NovelToon NovelToon
Ipar Yang Jahat

Ipar Yang Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ismi Sasmi

Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 IRI

Setelah tahu aku sedang berbadan dua, Bang Firman semakin protektif. Mengerjakan ini itu tak boleh, bahkan sekedar mencuci piring. Katanya ibu hamil tidak boleh kecapean. Di satu sisi aku senang dia begitu perhatian, tapi di sisi lain aku merasa bosan hanya berdiam diri tanpa beraktifitas.

"Nanti siang mau dimasakin apa, Bang ?" tanyaku ketika mengantarnya ke teras untuk berangkat ke toko.

"Gak usah masak lah, Dek. Nanti Abang beli lauk matang aja. Kamu masak nasi aja" titahnya.

"Terus aku ngapain, Bang ? Bosan tau gak ngapain-ngapain. Aku ini cuma hamil Abang...bukan sakit" keluhku.

"Seharusnya kamu senang Lo Dek waktu hamil Abang suruh santai-santai. Kan banyak tuh para istri waktu hamil tetap disuruh kerja sama suaminya".

"Aku kangen masak di dapur, Bang". Rengekku.

"Iya nanti kamu boleh lagi kok, Dek. Tapi gak boleh terlalu capek."

Aku pun tersenyum mendengarnya. Sejujurnya aku bosan dengan rasa masakan dari luar. Sesekali bolehlah beli. Tapi kalau tiap hari, bosan dan boros juga.

Bang firman akhirnya berangkat ke toko setelah aku mencium punggung tangannya takzim. Ketika aku akan berbalik masuk ke dalam rumah, aku terkejut karena sudah ada Siska di belakang.

"Kamu lho ya, Lun ! Bukannya banyak gerak saat hamil. Ini malah mager. Ngedekem aja di dalam kamar. Persis induk ayam yang lagi mengerami telur. Kerjaan rumah malah nyuruh suami. Cuci piring, cuci baju, nyapu, ngepel. Mau jadi istri durhaka kamu ? Mau makan aja tinggal beli. Berasa jadi orang kaya ya sekarang ?" cerocos Siska panjang lebar.

Aku hanya diam tanpa berniat menanggapi ocehannya. Melihat aku yang tak ada respon, membuat dia geram dan melanjutkan ocehannya.

"Dulu ya waktu aku hamil, semua kerjaan rumah aku yang kerjain. Gak pernah tuh nyuruh Bang Haikal. Biar hamil tetap enerjik. Gak kayak kamu, letoy ! Kalau hamil gak usah sok manja deh. Pintar banget kamu nyari kesempatan. Gak kasihan apa sama Firman yang udah capek kerja. Eh sampai rumah harus melayani kanjeng ratu ".

"Udah ceramahnya ? Kalau udah aku mau ke kamar. Ngantuk" ucapku sembari berlalu.

Dia yang tak terima pun mencekal tanganku. Aku pun menghempasnya dengan kasar sambil menatapnya tajam.

"Kalau dinasehati tuh dengerin. Aku belum selesai ngomong main pergi aja. Gak sopan. Gak pernah diajarin tata Krama sama orang tua kamu ya !" ucapnya dengan mata melotot.

Aku yang tak terima orang tuaku di bawa-bawa akhirnya kepancing emosi.

"Hei ! Jangan pernah bawa-bawa orang tuaku. Orang tuaku sudah mendidikku dengan sangat baik. Lagian aku gak butuh nasehat kamu. Gak usah sok ngurusin hidup aku. kayak hidup kamu udah bener aja !" hardikku sambil menunjuk wajahnya. Nafasku naik turun karena emosi.

Tetangga yang kebetulan lewat dan melihat kami yang sedang bersitegang langsung menghampiri.

"Loh loh ada apa ini ribut-ribut ? Mbak Luna ? Mbak Siska ?" tanya Bu Sasa yang berbadan gempal.

"Ini Lo Bu Luna dinasehati malah marah-marah" adunya.

"Saya gak suka dia ngatain orang tua saya, Bu. Kalau mau berantem, ayo ! Tapi gak usah singgung orang tua saya" jawabku.

Akhirnya ku ceritakan lah dari awal sampai akhir. Tapi fokus Bu Sasa bukan pada pertengkaran kami, melainkan berita kehamilanku.

"Alhamdulillah. Selamat ya mbak Luna. Semoga mbak dan dedek bayi selalu sehat sampai lahiran nanti. Nikmati aja masa kehamilan ini, mbak. Saya juga gitu waktu pertama hamil.Suami sangat perhatian. Dan saya sangat bersyukur" kata Bu Sasa sembari menggenggam tanganku.

"Mbak Siska, kalau mba Luna gak ganggu dan gak ngerugiin mba Siska, gak usah senggol-senggol. Kasihan dia nanti banyak pikiran. Biasanya ibu hamil lebih sensitif. Apalagi ini kehamilan pertamanya" nasehat Bu Sasa.

Siska yang kesal menghentakkan kakinya masuk kedalam rumah dan membanting pintu.

Kami berdua hanya bisa mengucap istighfar.

"Sabar ya mba Luna. Gak usah dimasukin kehati omongannya. Orangnya emang kayak gitu. Sok nasehatin kayak dia bener aja ! Dulu waktu dia hamil emang gak nyuruh- nyuruh suaminya. Tapi dari awal nikahkan ibu mertuamu yang mengerjakan semuanya. Pas dia hamil makin menjadi kelakuannya. Tetangga sekitar sini udah tahu gimana sifat dia" ungkap Bu Sasa.

Setelah ngobrol sebentar Bu Sasa pamit pulang. Aku pun masuk ke dalam rumah.

Ketika melewati kamar Siska yang pintunya terbuka sedikit, samar terdengar Siska sedang menelpon seseorang. Aku yang terlanjur kepo pun akhirnya menguping.

"Abang harus bilangin si Firman jangan mau di perbudak istrinya. Dia itu kan pemimpin rumah tangga, kok mau-maunya disuruh istri. Aku dulu waktu hamil gak pernah tuh nyuruh Abang".

"......................................"

"Bukannya mau ngurusin, Bang. Aku gak tega aja Firman diperlakukan seenaknya sama istrinya. Dia itu kan saudara Abang, makanya aku peduli. Emang Abang gak kasihan apa ?"

"....................................."

"Janji ya, Bang nanti dibilangin !"

"...................................."

"Ehh Bang. Gimana kalau aku hamil lagi ? Masa di Luna doang yang bisa hamil. Aku harus lebih unggul dari dia ya, Bang ! Termasuk masalah anak. Emang Abang gak mau dibilang tokcer sama orang-orang ?"

".................................."

"Nah gitu dong. Itu baru namanya suami Siska. Gimana aku gak makin cinta kalau Abang selalu nurutin kemauan aku. Lagian dikasih enak masak gak mau."

Takut ketahuan menguping, aku pun segera masuk ke kamarku.

Oh ternyata Siska iri dengan kehamilanku. Lagian kenapa harus iri sih ? Sedangkan dia sudah punya anak.

Susah memang mengahadapi orang yang selalu ingin menang.

Aku lebih memilih rebahan di kamar dari pada keluar sekedar nonton tv. Malas kalau nanti ketemu Siska.

ponsel yang ku simpan di atas nakas berdering. Aku pun segera mengambilnya. Di layar tertera nama "Mbak Zizah".

"Hallo mba".

"Luna, kamu hamil ya ?" tanya mba Zizah to the point.

Aku tak langsung menjawab. Takut jika jawabanku nanti membuat dia sedih.

"Mba denger dari mana ?" tanyaku.

"Tadi waktu mba ke warung Bu Ijah, gak sengaja dengar obrolan Bu Sasa dengan Bu Ijah. Katanya kamu hamil. Benar Lun ?" desak mba Zizah.

"I...iya mba". Jawabku.

"Alhamdulillah... Selamat ya Lun. Semoga kandungan kamu sehat selalu. Mba senang dengarnya Lun."

"Mba gak papa ? Maksudku gak sedihkan karena duluan aku yang hamil" tanyaku hati-hati.

Terdengar kekehan di seberang sana.

"Kamu ini ada-ada aja lho Lun. Ngapain sedih ? Nanti jika tiba waktunya mba hamil, mba pasti hamil kok. Sekarang mungkin belum saatnya. Kok hamil gak cerita sama mba, Lun ?"

"Aku gak enak sama mbak. Nanti dikira pamer."

"Ngapain gak enak ? Santai aja kali, Lun. Jaga kandungan kamu baik-baik ya ! Jangan stress, ibu hamil harus happy terus. Duhhhh mbak gak sabar pengen ketemu dedek bayi" katanya dengan riang.

"Iya mbakku sayang. Makasih ya mbak sudah perhatian sama aku yang bukan siapa-siapa mbak."

"Kamu tuh udah kayak adik mba sendiri Lun. Ya udah mba tutup dulu ya. Nanti kita ngobrol lagi."

Aku pun menyimpan kembali ponselku di atas nakas.

Aku bersyukur dikelilingi orang-orang yang baik meskipun tidak ada ikatan keluarga.

Tak apalah Siska yang memusuhiku.

Toh dia gak penting juga.

Dia menganggapku saingan.

Sementara aku sendiri tak berminat bersaing dengannya dalam hal apapun.

Aku hanya ingin menjalani hidup yang tenang dan damai dengan suamiku.

1
kalea rizuky
q ksih bunga lagi nih biar nulisnya rajin
kalea rizuky
lanjut donk thor bagus lo ceritamu
kalea rizuky
gimana nasib mantan laknat thor
kalea rizuky
firman ttep. goblok biar aja dia jd duda karatan
kalea rizuky
up yg banyak thor q ksih bunga
Lala lala
pernah baca alur yg sama
Fan Compás Chivi Ans
Suka sama gaya penulisnya.
Yajaira Gaona
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Kakashi Hatake
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!