Thesa yang mulai dari kecil hidup berdua dengan sang nenek di sebuah perkampungan.Dia menghabiskan kesehariannya membantu sang nenek berkebun di ladang sehabis pulang sekolah.
* **
Tidak pernah terpikir oleh Thesa bahwa sang nenek akan meninggalkannya untuk selama-lamanya ketika dia baru lulus di bangku kelas 3 SMA.Hal itu membuat Thesa merasa putus asa dan tidak punya arah kemana dia harus pergi setelah kematian neneknya.
***
Apakah Thesa tetap melanjutkan pendidikan Kanya setelah kematian neneknya dan mengejar mimpi nya? dan bagaimana kehidupan Thesa selanjutnya??
selamat membaca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.kamu, aku, dan dia
Cahaya matahari sore menyinari wajahku yang muram. Dari balik jendela kaca gedung pencakar langit, aku memandang kota yang terbentang luas di bawah. Gedung-gedung tinggi menjulang bagai raksasa, lalu lalang kendaraan bagai semut-semut kecil, dan kehidupan malam yang mulai menyala. Namun, pemandangan indah itu tak mampu mengalihkan pikiranku dari masalah yang sedang aku hadapi. Ayahku terus mendesakku untuk menerima perjodohan ini.Aku benar benar tidak menduga bahwa ayah serta ibu dan saudara tiriku datang mengunjungiku ke Singapura hanya untuk mengatakan hal yang tidak penting seperti ini.
Aku benar benar tidak tahu harus berbuat apa lagi,hanya karena hubungan kerja ayahku memaksa aku menerima perjodohan ini.Malam ini dia juga menyuruhku untuk datang ke salah satu alamat yang diberikannya padaku tadi.
Aku membereskan barang barang ku dari meja kerjaku,ini sudah pukul 07.00 malam.Aku harus pergi ke alamat yang ayah berikan padaku tadi.
Mobilku meluncur mulus di jalanan aspal yang lengang. Sinar lampu jalan menyinari wajahku, menyilaukan sejenak. Aku mengikuti petunjuk arah yang diberikan ayah, jantungku berdebar tak tentu. Sesampainya di alamat yang kutuju, mataku membulat tak percaya. Rumah ini berdiri megah di tengah hamparan kebun yang luas, arsitektur klasiknya begitu memukau. Cahaya lampu taman memantul di kolam renang, menciptakan pemandangan yang begitu indah.
Sesampainya didepan gerbang megah ini, entah mengapa jantungku menjadi berdebar kencang.
Aku turun dari mobilku dan berjalan menuju kepintu utama rumah ini, langkah kakiku terasa berat ketika menuju pintu utama.Seorang pria berbadan tegap membukakan pintu ketika aku sudah sampai didepan pintu utama rumah ini.
Ruangan ini bagaikan istana.cahaya lampu kristal menerpa wajahku, menyilaukan.
Ditengah ruangan,ayah duduk berdampingan dengan ibu tiriku serta Aditya,mereka bertiga tersenyum kepadaku dengan senyuman yang licik itu.
Seorang wanita paruh baya, dengan gaun sutra berkilau dan perhiasan mencolok.Melangkah anggun ke arahku.
"Selamat datang Nak,senang bisa melihat kamu datang mengunjungi rumah kami." sapa wanita ini dengan suara lembut namun tegas
Aku mengangguk dan duduk di salah satu kursi sofa yang ditunjuknya tadi,mataku masih sibuk mengamati setiap sudut sudut ruangan yang begitu asing ini.
"Sat,kamu pasti bingung kenapa ayah menyuruh kamu datang kerumah ini.Ini merupakan rumah dari calon tunangan kamu,dan wanita yang menyambut kamu tadi itu adalah ibu dari tunangan kamu." ucap ayah
Jantungku berdebar kencang, amarah menggelegar didadaku.Aku tidak pernah menyangka akan berakhir disini.
"Maksud ayah? Bukannya ayah udah membatalkan perjodohan ini?"
"Jangan berharap kalau perjodohan ini saya batalkan,kamu akan tetap saya jodohkan dengan gadis pilihan ayah sendiri."
"saya tidak akan menerima perjodohan ini,bukanya ayah sudah berjanji akan membatalkan perjodohan ini?" Tanyaku dengan suara yang tinggi
"Turunkan nada bicaramu, Kamu harus bersikap sopan didepan calon ibu mertua kamu."
Aku mengepal kuat tanganku,tatapan ayah yang menusuk membuat amarahku semakin tinggi.
Aku berdiri dari tempat dudukku dan hendak keluar dari rumah ini,ketika aku berjalan menuju pintu utama,Anastasya memanggilku dari atas lantai rumahnya,dia juga turun dari tangga bersama dengan ayahnya.
"Sat kamu buru buru amat sih pulangnya,kita kan belum makan malam bersama." ucap Anastasya,dia berlari dari tangga dan memegang tanganku mencoba untuk menghentikan langkahku
"maaf tapi saya harus pergi sekarang,ada pekerjaan yang harus saya kerjakan." ucapku singkat sambil melepaskan tangan Anastasya dari tanganku
"Kalau kamu berani melangkah satu langkah dari tempatmu berdiri,saya tidak akan memaafkan kamu."ucap ayah dengan nada yang datar
"Saya bukan anak kecil lagi yang bisa anda kendalikan sesuka hati anda." ucapku frustasi
ayah menatap tajam padaku dia berjalan kearahku dan melayangkan pukulan diwajahku,yang membuat semua orang diruangan itu berteriak histeris
Aku menunduk memegang wajahku,aku merasakan darah hangat mengalir di bibirku.
"Kau pikir kau bisa melawan ayah?" Suara ayah menggema ditelingaku.
Aku mengusap darah yang ada dibibirku dan berdiri tegap didepan ayah.
"Yah aku akan tetap menolak perjodohan ini,aku tidak peduli dengan apapun ancaman darimu." Aku mengepal tanganku erat erat,menahan keinginanku membalas pukulan dari ayah
"Dasar anak yang tidak berguna,saya sangat menyesal membesarkan anak yang tidak berguna seperti dirimu." Ayah mencengkram kerah bajuku dan melayangkan pukulan kewajahku yang membuat aku tersungkur kelantai.
Aku berdiri dihadapan ayah,dan menahan darah yang keluar dari bibirku dengan tanganku
"Anda pikir saya akan takut jika anda memukul saya seperti ini,asal ayah tahu aku juga menyesal tumbuh dan besar dengan ayah." ucapku dengan suara bergetar menahan sakit
"Satriya, jangan berani-berani melawan saya!" bentak ayah dengan tatapan mata yang penuh kemarahan. Ia ingin melayangkan pukulan lagi di wajahku yang sudah berlumuran darah.
Namun, tiba-tiba ibu tiriku menghentikannya dengan tangan yang gemetar. "Jangan, jangan lakukan itu lagi!" serunya dengan suara yang penuh ketakutan.
Dengan langkah gontai, ayahku mendekatiku sambil menggeram. "Kau akan mendapat hukuman yang lebih berat dari ini!" ancamnya dengan suara yang bergema di seluruh ruangan.
Aku tidak menggubris perkataan ayah,dengan langkah gontai aku berjalan pergi keluar dari rumah ini,dan pergi pulang kembali ke apartemenku.
Setelah sampai di apartemenku, aku berdiri didepan cermin yang ada dikamarku,aku bisa melihat luka memar dan darah yang masih mengalir di bibirku.
Aku mengepal tanganku dan memukul cermin yang ada didepanku.Aku benar benar muak dengan semua sikap ayah kepadaku,aku sangat membencinya. Aku duduk dilantai dengan tangan yang berdarah akibat cermin yang kupukul tadi.
Aku tergeletak lemas dilantai yang penuh dengan pecahan kaca,aku melihat kedua tanganku yang penuh dengan luka dan darah,aku sudah tidak peduli lagi.Bel apartemen ku terus berbunyi,aku berusaha beranjak dan pergi melihat siapa yang datang ke apartemenku.Ternyata ayah,ibu tiri,serta saudara tiriku datang kesini,aku membuka pintu dengan darah yang masih mengalir ditanganku.
Aku bisa melihat ekspresi mereka bertiga melihat kondisiku yang sekarang,mereka hanya terkejut melihat tanganku yang penuh dengan darah tetapi mereka sama sekali tidak memperdulikan kondisiku.
Tanpa basa basi ayah mendekat dan melayangkan pukulan diwajah ku lagi,aku tersungkur dilantai akibat pukulannya yang kuat.
"Berani beraninya kamu mempermalukan saya didepan teman bisnis saya." ucapnya dengan suara yang penuh emosi
Aku mengusap darah yang yang mengalir di bibirku
"Sampai kapan pun,aku tidak akan menerima perjodohan ini,saya sudah dewasa dan saya punya hak untuk mengambil keputusan penuh atas diriku sendiri." ucapku dengan suara bergetar menahan sakit
"oh sekarang kamu sudah berani membantah saya,jangan kamu pikir saya bodoh. Saya tahu mengapa kamu tidak menerima perjodohan ini,pasti ini semua karena gadis penjaga toko buku itu"
"Ini semua tidak ada sangkut pautnya terhadap gadis penjaga toko buku itu,ayah salah dan jangan pernah menggubris kehidupan gadis itu lagi."
"beraninya kamu berkata seperti itu kepada saya."
Plakk..,ayah melayangkan tamparan keras diwajahku. Ibu tiri serta saudara tiriku tersenyum kemenangan melihat kondisiku sekarang.
"Sekali lagi kamu berani menentang keputusan saya,saya akan membuat hidup gadis yang kamu cintai itu menderita untuk selamanya lamanya.Dan jangan kamu pikir kamu bisa menyelamatkan kehidupannya,kamu tinggal memilih.Menerima perjodohan ini atau gadis yang kau cintai itu tidak akan tenang." Ancam ayah
Setelah berkata seperti itu,mereka pergi keluar dari apertemenku.mereka bahkan tidak memerdulikan kondisiku yang tersungkur penuh darah seperti ini.
Aku berusaha berdiri dan menutup kembali pintu apartemenku,aku berjalan gontai ke tempat tidurku dan berbaring.Aku tidak memedulikan kondisi wajah dan tanganku yang penuh luka sekarang.
mau kasih info yaaa
follow akun ak ya..
nanti akan ada undangan masuk gc CBM ya ..
di mana kita akan belajar nulis bareng dari teknis dasar. Thank you
jangan lupa mampir juga, mari kita saling mendukung😚