Setelah mengalami percobaan mesin waktu yang gagal, Han Ziqing tiba di dunia kuno sebagai permaisuri yang siap dikubur di peti mati. Di hari dia membuka mata kembali, dia bertengkar dan bertarung dengan Wei Shiqi, sang Kaisar yang selama ini membencinya.
Di dalam harem yang kejam dan dingin, selain menghadapi sikap dingin Wei Shiqi, Han Ziqing juga harus menghadapi dan mengurus selir-selir yang memusingkan.
Wei Shiqi yang menyadari kepribadian Han Ziqing yang berubah total mulai mengubah pemahamannya. Dia secara tidak sadar melakukan segala hal untuk melindunginya dan membuatnya tetap berada di sisinya.
***
"Yang Mulia, Permaisuri meracuni Selir Yun karena kesal!"
Wei Shiqi menjawab, "Panggil tabib dan obati Selir Yun!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi menemui Sarjana Song!"
Wei Shiqi menjawab, "Batalkan gelar sarjananya, kirim ke perbatasan!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi berkencan dengan Tuan Fu!"
Wei Shiqi mengerutkan kening, "Kirim Fu Dou kembali ke negaranya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Berkas Pengakuan
Penjara Departemen Hukum yang lembab dipenuhi raungan dan tangisan kesakitan dari para tahanan yang sedang diinterogasi. Karena tidak ingin mengaku dengan jujur, petugas terpaksa menggunakan kekerasan demi membuat mereka menyerah.
Cara ini memang buruk, tapi cukup efektif untuk beberapa penjahat yang tidak kuat mental dan fisiknya. Ketika mereka tahu bahwa hidup mereka tidak akan bisa dipertahankan hanya dengan diam, maka kebenaran yang rapat ditutupi bisa langsung terungkap.
Selembar kertas diletakkan di atas meja di ruang interogasi. Ada cap jari merah di bagian samping kiri kertas tersebut.
"Aku sudah mengakui semuanya. Petugas Kong, bisakah kau meminta Yang Mulia memakamkan keponakanku dengan layak?"
Zhong Xiwei meratap sambil menatap penuh harap pada Kong Meisun. Semuanya sudah terlanjur terjadi. Satu-satunya harapannya yang bisa membuatnya lebih berjaya di kabinet sudah tidak ada. Menyesal pun tidak ada gunanya.
"Jika Selir Cao tahu bahwa kau memperlakukannya seperti bidak, dia pasti sangat sedih. Zhong Xiwei, beruntunglah karena keponakanmu yang lain tidak membiarkan saudarinya mengalami hal itu."
Kong Meisun yang biasanya tidak banyak bicara kali ini mengatakan lebih banyak kata. Zhong Xiwei sudah berani bertindak sangat jauh, membahayakan nyawa Permaisuri dan membuat Kaisar marah. Sudah salah tapi masih tidak mau mengaku. Jika Selir Cao tidak terbunuh, mungkin saja Zhong Xiwei tidak akan mengaku secepat ini.
"Kau tidak punya apa-apa untuk dikatakan lagi? Jika kau memilih tidak mengatakannya, tidak ada yang akan melindungimu."
Zhong Xiwei tertegun, lalu dia tersenyum seolah dia tidak mengerti maksud Kong Meisun.
"Apa maksudmu? Aku melakukan itu karena aku ingin keponakanku lebih bebas. Jika tidak melakukannya, dia selamanya akan tetap di bawah."
"Masih pura-pura?"
"Aku melakukan ini sendiri. Tidak ada hubungannya dengan orang lain."
"Baiklah jika itu maumu."
Usai menandatangani surat pengakuan bersalah, Zhong Xiwei dikembalikan ke dalam sel untuk menunggu putusan hukuman dari Mahkamah Agung. Berkas ini akan dikirim dari Departemen Hukum kepada Mahkamah Agung untuk ditinjau.
Namun karena Kong Meisun diberi kewenangan khusus, dia bisa memberikan surat pengakuan langsung kepada Wei Shiqi. Kong Meisun merapikan jubahnya kemudian bergegas pergi dari kantor Departemen Hukum.
Dia tiba di Istana Yongqian setengah jam kemudian. Seorang kasim kecil pergi melapor pada Jin Bao. Beberapa saat kemudian, Jin Bao muncul membukakan pintu dan mempersilakan Kong Meisun masuk.
"Silakan masuk, Tuan. Yang Mulia sudah menunggu Tuan di aula."
"Terima kasih, Kasim Jin," balas Kong Meisun sambil mengangguk.
Aula Yongqian begitu tenang. Di antara semua hari sibuk Kaisar, mungkin saat seperti inilah yang bisa dikatakan sebagai waktu senggang yang tenang. Tetap saja, dia benar-benar tidak bisa tenang dalam artian yang sesungguhnya.
"Yang Mulia, terdakwa Zhong Xiwei sudah mengakui semuanya. Dia berkata bahwa dia memang menyuruh Selir Mu untuk menjadi perantara meracuni Permaisuri. Dia juga mengaku telah bekerja sama dengan seorang pemuda dari Beiqi untuk membeli racun bunga Lanyin Biru."
"Kau tahu jelas jawaban apa yang ingin aku dengar."
Bukan ini poin pentingnya. Pengakuan ini sudah diduga Wei Shiqi sebelumnya. Yang dia inginkan adalah jawaban lain yang menjadi penjelasan mengapa dan siapa yang telah berani melangkahinya, mencoba membunuh Han Ziqing dan mengacaukan kekaisaran.
"Mengenai hal itu, Zhong Xiwei bersikeras mengatakan itu adalah perbuatannya sendiri. Saya tidak bisa membujuknya, mohon Yang Mulia menghukum saya."
Wei Shiqi menghela napasnya. "Sudahlah. Kepala orang itu sangat keras. Segera putuskan hukuman untuknya. Penggal dia dan gantung kepalanya di benteng kota!"
Ini.... Apakah tidak terlalu kejam?
Hukuman penggal yang membuat seseorang digantung kepalanya di benteng kota biasanya ditujukan untuk para pemberontak yang mengkhianati negara. Zhong Xiwei hanya meracuni Permaisuri tapi tidak mengkhianati negara secara langsung. Jika harus mati, maka biasanya akan dihukum cambuk dan pukul atau diberi arak beracun.
Kong Meisun belum bisa memahami pikiran Wei Shiqi. Emosi sang kaisar sangat rumit dan temperamennya lumayan dingin. Atasannya ini seperti sedang marah akan sesuatu.
"Baik, Yang Mulia. Lalu bagaimana dengan Lizi?"
"Berikan hukuman yang sama. Biar mereka, paman dan dua keponakan berkumpul di akhirat bersama."
"Baik, Yang Mulia."
"Pergilah."
Setelah Kong Meisun keluar, Wei Shiqi mengambil sebuah jepit rambut emas dari peti yang lain. Untuk beberapa saat dia terdiam menatap jepit rambut tersebut.
Haruskah dia memberikannya pada Han Ziqing?
Ini adalah jepit rambut emas yang diberikan Ibu Suri Agung padanya saat dia remaja. Ibu Suri Agung dan dia sama-sama tahu bahwa terlahir di keluarga kekaisaran tidak akan bisa membuat mereka menikahi orang yang dicintai. Sekalipun beruntung jatuh cinta setelah menikah, itu pun akan sangat langka dan kemungkinannya kecil.
Jadi, Ibu Suri Agung memberikannya kepada Wei Shiqi dengan harapan agar Wei Shiqi bisa memberikan jepit rambut tersebut kepada wanita yang dia cintai. Memilih seorang permaisuri tidak dilakukan sesuka hati, jadi dia bisa memilih selir yang disukai untuk dicintai.
Permaisuri dia sudah punya, selir pun ada banyak. Tapi, hatinya belum bisa menemukan orang yang tepat. Kalau dia memberikan jepit rambutnya pada Han Ziqing, akan berpikir apa wanita itu?
"Sudahlah. Lagi pula ini hanya sebuah jepit rambut," gumamnya. Dia memutuskan memberikan jepit rambut tersebut pada Han Ziqing saja.
Saat dia keluar untuk memberikannya, dia mendengar suara Han Ziqing seperti sedang berbicara dengan seseorang. Suaranya sepertinya berasal dari bagian depan Istana Yongqian.
"Hei, kau adalah Wakil Menteri dari Departemen Hukum, kan? Ah, siapa namamu? Kong Meisun?"
Kong Meisun yang saat itu masih ada di sana terpaksa berhenti dan menunduk memberi hormat. Semua orang tahu bahwa bertemu Permaisuri sama dengan bertemu masalah. Dia ingin segera pergi, tapi mengabaikannya juga termasuk tidak sopan.
"Benar, Yang Mulia. Salam kepada Yang Mulia Permaisuri."
"Jangan sungkan, jangan sungkan. Kau datang untuk melapor?"
"Benar, Yang Mulia. Zhong Xiwei sudah mengakui perbuatannya. Yang Mulia bisa bertanya kepada Kaisar jika ingin mengetahui detailnya."
"Orang kaku itu tidak akan menjawabku. Sebenarnya aku juga sudah menduga si Zhong itu akan segera mengaku."
"Kalau begitu, pejabat ini undur diri dulu, Yang Mulia."
Han Ziqing mengangguk mempersilakan. Dia agak tertarik dengan pejabat itu. Usianya masih muda, juga tampan dan berwibawa. Meski masih muda, tapi karirnya luar biasa, sudah menjadi wakil menteri.
Kong Meisun pasti kaya, kan? Berapa kira-kira gaji yang diterimanya setiap bulan? Kalau dia menikah, apakah bisa menghidupi banyak istri dan selir?
"Jika kau terus melihatnya, biji matamu akan keluar."
Suara Wei Shiqi tiba-tiba mengejutkannya. Dia muncul dari arah Istana Yongqian.
"Astaga, kau mengagetkanku, Yang Mulia!"
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku? Berjalan-jalan. Memangnya Yang Mulia saja yang boleh mengelilingi istana ini?"
Wei Shiqi merasa ada asam di lambungnya. Jalan-jalan? Kenapa dia merasa Han Ziqing sengaja datang kemari untuk melihat Kong Meisun?
Lihatlah tatapan matanya itu. Dia sangat berbinar begitu melihat sosoknya. Seolah-olah, Kong Meisun adalah orang paling luar biasa di dunia ini.
"Banyak sekali alasan."
Han Ziqing mengerutkan keningnya. Ada apa dengan pria ini? Ekspresinya buruk sekali. Nada bicaranya selalu saja sinis. Kata-katanya tidak ada yang menunjukkan keramahan sama sekali. Sungguh sangat berbeda dengan Kong Meisun.
"Yang Mulia, kau baru saja makan jeruk? Kenapa raut wajahmu masam sekali?"
"Bukan urusanmu. Lekas kembali ke Istana Ningxi!" seru Wei Shiqi sambil memberikan kotak jepit rambut dan sebuah berkas ke tangan Han Ziqing secara paksa.
"Apa dia lupa kalau pejabat pengadilan tidak diperbolehkan memiliki hubungan dengan Istana Harem?" gumam Wei Shiqi sambil berlalu.
Masih terngiang kata-kata Han Ziqing yang tadi menyebutnya sebagai pria kaku. Apa-apaan dia? Dulu dialah yang paling aktif mengejarnya tanpa memedulikan reputasinya. Bahkan dia bertindak semena-mena pada beberapa selie hanya karena cemburu, membuat alasan yang seolah-olah masuk akal.
Melihat Wei Shiqi pergi seperti itu, Han Ziqing hanya bisa menatapnya penuh tanya. Orang itu sudah sakit, ya?
Dia menatap dua benda di tangannya. Saat dia tahu isi dari kedua benda tersebut, dia langsung tersenyum.
"Apa dia merasa bersalah karena hadiah pertamanya sia-sia setelah dipakai membunuh orang?" lalu dia membaca berkas yang masih hangat rasanya, "Dia juga menyerahkan ini tanpa kuminta. Para pria sungguh sulit dipahami."
wkwkwkwkwk