NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Emma tak pernah menyangka akan mengalami transmigrasi dan terjebak dalam tubuh istri yang tak diinginkan. Pernikahannya dengan Sergey hanya berlandaskan bisnis, hubungan mereka terasa dingin dan hampa.

Tak ingin terus terpuruk, Emma memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri tanpa berharap pada suaminya. Namun, saat ia mulai bersinar dan menarik perhatian banyak orang, Sergey justru mulai terusik.

Apakah Emma akan memilih bertahan atau melangkah pergi dari pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Suara bising alarm di nakas, membuat Eleanor menggeliat, jemarinya meraba-raba buta di atas meja kecil di samping tempat tidur. Matanya masih enggan terbuka sepenuhnya, tapi kepalanya sudah dipenuhi oleh kesadaran samar tentang pagi yang harus ia jalani.

Akhirnya, ia menemukan sumber suara itu dan memencet tombolnya dengan kasar. Keheningan kembali menyelimuti kamar, hanya suara napasnya yang terdengar.

Eleanor menghela napas panjang, membiarkan dirinya berbaring beberapa detik lagi sebelum akhirnya memaksa diri untuk duduk.

"Hoam..." Eleanor menguap lebar sambil meregangkan kedua tangannya.

Matanya melirik ke jendela. Tirai tipis tidak cukup menahan sinar matahari yang mulai menerobos masuk, menandakan hari sudah berjalan tanpa menunggunya.

Ia mengusap wajahnya dan beranjak ke kamar mandi. Hari ini akan menjadi hari yang panjang.

Lima belas menit kemudian, Eleanor keluar menggunakan jubah mandinya. Ia berjalan ke arah lemari pakaian dan mengambil setelan terbaiknya untuk ke kantor.

Blazer hitam elegan dengan celana panjang senada dan kemeja berwarna gading yang sudah di setrika oleh pelayan di rumahnya.

Hari ini adalah hari penting dalam hidupnya. Hari pertama ia memasuki perusahaan sebagai bagian dari manajemen, bukan lagi sekadar pengamat di balik bayang-bayang sang ayah.

Ia menatap pantulan dirinya di cermin setelah mengenakan pakaian. Wajahnya tampak tenang, tapi di dalam dadanya ada gemuruh yang sulit dijelaskan. Ini bukan sekadar pekerjaan, mulai sekarang ia memiliki tanggung jawab yang besar, dan telah lama dipersiapkan untuknya.

Dengan helaan napas panjang, Eleanor mengambil tasnya dan beranjak keluar kamar. Ketika ia menuruni tangga, ia melihat Sergey sudah duduk di meja makan dengan segelas kopi di hadapannya.

"Kamu jadi ke kantor hari ini?" tanya Sergey begitu Eleanor tiba di ruang makan.

Eleanor hanya mengangguk singkat, ia malas menjawab dan lebih memilih mengambil selembar roti lalu mengoleskan selai coklat.

"Bi, buatkan saya kopi." Pinta Eleanor.

"Baik, Nyonya." Jawab pelayan itu dari arah dapur.

Sergey menyesap kopinya perlahan, matanya mengamati Eleanor yang sibuk dengan rotinya. Ada sesuatu dalam sikap istrinya pagi ini, Eleanor sedikit lebih dingin dari biasanya atau mungkin itu hanya perasaannya saja.

"Kamu terlihat tegang," ujar Sergey akhirnya, meletakkan cangkirnya. "Gugup karena hari pertama di perusahaan?"

Eleanor berhenti mengoleskan selai dan menoleh sekilas. "Tidak juga," jawabnya datar.

Sergey tersenyum tipis, seolah tidak percaya. "Jangan buat kesalahan, Eleanor. Semua mata pasti tertuju padamu."

Eleanor hanya menghela napas pelan. Ia tahu itu. Ia sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi sorotan, bisik-bisik karyawan, serta bayangan ayahnya yang selalu mengikuti ke manapun ia melangkah.

Pelayan datang membawakan kopi dan meletakkannya di hadapan Eleanor. Ia mengambil cangkir itu, meniup permukaannya sebelum menyesap sedikit.

Hangat, dan aroma kopi yang kental membuat Eleanor sedikit lebih rileks dan nyaman. Setelah beberapa saat dan kopinya hanya tinggal setengah, barulah Eleanor mendorongnya menjauh dari hadapannya.

"Aku pergi dulu," katanya sambil bangkit dari kursi.

Sergey hanya mengangkat alis, tidak berusaha menahan atau memberi komentar lebih lanjut. Eleanor meraih tasnya dan melangkah keluar, tanpa menoleh lagi pada Sergey.

***

Mobil Lamborghini Veneno berwarna hitam melaju membelah jalan raya yang masih sepi, Eleanor membelokan mobilnya ke arah perusahaan Rose Hospitality Group.

Setelah melaju kencang di jalan raya yang masih sepi, Eleanor memperlambat laju Lamborghini Veneno hitamnya saat mendekati gedung megah Rose Hospitality Group.

Pintu masuk utama menjulang tinggi dengan kaca-kaca besar yang memantulkan cahaya matahari. Ia menginjak pedal rem perlahan, lalu memutar setir dengan presisi, membelokkan mobilnya ke area parkir VIP.

Saat mesin supercar itu dimatikan, suara deru khasnya perlahan menghilang, digantikan oleh keheningan. Eleanor melepas sarung tangan kulitnya, lalu meraih ponselnya dari dashboard. Matanya menelusuri layar, membaca pesan yang baru saja masuk.

"Semua sudah disiapkan. Dia ada di lantai 35. Jangan sampai gagal."

Ia menyeringai tipis, lalu membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Tumit stiletto-nya beradu dengan lantai marmer parkiran, menggema di ruang yang di penuhi karyawan. Pagi ini Rose Hospitality Group akan menjadi saksi dari sesuatu yang tak akan terlupakan.

Saat Eleanor masuk ke lobi, semua karyawan yang tadinya berlalu lalang kini langsung baris dan menunduk hormat pada wanita itu.

"Selamat pagi, Nona Eleanor." Sapa semua karyawan.

Eleanor menurunkan sedikit kacamata hitamnya, ia mengamati semua karyawan yang ada di sana.

"Selamat pagi, apa Ayahku sudah datang?" tanya Eleanor ramah.

"Belum, Tuan besar masih di perjalanan." Jawab seorang pria bersetelan jas dan memakai kacamata bening.

Eleanor mengamati pria itu, wajahnya tampan dengan kulit berwarna cerah, rambutnya tertata rapi, dan sorot matanya tajam di balik kacamata beningnya.

Ada aura profesionalisme yang kuat darinya, namun Eleanor bisa melihat sesuatu yang lebih dalam seperti sebuah ketenangan yang tidak dimiliki kebanyakan orang di tempat itu.

"Namamu?" tanya Eleanor sambil menaikkan kembali kacamata hitamnya.

Pria itu sedikit terkejut, tapi dengan cepat menyesuaikan diri. "Asher, Nona. Asher Lancaster. Saya asisten pribadi Tuan besar."

Eleanor mengangguk pelan, lalu melangkah melewati barisan karyawan yang masih menunduk hormat.

"Baiklah, Asher. Antar aku ke ruangannya," katanya ringan, namun penuh kewibawaan.

Asher langsung bergerak, membuka jalan di antara para karyawan. "Silakan, Nona Eleanor."

Mereka berjalan menuju lift pribadi, yang hanya bisa diakses oleh segelintir orang penting di perusahaan itu. Saat pintu lift tertutup, Eleanor melirik sekilas ke arah Asher yang berdiri di sampingnya.

"Sudah berapa lama kamu bekerja untuk Ayahku?" tanyanya santai.

Asher menoleh padanya, tatapannya tetap tenang ia sudah biasa menghadapi orang-orang penting dengan aura kewibawaan seperti Eleanor. "Hampir tiga tahun, Nona."

Eleanor mengangkat alis. "Cukup lama. Dan selama itu, apakah Ayahku pernah membicarakan tentang aku?"

Sejenak, Asher tampak ragu, namun akhirnya menjawab dengan suara datar, "Ya. Tuan besar sering membicarakan Nona. Dia sangat bangga pada Anda."

Eleanor tersenyum tipis, tapi sorot matanya tetap tajam. "Begitukah?" gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

Lift berbunyi pelan saat sampai di lantai tertinggi. Pintu terbuka, memperlihatkan sebuah lorong luas dengan lantai marmer hitam berkilau. Di ujungnya, ada pintu kayu besar yang berukir elegan, ruangan itu milik ayahnya.

Eleanor melangkah keluar dari lift tanpa ragu, sementara Asher tetap berjalan di sampingnya.

"Ini ruangan Tuan besar, Nona." Ujar Asher menunjuk pintu berukiran elegan di depannya.

Eleanor mengangguk, "Terima kasih, Asher."

"Sama-sama, Nona. Kalau begitu saya permisi dulu, jika Anda membutuhkan sesuatu silahkan panggil saya." Kata Asher sopan.

"Baiklah." Eleanor membiarkan Asher pergi.

Ia mendorong pintu itu dan masuk ke dalam ruangan ayahnya, rasa kagum akan desain ruangan tersebut membuat Eleanor terkesima.

"Wah, luar biasa." Gumam Eleanor. "Aku tidak percaya akan menjadi bagian dari perusahaan raksasa seperti ini."

Ketika ia masih sibuk mengamati ruangan tersebut, tiba-tiba seseorang muncul dan langsung mendorong punggungnya hingga membuat Eleanor terhuyung ke depan.

Untunglah, ia bisa menahan bobot tubuhnya hingga ia tidak jatuh ke lantai. Eleanor menoleh, seketika raut wajahnya berubah dingin begitu tahu siapa orang yang baru saja mendorongnya.

"Well... apa ini caramu menyambut pertemuan kita... Noah." Tanya Eleanor dingin.

1
Murni Dewita
next
Kim nara
Lea selalu Keren y thor
Zee✨: Hooh, harus dong hehe
total 1 replies
Murni Dewita
double up thor
Zee✨: Bsk yak kalo senggang hehe
total 1 replies
Murni Dewita
💪💪💪💪lea
Murni Dewita
👣
Dsy_Sagitariuzz
mantap lea👍🤣
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
dilepaskan dengan cara di DORR
Zee✨: biar nggak jadi beban mulu kak🤣
total 1 replies
Kim nara
Sargey tuh sebenar nya cinta ga sih thor sama lea ak tak paham sama si sargey
Zee✨: oke, nanti yak aku bikin dulu 😉
Kim nara: Iya Pov sargey thor sebenar nya dia cinta apa ga ama si lea
total 3 replies
rachma yunita
emang ada apa antara Sergey dan Nikolay?
Zee✨: ada masalah hoho
total 1 replies
🍏A↪(Jabar)📍
next
Wahyuningsih
Menyeblkn sekli aria, thor buat buat aria menderta biar nyakho dia n buat noah jga sma2 mendrita d t nggu upnya kmbli thor yg buanyk n hrs tiap hri sellu jga keshtn seeeeeeemaaaangaaaaaaaaaaat
thor 😄😄😄😄😄😄
Dsy_Sagitariuzz
naoaaaaaah kau dlm bhy 😎
Dsy_Sagitariuzz
suruhan siapa tuch🤔
Zee✨: siapa ya??? masih misteri wkwk
total 1 replies
Kim nara
Keren Lea keren
ika yanti naibaho
Luar biasa
Cahaya yani
hadur othor mmbawa kopi utkmu,.
Zee✨: selamat datang kakak🥰🥰
total 1 replies
Aretha Shanum
ko lama bngt kpn pisahnya, jadi bosen alurnya
Kim nara
Lea kamu keren love u lea😘😘😘
Dsy_Sagitariuzz
ajak cerai aja lea 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!