NovelToon NovelToon
AWAN MERAH

AWAN MERAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:24
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Seorang pemuda tampan yang katanya paling sempurna, berkharisma, unggul dalam segala bidang, dan yang tanpa celah, diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dibalik indahnya.

Sinan bingung. Entah sejak kapan ia mulai terbiasa akan mimpi aneh yang terus menerus hadir. Datang dan melekat pada dirinya. Tetapi lama-kelamaan pertanyaan yang mengudara juga semakin menumpuk. "Mengapa mimpi ini ada." "Mengapa mimpi ini selalu hadir." "Mengapa mimpi ini datang tanpa akhir."

Namun dari banyaknya pertanyaan, ada satu yang paling dominan. Dan yang terus tertanam di benak. "Gadis misterius itu.. siapa."

Suatu pertanyaan yang ia pikir hanya akan berakhir sama. Tetapi kenyataan berkata lain, karena rupanya gadis misterius itu benar-benar ada. Malahan seolah dengan sengaja melemparkan dirinya pada Sinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A M BAB 30 - bolos.

Ancaman mengugurkan diri langsung membuat dewan guru ketar-ketir. Bukan karena ketiadaannya kandidat pengganti. Bukan juga karena fakta bahwa ia adalah anak pendiri sekolah. Melainkan pengaruh dan kualitas si murid yang dipastikan berakhir pada kemenangan mutlak.

"Kalau begitu, saya gak mau lagi digantungi. Lagipula yang paling berjuang dalam mengharumkan nama sekolah ini adalah saya." Terlanjur marah dan kecewa.

Berbalik dan mengambil langkah. Lantas melenggang pergi dari sana. Sampai pada tempat yang dituju, si pemuda langsung membanting bokongnya pada kursi.

"Apa liat-liat. Lo pikir yang mukanya bisa kusut cuma lo doang." Katanya. Melirik judes pada Jack yang tak pernah bersahabat. "Diem, gak usah ngom-"

Pletak!

"Gue diemin ngelunj- wah~ makin kurang ajar nih anak?! LAGIAN SIAPA YANG NGOMONG, HAHH??!!" Tanpa ragu meledak. Berteriak pada telinga Sinan penuh murka. "MANA SUDI, NAJIS NAJISSS. CUIHHHH!!"

Yang diteriaki hanya mengaduh. Menatap si tempramental itu kesal, sebelum diam-diam terkekeh. Membiarkan gunung berapi dalam bentuk manusia tersebut meledak bak orang gila. Sementara dirinya hanya bersandar.

"Siscon." Tiba-tiba memanggil. Membuat Jack yang masih memuntahkan kata-kata mutiara langsung menoleh. "Secabul itu ta sampai nungguin Lilie ganti baju gini."

"Sok niru gaya bicara Dinya, dipikir cocok." Berkomentar. Ikut menyandarkan tubuh. Menatap para murid yang berlalu-lalang.

Obrolan dua pemuda tampan berbeda pesona itu terus mengalir, sekekali mereka membalas sapaan yang melayang. Tentu itu semua hanya di lakukan secara formalitas.

"Asik bener." kata Lilie dengan gadis pendek di sampingnya sambil merajut langkah.

"Ya ampun, si gemesin.. amboi manisnya." Menyambut Dinya yang berjalan. Langsung menggenggam tangan sang empu ketika dia baru sampai. Berkata dengan senyum. "Kok cantik, kurangin dikit dong kadar cantiknya, tega banget bikin cowonya overdos-"

"Snsndjshakejjdnsjsieurhdjajs!!"

Rentetan kalimat penuh puja harus terhenti ketika suara tidak jelas terdengar. Secara serentak menggulirkan pandangan pada Jack, langsung tersenyum maklum ketika pemuda itu meneriakkan perkataan aneh dalam kondisi mulut yang terkantup rapat.

***

"Kalian-kalian ini masih muda sudah pada loyo begitu. Ayo lari, lari yang cepat. Malu kalau ketinggalan sama bapak." Berteriak penuh wibawa. Menyapu keringat sebelum berujar dengan lebih lantang. "Kalian harus mencontoh bapak, sudah mau empat puluh tahun tapi masih bugar. Gak kayak kalian."

Sementara guru olahraga itu memuntahkan kalimat yang menurutnya bisa memacu adrenalin. Para murid yang dipaksa berlari hanya memutarkan bola mata kesal.

"Contoh apanya, jir. Dianya ae pake sepeda."

"Tau.. dia enak teriak-teriak santai di atas sepeda, kita yang lari gini yang gempor."

"Mana songong ngatain loyo, dia kalau jadi kita udah pingsan jadi ikan kering kali."

Bisikan menghujat juga turut mengudara. Terbang berbarengan teriakan si bapak yang dengan santai mengayuh bersepeda. Bukan gunjingan, melainkan sebagai bentuk penyemangat pada diri sendiri. Begitulah.

"M-mut, kalau aku pingsan kamu angkat aku ya.." kata Lilie. Suara dan rautnya menunjukkan bahwa gadis itu sekarat. Bahkan cara jalannya berubah zombie.

"Gak janji." Menyahut. Terkekeh geli dan berkata. "Gue juga udah mau knok soalnya."

Jauh berbeda dengan dua sosok yang hampir modar, Jack dan Sinan malah dengan begitu santai melenggang.

"Makanya kalau gue nge-gym itu ikut, keliatan lemahnya noh." Mengejek. Mengamati langkah yang biasanya selalu anggun itu. "Perasaan tanahnya b ae kok-"

"Bacot satu bacot dua.." mengudarakan gumaman. Melirik Jack tajam setelah tadi memotong ujarannya. "Jangan ngejek Lilie."

Yang dibela langsung bersorak senang. Mengangkat jempol dan merangkul gadis datar itu, lantas menoleh ke belakang. Menjulurkan lidah dengan tampang mengejek dan penuh kemenangan.

Tap..

Tap..

Terhitung sudah ratusan langkah kaki mereka lalui, namun guru pjok yang masih dalam keadaan senang hanya secara terus-menerus menyuruh murid-muridnya untuk lanjut. Berujar bahwa 'jalan-jalan' mereka masih belum cukup jauh.

"Mau mati.." mengeluh. Seolah ingin mengadu. Raut lemah nada lelah. Berbalik dan mendongak untuk menatap Sinan. 

Deg.. deg.. deg..

"Okey." Kata Jack secepat-cepatnya. Memberi tatapan yang paling menghina dan yang paling menghakimi kepada seorang pemuda hilang akal di sebelahnya. Berjalan lebih cepat untuk merangkul dua orang gadis itu. "Okey! Gas gas.. gue traktir kalian es krim."

Pada akhirnya nilai ke-empat orang itu harus berkurang setengah. Menghilang pergi ke toko es krim seperti apa yang tadi Jack katakan. Bersenang-senang. Mengobrol banyak. Menghabiskan waktu. Dan baru ditemukan lagi batang hidung mereka ketika jam pelajaran olahraga telah berakhir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!