NovelToon NovelToon
Transaksi Terakhir

Transaksi Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:808
Nilai: 5
Nama Author: Ray Nando

Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.

Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TEMAN SEKAMAR YANG TIDAK BERGUNA

​Tiga hari telah berlalu sejak Auditor Valerius jatuh miskin. Tenda kemah Han Ji-woo yang sempit kini terasa makin sesak.

​"Tuan Han," suara Valerius terdengar kaku dan formal. Dia sedang duduk bersila di atas kardus bekas, mengenakan kemeja yang sudah kusut parah tapi tetap dikancing sampai leher. "Saya telah melakukan analisis efisiensi terhadap cara Anda merebus mi instan."

​Ji-woo, yang sedang mengaduk panci di atas kompor portabel, memutar bola matanya. "Valerius, demi Tuhan, diamlah. Kau menumpang makan, jadi jangan protes."

​"Ini bukan protes, ini audit prosedural," lanjut Valerius sambil membetulkan kacamatanya yang retak (yang sekarang diikat karet gelang). "Anda memasukkan bumbu sebelum air mendidih. Itu melanggar Pasal 3 Ayat 1 Kitab Undang-Undang Kuliner Instan. Itu menyebabkan volatilitas rasa."

​"Yuna," panggil Ji-woo datar. "Tolong lakban mulut orang ini."

​Yuna, yang sedang menjemur pakaian di tali jemuran yang diikatkan ke tiang lampu jalan, menghela napas. "Sabar, Bos. Dia mantan pejabat tinggi. Dia sedang mengalami culture shock kemiskinan."

​Valerius menatap panci itu dengan mata lapar. Perutnya berbunyi krucuk-krucuk dengan nada yang sangat tidak berwibawa.

"Sebagai catatan," tambah Valerius pelan. "Apakah boleh minta telurnya dua? Saya butuh protein untuk menjaga fungsi otak."

​"Bayar," jawab Ji-woo.

​"Saya tidak punya uang tunai. Tapi saya bisa menawarkan jasa konsultasi pajak."

​"Aku tidak bayar pajak karena pendapatanku minus!"

​Tiba-tiba, tanah di bawah mereka bergetar.

Getaran itu bukan gempa bumi biasa. Polanya ritmis. DUM... DUM... DUM...

​Air di panci mi instan beriak.

Ji-woo langsung waspada. Dia mematikan kompor. Insting Warlord-nya menyala.

​"Valerius," tanya Ji-woo serius. "Apakah teman-teman kantormu datang menjemput?"

​Wajah Valerius memucat. Dia melihat ke arah getaran itu berasal.

Di ujung jalan, muncul siluet raksasa setinggi 5 meter. Bentuknya humanoid, tapi terbuat dari tumpukan logam rongsokan, mesin ATM bekas, dan brankas bank yang dipadatkan.

​Mata robot itu menyala merah, memindai area seperti barcode scanner.

​"Itu bukan teman," bisik Valerius gemetar. "Itu The Repo-Bot (Unit Penyitaan Aset Otomatis). Mereka dikirim untuk mengambil aset yang 'rusak' atau 'bermasalah'."

​Ji-woo mengambil sumpitnya, lalu mematahkan sumpit itu menjadi dua (senjata darurat).

"Aset bermasalah? Maksudnya aku?"

​"Bukan," Valerius menunjuk dirinya sendiri. "Saya. Bagi High Table, Auditor yang bangkrut adalah 'Aset Rusak'. Robot itu datang untuk mendaur ulang saya menjadi... klip kertas."

​ MESIN TANPA JIWA (DAN TANPA DOMPET)

​Robot raksasa itu—Repo-Bot Tipe 9000—berhenti tepat di depan tenda.

Suara mekanik keluar dari speakernya yang sember.

​[TARGET TERIDENTIFIKASI]

​Subjek: Valerius (Mantan Auditor).

Status: Sampah Birokrasi.

Tindakan: KOMPAKSI DAN DAUR ULANG.

​Lengan robot itu, yang berupa capitan derek mobil (crane), melesat ke arah tenda.

​"Lari!" teriak Ji-woo.

​Dia menendang Valerius dan Yuna keluar dari tenda, lalu melompat ke arah berlawanan.

BRAK!

Tenda kemah itu hancur lebur dalam sekejap. Panci mi instan tumpah. Kuah panas membasahi aspal.

​"MI-KU!" Ji-woo meraung. Makanan terakhirnya hancur. "Oke, sekarang ini masalah pribadi."

​Ji-woo menerjang maju. Dia melancarkan pukulan andalannya.

"MISKIN PUNCH!"

​TANG!

​Tinju Ji-woo menghantam kaki robot itu. Suara logam beradu logam terdengar nyaring.

Tapi robot itu tidak bergeming. Malah, tangan Ji-woo yang sakit.

​"Apa-apaan ini?" Ji-woo mengibaskan tangannya yang kesemutan. "Biasanya musuhku langsung bangkrut atau terpental!"

​Valerius berteriak dari balik tong sampah. "Tuan Han! Serangan berbasis ekonomi tidak mempan padanya! Robot itu tidak punya rekening bank! Dia tidak punya konsep kekayaan! Dia Aset Tetap (Fixed Asset) yang sudah mengalami penyusutan nilai!"

​"Maksudmu aku tidak bisa membuatnya miskin?"

​"Dia sudah 0 Won sejak pabrik! Dia cuma mesin pelaksana perintah!"

​Repo-Bot itu berputar. Lengan lainnya, yang dilengkapi gergaji mesin raksasa, menyala.

NGIIINGGG!

​Ji-woo harus menghindar dengan salto ke belakang. Gergaji itu membelah tiang lampu jalan menjadi dua.

Musuh ini merepotkan. Ji-woo kuat karena dia miskin, tapi serangannya biasanya efektif karena memanipulasi aset lawan. Melawan benda mati yang tidak punya uang, dia hanya mengandalkan kekuatan fisik murni. Dan fisik robot ini terbuat dari Titanium Grade-S.

​"Analisis kelemahan!" teriak Ji-woo pada Valerius. "Kau kan mantan bosnya!"

​Valerius memijat pelipisnya, berpikir cepat di tengah kepanikan.

"Dia robot birokrasi! Dia bergerak berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur). Dia tidak bisa menyerang sesuatu yang tidak terdaftar dalam Manifesto Penyitaan."

​"Jadi apa rencananya?"

​"Buat dirimu tidak berharga! Atau buat dirimu menjadi aset yang 'Salah Label'!"

​Ji-woo menghindari sabetan gergaji lagi. "Aku sudah gelandangan! Kurang tidak berharga apa lagi aku ini?"

​"Bukan status sosial!" teriak Valerius. "Status Administrasi!"

​Repo-Bot itu bersiap menembakkan jaring baja untuk menangkap Valerius.

Ji-woo melihat sekeliling. Dia butuh sesuatu untuk mengacaukan sensor robot itu.

​Matanya tertuju pada tumpukan sampah daur ulang di pinggir jalan. Ada stiker-stiker bekas, kardus, dan cat semprot.

​"Yuna! Ambil cat semprot itu!"

 PROSEDUR PENGEMBALIAN BARANG

​Ji-woo melompat ke punggung robot itu, mencengkeram bahu logamnya. Robot itu meronta, berusaha melempar Ji-woo.

​"Valerius! Apa kode untuk barang yang dilarang disita?!" teriak Ji-woo.

​"Kode 404! Aset Beracun atau Limbah B3!" jawab Valerius.

​"Yuna, semprot!"

​Yuna berlari mendekat dengan kaleng cat semprot merah. Dengan tangan gemetar tapi nekat, dia menyemprotkan tulisan besar di sensor mata robot dan di dada Valerius.

​[BAHAN RADIOAKTIF - JANGAN DISENTUH]

​Robot itu berhenti mendadak. Gergaji mesinnya mati.

Sensornya berbunyi bip-bip-bip saat membaca tulisan di dada Valerius (yang kini belepotan cat merah).

​[PERINGATAN SISTEM]

​Target Terdeteksi Mengandung Radiasi Tinggi.

Protokol Penyitaan Dibatalkan.

Risiko Kontaminasi Aset Gudang.

​"Berhasil!" sorak Yuna.

​Tapi suara robot itu berlanjut.

​[PROTOKOL ALTERNATIF DIAKTIFKAN]

​Jika Aset Terkontaminasi: LAKUKAN PEMUSNAHAN DI TEMPAT (INCINERATION).

​Dada robot itu terbuka. Sebuah meriam api (flamethrower) keluar.

"Sialan!" umpat Ji-woo. "Valerius, kau ini memang pembawa sial!"

​"Itu prosedur standar!" Valerius membela diri sambil mundur ketakutan.

​Api mulai menyembur.

Ji-woo tidak punya pilihan. Dia tidak bisa memukul robot ini sampai hancur sebelum api membakar mereka semua. Dia harus menggunakan "Bahasa" yang dimengerti robot ini.

​Bahasa Transaksi.

​Ji-woo melompat turun dan berdiri tepat di depan moncong meriam api. Dia merentangkan tangan.

"SISTEM! Buka menu LELANG!"

​[LELANG DARURAT DIBUKA]

​Objek Lelang: Repo-Bot Tipe 9000.

Pemilik Saat Ini: The High Table.

Penawar: Han Ji-woo.

​"Hei Rongsokan!" teriak Ji-woo. "Aku membelimu!"

​Valerius terbelalak. "Jangan! Kalau kau membelinya, asetmu bertambah! Kau akan lumpuh di depan robot pembunuh!"

​"Percaya padaku!"

Ji-woo menatap robot itu.

"Aku beli kau dengan harga... MINUS!"

​"Hah?" Valerius dan Yuna bengong bersamaan.

​"Aku tidak menawar untuk membelimu," kata Ji-woo pada sistem. "Aku menawar untuk Mengambil Alih Biaya Perawatanmu."

​[ANALISIS TAWARAN]

​Tawaran Pengguna: Mengambil alih "Liability" (Beban Biaya) perawatan Robot.

Robot ini tua, boros bahan bakar, dan suku cadangnya mahal.

Nilai Buku Robot: Negatif (Rongsokan).

​Sistem High Table yang pelit langsung mendeteksi kesempatan untuk membuang beban anggaran.

​[TAWARAN DITERIMA]

​Transaksi Berhasil.

Kepemilikan Repo-Bot dialihkan ke Han Ji-woo.

BONUS: Karena Anda mengambil alih barang rongsokan yang merugi, Kekayaan Anda Menurun (Makin Miskin).

​TING!

Aura Ji-woo meledak. Bukannya melemah, dia malah makin kuat karena baru saja mengadopsi "Beban Ekonomi" baru berupa robot rusak.

​Mata robot itu berubah warna dari merah (Hostile) menjadi hijau (Friendly/Slave).

​[PEMILIK BARU TERDETEKSI: HAN JI-WOO]

​Menunggu Perintah.

Peringatan: Bahan Bakar Rendah. Oli Bocor. Perlu Service Besar.

​Ji-woo tersenyum puas, menepuk kaki robot raksasa itu.

"Perintah pertama: Jadilah jemuran baju. Tenda kami rusak, kami butuh atap baru."

​Robot itu mematuhi perintah dengan kaku. Dia membungkuk, membentuk posisi seperti tenda logam raksasa yang menaungi Valerius dan Yuna.

​Valerius jatuh terduduk, lemas. "Kau... kau memanipulasi depresiasi aset untuk mendapatkan robot tempur secara gratis, dan malah mendapat buff kekuatan?"

​"Itulah seni kemiskinan, Pak Auditor," Ji-woo membersihkan debu di tangannya. "Sesuatu yang dianggap sampah oleh orang kaya, adalah harta karun bagi kami."

​Ji-woo menatap puing-puing mi instannya yang tumpah di aspal. Wajahnya berubah sedih lagi.

​"Tapi makan siangku tetap tidak bisa diselamatkan..."

​[TEASER NEXT EPISODE]

​Malam itu, mereka tidur di bawah naungan Robot Jemuran.

Valerius, yang tidak bisa tidur karena suara mesin robot yang berisik, berbisik pada Ji-woo.

​"Tuan Han... High Table tidak akan berhenti. Repo-Bot itu hanya kurir. Mereka akan mengirim The Liquidity Hunter (Pemburu Likuiditas)."

​"Siapa lagi itu?" tanya Ji-woo mengantuk.

​"Seseorang yang bisa mengubah darahmu menjadi emas cair. Secara harfiah."

​Dan di kejauhan, di puncak gedung tertinggi Seoul, seorang wanita dengan gaun emas berdiri memegang gelas wine. Dia tidak meminum wine. Dia memegang leher seorang bawahan yang gagal, dan bawahan itu perlahan berubah menjadi patung emas murni yang menjerit dalam diam.

​"Midas Touch" telah tiba di Seoul.

1
Pretty_Mia
Author, kapan nih next chapter?
Ray void: terimakasih support nya update nya pagi besok yaa😄😄😍
total 1 replies
Shoot2Kill
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Ray void: terimakasih atas support nya😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!