"Lupa dengan malam itu? mau lari kemana? kau tidak bisa mengklaim bahwa dia putra adikku, Jenifer Felicia." Reino Arshaka Bernand.
Jalan hidup selalu jadi rahasia tidak ada yang tahu ke depannya bagaimana, seharusnya ini tak harus terjadi tapi itulah kenyataannya.
Jenifer Felicia (23 tahun) wanita berparas jelita dan seorang sekretaris perusahaan ternama menjalin hubungan dengan pria bernama Rakha Bernand, namun di suatu malam ia terlibat scandal dan memiliki seorang anak bersama Reino Bernand yang ternyata merupakan kembaran dari kekasihnya.
Lantas bagaimana dengan kelanjutan kisah mereka?
.
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>
•
WARNING!!!
(Terjadi plagiarisme dipastikan akan menerima konsekuensinya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
"Bersama mommy? kalau begitu dimana mommy-nya kamu jangan sendirian.." Ujar Merry jongkok, ia takut anak kecil ini terpisah dari orang tuanya.
"Don't worry aunty mommy tadi sebelah situ." Balas Noah seraya menunjukkan arah.
Merry menoleh mengikuti telunjuk mungil anak kecil itu, suara heels terdengar mendekat. Merry dapat melihat seorang wanita yang begitu ia kenal menghampirinya.
"Jee??.." Merry menatap Jee dan Noah bergantian.
Jeni tersenyum. "Hallo tante."
"Sebentar-sebentar!.." Merry berdiri berusaha mencerna.
"Ini dia mommy-nya." Ujar Noah dengan gemas.
Jee melirik Noah memberi kode lewat tatapan matanya, dengan lembut Jee menggenggam tangan Noah agar tidak hilang lagi.
"J-Jee dia siapa? kenapa memanggil kamu dengan sebutan mommy?." Tanya Merry, jujur ia syok ini tiba-tiba.
"Dia anak saudaraku tante, karena aku yang mengurusnya sebutan mommy sudah tak asing." Jawab Jee bohong, jujur ia amat berat hati mengucapkan ini tapi ia belum siap jika harus mengatakan yang sebenarnya, untung Noah paham dengan kode sang mama makanya ia hanya patuh dengan gemas sambil bermain bola kecil.
Merry menatap Noah kembali. "Selama ini tante tidak tahu jika kamu mengurus anak kecil Jee?."
Jee tersenyum kikuk. "Aku kadang lupa untuk mengatakannya."
Merry tak langsung menjawab, ia terus memandangi Noah. Walaupun Jee mengaku jika itu anak saudaranya entah kenapa perasaan Merry seperti mengganjal, wajah tampan Noah yang menggemaskan itu mampu mengambil hatinya.
Sudut mata Jee dari kejauhan melihat sosok Rei mendekat dengan kacamata hitamnya.
Deg!!
"Gawat!."
"Tante kalau begitu aku duluan ya, soalnya buru-buru." Ujar Jee dengan sopan padahal ia amat panik.
"Iya kah? sangat disayangkan sekali."
Tanpa bicara lagi Jee langsung berlalu membawa Noah sedikit buru-buru untuk pulang.
Merry menatap kepergian mereka hingga hilang dari pandangan.
"Ma?.."
Merry menoleh. "Eh Rey?."
"Kenapa mematung? apa sudah selesai?."
"Barusan mama bertemu Jeni."
Rei mengerutkan kening ia langsung membuka kacamata hitamnya. "Jeni sekretaris ku?."
"Iya."
Rei melihat sekeliling namun ia tidak menemukannya. "Dengan siapa dia kemari?." Tanya Rei, bisa jadi adiknya Rakha menemani.
"Anak kecil.."
Mendengar kata anak kecil Rei terdiam ia tampak berpikir, seketika teringat ucapan Luke dulu.
"Katanya anak saudaranya, mama tak banyak mengobrol karena dia buru-buru padahal ingin menanyakan hubungannya dengan Rakha." Lirih Merry. "Tapi sepertinya waktunya kurang tepat."
"Tak apalah, ayo lanjut antar mama ke sana."
Rei masih melihat sekeliling mencoba mencari keberadaan Jee sambil menemani Merry belanja. "Anak kecilnya sekitar umur berapa?."
"2-3 tahunan kalau dilihat-lihat mama kurang tahu, tapi saat mama melihatnya mama flashback teringat waktu dulu soalnya anak kecil itu begitu mirip denganmu Rei." Jawab Merry.
Langkah kaki Rei seketika terhenti setelah mendengar perkataan mamanya. Mirip dengannya? apa mungkin?.
Drap drap drap!!
"Rei mau kemana!?." Teriak Merry sedikit terkejut saat anaknya tiba-tiba berlari pergi entah apa yang ia kejar. "Rei tunggu! hey?."
"Ada apa dengan dia?."
Rei sampai di pusat kasir, ia mencari-cari keberadaan Jee namun tidak ada. Melihat banyaknya orang-orang yang mengenalinya dan menyapa ini cukup susah. Rei terus berlari mencari. "Permisi!.."
"Ck!.."
Sampai lah ia di tempat parkir, namun nihil tidak juga menemukan mobil Jee. Rei merogoh handphone untuk menghubunginya.
Sementara itu..
Jee yang baru bisa bernafas lega merasa plong, Noah tengah asyik memakan buah anggur. Saat ini Jee di perjalanan sambil menyetir untuk pulang.
"Mommy?."
"Iya?."
"Kenapa mommy tidak mau jika aunty tadi tahu aku anak mommy?."
Pertanyaan yang mampu membuat Jee tersentuh. "Mommy sengaja karena takut Noah diambil."
Noah terkekeh dengan jawaban mamanya, ia masih tak paham maksudnya apa namun Noah selalu peka jika mamanya sedang membutuhkan bantuan untuk menjaga privasi mereka. "Oke mommy."
"Makan anggurnya pelan-pelan."
Anak kecil itu mengangguk patuh dengan gemas.
Jee menghela nafas panjang. "Maafkan mommy Noah, sebenarnya dia nenek kamu sayang. Mommy tak menyangka pertemuan pertama kalian akan seperti ini.." Batin Jee.
Dalam waktu bersamaan..
Drrrt! Drrrt!
Wanita cantik itu langsung melihat siapa yang menghubungi.
"Rei!???."
Jee menelan salivanya tiba-tiba perasaan panik muncul kembali, ada apa ini? apa Merry menceritakan pertemuan mereka?.
"Siapa yang menelepon mommy?."
"Ini bos kantor, Noah diam dulu ya."
"Oke."
Sebelum mengangkat Jee menyiapkan mental.
"Ya hallo?."
"Di mana kau sekarang!?."
"Di jalan pulang, ada apa tuan?." Balas Jee dengan formal.
"Tuan taun tuan taun, ini bukan di kantor!."
"Ya m-maaf."
"Ck! tak sopan sekali kau langsung pulang sebelum bertemu denganku!." Lantang Rei.
"Aku buru-buru, nanti dihubungi lagi." Balas Jee seraya mengakhiri panggilan dengan sengaja lalu menonaktifkan handphone.
Ada apa ini? firasat Jee mulai berfikir kemana-mana, tidak mungkin kan Rei menyadari sesuatu?.
"Ah aku benci situasi ini!." Batin Jee ingin menangis.
"Hey! hallo? hallo?." Rei dibuat gila saat Jee mematikan teleponnya hanya karena alasan tak jelas. "Kau mau mempermainkan ku Jenifer?."
Sudut bibir Rei terangkat entah apa yang dipikirkannya.
25 menit kemudian..
Tak terasa malam pun tiba.
Mobil Jee tiba di halaman, Jara langsung datang membawa belanjaan.
"Ayo Noah."
"Iya mommy.." Noah langsung menggandeng tangan mamanya untuk masuk.
"Oh iya kak, di dalam ada tamu katanya ingin bertemu aku tak bisa menolak."
Jee mengerutkan kening. "Siapa?."
Mereka pun masuk ke dalam.
Brukh! belanjaan yang dibawa Jee seketika terjatuh saat melihat siapa yang datang. "Rei..."