Possessive Psychopath Boyfriend
Seorang gadis merebahkan kepalanya di atas mejanya sambil menutup matanya. Dengan mata yang tidak terlalu terpejam Calista mendengar suara samar-samar suara sahabatnya tak berselang lama kursi yang berada di sebelah Calista bergeser dan Calista pun bangun dari tidurnya.
"Pagi," sapa sahabat satu-satunya yang Calista punya.
"Gimana hari ini? Tidur jam berapa?" tanya Reyhan
"Lo pasti tau jawabannya kenapa tanya lagi dasar dodol," sahut Calista.
"Lo kagak tidur lagi! Apa lo udah gila!" Teriak Reyhan yang mendapatkan tatapan seisi kelas.
"Mau gimana lagi lo tau sendiri gue kerja parah waktu di berbagai tempat kantin pun jadi tempat gue kerja saking miskinnya gue," ujar Calista.
Reyhan pun terdiam setelah mendengarkan perkataan Calista yang terakhir. Memang benar adanya Calista berkata demikian karena Calista terlahir dari keluarga yang sederhana mungkin jauh dari kata sederhana karena Calista hanya tinggal berdua dengan sang ibu yang juga berkerja sebagai pembantu. Mereka harus membanting tulang untuk melunasi hutang mendiang sang ayah yang sudah meninggal maka dari itu Calista mau tidak mau Calista berkerja ekstra agar semua hutang terlunasi.
"Mending lo kurangi ngambil kerjaan banyak-banyak kek gitu dari pada lo kagak bisa tidur nanti lo bisa sakit lagi," nasehat Reyhan.
"Kalau gue bisa ngurangi bakalan gue kurangi deh semua kerjaan yang gue ambil gajinya gak seberapa belum lagi buat bayar uang sekolah, bayar hutang, kebutuhan gue dan kebutuhan lainnya." jelas Calista.
Reyhan hanya bisa memandang wajah Calista yang kelelahan dan terdiam karena tidak tau lagi harus berkata apa lagi karena jawaban Calista selalu membuat Reyhan terdiam seribu bahasa. Reyhan dan Calista sudah bersahabat sudah sejak lama saat duduk di bangku sekolah menengah pertama hingga sekarang.
Murid mulai memasuki ruangan dan mengisi kursi mereka masing-masing tak berselang lama guru yang mengajar masuk dan memulai kelas. Sedangkan Calista masih dalam keadaan yang sedikit mengantuk yang mengharuskan Raihan yang duduk di sebelahnya harus mencatat pelajaran yang sekarang sedang berjalan tujuannya agar Calista tidak ketinggalan kebiasaan ini memang sudah sering Reyhan lakukan bukan karena Calista pemalas akan tetapi Calista termaksud murid yang selalu menjadi juara kedua setelah Reyhan. Karena cita-cita Calista ingin memasuki universitas ternama agar ia bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus agar bisa melunasi hutang mending ayahnya.
Senggolan tangan membuat Calista langsung fokus menuju ke arah depan karena kode yang di berikan oleh Reyhan adalah kode di mana guru yang mengajar sudah sering melihat ke arah meja mereka berdua, walaupun meja mereka barisan ke lima tetap saja guru yang mengajar sekarang adalah guru killer di sekolah ini.
...•••...
Pagi ini Elard sudah bersiap dengan pakaian sekolah jika di lihat lagi tidak ada kerapian yang terlihat dari diri Elard. Rambut sedikit berantakan, baju di keluarkan, mirip seperti preman pasar. Di pandang laki-laki dan wanita paruh baya yang sudah berumur lebih dari 60 dan 57 tahun sedang berada di meja makan. Rasa ingin menyapa saja Elard tidak sudi apa lagi harus makan berdua dengan mereka lebih tepatnya orangtuanya. Karena waktu mereka hanya berkerja dan terus berkerja tidak pernah memperdulikan anaknya mau bagaimanapun kelakuannya. Tapi Elard tidak terlalu memperdulikan hal itu sekarang karena yang di butuhkan Elard adalah hanya uang, uang dan uang saja.
"El, apa kamu tidak sarapan?" ucap Pak Irfan saat melihat Elard hanya berlalu.
"Ada rangka apa Papa peduli dengan, El?" tanya Elard sambil menenteng tas di bahu sebelah kirinya.
"Apa maksudmu? Papa tidak mengerti," jawab Pak Johan.
"El, jangan pernah membantah apa yang Papamu katanya, duduk dan sarapan sekarang," perintah Bu Luvenia.
"Jangan sok peduli dengan Elard, karena Elard tidak membutuhkan hal itu." Elard mengambil kunci yang berada di jejeran tempat khusus menaruh kunci mobil. Elard menuju garansi mobil lalu menjalankan mobilnya untuk menjemput kedua sahabatnya.
...🍀🍀🍀...
Elard dan teman-temannya sudah sampai di sekolah. Mereka menaiki mobil Elard untuk sampai di sekolah.
Mereka berjalan beriringan di koridor sekolah dengan gaya khasnya. Banyak sekali pasang mata menatap mereka kagum, apalagi kaum wanita sekolah ini. Walaupun mereka terbilang laki-laki paling jahat di sekolah ini tapi mereka sangat mengagumi ketampanan Elard.
Siapa yang tidak kenal dengan Elard Deon Zephyr. Anak dari pemilik yayasan SMA Adhagara Bangsa. Tidak heran jika Elard terkenal di sekolah.
Sesampainya diruang kelas mereka. Elard berjalan ke arah bangkunya lalu menaruh tasnya di atas meja. Elard memang duduk sendiri di bangku tidak ada orang yang berani duduk di sebelah Elard.
"Elard," panggil Arga.
Elard hanya berdehem tengah asik memainkan ponselnya.
"Tugas lo yang di beri miss Caca sudah selesai?" tanya Arga.
"Emang kenapa? Lo mau nyontek?" tanya Elard.
"Hehehe lo tau aja," ucap Arga.
"Lo itu ya otak lo buat apa kalau bukan buat mikir? Otak isinya sampah semuanya. Lo di kasih otak buat mikir bukan buat di anggurin kayak jemuran buat apa tuhan kasih otak kalau bukan buat mikir? Otak gak guna lebih baik gausah punya otak sekalian!" tungkas Elard lalu memberi buku tugasnya kepada Arga.
Selain memiliki julukan dewa kematian, Elard juga memiliki otak yang encer. Tak heran walaupun sikapnya seperti berandalan ia juga memiliki prestasi.
Jlebbbb
Bak drama Arga berpura-pura menancapkan pulpen yang sedang ia pengang kearah dadanya seolah-olah pulpen itu adalah sebuah pisau yang menancap di dadanya. "Princess gak kuat tolong dedek bang." ucap Arga.
Elard menatap Arga lalu kembali fokus pada ponselnya. Inilah Elard selalu berkata pedas terlebih dahulu sebelum memberikan apa yang di inginkan ini adalah ciri khas Elard akan tetapi sifat Elard sudah biasa bagi mereka maka dari itu mereka tidak sakit hati.
...•••...
Kelas pertama telah usai semua murid keluar menuju ke kantin di mana mereka mengisi perut mereka yang telah kroncongan. Akan tetapi tidak bagi Calista yang harus buru-buru menuju kantin untuk berkerja paruh waktunya.
Reyhan menatap ke arah di mana Calista berjalan sendiri menyusuri lapangan basket menuju ke kantin untuk berkerja. Sebenarnya Reyhan kasihan kepada Calista akan tetapi ketika Reyhan ingin membantu selalu di tolak oleh Calista karena ia tidak suka di kasihani itu bisa membuatnya terlihat lemah.
Di sisi lain Calista menatap langit biru yang begitu cerah hari ini. Rambut yang terurai panjang terayun diterpa angin hingga menutupi sebagian wajahnya. Merasa terganggu Calista menyelipkan rambutnya kebelakang telinganya dan menghela nafas sejenak lalu melanjutkan berjalan menuju ke kantin.
Sesampainya di kantin Calista langsung memakai baju yang biasanya ia pakai untuk berkerja di kantin. Tak berselang lama semua murid datang untuk makan siang bersama grup mereka atau sendiri saja. Karena sekolah ini sebenarnya sekolah untuk orang yang berkelas seperti penerus perusahaan yang di kelola oleh orangtua mereka. Sebelum ayah Calista meninggal ia sudah berada di sekolah ini karena Calista menyangka bahwa ia bisa meneruskan perusahaan sang ayah akan tetapi takdir berkata lain dan nasib Calista 99% berubah saat ayahnya meninggal dunia dan sekarang ia harus berkerja keras untuk melanjutkan hidupnya bersama sang ibu.
Beberapa murid datang untuk mengambil makan siang mereka. Begitu juga dengan sang sahabat Calista yang memberikan senyum kepada Calista yang sedang melayani.
Kantin yang awalnya tidak terlalu ramai tiba-tiba begitu ramai ketika gerombolan pria yang sangat di kagumi semua wanita yang berada di sekolah ini menuju ke kantin bersama dengan para gengnya.
Siapa yang tidak mengenal geng Arthstar, geng yang terkenal begitu sadis jika berurusan dengan mereka mungkin bisa nyawa mereka menjadi taruhannya maka dari itu tidak ada yang berani dengan mereka dan salah satu geng mereka adalah pemilik sekolah ini.
Memiliki wajah nyaris sempurna membuat ketua geng itu sangat di cintai banyak wanita. Siapa lagi kalau bukan Elard Deon Zephyr, sang ketua dari Arthstar.
Banyak yang rela menjadi selingkuhan Elard dengan alasan agar bisa menjadi milik Elard walaupun dengan catatan selingkuh. Sudah tidak heran lagi semua itu terjadi karena Elard memang suka bergonta-ganti pasangan yang bisa membuat wanita yang dulu ia kencani menjadi frustasi jika di putusin oleh Elard.
Memang benar bodoh adanya tapi mau bagaimana lagi hampir wanita di sekolah ini mau menjadi mainan Elard.
Kadang Calista tidak habis pikir dengan pola mereka kenapa mau saja di permainan oleh Elard padahal pria yang seperti Elard banyak di luar sana.
Calista mengabaikan kegaduhan yang terjadi ia lebih fokus berkerja sekarang. Calista membersihkan wadah-wadah yang berisikan makanan yang belum habis di depannya, terdiam sejenak sambil menatap wadah yang berada di depannya.
"Dulu saja aku menyia-nyiakan makanan dan sekarang aku tau bagaimana jika tidak memiliki makanan, ya mungkin ini karma yang aku terima," batin Calista.
Selesai merenung Calista kembali melakukan aktivitas yang tertunda tadi. Ketika ingin membawa semua bekas makanan menuju belakang seseorang menyenggol lengan Calista yang mengakibatkan wadah dan bekas makanan berceceran dimana-mana dan membuat lantai menjadi kotor.
Calista melongo melihat ke arah lantai. Ketika di lihat ternyata sang pelaku yang membuatnya seperti ini adalah Elard ketua geng Arthstar. Tanpa banyak basa-basi Calista membersihkan wadah-wadah yang berada di lantai.
Akan tetapi sebelumnya membersihkan wadah-wadah sebuah tangan menarik lengan Calista yang membuat tubuh Calista menabrak dada bidang Elard. Mata saling bertemu menatap satu sama lain membuat Calista terdiam sejenak begitupun dengan Elard.
Elard mendekati telinga Calista.
"Kamu baru saja berurusan denganku, jangan berharap lolos karena ini awal bagimu untuk masuk ke dalam hidupku," bisik Elard.
"Apa maksudmu? Gue gak paham?" tanya Calista.
"Apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan tadi?"
Calista menggeleng cepat.
"Kamu akan menjadi mainanku sekarang, semoga kamu paham," ucap Elard langsung melepaskan Calista yang sebelumnya Elard peluk.
Terdiam membeku ketika satu kalimat keluar dari mulut Elard yang membuat tubuh Calista tegang. Apa mungkin nasib Calista akan sama dengan korban Elard yang berakhir di rumah sakit. Tangan Calista menjadi panas dingin karena ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments