kek aktor Korea tapi dodolnya kebanyakan." Pundak Kavi ditepuknya berulang kali. "Satu taun itu panjang. Segala sesuatu bisa berubah di rentang waktu itu. Pertemuan kalian aja intens, di rumah trus di kantor juga. Lu bisa aja jatuh cinta sama dia, 'kan, Bodoh?!"

1
Wan Trado
puja demi obsesinya rela menyiksa diri, sayang kavi lebih mengagungkan kesempurnaan, kalaupun sekarang kavi mulai terlihat menyukai puja itu semata karena puja berubah secara fisik..!! coba kalau tetap seperti dulu tampilan puja 3 kontainer pun cinta yang dibawakan puja takkan berarti..
jadi lupakan obsesi cintamu puja..
ada jim dan jun, walaupun mereka belum teruji, jim karena kedekatan kerja.. jun terkesan memancing di air keruh..
Wan Trado
disaat kavi bergerak ke perubahan dari keegoisan, gantian puja mulai membohongi perasaan demi benteng kekerasan hati kavi yang sudah lama tercipta
Wan Trado
mulaiii... kann.. 😆
Wan Trado: wuiiih ada narsisme disini.. 😂
but, okelah Semoga sepadan dg hasil.. 😁
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Asalkan aku gk termasuk dari kebodohan itu, maka dunia orang waras akan tetap baik2 aja🤣
total 4 replies
Wan Trado
wah wahhh.. nakal yaa @Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт
Wan Trado
bisa ga perumpamaan nya yg lebih manis dikit... ini kan jadi bau tau.. 🤣🤣
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: hiperbola juga butuh plesetan, Kak./Toasted/wkwkwkwk!
total 1 replies
Wan Trado
tunggu saja sampai puja juga membentengi hatinya darimu dan aku mulai mencari celah untuk menguasai benteng hatinya puja, batinnya juna berkata..
Wan Trado: komentator belajar nulis pulak 🤣🤣
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Hahaha!
Ada yg menambahkan.
total 2 replies
Be___Mei
Annyeonghaseooooo 👻👻👻
Be___Mei: Kwkwkw nanti kita tanyakan kepada rumput yang bergoyang 😂
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Annyeong haseo, Eonni. Gomawo sudah mampir./Smile/
Bogoshipeo ... kapan ada rilisan baru di akunmu?
total 2 replies
Wan Trado
untuk sementara tidak ada komentar
Wan Trado
yakin ga akan terjebak dg janjimu hari ini kavi... yakiiinn..??
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: "janji adalah jebakan"..🤣
total 1 replies
Wan Trado
ngomelin siapa sebenarnya sihh.. 😂
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Hahaha!

Gomawoyo ....🤩
Wan Trado: sungguh spesial wanita satu ini... 😊
nih ☕ spesial buat 👉 kamu..
total 3 replies
Wan Trado
dimanaaa😁
Machan
gua berasa balik ke jaman sekolah, punya temen namanya Kokom dipanggil baskom🤣
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Gua juga ada temen namanya Idrus dipanggil Kardus🤣
total 1 replies
Machan
anjay, baskom cuciaan
Machan
minyaaaaakkkk
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Wkwkwk!
Balik ke sisi melo dulu gua🤣
total 1 replies
Wan Trado
☝aku datang.. 🤝
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Wkwkwk! Selamat dadang, Kak..
total 1 replies
Wan Trado
harus ada suprise karakter ya kak, jangan lurus-lurus saja dari tidak suka menjadi bucin.. 😁👍
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: udah ...
speechless🥲
Wan Trado: i told you before, always 👉 you 😍
total 5 replies
Wan Trado
hadir dan nyimak perangainya dulu.. 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!