NovelToon NovelToon
Sikap Aneh Suamiku

Sikap Aneh Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor jahat / Nikahmuda / Poligami / Hamil di luar nikah / Duda / Berondong
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi tan

Awalnya kupikir Roni adalah tipikal suami yang baik, romantis, lembut, dan bertanggung jawab, namun di hari pertama pernikahan kami, aku melihat ada yang aneh dari diri Suamiku itu, tapi aku sendiri tidak berani untuk menduga-duga sebenarnya apa yang tersembunyi di balik semua keromantisan suamiku itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Jojo

Malam ini aku duduk di ruang tamu bersama dengan mas Roni, sambil menonton televisi, di atas meja sudah ada hidangan gorengan yang dibeli oleh Mas Roni sore tadi, yang tak jauh dari rumah, juga dua gelas kopi untuk kami nikmati malam ini.

Sebenarnya aku sangat ingin sekali menanyakan soal orang yang sering menghubungi Mas Roni di ponselnya itu, dan sikap Mas Roni yang seolah tidak ingin aku mengetahui apapun yang berhubungan dengan ponselnya itu.

Namun aku coba untuk menahan rasa keingintahuanku itu, nanti juga kalau memang ada yang tersembunyi di atas diri Mas Roni, alam juga pasti akan menyingkapkannya, Ibu pernah berpesan agar kita selalu berprasangka baik, jadi aku urungkan niatku itu untuk bertanya pada Mas Roni.

"Dek, sudah ngantuk belum? ke kamar yuk!" ajak Mas Roni, sejak tadi aku melihatnya agak gelisah, entah apa yang dirasakannya.

"Lho Mas, Ini baru jam 07.00 kan, masa kita mau tidur jam segini, lagi pula mataku belum mengantuk!" jawabku yang enggan beranjak dari tempatku duduk.

"Ya kan bukannya langsung tidur Dek, Mas lagi pengen ... " Mas Roni menghentikan ucapannya.

Aku mengerti arah pembicaraannya, Dia sedang ingin bercinta denganku, sebenarnya wajar saja sih suami istri, tapi tadi siang kita sudah melakukannya dua kali, sepertinya Mas Roni ini memiliki hasrat yang sangat tinggi dan sulit untuk membendungnya, aku sendiri yang baru saja menjadi istrinya kewalahan menghadapinya.

"Ayo Dek, Mas sudah tidak tahan ini!" ajak mas Roni lagi sambil mulai berdiri dari tempatnya.

"Ya ampun Mas, perasaan tadi siang kita sudah melakukannya dua kali deh, lagi pula ini kan masih sore Mas, apa tidak bisa ditunda sampai agak malam sedikit?" Tanyaku sambil menatap ke arah Mas Roni.

Dari kedua bola matanya nampak ada hasrat dan keinginan yang seolah sudah tidak bisa ditahan lagi.

Tek Tek Tek!

Tiba-tiba terdengar suara pintu pagar yang diketuk seseorang, aku dan Mas Roni langsung menoleh ke arah pintu, Mas Roni kemudian melangkah membuka pintu rumahnya dan aku beranjak mengikutinya dari belakang.

Seorang wanita paruh baya nampak berdiri di balik pagar yang hanya setinggi dada orang dewasa, dia tersenyum ramah pada kami.

"Eh Bude Las, Ada apa bude?" tanya Mas Roni yang terus berjalan menghampiri wanita yang dipanggil Bude Las itu.

"Ini lho bang Roni, tadi Bude bikin kue apem kelebihan, nih lumayan buat sarapan besok pagi, itu istrinya Bang?" sahut Bude Las sambil menoleh ke arahku, lalu menyodorkan sebuah bungkusan ke arah Mas Roni yang mulai membuka pintu pagar rumahnya itu.

"Iya Bude!" jawab Mas Roni sambil menerima bungkusan kue itu.

Aku pun langsung maju dan berinisiatif untuk menyalami Bude Las, sekedar berkenalan, kelihatannya Bude Las ini adalah tetangga Mas Roni.

"Saya Fani Bude, istrinya Mas Roni!" ucapku memperkenalkan diri.

Bude Las memandangku dari atas kepala sampai ke bawah, aku agak sedikit risih.

"Oh Mbak Fani ya, saya tetangga sebelah rumahnya bang Roni, biasa orang-orang panggil saya Bude Las, semoga betah tinggal di sini ya Mbak!" balas Bude Las sambil tersenyum ke arahku.

"Pasti betah dong Bude, ngomong-ngomong Terima kasih ya kue apemnya!" ujar Mas Roni menimpali.

"Ya sudah kalau begitu dilanjut deh, Bude juga Masih banyak kerjaan di rumah, Bude permisi dulu ya!" pamit Bude Las yang langsung buru-buru pergi meninggalkan rumah.

Mas Roni kemudian kembali menutup pintu pagar rumahnya itu dan menggandeng tanganku untuk masuk ke dalam, dia meletakkan bungkusan kue apem pemberian Bude Las di atas meja makan.

Setelah itu Mas Roni menggandeng tanganku masuk ke dalam kamar, aku sudah tahu apa yang akan dilakukannya di dalam kamar, aku pasrah saja Kalaupun dia meminta itu padaku, lagi pula aku ini kan istrinya, sudah sewajarnya aku melayani kewajibanku sebagai seorang istri untuk melayani suami.

Mas Roni kemudian mulai membaringkan tubuhku di atas tempat tidur dengan posisi terlentang ,dan Dia ada disampingku sambil menatap lekat pada wajahku, terdengar suara hembusan nafasnya yang mulai menderu, ada kabut gairah di kedua bola matanya.

"Mas bukain ya Dek," ucap Mas Roni yang tangannya mulai membuka kancing Daster yang aku pakai, aku hanya diam saja pasrah menerima setiap perlakuannya padaku, karena jujur saja aku juga menikmati setiap sentuhan Mas Roni.

***

Pagi datang berkunjung, aku membuka mataku perlahan, ku lihat matahari sudah bertengger di jendela kamar ini yang terbuka cukup lebar.

Ah, Rupanya aku kesiangan lagi, setelah semalam aku melayani Mas Roni, sampai tiga kali, membuat tubuhku begitu lemas tak bertenaga.

Mas Roni terlihat sedang menyisir rambutnya di depan cermin, sepertinya dia baru selesai mandi, kenapa jadi dia yang bangun duluan, apa dia tidak merasa capek dengan aktifitasnya semalam, yang begitu menguras tenaga.

"Good morning Dek, sudah bangun?" sapa Mas Roni sambil tersenyum ke arahku.

"Morning Mas, aku kesiangan lagi, maaf ya Mas, harusnya aku bangun lebih pagi!" ucapku merasa tidak enak.

"Sudahlah, di sini kamu bebas mau bangun kapanpun, Mas tidak masalah, oya, sarapan pagi sudah ada di meja makan, sepertinya pagi ini Mas mau berangkat ke toko, sudah lama juga Mas tidak memantau toko!" jelas Mas Roni.

Aku langsung beringsut bangun, dan mengambil handuk hendak mandi.

"Sebentar ya Mas, aku mandi dulu!" ujarku yang langsung melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah aku selesai mandi dan berpakaian, aku segera keluar dari kamar, Mas Roni sudah duduk menghadap meja makan, sepertinya dia sedang menungguku sarapan pagi bersama.

Seperti biasa, dia nampak memainkan ponselnya dengan tatapan mata serius, seperti sedang chat an dengan seseorang, sampai dia tidak menyadari kehadiranku yang kini sudah duduk di hadapannya.

"Mas!" panggilku.

"Oh, iya Dek, sudah selesai mandinya? Yuk kita langsung sarapan!" sahut Mas Roni yang langsung memasukan ponselnya itu ke dalam saku kemejanya.

Dia langsung membuka dua bungkus nasi uduk yang sudah dia siapkan sebelumnya, entah kapan dia sempat membeli nasi uduk itu, mungkin saat aku masih tidur tadi, kue apem pemberian Bude Las semalam juga masih ada di atas meja.

"Mas tidak mengajak aku ikut ke toko?" tanyaku basa basi.

"Ngapain Dek di toko? Yang ada nanti kamu malah bosan, cuma lihat furniture rumah tangga saja, enakan di rumah bisa istirahat santai-santai!" sahut Mas Roni sambil terus menyantap makanannya.

"Ya tapi kapan-kapan ajaklah aku ke toko Mas Roni, ya kali istrinya tidak tau di mana dan seperti apa toko suaminya!" ujarku.

"Iya pasti Dek, tinggal tunggu saatnya saja, sabar ya!" kata Mas Roni sambil tersenyum.

Setelah kami selesai sarapan pagi, aku segera mengantar Mas Roni ke depan rumah, dia sudah menyalakan motor besarnya itu, bersiap akan berangkat ke Toko.

"Mas berangkat dulu ya!" pamitnya padaku.

Aku lalu segera mencium punggung tangan suamiku itu, setelah itu Mas Roni segera melajukan motornya keluar dari rumah, aku melambaikan tanganku sampai motornya menghilang di tikungan jalan.

Pada saat aku hendak menutup kembali pintu pagar, tiba-tiba lewat di depan rumah anak remaja tanggung yang waktu itu pernah nyeletuk saat kami baru tiba di rumah ini, anak remaja itu memakai seragam SMP, sepertinya dia hendak berangkat sekolah, sontak aku langsung memanggil anak remaja itu.

"Dek!" panggilku sambil melambaikan tanganku.

Anak remaja itu segera menghentikan laju sepedanya dan menoleh ke arahku.

"Ada apa tante?" tanyanya.

"Nama kamu siapa Dek?" tanyaku balik.

"Jojo tante!" jawabnya singkat.

"Oh, Jojo sini deh, tante mau tanya sesuatu!" kataku.

Jojo terlihat ragu, kemudian mendekat ke arahku.

"Tante mau tanya apa?" tanya Jojo.

"Jo, memangnya sebelum tante datang, pernah ada ya yang datang ke rumah Om Roni? Jojo tau nggak siapa?" tanyaku balik to the point.

Jojo nampak berpikir, kemudian dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak tau Tante, aku berangkat dulu ya, nanti telat sampe sekolah!" sahut Jojo yang terlihat buru-buru mengayuh sepedanya meninggalkan aku.

Aku mengerutkan keningku, heran melihat sikapnya yang seolah takut untuk bicara padaku.

Bersambung ...

1
Himna Mohamad
lanjut thoor👍👍👍👍👍
Soraya
mampir thor
Sasikarin Sasikarin
kayak pernah baca ni cerita... apakah cerita ulang
lovina
buruk, pasti kek gini di beri kesempatan biar g cepat end, sdh prnh baca modelan kek gini, gini dulu alurnya nnti si istri ninggalin nyesel lg balikan lagi...hmmm novel kek gini langganan para author
partini
hemmmm no good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!