NovelToon NovelToon
Menikahi Bintang Film Dewasa

Menikahi Bintang Film Dewasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Dark Romance / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / CEO Amnesia
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vanilla Ice Creamm

Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.

Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.

Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.

Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Pil Kontrasepsi

Di dalamnya paperbag terlipat rapi sebuah lingerie sutra berwarna hitam pekat, dihiasi renda yang halus. Itu mahal, elegan, dan jauh berbeda dari pakaian seksi vulgar yang Pablo menyuruhnya buang. Ini berbeda dan berkelas.

Laura dengan cepat melepaskan bajunya. Setiap sentuhan kain sutra ke kulitnya terasa dingin, mengingatkannya bahwa ini adalah seragam untuk tugas yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan cinta.

Ia hanya sempat menata napas, memandang dirinya sebentar di cermin wajahnya pucat, mengurai rambut pirangnya yang diikat asal dan menyisir dengan jarinya, matanya besar karena campuran ketakutan dan rasa pasrah, hal yang tak pernah dia rasakan ketika menghadapi pria jenis apa pun; entah sebagai lawan mainnya atau bos kartel yang menyewanya ketika pintu kamar mandi terbuka.

Pablo keluar. Ia hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Rambut cokelat gelapnya basah, meneteskan air ke handuk yang melingkari lehernya. Otot-otot di lengan dan punggungnya terlihat tegap dan kuat, menambah aura dominasi yang baru saja ia tunjukkan, ada tato di punggung tegapnya.

Ia melihat Laura yang kini berdiri kaku mengenakan lingerie hitam itu. Tatapannya intens, menilai, tanpa emosi.

Pablo mengambil wine dari meja samping tempat tidur dan menyesapnya, seolah ini adalah pertemuan bisnis. Ini memang bukan pertama kalinya Laura bercinta, tapi ini berbeda. Laki-laki di luar sana mudah ditebak apa maunya, tapi Pablo suaminya tidak.

"Bagus. Kau tepat waktu. Duduk. Aku butuh pijatanmu, Laura. Dan ingat, ini bukan favor. Ini adalah bagian dari kewajibanmu untuk memastikan aku rileks, sama seperti aku memastikan kau tetap patuh dan aman." Pablo tidur tengkurap dengan tangan menyangga kepalanya.

Laura berjalan mendekat, setiap langkah terasa berat. Tangannya yang dingin kini harus menyentuh punggung kuat Pablo, memulai babak baru dalam kontrak dingin mereka.

Laura mulai memijat perlahan. Urat-urat di bahu Pablo terasa tegang, dan Laura mencoba melonggarkannya, meskipun ia merasa canggung dan takut.

"Kamu sudah membaca laporan kesehatanku?"

"Tentu saja. Semua email laporan selalu diutamakan. Aku tahu kau bertanya pada dokter soal elastisitas."

​Pablo berhenti sejenak, membuat Laura menahan napas.

"Aku juga tahu soal trauma fisikmu, Laura. Itu adalah alasan mengapa kau begitu rentan. Dan itu, kini, menjadi bagian dari risikoku." Laura diam, tak ingin menanggapi soal masa lalunya yang kelam sebagai porn5tar dan wanita penghibur.

Beberapa menit kemudian,

"Dimana kau belajar memijat? Apa kau biasa memijat bos kartel yang menyewa jasamu juga?" Dengan nada santai Pablo bertanya seolah wawamcara biasa, namun tidak bagi Laura.

Laura menutup mata sejenak, menelan kepahitan dan rasa malu itu. Tangannya tidak berhenti memijat. Ia tahu berhenti berarti terdistraksi.

"Tidak, Pablo. Aku tidak pernah memijat siapa pun. Aku hanya... aku merasakan ketika Bibi Manuela memijatku saat sakit dan aku mengingatnya." Ia berbohong, karena ia tidak ingin mengaku bahwa ini adalah keahlian yang ia pelajari demi menyenangkan pria kaya yang membayarnya.

"Manuela pasti melakukannya dengan benar. Kau punya sentuhan yang bagus. Lanjutkan di bagian punggung bawah. Aku ingin kau melonggarkan semua ketegangan yang menumpuk hari ini."

Laura melanjutkan dengan seksama, keduanya diam dalam keheningan yang panjang, Pablo menikmati pijatan Laura yang kuat namum intens.

"Cukup. Kau telah memenuhi tugas pijatanmu."

"Sekarang, kita lanjutkan ke tugas berikutnya. Ini bukan tentang keinginan, Laura. Ini adalah tentang kepastian. Aku telah memastikan kau aman secara medis, dan aku akan memastikan kau terikat secara biologis, agar pikiranmu tidak lagi mencari pelarian liar."

Pablo tidak menyentuh Laura dengan kehangatan atau kasih sayang. Tindakannya adalah rangkaian gerakan yang terencana, sepenuhnya berfokus pada tujuan memenuhi klausul, menegaskan dominasi, dan mengklaim hak kepemilikan yang telah ia bayar.

Bagi Laura, Ada rasa takut dan pasrah, dicampur dengan ingatan pahit akan trauma lama, meskipun ada desiran fisik yang tak bisa dihindari akibat sentuhan dominasi Pablo. Namun, semua sensasi itu dengan cepat diredam oleh kesadaran bahwa suaminya melakukan ini karena tugas, bukan karena cinta atau nafsu.

"Selesai. Kau telah memenuhi kewajiban pertamamu."

Ia beranjak dari tempat tidur, mengambil handuk baru.

"Kembali ke kamarmu, Laura."

Laura memunguti lingirie hitamnya dan memakainya dengan cepat dan menyambar celana dalamnya tanpa cepat.

Tidak ada pelukan, tidak ada ciuman perpisahan, tidak ada kata-kata manis. Hanya perintah untuk kembali ke perbatasan, meninggalkan Pablo sendirian, dan melanjutkan tugas domestik sebagai istri kontrak.

.

.

Laura baru saja selesai membersihkan diri setelah kembali dari suite Pablo. Ia mengenakan robe tidurnya, masih mencoba menenangkan diri dari ketegangan malam itu.

Terdengar ketukan pelan di pintu kamarnya.

"Masuk."

Pelayan wanita bernama Camila, masuk dengan hormat sambil membawa sebuah amplop cokelat kecil.

"Permisi, Nyonya. Ini dari Tuan Pablo."

"Apa itu, Camila?" Laura mengira itu mungkin dokumen atau jadwal baru.

"Kurang tahu, Nyonya. Permisi." Pelayan itu menunduk sopan dan segera keluar, meninggalkan amplop itu di meja samping tempat tidur.

Laura mengambil amplop cokelat yang terasa kontras Ia membukanya. Di dalamnya hanya ada sebuah kotak kecil dan blister pack berisi pil, bersama selembar instruksi penggunaan.

Gumamnya pelan, membaca label di kotak itu.

"Pil kontrasepsi."

Laura tertawa getir, hanya rasa pahit yang dalam. Laura sepenuhnya memahami maksud suaminya. Pablo tidak menginginkan keturunan darinya. Pria itu tidak ingin ada darah 'aset kotor' yang mencemari garis keturunan Reyes yang diwakilinya.

"Pria gila mana yang mau punya anak dariku?"

Memilih patuh tanpa bertanya, Laura segera menelan pil kontrasepsi pertamanya. Soal anak memang tidak tercantum dalam klausul kontrak, tetapi ini adalah kesepakatan tak tertulis yang jauh lebih kuat daripada pasal-pasal hukum mana pun. Ia adalah Nyonya Pablo Reyes

.

.

Hari-hari hingga seminggu kemudian dalam ritme yang dingin dan terkontrol. Malam hari, Laura memenuhi kewajibannya sebagai istri kontrak, melayani suaminya di suite Pablo, sementara siang hari dihabiskannya dengan keras kepala melawan materi-materi rumit kursus Manajemen Aset dan Bahasa Mandarin, sesuai permintaan Pablo.

Sore itu, di sela-sela jadwal kursus online-nya yang padat, Laura menyelinap ke dapur untuk mencari pelarian yang ia butuhkan. Ia membuat roti basah dengan isian daging tuna pedas favoritnya.

Ketika roti itu matang dan Laura menyajikannya di meja counter, Pablo tiba-tiba muncul dari ruang kerjanya, tertarik oleh aroma pedas dan gurih yang menyebar di udara. Ia mengambil satu, menggigitnya tanpa ragu.

Pablo mengunyah perlahan. Ekspresinya yang selalu datar menunjukkan sedikit kejutan, sebuah pengakuan yang sangat langka.

"Enak sekali, Laura."

Laura tersenyum tipis. Sebuah pujian sekecil itu dari Pablo terasa seperti kemenangan kecil setelah semua penghinaan dan ketegangan.

"Syukurlah jika kau suka."

1
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... aku up setiap hari ya, minta tolong klik Like dan ulasannya ya... boleh banget lho kritik, saran dan komentarnya, agar author makin semangat menulisnya.
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... minta dukunganan like & koment utk saran ya readers.
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
Yolanda
langsung baca
Park Nana
suka sama karakter cewe2 rebel ini....
Park Nana
dari judulnya, ibarat makanan itu.. "menggugah selera" lebih ke kategori romance yg dikemas dg cerita yang ada tujuannya, bkn soal hubungan fisik semata.
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.
Vanilla Ice Creamm: hai terima kasih sdh mampir
total 1 replies
Bengkoang Studio
Anjay, dah pada mateng usianya 😌
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025
salfok Julia uda hamil gede disini 🤗
Vanilla Ice Creamm: eh iya dong, di GN kan ada perjanjian sm diego utk hamil.. sdikit mengambil rulenya Christiano Ronaldo & Georgina Rodriguez
total 1 replies
Enjel
Selamat atas karya pertama author kesayanganku yang pindah kemari.. jangan ragu utk baca karya kak vanilla
Vanilla Ice Creamm: terima kasih ud mampir ya, kak
total 1 replies
Enjel
wah laura... laura... emang perlu banget sih ya laki-laki itu diminta ketegasannya dari awal... jgn ksh kendor💪
VIC
penasaran deh
VIC
good job, mi vida
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!