NovelToon NovelToon
JALAN SESAT

JALAN SESAT

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Spiritual / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

kisah seorang wanita yang ingin hidup kaya secara instan. suaminya yang pemalas membuatnya harus menempuh jalan sesat dengan melakukan persekutan bersama iblis yang menjanjikannya kekayaan.

Ia membuka sebuah warung nasi. namun dalam sekejap saja dapat menarik pembeli dan menjadikannya kaya raya. tetapi semua itu tak.mudah, karena akan ada konsekwensi yang harus ia terima. ikuti kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-35

Nadira bergegas menuju garasi. Ia mengendarai mobil barunya yang kini entah sudah berapa buah terparkir digarasi. Jika saja ia merasa bosan, maka akan segera menggantinya.

Mengetahui sang istri sudah pergi, Rama terburu-buru masuk kamar dan membersihkan dirinya dengan sangat cepat.

Setelah selesai dengan mandinya, ia menggeledah isi lemari, dan alangkah terkejutnya ia melihat ada banyak tumpukan  uang dan juga perhiasan dengan batu permata yang begitu indah.

Entah apa yang ada dalam benak pria bertubuh ceking itu, yang pastinya ia merencanakan sesuatu.

Nadira merasakan denyutan dan rasa sakit yang semakin menyiksanya, dan ia sesekali menyetir sembari menggaruk dengan kencang, hingga meninggalkan luka yang semakin menjalar kemana-mana.

Dreeeet.... dreeeeet...

Sebuah panggilan masuk dari nomor seorang pria yang tertera dilayar ponselnya dengan inisial 'H' dan ia bergegas menggeser tombol hijau pada layar tersebut.

"Ya, Hallo," ucap Nadira sembari meringis menahan rasa sakit.

"Bagaimana? Sudah ada? Banyak sekali permintaan," ucap seseorang dari sana.

"Bentar, sekitar dua jam lagi aku hubungi, aku lagi menuju pasar untuk membeli daging, pasokanku lagi ku stop, takut ketahuan jika terlalu sering,"jawabnya dengan nada meyakinkan.

"Ok, jangan lama-lama, segera kabari," pesan sang penelepon.

"Aman itu, " jawab Nadira cepat, lalu memutuskan panggilan dan ia sudah tiba dipasar.

Wanita itu mencari parkiran dan memarkirkan mobil mewahnya, kemudian bergerak turun dan berjalan menuju tukang daging.

Weeeeng....weeeng....weeeeng...

Suara kepakan bising sayap lalat tiba-tiba berkerumun dia dekat Nadira, tepatnya di area sensitifnya.

Kemanapun Nadira melangkah, kerumunan serangga menjijikkan itu tetap mengikutinya, dan anehnya wanita berhati iblis itu tak menyadarinya.

Orang-orang menatapnya dengan perasaan aneh, sebab lalat-lalat itu tak mau menjauh darinya.

"Kenapa ia bau sekali? Tidak sesuai dengan penampilannya," bisik salah seorang pembeli yang berdekatan dengan Nadira dan tiba-tiba merasa mual. Ia bergegas menjauh, dan memilih pindah dari lapak penjual daging tersebut.

Nadira masih tak menyadari apa yang terjadi padanya, hingga cairan kental berwana merah pekat bercampur nanah ternyata telah menembus bagian kain celananya dan itu yang membuat ia digandrungi oleh lalat-lalat tersebut.

"Mbak," tegur seseorang yang sedari tadi memperhatikannya.

Nadira menoleh dan menatap pada wanita berhijab itu dengan tatapan sinis dan merendahkan.

"Apaan, sih? Mau minta sedekah!" Sergahnya dengan nada merendahkan.

Wanita itu mengerutkan keningnya, ingin rasanya ia menampar wanita bermulut tak tau adab tersebut, tetapi ia tak ingin mencari keributan apalagi ditempat umum.

"Sombong sekali anda, dan saya hanya ingin memberitahu jika celana anda penuh noda najis," ucap wanita itu berusaha setenang mungkin.

Nadira terperangah. "Apa, kau katakan aku najis, hah! Siaaalan, kau!" Maki Nadira dengan kesal.

Wanita itu tersenyum datar. "Ternyata selain angkuh dan arogan, anda juga tuli, kasihan sekali hidupmu!" Jawab wanita itu dan bergegas pergi meninggalkan sang wanita dengan cepat.

Nadira ingin menghampiri wanita berhijab itu dan memberikan pelajaran padanya, tetapi sang wanita begitu cepat menghilang diantara kerumunan pembeli lainnya.

Pedagang daging yang saling berjejer satu sama lain mencium aroma tak sedap yang mirip bangkai.

"Mbak," tegur seseorang sembari menepuk pundak Nadira.

"Hah, apaan, sih?" omel Nadira dengan kesal. Ia saat ini sedang sangat sensitif dan tidak ingin diganggu.

"Coba lihat celana bagian belakang, ada noda da-rah," seorang pria berusaha untuk memberitahunya. Nadira menoleh ke belakang dan benar saja, ada noda najis disana dan tampaknya sangat banyak sehingga memancing para lalat untuk mengerumuninya.

Orang-orang menatap dengan jijik. "Belum jadi bangkai saja sudah dirubungi lalat, apalagi kalau sudah jadi bangkai," bisik salah satu wanita kepada rekannya.

Nadira menatap penuh amarah pada orang-orang yang terlihat mencemoohnya.

Ia mempercepat belanjanya lalu bergegas pulang, dan anehnya lalat itu terus mengikutnya.

"Dasar serangga sialan," makinya dengan kesal, lalu menyemprotkan pewangi pendingin mobil pada bagian celana yang terkena noda tersebut untuk mengurangi baunya.

"Mengapa bisa seperti ini, aku harus memeriksakan diriku ke dokter," gumannya dengan lirih, lalu menambah kecepatan laju mobilnya.

Setibanya dirumah, ia mengganti pakaiannya dan tak lupa memakai diapers untuk orang dewasa  agar menghindari luka itu kembali merembeskan cairan beraroma busuk tersebut.

"Kemana Kang Rama? Kenapa dari malam tadi ia tidak kelihatan," sungutnya dengan wajah kesal.

Ia bergegas keluar dari kamar dan menemui para pekerjanya yang kini hanya tinggal berenam. Mereka sedang membuat bumbu sate dan rendang.

Ia membuka pintu kamar para pekerja, dan tak menemukan Nona disana."Hah, kemana bocah itu, bukankah semalam masih ada.

"Silvi," panggilnya dengan nada sengit, dan hampir saja membuat telinga berdengung.

Gadis itu terlonjak dan beranjak bangkit dari duduknya.

"Ada apa, Nyonya?" tanyanya dengan sesopan mungkin.

Nadira berkacak pinggang dengan wajah penuh amarah. "Kemana Nona?" wanita itu sedang dalam amarah yang sangat meledak.

"S-sudah dijemput orangtuanya, Nyonya," jawab gadis itu dengan jujur.

Seketika Nadira membolakan matanya dan seolah ingin menelan gadis itu bulat-bulat.

"Siapa yang mengijinkannya dibawa pulang, bukankah sudah kukatan tidak boleh sembarangan pulang tanpa ijinku, aku yang berkuasa disini!" sinar didua manik matanya tampak berapi-api penuh kemarahan dan siap membakar apapun.

"T-tapi, Nyo....,"

"Haaah!" Nadira menggeram kesal. Ia membanting pintu kamar dengan keras, dan tentu saja itu didengar oleh pekerja lainnya.

"Kang Rama...," teriaknya memanggil suami kerempengnya.

Pria itu tampak berlari dari arah gudang, entah apa yang sedang dilakukannya disana.

"Iya, Sayang..., ada apa," sahut Rama sembari merapikan pakaiannya.

"Kamu dari mana saja, hah! Dasar suami tak berguna!" ucapnya dengan geram.

"Anu, anu, Sayang...," jawabnya tergagap.

"Anu, anu, matamu!" sergah Nadira dengan kesal. "Pergi, cari pekerja lainnya usahakan yang masih gadis, dengar!" titahnya tak ingin dibantah.

Rama tergagap dan menganggukkan kepalanya dengan cepat. Baik, Sayang," jawabnya cepat dan ia memilih untuk cepat menghindari amukan wanita itu.

Nadira mengacak rambutnya dengan kasar. Ia sudah sangat kesal, karena sesuatu yang menjadi sumber kekayaannya telah lenyap dan ia harus mendapatkan stok yang banyak.

Nadira melangkah memasuki kamar dan menghubungi pria yang berinisial 'H'.

"Hallo, maafkan saya kali ini, targetnya tiba-tiba menghilang, dan saya akan usahakan secepatnya," ungkap Nadira dengan nada lirih, tak ingin ada orang lain yang mendengarnya.

"Baiklah, tetapi jangan terlalu lama, karena pesanan semakin banyak," jawab seseorang diseberang telepon.

"Oke, secepatnya aku usahakan," jawab Nadira lalu menutup panggilannya.

Sementara itu, Rama menghubungi seseorang, yang tentunya akan menemaninya selama diperjalanan menuju desa lain untuk mencari para gadis yang akan dipekerjakan diwarungnya.

"Hallo, Sayang..., akang tunggu disimpang, jangan lama, ya," ucapnya dalam sambungan telepon dan tampak begitu sangat manis.

"Oke, Kang. Saya sudah siap dan jangan lama-lama," jawab seorang wanita.

Rama tersenyum bahagia. Kini dengan  segala kekayaan yang dimilikinya, ia dapat menggaet wanita manapun yang ia sukai. Ia tak menginginkan Nadira lagi, sebab wanita itu tak lagi begitu dapat dinikmati karena sudah membuatnya sangat mual dengan aroma yang keluar dari liang intinya.

Tampak seorang wanita sedang menunggunya dengan tampilan yang menggugah selera.

"Wah, si Wanda emang paling tahu apa yang ku mau," gumannya lirih, dan tak sabar ingin berduaan dengan wanita yang merupakan janda tanpa anak tersebut.

1
Ajeng Sripungga
Luar biasa
V3
Like + Hadiah Bunga + Vote sdh meluncur di akhir Bab 😘😘
V3
laach ... dh HBS ja cerita nya ,,,, akhirnya Nadira mati jg di tangan peliharaan nya sndri.
mati dalam keadaan Kusnul Khotimah.
semoga kita semua nya di jauhi dr perbuatan syirik , keji dan mungkar 🤲 Aamiin Yaa Rabbal Allamiin 🤲
❤Lembayung Jingga❤: aamiin...
total 1 replies
V3
duuuh .... aku ikut deg degan nih ,,, berharap Silvi dkk dpt selamat dr Iblis Nadira 😱😱😱
naas bgt nasib nya Rama , akhirnya mati di tangan bini nya dh keji bersama selingkuhan nya 🤦
mayat orang di bilang barang , jd barang dagangan 🤣🤣🤣
Leona Night
ih ngeri
Leona Night
kayak kena penyakit kelamin
Leona Night
Mau aja sama rama yang mata keranjang
Leona Night
ngeri
Leona Night
kasihan Ratu
Leona Night
mereka apes kerja di sana
Leona Night
daging siapa lagi itu
Leona Night
semoga selamat gak jadi tumbal
Leona Night
jadi rendang
Leona Night
semoga silvi selamat
Leona Night
kasihan lia
Leona Night
kasihan ayah ibu ranti
Leona Night
bau anyir pelaku tumbal...ih ngeri
Leona Night
tumbal tersamar seperti serangan macan
Leona Night
Semoga kekepoan Silvi tidak menjebaknya jadi korban berikutnya
Leona Night
nadira jadi lupa daratan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!