NovelToon NovelToon
Istri Yang Disia Siakan

Istri Yang Disia Siakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:124.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

"mas belikan hp buat amira mas dia butuh mas buat belajar" pinta Anita yang ntah sudah berapa kali dia meminta
"tidak ada Nita, udah pake hp kamu aja sih" jawab Arman sambil membuka sepatunya
"hp ku kamarenya rusak, jadi dia ga bisa ikut zoom meating mas" sanggah Nita kesal sekali dia
"udah ah mas capek, baru pulang kerja udah di sodorin banyak permintaan" jawab Arman sambil melangkahkan kaki ke dalam rumah
"om Arman makasih ya hp nya bagus" ucap Salma keponakan Arman
hati Anita tersa tersayat sayat sembilu bagaimana mungkin Arman bisa membelikan Salma hp anak yang usia baru 10 tahun dan kedudukannya adalah keponakan dia, sedangkan Amira anaknya sendiri tidak ia belikan
"mas!!!" pekik Anita meminta penjelasan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semua salah anita

Lestari duduk di parkiran, menatap kosong ke aspal yang retak. Jiwanya terasa hampa. Dunianya yang dulu penuh warna kini seperti potret hitam-putih yang kusam. Ia pernah bermimpi hidup mewah, mengenakan barang mahal, berjalan anggun di pusat perbelanjaan elit, dan dihormati teman-temannya yang kaya. Namun, semua itu hanya ilusi. Kini, ia hanyalah seorang perempuan yang tersesat dalam pergaulan bebas, terjebak dalam jeratan pria hidung belang yang hanya menganggapnya sebagai pelarian sesaat.

Pikirannya melayang ke beberapa bulan lalu, ketika hidupnya berubah dalam sekejap.

"Om, aku hamil..." ucap Lestari dengan suara bergetar.

Pria di hadapannya, Om Feri, menatapnya dengan mata melebar. "Apa? Hamil?"

"Aku hanya berhubungan badan dengan Om. Ini anak Om. Om harus bertanggung jawab."

Wajah Om Feri memerah. Ia bangkit dari duduknya, meremas rambutnya sendiri, lalu menatap Lestari dengan pandangan tajam. "Aku sudah bilang, kamu harus pakai alat kontrasepsi! Kenapa bisa sampai hamil?!"

"Aku juga nggak tahu, Om... tapi, tolong... aku nggak bisa sendirian."

Om Feri tertawa sinis. "Sejak awal aku sudah bilang, kita hanya saling senang. Kamu butuh uang jajan, aku butuh kepuasan. Itu saja. Jangan bawa-bawa tanggung jawab!"

Lestari merasa tubuhnya bergetar. "Om jahat! Katanya Om sayang sama aku!"

"Bodoh sekali kamu ini! Bagaimana mungkin aku bertanggung jawab? Kalau istriku tahu, aku habis! Dan kamu tahu? Istriku adalah sumber keuanganku. Kalau dia pergi, aku nggak punya apa-apa."

Lestari memandangnya dengan mata berkaca-kaca. "Lalu bagaimana dengan bayi ini, Om?"

Om Feri merogoh dompetnya, mengeluarkan cek, dan meletakkannya di meja. "Ini 20 juta. Cukup untuk aborsi. Jangan coba-coba melibatkan aku dalam masalah ini. Kalau kamu nekat, aku bisa berbuat lebih kejam."

Harapan Lestari hancur seketika. Dadanya terasa sesak. Ia memandang kosong cek itu. Inikah nilai dirinya? Hanya 20 juta untuk menghapus jejak dosa yang dilakukan Om Feri? Ia menggenggam kertas itu dengan tangan gemetar.

Tak ingin ketahuan ibu kos, ia memutuskan pulang ke rumah. Dalihnya, mengambil cuti kuliah. Tapi di dalam hatinya, ia dilanda dilema yang tak kunjung reda.

Setelah beberapa hari berpikir, ia akhirnya memberanikan diri datang ke sebuah klinik aborsi ilegal. Namun, baru saja ia menginjakkan kaki di sana, langkahnya terhenti.

Di lorong rumah sakit, sebuah brankar didorong keluar dari ruang jenazah. Di atasnya, tubuh seorang perempuan muda terbujur kaku, wajahnya pucat, bibirnya membiru. Orang-orang di sekitarnya berbisik.

"Kasihan banget, ya, wanita cantik ini."

"Emang kenapa?"

"Katanya dia hamil, tapi laki-lakinya nggak mau tanggung jawab. Dia nekat aborsi ilegal, akhirnya kehabisan darah dan meninggal."

Lestari merasa tubuhnya lemas. Tangannya mencengkeram tasnya erat-erat.

"Iya, udah dosa zina, dosa membunuh anak lagi. Padahal anaknya nggak salah... kalau nggak sanggup, kenapa nggak dikasih ke panti asuhan aja?"

"Sekarang banyak banget perempuan bodoh. Mau-maunya berhubungan badan di luar nikah. Pas hamil, malah ditinggalin. Zina itu paling rugi buat perempuan. Kalau laki-laki sih enak, nggak hamil, nggak bakal jadi bahan gunjingan orang. Tapi perempuan? Nggak bisa sembunyikan perutnya."

"Iya, lebih bego lagi, udah zina, hamil, malah aborsi, dan akhirnya mati. Itu namanya wanita paling bodoh."

Lestari tak sanggup mendengar lebih lama. Dadanya terasa sesak. Napasnya pendek-pendek. Ia melangkah mundur, berbalik, dan berlari keluar rumah sakit. Air matanya mengalir deras.

Lestari ingin mengakhiri semuanya. Dia ingin aborsi, tapi ketakutan membayangi pikirannya. Bagaimana jika sakit? Bagaimana jika mati? Otaknya bekerja keras mencari jalan keluar. Jika Feri tak mau bertanggung jawab, maka dia harus mencari pria lain yang bisa.

Dan pria itu adalah Andika. Laki-laki yang selama ini mengejarnya dengan ketulusan, tetapi selalu dia tolak. Alasannya sederhana: Andika tidak kaya. Dia hanya pria biasa, seorang driver taksi online yang hidup pas-pasan.

Namun kini, situasinya berbeda. Lestari butuh seseorang yang bisa menjadi penyelamatnya. Dengan segala daya upaya, dia mendekati Andika, memainkan perasaan pria itu hingga akhirnya mereka tidur bersama. Andika, yang selama ini memujanya dari jauh, tidak menyadari jebakan ini. Saat berhubungan, Andika tahu bahwa Lestari bukan lagi perawan, tetapi dia tidak mempermasalahkan itu. Dia pun bukan perjaka. Namun, ketika Lestari meminta diantar ke klinik ibu hamil, Andika mulai curiga.

"Kamu hamil, ya?" tanyanya, menatap mata Lestari.

"Iya, baru empat minggu," jawab Lestari dengan suara lirih, berharap kebohongannya bisa diterima.

Andika termenung. Jika benar empat minggu, dia akan bertanggung jawab. Dia mencintai Lestari, dan walaupun hubungan mereka baru terjalin, dia siap menikahi gadis itu.

Namun, dunia tidak sebaik itu bagi Lestari. Saat dokter menyebutkan bahwa usia kehamilannya sudah tujuh minggu, semuanya berantakan. Andika bukan pria bodoh. Dia tahu perhitungannya tidak masuk akal. Jika Lestari hamil tujuh minggu, berarti itu bukan anaknya.

Andika masih diam, mencoba menerima Lestari. Namun, saat Lestari bertemu dengan Anita, kakak iparnya, keputusan Andika bulat untuk meninggalkannya.

Awalnya, Andika bersedia menerima Lestari meskipun anak dalam kandungannya bukan darah dagingnya. Namun, melihat sikap buruk Lestari terhadap kakak iparnya, Andika sadar bahwa ia hanya akan merugi jika tetap bertanggung jawab atas Lestari. Bukan hanya karena Lestari adalah bekas orang lain, tetapi juga karena sifat kasarnya yang tidak menghargai keluarga. Saat melihat Lestari menghina Anita dengan lancang, Andika membayangkan bagaimana hidupnya jika menikah dengannya. Ia adalah anak pertama dengan banyak adik, dan Lestari pasti akan menyebabkan pertengkaran setiap hari. Tak ada kebahagiaan dalam rumah tangga seperti itu.

Kini, Lestari kembali duduk di parkiran. Sendirian. Lagi dan lagi, kebodohannya hanya membawa petaka. Tak ada tempat untuk lari. Namun, alih-alih merenungi kesalahannya, ia justru menanamkan kebencian mendalam pada Anita. Baginya, Anita adalah malapetaka. Padahal, perempuan itu tak pernah berbuat apa pun kepadanya.

.

.

Di dalam ruangan rumah sakit yang sunyi, hanya suara detak mesin medis yang terdengar, mengiringi napas pelan Amira yang masih terbaring koma. Sudah empat hari berlalu, tetapi tak ada tanda-tanda ia akan membuka matanya.

Anita duduk di samping ranjang, tangannya yang hangat menggenggam jemari Amira yang dingin. Setiap tarikan napas putrinya adalah harapan, dan setiap detik yang berlalu tanpa perubahan adalah siksaan. Wiryawan, yang sejak awal selalu datang setiap pagi, berdiri di ambang jendela, memandangi kota yang perlahan disinari mentari pagi.

Dokter sudah berkata, "Anak Anda baik-baik saja." Tapi bagi Anita, itu tak cukup. Ia ingin Amira bangun, tersenyum, dan memanggilnya Mama seperti biasa.

Tiba-tiba, jari Amira bergerak.

Anita tersentak. Ia menajamkan pandangannya, memastikan bahwa itu bukan ilusi. Lalu, kelopak mata Amira bergetar. Dan perlahan—sangat perlahan—mata itu terbuka.

"A... Amira, kamu sadar, Nak?" suara Anita bergetar, hampir tak percaya. Matanya berkaca-kaca.

Tapi saat itu juga, air mata Amira mengalir. Bahunya berguncang pelan, dan isakan lirih terdengar dari bibirnya yang pucat.

Anita panik. Ia menyentuh wajah Amira dengan lembut, menghapus air mata putrinya. "Kenapa, Nak? Apa yang sakit? Katakan, Mama ada di sini."

Amira tidak langsung menjawab. Pandangannya kosong, seakan jiwanya masih tertinggal di tempat lain. Kemudian, dengan suara lirih, ia bertanya, "Mah... apakah kakek yang aku dorong selamat?"

Anita terhenyak.

Itu... itu adalah kalimat pertama yang keluar dari bibir Amira setelah empat hari koma. Bukan pertanyaan tentang dirinya sendiri. Bukan tentang mengapa ia ada di rumah sakit, bukan tentang rasa sakit akibat operasi, bahkan bukan tentang rambutnya yang kini telah botak.

Ia justru menanyakan seseorang yang bahkan bukan keluarganya.

Wiryawan, yang sejak tadi diam, merasa dadanya sesak oleh haru. Mata tuanya memerah. Ia mendekat, suaranya bergetar ketika berkata, "nak kakek tua ini baik-baik saja."

Senyum kecil terbentuk di wajah Amira yang lemah. Ia mengangguk pelan. "Syukurlah... kalau begitu..."

Anita tak sanggup lagi menahan tangisnya. Ia memeluk putrinya dengan penuh kasih sayang, menciumi dahinya. Amira bukan hanya seorang anak yang baik—ia adalah seseorang yang berhati mulia.

Di tengah kelegaan itu, Amira kembali bersuara, kali ini dengan nada yang lebih lemah. "Mah... aku haus..."

Anita buru-buru mengambil gelas dan menyodorkan air ke bibir Amira, membantunya minum sedikit demi sedikit.

Di saat itu, di ruangan mewah rumah sakit itu, Anita tahu bahwa keajaiban benar-benar ada. Ia hampir kehilangan putrinya, tapi Tuhan masih mengizinkan Amira tetap bersamanya.

1
arniya
makin seru aja....
arniya
jangan jangan Renata anak kandung Surya??!
Wanita Aries
Wahhh makin seru iniii
Retno Harningsih
lanjut
💗 AR Althafunisa 💗
Pantes Anita tegas dan pintar, ternyata mama nya ga kaleng-kaleng 😂
💗 AR Althafunisa 💗
Wahhh.... Pantesan dibela banget, anak kandung to 😌
Elizabeth Zulfa
Maharani gitu amat ma menantu sendiri...
Elizabeth Zulfa: 👍👍👍👍👍👍
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novelku berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Joyful/
total 2 replies
Indah Puspitasary
aaaa semoga dilancarkan ,Anita ketemu ibunya Surya kebongkar selingkuhannya ,trs Arman menderita 😂😂😂 ditunggu episod nya 😂😂😂 makasih kak ,udah buat cerita yg menarik
nabila razka: bisa saja anita dlu d buang dgn sengaja dia kn pewaris satu2,, jd Renata d jadikan ank pungut pdhl mh bisa sja ank kandung surya dgn selingkuhan nya.. jika s surya trlibat bkn hnya perceraian tp hrs d penjara
stela aza: ceraikan saja si Surya
total 2 replies
partini
mereka bertemu kalau memang anaknya pasti dong mirip ,,dah lihat otomatis di terkejut dengan muka Anita ko seperti dulu waktu dia muda
Rizky Sandy
jgn2 Anita dulu di buang SM Surya terus di gantikan SM Surya anak dari hasil perselingkuhannya dia,,,, iakh thor,,,
Mrs.Riozelino Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
💔
Alhamdulillah akhirnya Hilman datang juga...mungkin Anita terlalu panik jadi lupa buat hubungin hilman
Elizabeth Zulfa
eladalaaaaahhh.... 🤣🤣🤣🤣
Diah Ratna
jangan2 Anita yganak kandung Maharani
💗 AR Althafunisa 💗
Mendingan sih dibawa santai, jadi ngga setress 🤣😌
💗 AR Althafunisa 💗
Tuhkan benar, pasti Anita anak ya Surya 😂😌
Wanita Aries
Yaelahhh 🤣🤣 bpk sama anak sama aja trnyata tetep santuy wlw masalah berat
mili
aku curiga Renata anak hasil selingkuh si Surya
Retno Harningsih
up
Diyah Pamungkas Sari
jangankan anita, aku yg baca aja speechless /Speechless/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!