Reiner merupakan ketua Mafia/Gengster yang sangat di takuti. Ia tak hanya di kenal tak memiliki hati, ia juga tak bisa menerima kata 'tidak'. Apapun yang di inginkan olehnya, selalu ia dapatkan.
Hingga, ia bertemu dengan Rachel dan mendadak sangat tertarik dengan perempuan itu. Rachel yang di paksa berada di lingkaran hidup Reiner berniat kabur dari jeratan pria itu.
Apakah Rachel berhasil? Atau jerat itu justru membelenggunya tanpa jalan keluar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Eng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Hamil
Rupanya, Mulan tidak menelpon, ia hanya berkirim pesan kepada Leon jika ia menemani Rachel ke tempat temannya bekerja yang bernama Gina. Leon pun membalas,
"Jangan terlalu lama. Segera kembali kalau sudah selesai!"
Mereka akhirnya pulang setelah beberapa waktu kemudian. Gina yang tahu bila Rachel bekerja pada orang yang sedikit aneh tentu tak menghalangi Rachel.
Sepanjang perjalanan pulang, Rachel terdiam. Teringat dengan ucapan Dilan yang ternyata juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Ia merasa tak mengerti dengan jalan hidupnya sendiri. Kadang sesuatu yang ia inginkan terjadi, malah sengaja di jauhkan oleh semesta. Dan hal yang sama sekali tak pernah ia bayangkan, malah di hadirkan. Sepertinya kehadirannya Reiner ini misalnya.
"Aku dengar yang laki-laki ganteng ucapkan tadi!" kata Mulan ingin memecah kesunyian.
Rachel sontak menoleh. Cemas dan takut kalau Mulan bakal melapor kepada Reiner. Ia bisa mati.
Namun Mulan sepertinya tahu keresahan Rachel. "Jangan khawatir nona. Semua ini tidak akan sampai pada tuan Reiner!"
Rachel seketika tersenyum. Ia benar-benar telah menemukan seorang kawan baru.
Mereka tiba di mansion saat matahari sudah berada tepat di atas kepala. Begitu memasuki ruangan dalam mansion, mereka terkejut karena nenek Reiner ternyata datang bersama seorang perempuan yang Rachel ingat pernah mencium bibir Reiner malam itu.
"Wah, sepertinya ada yang baru jalan-jalan!" sindir sang nenek dengan muka tak suka. Membuat Rachel menjadi takut.
Mulan yang tak tahu siapa mereka terlihat agak grogi. Pasalnya dua wanita yang berbeda usia itu terlihat sangat menakutkan. Dari penampilan, juga gestur tubuh, keduanya tampak sudah sangat akrab dengan mansion ini.
"Selamat siang nyonya. Apa anda kemari karena ingin bertemu dengan tuan Reiner? Emmm tuan sedang pergi!" ucap Rachel yang mengira jika nenek Reiner sedang menunggu cucunya. Ia berbicara dengan nada paling sopan.
"Lihatlah. Bahkan dia berlagak seperti nyonya di rumah ini. Tanpa kau beritahu pun aku sudah tahu. Memangnya siapa kau?" nenek Reiner malah mendamprat Rachel.
Mulan melihat nenek Reiner memarahi Rachel jadi agak takut ketika melihat hal itu.
"Kau, siapa lagi kau?" nenek Reiner berteriak kepada Mulan.
"Sa-saya pelayan baru Nyonya!" jawab Mulan membungkuk.
Nenek Reiner murka. "CK, ada apa dengan anak itu. Apakah orang-orang yang ku pilih masih kurang. Kenapa seleranya selalu rendahan!"
Xena tersenyum melihat nenek Reiner murka.
"Pergi kau!" teriak sang nenek kepada Mulan.
Mulan yang di usir seketika pergi meskipun ia ingin terus berada di sisi Rachel. Ia takut sebab nenek itu sungguh menakutkan.
"Pergilah aku akan baik-baik saja!" bisik Rachel kepada Mulan agar perempuan itu tak ragu untuk meninggalkannya.
Mulan pun pergi.
Sepeninggal Mulan, Rachel masih berdiri. Tanpa di duga, sang nenek tiba-tiba langsung menampar pipi Rachel dengan sangat keras.
PLAK!
PLAK!
Rachel seketika memegangi pipi yang terasa kebas dan berdenyut. "Nyonya!" ia bergumam tak percaya. Apa salahnya sehingga ia di tampar?
"Kau benar-benar sudah mencuci otak cucuku. Berapa yang yang kau inginkan, hah?"
Air mata Rachel seketika mengalir. Tuduhan itu tak hanya melukai hatinya, tapi juga benar-benar merendahkan harga diri yang tersisa. Xena lalu maju dan mengangkat dagu Rachel yang kini sedang menangis.
"Kau mengejar Reiner karena uangnya kan? Aku bahkan bisa memberimu berapapun yang kau minta. Tapi tolong, tinggalkan Reiner!"
Rachel menarik tangan Xena. Ia akan lawan kali ini. "Jika ingin saya pergi, maka suruh saja tuan Reiner untuk memecat saya dulu!"
"Heh!" nenek Reiner berteriak.
Tangan Xena terangkat meminta nenek Reiner untuk berdiam.
"Sepertinya kau cukup bernyali. Baiklah, jangan menyesali sesuatu nantinya. Kau akan tahu dengan siapa kau berurusan!"
Keduanya lalu pergi. Mulan yang sebenarnya tidak benar-benar pergi namun merekam kejadian itu langsung berlari kepada Rachel.
"Nona, anda tidak apa-apa?" tanya Mulan tampak mencemaskan Rachel.
Rachel menggeleng. "Aku ingin istirahat!"
Agatha yang melihat hal itu tersenyum puas. Dia lah yang melaporkan kepada nenek Reiner jika Rachel sedang pergi jalan-jalan.
Mulan lalu mengirimkan video tersebut kepada Leon. Namun ponsel pria itu rupanya hanya centang satu. Ia sangat berharap Leon dapat segera membalasnya.
Keesokan harinya, Rachel kembali muntah-muntah usai mengantar ayahnya ke kandang kuda. Pria itu diberi pekerjaan untuk mengurusi kuda-kuda milik Reiner.
Mulan yang melihat Rachel sangat lemas tak berdaya langsung memanggil supir dan membawa mereka ke rumah sakit. Sebenarnya mansion tersebut punya dokter pribadi, tapi nomer Leon sejak kemarin tak juga membalas. Membuat Mulan mengambil keputusan sendiri sebab Agatha terlihat mempersulit untuk menemukan dokter di mansion.
Rachel yang tak berdaya hanya bisa pasrah ketika Mulan membawanya ke rumah sakit. Ia akhirnya di periksa di sana. Rachel diminta untuk darah juga tes urine untuk mengetahui penyakit yang di derita. Hal itu perlu di lakukan karena akhir-akhir ini banyak virus yang membuat kesehatan masyarakat menurun.
Mulan menunggu dengan cemas. Kira-kira Rachel sakit apa. Dan begitu pintu terbuka, dokter segera mencari keluarga Rachel.
"Keluarga Ibu Rachel?"
Mulan seketika menyongsong sang dokter. "Saya yang membawa nona tadi kemari, Dok!"
"Silahkan ikut saya!"
Mulan pun mengekor di belakang dokter. Mereka tiba di sebuah ruangan dan dokter perempuan itu pun mempersilahkan Mulan untuk duduk.
"Pasien sedang istirahat. Dan saya harus segera menyampaikan hasilnya kepada anda. Selamat ya, pasien sedang hamil. Dia mengalami morning sickness yang lumayan. Tapi hal ini wajar!"
"Apa?"
Mulan sangat terkejut. Tak tahu harus bereaksi bagiamana. Bukankah Rachel bercita kalau dia belum menikah dan hanya bekerja di sana. Lalu?
Dengan perasaan campur aduk, Mulan terlihat menuju ke ruangan dimana Rachel masih tertidur. Hamil? Apa yang sebenarnya Rachel sembunyikan selama ini? Siapa Ayah bayi dalam kandungannya?
Ia menunggu di sana sampai akhirnya Rachel tersadar.
"Mulan?" ucap Rachel dengan suara parau. Dengan rasa kepala yang masih pusing pula, ia mencoba mendudukkan tubuhnya.
Mulan bangkit lalu mendekat sembari membantu Rachel.
"Apa kata dokter, Mulan. Sakit apa aku?"
Mulan tampak bingung. Ada rasa tak enak hati ketika mau menyampaikan informasi penting ini.
"Mulan?"
"Anda hamil nona!"
DEG
Dunia seakan tiba-tiba terhenti. Apa dia tak salah dengar?
"Apa kau bilang?"
"Dokter mengatakan jika anda sering muntah karena efek kehamilan!"
Mata Rachel tiba-tiba mengabur karena tertutup air mata. Ia tiba-tiba menangis dengan tubuh bergetar. Membuat Mulan khawatir.
"Nona?" Mulan mengusap punggung Rachel cemas.
"Tolong jangan beritahu tuan Reiner." ia sampai terbata-bata ketika mengatakan hal itu.
"Nona, apakah tuan Reiner....?"
Rachel mengangguk. Ia tahu arti tatapan mata Mulan. Ya, Reiner lah yang selama ini menidurinya. Jadi anak dalam perutnya ini sudah pasti merupakan anak Reiner.
"Tapi, kenapa anda melarang saya memberi tahu hal ini nona?"
"Tidakkah kau ingat perlakukan nenek Reiner kemarin? Aku takut keluarganya akan menyakiti anaku bila mereka tahu!"
Slnya si rainer lg mumet sm nenek sihir