Dia dipandang rendah oleh keluarga istrinya, bahkan dia selalu mendapatkan hinaan, hanya karena dia seorang pria miskin.
Hanya Bastian dan Raisa yang tahu bahwa pernikahan mereka hanya sementara, itu semua agar Raisa mendapatkan warisan dari keluarganya. Dan Bastian rela menjadi suami sementara Raisa, untuk menebus hutang pada Raisa.
Namun, bagaimana kalau ternyata takdir membuatnya berubah? Sebenarnya Bastian berasal dari keluarga kaya raya, dia adalah sang pewaris dari perusahaan nomor satu di Indonesia. Sudah tiga tahun dia diusir oleh kakeknya karena sering menghamburkan uang.
Bastian akhirnya tau bagaimana susahnya mencari uang, ketika dia mendapatkan warisan dari sang kakek, dia bisa menjadi pemimpin perusahaan yang begitu mengagumkan, walaupun dia harus menyembunyikan identitasnya dari keluarga istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Beberapa hari ini Raisa mencoba untuk menjaga jarak dari Bastian, gadis itu bahkan hanya mengucapkan sepatah atau dua patah kata, mungkin dia ingin bisa bersikap seperti dulu lagi pada Bastian, agar Bastian segan padanya.
Bastian mencoba untuk menerima sikap Raisa, mungkin malam itu Raisa hanya khilaf, terbawa suasana, tapi walaupun begitu, dia masih tetap harus bersikap ceria di depan Raisa.
Bastian akhir-akhir ini sangat sibuk sekali, dia memang memiliki akal yang cerdas, sehingga perusahaannya bisa semakin sukses, omset pendapatan pun semakin meningkat.
Proyek kali ini Bastian lebih fokus ke pembangunan pasar, yang akan yang akan dia namai PMW alias Pasar Modern William.
Pasar ini berbeda dengan sebelumnya, sekarang pembangunannya terlihat sangat modern, dengan didirikannya sebuah gedung yang memiliki ketinggian 3 lantai, bahkan disana disediakan eskalator dan juga lift.
Tapi tetap saja tidak mengubah dari ciri khas pasar sendiri, disana masih terdapat banyak kios untuk para pedagang, mereka memakai sergam yang kompak berlebelkan PMW.
Uang sewa ruko para pedagang, pihak William Group telah menyisihkan sebagian sebagai tunjangan di masa tua mereka.
Bukan hanya itu, Bastian juga mendirikan sebuah tempat bermain untuk anak-anak. Di belakang gedung pasar, Bastian mendirikan taman bunga yang luas, dan juga ada berbagai macan kafe disana.
Sehingga dalam satu bulan Pasar Modern William telah menjadi trending topik di media, Bastian telah sukses membuat pasar tradisional menjadi pasar modern yang begitu indah di pandang dan juga membuat para pengunjung betah berdatangan kesana.
Tentu saja William Group juga memiliki keuntungan yang lumayan besar atas kesuksesan yang telah perusahaan itu dapatkan.
...****************...
Kesuksesan PMW tentu saja membuat Tuan Louis dan Amar sangat menyesal telah menjual lahan itu itu pada William Group.
"Seharusnya kita jangan menjual lahan itu kalau tau akan sesukses ini." gerutu Tuan Louis. Dia menyalahkan Amar. "Kamu sih yang menyuruh papa untuk menghancurkan pasar itu, padahal pasar itu dari dulu berjalan sudah sangat lama."
"Lha kok papa jadi nyalahin aku?"
Anak dan ayah tersebut baru kali ini bertengkar seperti itu, mereka terus saja saling menyalahkan.
Sementara Bastian, untuk hari ini dia menyamar khusus menjadi Bastian hari ini, dia ingin merayakan kesuksesan PMW bersama para pedagang, karena para pedagang pun kini jualannya laku keras.
Raisa saat itu datang kesana, hanya ingin melihat bagaimana suasana PMW, dia merasa lega karena kondisi pasar dan nasib para pedagang telah terjamin setelah dipegang oleh William Group.
Raisa melihat Bastian yang sedang saling bercengkrama dengan para pedagang pasar, ternyata banyak pedagang wanita juga disana, mereka sepertinya ada yang tertarik pada Bastian, sampai banyak yang menawarkan Bastian minumn dan makanan.
"Hhh... jadi ternyata setiap hari dia selalu begitu, selalu tebar pesona. Pantas saja dia betah di pasar." gerutu Raisa.
Bastian tidak sengaja melihat Raisa yang sedang memperhatikannya dari kejauhan, Raisa segera bersembunyi di tempat jualan pedagang tahu.
"Nona, kenapa berjongkok disitu?" tanya pedagang tahu pada Raisa.
Semua orang memperhatikan Raisa yang sedang berjongkok disana, Raisa baru menyadari ternyata disana ada banyak orang yang akan membeli tahu. Raisa terpaksa berdiri, dia melihat Bastian yang sedang tersenyum padanya.
Padahal dia ingin bersikap elegan dan angkuh lagi di depan Bastian, tapi lagi-lagi dia terciduk telah memperhatikan suami bayarannya itu.
kamu terlalu naif mengharap banjingan sekelas Tristan, saat kalian menikah kelak kamu akan tau belangnya dan rasa sakit hatimu akan berlipat ganda
gk di novel ini atau di novel yg lainnya sakitnya flu sama batuk... wkwkwkwkwk
Juga tidak banyak ulangan yang sekadar hanya untuk memperpanjangkan novel. Syabbash!!!