NovelToon NovelToon
Istri Kecil Sang Presdir

Istri Kecil Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:30.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Perjalanan Kisah Cinta Om Pram dan Kailla - Season 1

Kailla Riadi Dirgantara, putri tunggal Riadi Dirgantara pemilik RD Group. Berusia 20 tahun, cantik, manja, kekanak-kanakan dan sangat menyayangi ayahnya yang biasa dipanggil daddy. Demi ayahnya, dia terpaksa menerima perjodohannya dengan Reynaldi Pratama ( Pram ), lelaki yang sudah dianggap seperti Om-nya sendiri.

Pram, lelaki matang berusia 40 tahun. Tampan, dewasa, bertanggung jawab dan sangat sabar menghadapi Kailla. Pram adalah anak yatim piatu, yang diasuh dan dibesarkan oleh ayah Kailla ( Riadi ) sejak berusia 10 tahun.

Karena komitmen dan tanggung jawabnya kepada kedua orang tua Kailla, dia bersedia menikahi Kailla yang terpaut 20 tahun darinya dan berjanji menjaga dan membahagiakan Kailla seumur hidupnya.


Bagaimana perjuangan dan kesabaran Pram menaklukan cinta Kailla, mendidik Kailla yang manja dan tidak dewasa menjadi wanita dan istri seutuhnya.

Bagaimana perasaan sayang yang sudah terbentuk selama 20 tahun diantara Kailla dan Om-nya Pram, berubah menjadi cinta seutuhnya.

Ikuti kehidupan rumah tangga Om Pram dan Kailla yang berbeda usia dan karakter.

Visual di novel diambil dari berbagai sumber di internet. Hak cipta milik pemilik foto

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Hei Gadis Kecil! Om Minta Maaf

“Kai, apa yang terjadi?” tanya Pram. Berharap pertanyaannya kali ini sedikit bisa menenangkan gadis yang perasaannya sedang campur aduk.

“Kenapa Om memblokir semua kartu kreditku? Aku sudah membawa semua belanjaanku ke meja kasir, ternyata semua kartuku diblokir. Om tidak tahu seberapa malunya aku saat ini,” jelas Kailla, matanya mulai berkaca kaca.

“Maafkan, Om! Tunggu, Om akan segera ke sana. Minta Sam mengirim alamat lengkapnya."

Pram segera masuk kembali ke ruang rapat dan berpamitan dengan Pak Riadi, kemudian meminta asistennya untuk melanjutkan rapat.

Setengah berlari, Pram menuju lift dan segera ke basement di mana mobil sport hitamnya terparkir. Perasaan Pram sekarang tidak tenang, takut gadis nakal itu membuat masalah di mal. Ia tahu jelas penyebab semua yang terjadi karena dirinya sendiri. Baru kemarin ia meminta David memblokir kartu kredit Kailla, bahkan ia belum sempat mengabarinya.

Begitu sampai di lokasi, Pram bisa bernapas lega saat melihat Kailla sedang duduk manis di sudut toko. Gadis itu duduk dengan tenang, walaupun raut wajahnya siap mengajak perang saat itu juga.

Segera Pram menuju ke kasir, mengeluarkan dompet kulitnya dan menyelesaikan semua belanjaan Kailla tanpa banyak bertanya.

“Sam!” panggilnya setelah menyelesaikan transaksinya.

“Ya, Pak.” Sam menjawab singkat. Terlihat ia menunduk, bersiap menerima kemarahan majikannya.

“Bawa belanjaan Kailla ke apartemenku. Tunggu kami di sana. Kailla akan ikut denganku," perintah Pram.

Deg—

“Hanya ini saja! Padahal aku sudah menyiapkan diriku untuk menerima kemarahannya," batin Pram.

Ia menghampiri Kailla yang duduk di pojok. Gadis itu menunduk menatap sepatu kets tanpa berkedip. Pram berjongkok di depan Kailla, menyejajarkan tingginya dengan Kailla yang sedang duduk menunduk. Berusaha mengintip wajah seperti apa yang disembunyikan Kailla darinya.

Wajah gadis itu masih kelihatan kesal bercampur takut menciptakan kombinasi yang begitu menggemaskan.

“Hei, kamu belum puas memaki, Om?” ucap Pram lembut.

Kailla mengangkat kepalanya sekilas kemudian menunduk lagi. Setidaknya saat ini, itulah yang bisa dilakukan. Memastikan apa yang akan Pram lakukan selanjutnya.

“Hei, gadis kecil, Om minta maaf,” ucap Pram sambil mengelus pucuk kepala Kailla.

Mendengar ucapan Pram, rasanya Kailla ingin bersorak penuh kemenangan. Bagaimana pun ia harus berusaha supaya Pram tidak memarahinya. Terlalu banyak kesalahannya hari ini. Selain membolos, ia juga sudah mengganggu pekerjaan Pram dengan memaksa laki-laki itu datang ke sini hanya untuk membayar semua belanjaannya.

“Aku harus berakting sesedih mungkin supaya Om lupa untuk memarahiku,” batin Kailla.

“Hua ... hua ....“ Kailla mengeluarkan air mata buayanya sambil menghambur ke pelukan Pram. Ia sedang menciptakan suasana setragis mungkin. Air matanya mengucur tiada henti. Dengan susah payah ia membujuk air mata itu supaya mau bersekongkol dengannya. Kailla sedang membayangkan drama Korea yang paling sedih di abad ini, di mana kedua pemeran utamanya meninggal bersamaan di ending-nya.

Deg --

Begitu tangisan itu berhenti, Kailla bisa mendengarkan dengan jelas detak jantung Pram yang teratur, ditambah aroma maskulin benar-benar menenangkan. Pram, laki-laki matang yang masih tampan di usia kepala empat. Kailla tidak meragukan, ada banyak gadis bahkan ibu-ibu di luar sana yang takluk dengan pesona Pram. Namun, entah kenapa Pram masih setia membujang sampai sekarang. Kriteria Pram yang terlalu tinggi atau memang laki-laki itu menutup pintu hatinya sendiri, hanya Pram dan Tuhan saja yang tahu jawabannya.

“Sudah, aktingmu tidak terlalu baik. Ayo, kita cari makan siang. Ada yang mau Om bicarakan.” Pram menyentil kening Kailla, mengembalikan gadis itu dari lamunan sesaatnya.

Kailla mengusap keningnya yang sedikit memerah dengan cemberut.

***

Mereka sedang mengitari foodcourt di Central Mal ketika ponsel di saku celana Pram bergetar.

“Ya, Dave. Ada masalah apa?” jawab Pram setelah menggeser logo berwarna hijau di layar ponselnya.

“Kantor cabang kita yang di Bandung sedang ada masalah. Salah satu proyeknya terhenti karena beberapa pekerja melakukan mogok kerja. Saya sedang menyelidikinya Pak. Baiknya, Bapak kembali ke kantor dulu supaya kita bisa membahasnya dengan tim,” jelas David.

“Baiklah, satu jam lagi saya sampai ke kantor. Rapat sudah selesai?”

“Sudah, Pak.” David menjawab singkat.

“Apakah Presdir masih di kantor?” tanya Pram lagi.

“Masih, Pak ... sedang menunggu Pak Pram, sepertinya ada yang mau dibahas Pak Presdir. Sekarang menunggu di ruangan Pak Pram," jelas David.

“Baiklah, nanti tolong siapkan makan siang Pak Presdir. Pesan di restoran langganan kantor. Pak Presdir tidak terlalu cerewet dengan menu,” perintah Pram.

Setelah memutuskan panggilan teleponnya, Pram melirik ke arah Kailla. Gadis itu sedang menatap deretan foodcourt tanpa berkedip, mengabsen menu yang dijajakan satu persatu.

“Kai, sepertinya kita tidak jadi makan siang, Om harus kembali ke kantor. Om akan mengantarmu ke apartemen Om. Sam sudah menunggumu di sana.” ucap Pram tiba-tiba.

Kailla hanya mengangguk dan mengikuti langkah Pram. “Baiklah!”

Bayangan akan semangkuk bakso hangat lengkap dengan saus sambal dan lelehan kecap manis menguap seketika dari otaknya. Sedari tadi ia berusaha mencari menu bakso di antara deretan foodcourt tetapi belum sempat menemukannya Pram sudah membatalkan rencana makan siang mereka.

“Ya sudah, nanti pesan gofood saja.”

***

Ceklek.

Begitu mereka sampai di apartemen Pram, Sam sudah menyambut mereka dengan senyum sumringah. Ponsel yang sedari tadi ditatapnya dengan penuh penghayatan langsung diselip ke dalam saku celana.

“Siang, Pak.” Buru-buru ia berdiri menghampiri Kailla yang berjalan di belakang Pram.

“Non, belanjaan tadi saya letakkan di kamar Non,” lapornya pada Kailla. Kailla hanya mengangguk dan tersenyum, menunjukkan jempolnya ke arah Sam. Ia sudah tidak sabar ingin segera membongkar semua barang belanjaan dan mencobanya kembali.

“Kai, Om langsung balik ke kantor. Kalau butuh apa-apa, minta sama Bu Ida. Sekarang kamu bisa istirahat di kamarmu.” pamit Pram mengacak gemas pucuk kepala Kailla.

“Bai, Om.” jawab Kailla singkat, segera berjalan menuju kamarnya.

Pram terlihat mengeluarkan dompet dan menyodorkan beberapa lembar uang seratus ribu kepada Sam.

“Ambil ini! Kamu bisa menggunakannya kalau Kailla membutuhkan sesuatu. Anak itu lumayan bawel soal makanan. Pastikan dia tidak melewatkan makan siangnya,” titah Pram.

“Ya, Pak.” Sam mengangguk.

Baru saja Pram melangkah keluar pintu unit apartemennya, ia sudah berbalik lagi.

“Sam, pastikan Kailla tidak makan yang aneh-aneh!” Pram menatap tajam. Bukan tanpa alasan dia melakukan itu. Dia masih mengingat dengan jelas, Kailla yang merengek pada Sam minta dipesankan som tam dengan campuran udang mentah seperti yang dilihatnya di instagram. Dan akhirnya harus membuat gadis itu menginap dua hari di rumah sakit. Kailla memang memiliki alergi untuk jenis makanan tertentu yang membuatnya tidak bisa sembarangan makan seperti orang kebanyakan.

***

Terima kasih.

1
Yo Zhibin❤️💞
sama2 pandai muter otak..😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
the power of bini Bos' 😂😂
Yo Zhibin❤️💞
ini kalo di filmkan pasti ga jauh dari Naughty Kiss.. banyak adegan Kiss nya😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
kan..kan.. pasti minta warisan jika bukan Pram yg mengelola tidak akan berkembangkan..Andi cuma benalu..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
belum pernah tau..nasi campur apaan😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
idiiih..ga tau diri bgt.. pasti minta jatah warisan tu..😂😂
Yo Zhibin❤️💞
perjalanan masih panjang..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Orang kaya memang punya kuasa..sampe2 melakukan segala cara demi niatnya.. Kaila & Pram tetap kuat ya..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Jangan dulu dong..Pak Riadi masih ingin lihat cucunya..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
ini awal komplotan Bella & Kaila di mulai 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
resek banget sih ya...😩😩
Yo Zhibin❤️💞
kok banyak bawang sih aaaah...😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Astaga Sam.. kebangetan kamu ya..😂😂😂dasar Somplaaaak 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
dasar Kailla mood swing bgt..😂😂
Yo Zhibin❤️💞
perlahan tapi pasti..sisi dewasa Kailla keluar alami 😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Buat belajar Sam..biar ga katrok kalo dpt Mitha 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Jgn di makan kuenya🤔🤔drpd sakit perut..dasar Sam lagi falling in love melupakan tugasnya 😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Halah..halah Sam..bisa aja cari kesempatan 😂😂
Yo Zhibin❤️💞
kecapekan tu..tiap malam di gempur..mana bisa jadi..😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Q sudah baca ceritanya Bara..ga banget dah.. mending liat Pram Kailla 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!