Mr. Arogan Suamiku

Hari ini operasi yang dilakukan Gemal dengan rekan-rekanya berjalan dengan lancar. Gemal selalu membawa peralatan mandinya dan juga pakaian bersihnya setiap ia pergi ke Rumah Sakit. Ia mandi dan setelah itu segera memakai pakaian santainya. Kaos dan training jogger dan membawa dan tas ransel miliknya. Penampilan Gemal selalu saja membuat para karyawan di Rumah sakit ini terpesona. Gemal menuju ruangan administrasi dan disana terdapat beberapa rekannya yang sedang bersantai.

"Kemana Gem?" tanya Serena salah satu Dokter yang juga bekerja di Rumah Sakit ini.

"Pulang Ren," ucap Gemal.

"Nongkrong yuk Gem, Ren!" ajak Fahmi. Fahmi adalah dokter gigi yang terkenal di Rumah Sakit ini.

"Bini nunggu di Rumah Bro lagian rumah lagi rame persiapan Kakak gue nikah," ucap Gemal.

"Kayak udah nikah aja lo Gem, siapa bini lo heh? perasaan stok lo terlalu banyak Gem. Jadi yang diterima yang mana nih?" tanya Fahmi.

"Ada nanti gue kenalin," ucap Gemal tersenyum. "Ren, Fahmi, Sakti duluan!" ucap Gemal. Sakti menganggukkan kepalanya. Sakti sejak tadi hanya mendengarkan dan tidak berkomentar. Ia selalu larut dengan buku yang ia baca.

"Besok awas ya Gem nolak kumpul sama kita!" teriak Fahmi. Gemal mengangkat tangannya dan ia segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan.

Gemal melangkahkan kakinya melewati koridor rumah sakti. Seperti biasa, Gemal tidak menanggapi sederet para perempuan yang mengaguminya. Gemal terkenal tampan, sombong dan angkuh. Hanya kepada pasien, teman-temannya dan keluarganya ia terlihat ramah. Sosok perempuan cantik mendekatinya dan tiba-tiba menggandeng tangannya.

"Gem... kok nggak angkat telepon gue?" ucapnya membuat Gemal menghempaskan tangan Thania. "Gem, temenin aku makan yuk!" ajaknya lagi.

Gemal tetap melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan Thania yang berbicara padanya. Thania kesal karena Gemal mengacuhkannya dan ia tersenyum karena ide cemerlang melintas diotaknya. Thania berpura-pura tersandung dan terjatuh.

"Aduh sakit, Gem... tolong!" teriaknya membuat beberapa orang yang ada dikoridor rumah sakit melihat kearahnya. Gemal mengerutkan dahinya dan ia menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke belakang dan melihat Thania yang memegang kakinya dan meringis kesakitan.

Gemal melangkahkan kakinya mendekati Thania. "Gem sakit," adu Thania membuat Gemal kembali hanya mengerutkan dahinya dan ia hanya berdiri didekat Thania tanpa membantu Thania untuk berdiri.

"Suster," panggil Gemal membuat dua orang suster mendekatinya.

"Iya Dok," ucap mereka tersenyum ramah. Apalagi yang memanggilnya adalah salah satu dokter tampan di Rumah sakit ini.

"Tolong bawa dia ke UGD, sepertinya kakinya terluka!" ucap Gemal membuat Thania membuka mulutnya karena sikap Gemal kepadanya sama sekai tidak berubah. Gemal tetap Gemal yang angkuh meskipun ia telah berusaha untuk mendapatkan hati Gemal.

"Gem, gendong!" pinta Thania.

"Saya ada acara keluarga di Rumah Thania, yang kau perlukan dokter tulang jika kakimu itu patah!" ucap Gemal membuat kedua suster terkikik geli.

"Gem... " Thania mencoba merayu Gemal. "Gemal, anterin gue!" teriak Thania.

Gemal menatap Thania dingin dan ia kemudian membalikkan tubuhnya dan melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan teriakan Thania. Gemal terlihat kejam kepada perempuan yang terlihat menyukainya, karena ia tidak ingin memberikan harapan kepada perempuan itu.

Gemal masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beberapa menit kemudian ia sampai di Rumah Kakeknya. Gemal melihat mobil Guna dan juga mobil Raka terpakir di halaman rumah.

Gemal melihat semua keluarganya sedang berbincang bersama diruang keluarga namun ia tidak melihat keberadaan Vivian disana. Gemal mendekati Adinda "Vian mana?" tanha Gemal.

"Mandi kayaknya," ucap Adinda.

Gemal segera berdiri dan melangkahkan kakinya naik ke lantai dua menuju kamarnya. Gemal membuka pintu kamarnya dan melihat Vivian baru saja keluar dari kamar mandi. Vivian tidak menyadari keberadaan Gemal, ia membuka handuknya dan ingin memakai pakaiannya namun Vivian terkejut saat melihat Gemal terlihat dikaca sedang melipat tangannya sambil menyandarkan tubuhnya didinding.

"Waw... " ucap Gemal membuat Vivian segera mengambil handuknya dan memakainya.

Vivian mengambil pakaiannya dengan cepat dan kembali masuk kedalam kamar mandi. Brak.... "Hahaha..." tawa Gemal membahana namun tidak dengan Vivian yang sangat malu saat ini.