Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya, Rubi terpaksa menikahi Rexa, seorang pria luntang lantung yang baru tadi malam dikenalnya secara tak sengaja. Hal itu terjadi lantaran Rubi tak bisa menghindari pernikahannya yang akan diadakan esok hari.
Sementara pria yang bernama, Rexa, iya iya saja saat Rubi menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengannya selama 31 hari, karena dia tak punya tempat tinggal dan tak memiliki uang sepeser pun.
"Deal, 31 hari kita bercerai!" ucap keduanya saling berjabat tangan.
Bagaimana lika liku rumah tangga yang dijalani oleh dua orang asing selama 31 hari?
Dan siapa sebenarnya, Rexa? pria pengangguran yang sering kali disebut mokondo oleh keluarga Rubi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Daun singkong
Sore hari.
Rexa bangun dan hendak mandi setelah seharian tidak menyentuh air dengan alasan dingin. Namun saat pria itu hendak membuka pintu kamar mandi, Rubi mencegahnya. Rexa lantas berbalik badan.
"Kenapa?" Tanyanya heran.
"Aku belum menyiapkan air hangat untuk kamu mandi. Tunggu sebentar," jawab Rubi yang sedang menunggu dandang berisi air di atas kompor.
"Ngga apa-apa. Tubuh ku udah kuat kok," tolak Rexa merasa tidak enak hati pada Rubi yang telah repot-repot memasak air untuk dirinya mandi.
"Jangan membantah. Aku ngga mau kamu sakit lagi."
Jawaban Rubi mengukir senyuman dibibir pria berkumis tipis itu.
"Emang nya kenapa kalau aku sakit lagi hem?"
"Kalau kamu sakit aku yang repot, Rex. Dan aku ngga bisa kerja karena harus merawat kamu," ceplos Rubi tanpa melihat pada Rexa.
Bibir yang sedang menyunggingkan senyum itu perlahan mengerucut dan kini berubah bentuk segitiga. Hatinya agak tercubit oleh jawaban istrinya kali ini.
Diamnya Rexa bersamaan dengan Rubi mengangkat dandang panas menggunakan lap lalu membawanya ke kamar mandi.
Rexa tercengang. Merasa takjub pada kekuatan Rubi. Ukuran dandang itu cukup besar dan terisi penuh. Dirinya saja belum tentu kuat mengangkatnya.
"Minggir!" ucap Rubi.
Rexa yang sedang mematung dan menghalangi jalannya pun menyingkir.
Di ambang pintu kamar mandi, Rexa memperhatikan gerak gerik telaten Rubi. Mulai dari menuangkan air panas ke dalam sebuah bak besar lalu dicampur dengan air dingin hingga mengukur suhu nya.
Rexa tersenyum kecut. Dulu, sebelum keluarga tirinya masuk ke dalam keluarga William, jika ingin mandi air hangat dia hanya butuh menyalakan shower tak perlu payah di masak terlebih dahulu seperti yang dilakukan oleh istrinya itu.
"Terima kasih ya!" ucap Rexa ketika Rubi sudah selesai tugasnya.
Rubi menanggapinya dengan anggukan kepala lalu keluar.
Rubi duduk termenung di atas kursi plastik. Dia bingung harus memberi makan apa pada keluarganya nanti malam dan seterusnya, karena dia sudah tak lagi memegang uang sepeser pun.
Tadi dia sudah pergi ke warung Bu Yayuk untuk mengutang bahan makanan. Hal biasa yang dilakukan nya ketika sedang kepepet seperti saat ini. Tapi sayang, warung itu tutup karena pemiliknya sedang pergi menghadiri acara hajatan saudaranya di daerah lain. Sementara Rubi merasa enggan jika mengutang pada warung lain selain warung Bu Yayuk.
Ditengah kebingungannya yang harus masak apa untuk memberi makan seluruh keluarganya, tiba-tiba terlintas sebuah ide di otaknya.
"Rub, mau kemana?"
Rubi yang hendak membuka pintu bagian belakang rumahnya pun lantas menoleh ke arah Rexa yang baru saja selesai mandi dengan penampilan memakai handuk dan rambut yang basah.
Sesaat dia menatap tubuh sempurna suaminya itu, kemudian pandangannya kembali mengarah pada pintu dan menariknya sambil menjawab pertanyaan Rexa.
"Mau ke belakang."
"Mau aaa....." Pertanyaan Rexa yang kedua kalinya mengayun di udara dan tak sempat tersampaikan saat Rubi melengos begitu saja meninggalkan nya.
Bibir Rexa kembali mengatup.
"Kebiasaan nih cewek. Ngga sopan main pergi gitu aja." Rexa menggerutu kesal.
Pada saat Rexa mengalihkan arah pandangnya ke arah pintu dapur penghubung ruang utama rumah itu, dia dikejutkan oleh kehadiran Lina dengan mulut terbuka lebar dan mata yang tak berkedip menatapnya
Sadar jika tubuh nya sedang menjadi santapan liar mata istri adik iparnya itu pun, Rexa langsung melototi nya.
"Apa lihat-lihat? Mau ku colok mata mu," sentak Rexa.
Lina terperanjat, lalu geleng-geleng kepala." Ngga, mas, engga."
"Minggir!" Rexa kembali menyentak Lina.
Dengan takut-takut Lina menyingkir dua meter dari ambang pintu. Meski takut pada sikap Rexa yang terkesan garang, tapi entah mengapa Lina tak pernah merasa jera untuk terus memperhatikannya dan mencuri-curi kesempatan mendekati suami kakak iparnya itu.
Rubi masuk ke sebuah kebun di belakang rumah nya. Kebun milik orang yang tak di dirawat hingga kebun itu ditumbuhi tetumbuhan liar.
Sambil memegang kayu panjang sebesar tangan keponakan nya, Safa, Rubi menyusuri kebun itu. Dan gunanya kayu itu adalah sebagai senjatanya jika bertemu dengan binatang melata atau babi hutan.
Rubi tersenyum kala menemukan daun singkong yang tumbuh liar dan montok-montok di area kebun itu. Ya, tujuan Rubi ke kebun itu adalah untuk mencari daun singkong yang nantinya akan di oleh menjadi sayur daun singkong.
Pada saat dia sedang fokus-fokusnya memetik daun singkong, ekor matanya melihat ke arah tetumbuhan yang bergoyang-goyang. Rubi terdiam dan matanya terus menatap tetumbuhan itu.
"Apa itu babi? Tapi kok ngga ada suaranya."
Rubi terus memperhatikan tetumbuhan itu sampai terlihat hitam-hitam.
"Wah, bener ngga salah lagi itu pasti babi."
Perlahan Rubi mendekati tumbuhan itu. Dan semakin mendekat tiba-tiba 'duar' seorang pria menyembul mengejutkan dirinya hingga Rubi bergerak kebelakang.
"Dasar asem. Kamu apa-apaan sih, Rex. Ngagetin aja." Rubi mengomel. Nafasnya naik turun seperti habis meraton.
Rexa tersenyum nyengir dan garuk-garuk kepala.
"Ku pikir babi. Untung aja belum ku pukul kamu, Rex."
"Duh, emang nya ada ya babi seganteng aku!" kelakar Rexa.
"Ada lah. Siluman babi menyerupai kamu," sahut Rubi lalu melengos ke tempat dimana dirinya memetik daun singkong tadi.
Rexa menanggapinya dengan memajukan bibir bawahnya, kemudian mengekor di belakang Rubi.
"Kamu ngapain ke sini, Rex?" Tanya Rubi. Tangannya memetik daun-daun singkong.
"Nyari kamu."
"Mau ngapain nyariin aku?"
"Ya, nyariin aja. Kamu sendiri sedang apa di kebun ini?"
"Nyari pakan kambing," jawab Rubi tanpa menghentikan aktifitasnya.
"Hah!" Rexa terbengong." Emangnya kamu punya ternak kambing?"
"Punya," jawab singkat Rubi.
"Dimana? Kok aku ngga melihat kambing-kambing mu?"
Rubi tak menanggapi ocehan Rexa. Dia melengos pergi karena daun singkongnya sudah dapat banyak.
"Tuh, kan. Kebiasaan nih cewek. Lama-lama ku gigit kamu, Rub," gerutu Rexa lalu mengekor di belakang Rubi.
Setelah tiba di dapur, Rubi meletakkan daun singkong itu. Sedangkan Rexa ke kamar mandi karena badan nya terasa gatal-gatal terkena rumput ilalang. Tapi setelah keluar, dia tidak menemukan keberadaan Rubi di dapur lagi.
"Kemana lagi tuh cewek? Apa dia ke kebun lagi nyari pakan sapi?"
kalo udah tau gimana sifat istri nya dijamin gak bisa berkutik tuh si rexa, sok sok an ngerjain ruby, ruby dilawan gitu loh 😆😆😆💪💪💪semangat lanjuuuuut