Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35 Muncul Masalah
Setelah membaik, sore itu Fabby pun pulang dari rumah sakit. Fabby memutuskan untuk pulang ke rumah, baru saja sampai rumah tiba-tiba ponselnya berdering. Fabby melihat nama rekan bisnisnya di sana, dan dia pun langsung mengangkatnya.
Seketika Fabby membelalakkan matanya mendengar ucapan rekan bisnisnya itu. Fabby pun mengakhiri sambungan teleponnya lalu dengan cepat menyalakan TV, ternyata benar saja gosip itu sudah menyebar di mana-mana.
"Siapa yang sudah menyebarkan gosip ini?" batin Fabby.
Fabby pun mengecek ponselnya, beberapa pesan masuk dari para rekan bisnisnya bahkan ada beberapa perusahaan yang langsung membatalkan kontrak kerja sama dengan perusahaan Fabby secara sepihak.
"Apa-apaan ini, kenapa mereka semua ingin membatalkan kerja sama mereka dengan perusahaanku?" batin Fabby geram.
Salah satu penanam saham terbesar di perusahaan Fabby, mengajaknya bertemu dan meminta penjelasan dari Fabby.
"Sayang, kamu mau ke mana?" tanya Nenek Andin.
"Fabby keluar dulu sebentar, ada hal penting," sahut Fabby.
"Tapi kamu baru saja pulang dari rumah sakit, Fabby," ucap Nenek Andin cemas.
"Fabby tidak apa-apa kok, Nek. Ya sudah, Fabby pergi dulu."
Fabby buru-buru masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya ke sebuah restoran untuk bertemu dengan rekan bisnisnya itu. Beberapa saat kemudian, Fabby pun sampai dan dengan cepat masuk ke dalam restoran.
"Maaf Bu, saya sedikit telat," ucap Fabby tidak enak.
"Tidak apa-apa, duduklah," ucap Bu Siska.
"Terima kasih, Bu."
"Tolong kamu jelaskan masalah gosip itu, apa itu benar atau hoax?" tegas Bu Siska.
Fabby terdiam sejenak dengan menundukkan kepalanya, matanya sudah mulai panas dan air mata sudah berlomba-lomba ingin keluar namun Fabby berusaha menahannya. "Itu berita benar Bu, bukan hoax," lirih Fabby dengan menundukkan kepalanya.
"Apa! jadi itu semua benar, bukan gosip?" tanya Bu Siska terkejut.
Fabby menganggukkan kepala secara perlahan. Dia sudah tidak bisa mengelak lagi karena nanti juga akan ketahuan, karena perut dia lama-kelamaan akan membesar juga. Jadi, dengan terpaksa dia pun harus mengakuinya.
"Kok bisa? bukanya anda selama ini belum menikah? astaga, padahal selama ini kita semua mengira jika anda itu wanita berkelas dan baik-baik, tapi nyatanya anda tidak lebih dari sekedar wanita murahan," sarkas Bu Siska.
Luluh sudah air mata Fabby, untuk pertama kalinya dia disebut sebagai wanita murahan oleh rekan bisnisnya sendiri.
"Kalau begitu, saya akan menarik semua saham dari perusahaan anda. Saya lebih baik menanam saham di perusahaan milik Bu Nindi, walaupun keuntungan cuma sedikit tapi setidaknya pemiliknya tidak memalukan seperti ini," tegas Bu Siska.
"Tunggu dulu, Bu. Kalau pun itu benar, seharusnya itu menjadi masalah pribadi saya tidak ada hubungannya dengan pekerjaan," ucap Fabby.
"Apa anda bilang? tidak ada hubungannya dengan pekerjaan? coba anda pikir, jika pemilik sebuah perusahaan seorang penipu apa akan ada yang mau bekerja di sana? begitu pun dengan anda, anda sudah mencoreng citra anda yang sudah terlanjur melekat, anda itu banyak yang memuji sebagai wanita sempurna dan banyak yang menginginkan anda. Pengusaha muda banyak yang menginginkan anda namun anda tolak mentah-mentah dengan alasan anda belum mau menikah, tapi buktinya sekarang anda malah hamil diluar nikah dan membuat mereka kecewa bahkan banyak juga yang menertawakan anda dan tidak sedikit juga yang mengejek anda. Semua pemilik saham di perusahaan anda memutuskan untuk menghentikan kerja samanya karena mereka tidak mau bekerja sama dengan pemilik perusahaan yang saat ini sedang terlibat skandal," jelas Bu Siska.
Siska hendak pergi tapi Fabby dengan cepat menahan Siska. "Tunggu Bu, saya bisa jelaskan semuanya," ucap Fabby memelas.
"Silakan, apa yang mau anda jelaskan?" ucap Bu Siska dengan melipat kedua tangannya di dada.
Sejenak Fabby terdiam, beberapa kali dia harus menelan salivanya dengan susah payah. "Se--sebenarnya, sa--ya sudah menikah," ucap Fabby terbata-bata.
"Apa, sudah menikah? kapan dan dengan siapa?" tanya Bu Siska semakin penasaran.
"Saya tidak bisa memberi tahu kan ibu siapa suami dan kapan saya menikah karena itu merupakan privasi saya, tapi yang jelas saya sudah menikah dengan orang itu kira-kira enam bulan yang lalu," jelas Fabby.
"Kalau begitu, secepatnya anda klarifikasi masalah ini dan anda harus perlihatkan bukti valid jika anda sudah menikah. Anda harus melakukan konfrensi pers biar semuanya jelas dan tahu, jangan lupa anda juga bawa buku nikah anda jika kalau anda benar sudah menikah," ucap Bu Siska.
Fabby lagi-lagi terdiam, Siska pun dengan cepat meninggalkan restoran itu. Fabby terduduk, tubuhnya lemas dan tidak tahu harus melakukan apa. Dia tidak menyangka jika masalah dia hamil, bisa mempengaruhi kepada semuanya.
"Bagaimana aku bisa memperlihatkan buku nikah, sedangkan berkas nikah sama buku nikah, semuanya Arga yang simpan dan sekarang aku gak tahu dia ada di mana?" batin Fabby dengan mata yang berkaca-kaca.
Fabby sampai di rumah dengan raut wajah sedihnya. "Kamu kenapa, Nak?" tanya Nenek Andin.
Air mata Fabby mulai mengalir. "Fabby tidak tahu harus melakukan apa lagi Nek, sepertinya kali ini perusahaan kita akan benar-benar hancur," ucap Fabby.
"Ya Allah, ada apa sebenarnya? kamu duduk dulu dan cerita sama nenek," ucap Nenek Andin dengan membawa Fabby untuk duduk.
Fabby mulai menceritakan apa yang saat ini sedang terjadi kepada neneknya membuat Andin terkejut. "Fabby bingung, Nek," lirih Fabby sedih.
Andin menggenggam tangan Fabby dan mengusapnya dengan sangat lembut. "Kamu tahu Nak, secara tidak langsung Allah sedang menegur kamu. Selama ini kamu terlalu jahat kepada Arga, bisa dibilang kamu itu durhaka kepada Arga. Bagaimana pun, Arga itu suami kamu dan seharusnya kamu itu nurut kepadanya. Padahal selama ini Arga sudah sangat baik sama kamu, malahan Arga tidak pernah marah saat kamu memperlakukan dia dengan kasar. Mungkin kalau laki-laki lain yang kamu perlakukan seperti itu, belum tentu dia akan sesabar Arga. Saran nenek, bukalah hati kamu untuk Arga karena yakin kalau Arga adalah laki-laki yang tepat untukmu." Andin memberikan nasihat kepada Fabby.
Hati Fabby tiba-tiba terasa sangat ngilu, air matanya mengalir deras bahkan sekarang terdengar isakan-isakan kecil dari bibir Fabby. Dia memang mengaku sudah sangat keterlaluan kepada Arga, mungkin memang benar yang dikatakan neneknya kalau ini semua sebagai teguran dari Allah karena dia sudah terlalu sering menyakiti hati Arga. Pria yang selama ini sudah sangat mencintainya dengan sepenuh hati.
"Maafkan aku Arga, aku mohon kembalilah karena aku ingin meminta maaf kepadamu," batin Fabby dengan deraian air matanya.
