Suami Misterius

Jazzy Hao melihat ke arah Jenice dengan mata dingin, dia yakin wanita ini ada hubungannya dengan keluarga Hao.

  "Ahh gatal!"

  "Enakk... Ahhh!"

 Jenice terus menerus menggaruk tubuhnya, hingga dagingnya terkoyak dan mengeluarkan banyak darah.

   Matanya melihat ke arah Jazzy Hao dengan penuh permohonan dan ketakutan.

  "Tuan, ampun, ampun."

  "Tolong lepaskan saya!"

  Jenice terus-terusan memohon pada Jazzy Hao

  Disisi lain, tubuh Hesty Lin terus-menerus gemetar dengan ngeri, ini terlalu kejam, suaminya terlalu kejam.

  Bahkan wanita itu sudah menjadi manusia berdarah sepenuhnya.

  "Jazzy, ini...?"

 Hesty Lin berusaha mengingatkan suaminya agar mengampuni Jenice.

  "Sayang, orang seperti ini, jika kamu tidak memberinya pelajaran yang berarti, mereka tidak akan bertobat." Jazzy Hao berkata datar.

  Lalu dia mengalihkan matanya ke arah Jenice.

 "Katakan kenapa pajak yang harusnya sudah di bayar, tapi kenapa bisa tidak di bayar selama 2 tahun?"

  "Untuk siapa kamu bekerja? Kamu juga seharusnya tahu siapa yang menculik Duke kan?" ucap Jazzy Hao dengan tatapan mata membunuh.

  Jika wanita ini tidak mau membuka mulut, dia akan membiarkan wanita ini terus menggaruk tubuhnya selama berhari-hari hingga semua dagingnya habis.

Jenice dengan cepat berkata, "Aku menjawab, aku akan menjawab." Dia berkata dengan mata ketakutan, "Pajak itu sudah di bayarkan, tapi petugas biro pajak yang bernama Suandi itu sangat korup."

  Kemudian dia melihat ke arah Jazzy Hao dan berkata, "Tuan.. Bisakah mengampuni ku kalau aku mengatakan yang sebenarnya?" Jenice bertanya ragu-ragu.

  "Itu tergantung apakah kamu jujur atau tidak!" Jazzy Hao berujar datar.

   "Baik baik." Jenice mengangguk cepat. "Aku sebenarnya adalah orang suruhan keluarga Hao, dua tahun lalu keluarga Hao menculik orang tuaku dan memaksaku untuk menjadi mata-mata di perusahaan ini."

  "Orang tuaku berhutang pada keluarga Hao, jadi aku tidak punya pilihan selain mematuhi mereka!"

  Jenice meneteskan air mata dan berkata.

  Jazzy Hao tidak bergeming mendengar kata-kata wanita itu, lalu dia kembali bertanya, "Lalu soal penculikan Duke, siapa saja yang terlibat?"

  "Aku hanya tahu itu ulah keluarga Hao, tapi yang melakukan itu aku tidak tahu." Jenice berujar, "Keluarga Hao ingin memaksa Duke menyerahkan resep pil perusahaan kita, kemudian keluarga Hao bisa menggunakan resep itu dan di klaim sebagai resep milik mereka dan di gunakan untuk menuntut perusahaan Juxing Corp." ucapnya dengan cepat.

  "Lalu apa lagi yang kamu ketahui?" tanya Jazzy Hao datar.

 Jenice tampak berfikir sejenak, kemudian berkata, "Aku dengar keluarga Hao sedang melatih banyak pembunuh bayaran dalam 2 tahun ini, aku tidak tahu itu untuk apa!"

 Mendengar hal ini, mata Jazzy Hao menyipit.

  Jazzy Hao melambaikan tangannya, lalu satu jarum emas setipis rambut kembali terbang ke arah kening Jenice dan langsung menancap di antara kedua alisnya.

   Saat jarum tersebut masuk ke dalam kening Jenice, dia langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri.

  Kemudian Jazzy Hao mencabut jarum yang berada di kening Jenice. Bersamaan dengan itu, setetes darah berwarna merah ke emasan juga ikut keluar dan langsung di letakan di kening Jazzy Hao.

  Ini adalah pertama kalinya dia melakukan hal ini lagi setelah menghilang 3,5 tahun lalu.

   Di dalam tubuh manusia, ada satu darah yang paling penting yang mengontrol tubuh manusia. Dalam ilmu kedokteran itu di sebut darah sumber, ini adalah sumber darah manusia.

   Setelah darah ini di ambil, kecerdasan manusia akan berkurang, dan perlahan-lahan mereka akan kehilangan ingatan dan menjadi idiot.

  Menyaksikan manusia berdarah tergeletak di lantai, Shima Liu bergidik ngeri.

  "Monster, dia adalah monster!" Shima Liu bergumam dalam hati.

  "Ini... Apa yang harus kita lakukan padanya?" Hesty Lin ragu-ragu melihat ke arah Jazzy Hao.

  Shima Liu juga berujar cepat, "Tuan Presiden, kamu tidak membunuh orang kan?"

  "Hiss!" Hesty Lin menarik nafas dingin.

   Tapi, Jazzy Hao sangat santai! Seolah-olah hal yang terjadi berada di bawah kendalinya.

  Dia melihat ke arah Shima Liu kemudian berkata, "Tidak perlu khawatir padanya, panggil saja ambulan biarkan mereka yang mengurusnya."

  Setelah berkata, dia naik ke lantai 33, Hesty Lin dengan tatapan kosong mengikutinya dari belakang.

   Shima Liu juga bereaksi dengan cepat langsung memanggil ambulan.

  Setelah ambulan membawa pergi Jenice, Jazzy Hao berjalan keluar sendiri.

 Hesty Lin membantu Shima Liu mengelola keuangan untuk sementara waktu, sementara Shima Liu mengurus hal-hal besar di perusahaan.

  . . .

Pelosok bagian barat kota Hangzhou, di depan jalan setapak!

Jazzy Hao memarkirkan mobil di pinggir jalan, dari sisi lain Pedro, Nickta Mo, Lao Ren dan puluhan orang lain juga sudah menunggu disana dengan seragam berwarna hitam.

Nickta Mo menggunakan kaos hitam ketat dengan jaket hitam, celana panjang hitam, sepatu hak tinggi berwarna hitam dan rambut di ikat seperti kuncir kuda.

Dia dengan cepat menghampiri Jazzy Hao dan berkata, "Tuan, kami belum ada melihat pergerakan apapun dari dalam. Kami sudah menunggu disini hampir seharian."

Jazzy Hao merapikan baju yang dia kenakan, lalu mengajak semua orang masuk.

"Ayo, tidak perlu menunggu lagi, kita akan tahu hasilnya jika kita melihat ke dalam." ucap Jazzy Hao.

Salah seorang pemuda maju dan memberikan sebuah pistol pada Jazzy Hao, "Tuan, gunakan pistol milikku!"

"Oh!" Jazzy Hao melihat ke arah pemuda tersebut dengan penuh minat. "Lalu apa yang akan kamu gunakan jika semua orang bertarung?"

Pemuda itu berkata dengan percaya diri, "Aku adalah ahli Muay Thai, jadi aku bisa bertarung tangan kosong!"

Jazzy Hao mengalihkan pandangannya ke arah Lao Ren, Lao Ren pun mengangguk mengisyaratkan itu benar.

Kemudian dia tidak mengatakan apa-apa lagi, tapi dia mundur 5 langkah ke belakang.

"Coba serang aku!" ucap Jazzy Hao pada pemuda itu.

Dengan percaya diri, pemuda itu mengepalkan tinjunya lalu menyerang ke arah Jazzy Hao.

Hanya saja, baru satu langkah dia bergerak, tubuhnya sudah tidak bisa maju lagi, lebih tepatnya tubuhnya kaku.

Saat ini, terdapat 2 jarum perak menancap di kedua lututnya.