Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Amarah Arya bagai gunung yang siap meletus, melihat pria tua itu berniat melecehkan Keisha. Arya membanting pintu di sampingnya, membuat pria itu sadar akan keberadaannya.
"Kurang ajar!" teriak Arya.
"Siapa kamu? Berani sekali kamu mengganggu kesenanganku!" ucap pria tua itu.
Tidak ada niatan Arya menjawab pertanyaan pria yang seumuran dengan mendiang ayahnya. Arya langsung berlari ke tempat pria itu berdiri, menariknya, menjauhkannya dari Keisha.
"Berani sekali kamu menyentuh wanita ini!" Arya mengayunkan kepalan tangannya ke wajah pria itu.
Arya mendaratkan satu pukulan di wajah pria itu. Kerasnya pukulan yang Arya berikan membuat pria itu tersungkur ke lantai. Arya sudah tidak bisa lagi menahan emosinya, beberapa kali dia mendaratkan pukulan di wajah pria itu. Beruntung Tio datang, jika terlambat sedikit saja Arya pasti bisa membuat pria itu kehilangan nyawanya.
"Hentikan Arya!" Tio menarik Arya, menjauhkannya dari pria itu.
"Lepaskan! Aku harus memberinya pelajaran!" Arya berontak dan ingin kembali memukul pria itu, tetapi Tio berhasil menahannya.
"Apa kamu sudah gila? Kamu bisa membuat nyawa pria itu melayang dan kamu bisa terseret kasus hukum," cegah Tio.
"Aku tidak peduli! Aku bahkan ingin membunuhnya sekarang juga, karena dia sudah berani berbuat kurang ajar pada Keisha," ucap Arya.
"Biar aku saja yang mengurus pria ini. Cepat bawa Keisha pergi dari sini," suruh Tio.
"Aku tidak akan pergi sebelum menghabisi pria hidung belang ini!" tolak Arya.
"Sudah aku bilang, aku yang akan mengurusnya. Cepat pergi, bawa Keisha dari sini! Lihat keadaan Keisha sekarang!" bujuk Tio.
Tio harus segera membuat Arya pergi dari tempat itu. Jika tidak, nyawa pria itu bisa melayang di tangan Arya.
"Baiklah, urus pria menjijikkan ini! Bawa dia ke kantor polisi!" perintah Arya.
"Kamu tenang saja. Aku akan mengurusnya," ucap Tio.
Arya membuang air ludahnya ke dekat pria itu yang terbaring tidak berdaya. Setelah itu Arya pergi menghampiri Keisha.
"Kei, kamu tidak apa-apa?" Arya menepuk posisi wajah Keisha untuk membuatnya sadar.
"Tolong!" Suara Keisha sangat lemah.
"Ayo, kita pergi dari sini," ajak Arya.
Arya menuntun Keisha, tetapi karena mabuk, Keisha tidak bisa berjalan dengan seimbang. Arya memutuskan membopong Keisha yang sudah setengah sadar, membawanya keluar dari tempat tidur. Arya memasukkannya ke mobil, mendudukkan Keisha di kursi penumpang dan memakaikan sabuk pengaman ke tubuh Keisha. Setelah itu Arya berjalan memutar ke sisi mobil yang lain, ia masuk ke mobil yang sama dengan Keisha dan duduk di kursi kemudi. Arya pergi membawa Keisha menggunakan mobil milik Keisha.
Dalam perjalanan Arya dibuat bingung, ia harus membawa Keisha ke mana. Tidak mungkin dirinya membawa Keisha pulang ke rumahnya dalam keadaan seperti itu. Arya berdecak, ia merasa kesal saat isi kepalanya justru tidak bekerja di saat yang genting. Arya memutuskan untuk membawa Keisha ke apartemen pribadinya.
"Tolong!" rintih Keisha.
"Tenang, Kei. Aku pasti akan menolongmu." Sambil tetap berkonsentrasi mengemudi Arya juga menggenggam tangan Keisha.
"Panas sekali." Keisha kembali merintih.
Arya menyetel pendingin di mobilnya dengan suhu paling dingin, tetapi Keisha masih merasa kepanasan.
"Apa yang sebenarnya sudah dilakukan oleh wanita itu padamu, Kei." Arya merasa bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Keisha, sudah sejak tadi Keisha meracau tidak jelas.
"Lihat saja, aku pasti akan membalas perbuatan wanita itu padamu!" Arya mempercepat laju mobilnya agar mereka bisa segera sampai di apartemen pribadinya.
Sudah sekitar satu jam Arya mengendari mobilnya. Tidak berselang lama Arya membelokan laju mobil yang dikendarainya masuk ke sebuah gedung apartemen yang tinggi.
Arya mengarahkan mobil itu ke basemen dan memarkirkan mobil Keisha di sana. Setelah itu Arya keluar dari mobil, ia berputar ke sisi lain untuk menurunkan Keisha dari mobil. Arya kembali mengangkat tubuh Keisha, membawanya ke unit apartemen yang ia tinggali.
Sampai di depan pintu apartemen pribadinya, Arya menurunkannya Keisha. Satu tangannya menahan tubuh Keisha, menahan tubuh Keisha agar tidak jatuh. Satu tangannya lagi Arya gunakan untuk menekan tombol passcode. Pintu terbuka setelah Arya menekan passcode-nya, ia kembali membopong tubuh Keisha, membawanya ke salah satu kamar di tempat itu.
Arya merebahkan tubuh Keisha di tempat tidur. Kebingungan masih terlihat di wajah Arya, ia merasa bingung apa yang terjadi pada Keisha, wanita itu tidak berhenti meracau.
"Kei, kamu kenapa sebenarnya?" Arya terlihat sangat frustrasi melihat keadaan Keisha.
Arya melangkah menjauh dari Keisha, ia membuka kemejanya yang langsung menampakan tubuh atletisnya. Arya menuangkan air ke salah satu gelas, ia berniat untuk memberikannya kepada Keisha.
Belum selesai Arya menuangkan air, ia dikejutkan dengan Keisha yang tiba-tiba saja memeluk tubuhnya dari belakang. Rasa terkejut itu membuat Arya menyenggol gelas, membuat air di dalamnya tumpah. Arya menaruh teko ke atas meja dan membalikkan tubuhnya.
"Tolong ... panas," racau Keisha.
"Kei ...." Ucapan Arya terhenti saat Keisha membungkam mulutnya.
Mata Arya terbelalak saat Keisha tiba-tiba saja mencium bibirnya. Keisha menciumnya dengan sangat rakus, hingga membuat Arya merasa kewalahan.
Arya berhasil melepaskan diri dari Keisha, tetapi Keisha kembali memeluknya dan menciumi dada telanjangnya. Melihat tingkah aneh Keisha, Arya menduga Keisha dalam pengaruh obat perangsang.
"Jadi wanita itu memberinya obat perangsang pada Keisha?" tebak Arya.
"Apa wanita itu berniat menjual Keisha pada pria tua tadi? Jika itu benar, aku tidak akan pernah memaafkannya." Arya mengepalkan tangannya untuk menahan amarahnya.
Arya mengangkat tubuh Keisha, merebahkannya kembali ke tempat tidur. Namun, tanpa Arya duga Keisha kembali menariknya, memeluknya, dan kembali menciuminya.
"Keisha, lepaskan!" Arya berusaha keras melepaskan diri dari Keisha.
Setelah berhasil menjauhkan dirinya dari Keisha, Arya menarik napasnya dalam-dalam, menetralkan debaran jantungnya yang berdetak sangat kencang.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" Arya memalingkan wajahnya, ia berusaha keras untuk tidak melihat ke arah Keisha.
Kondisi Keisha saat ini sangatlah menggodanya, bentuk tubuh Keisha yang sempurna, kulitnya yang mulus dan putih bersih sungguh sangat mengundang hasrat Arya.
Arya sudah berusaha keras menahan dirinya, tetapi kondisi Keisha saat itu berhasil merobohkan dinding pertahanannya. Arya kalah, ia membiarkan hasratnya menguasai dirinya.
Perlahan Arya berjalan kembali ke tempat Keisha, matanya terus memandangi tubuh Keisha, tenggorokannya mendadak terasa kering, hingga Arya harus menelan air liurnya sendiri untuk membasahi tenggorokannya.
Arya menindih tubuh Keisha, menopang tubuhnya dengan kedua tangannya agar tidak terlalu menekan tubuh Keisha yang ada di bawahnya. Arya terus memandangi wajah cantik Keisha, mengusapnya dengan lembut.
Beberapa saat kemudian Arya mendekatkan wajahnya ke wajah Keisha, menyatukan bibirnya dengan Keisha, membiarkan Keisha mencium bibirnya.
Arya sudah tidak bisa mengendalikan hasrat dalam dirinya lagi, ia pun mulai membalas ciuman Keisha. Tangannya mulai menjelajahi setiap inci tubuh Keisha, merasakan halusnya kulit Keisha yang seperti bayi.
"Aku sudah berusaha keras untuk mengendalikan diriku. Tapi ... kamu terus memancingku, Kei. Jangan salahkan aku jika malam ini aku menyentuhmu," bisik Arya.