Felix yang tidak memiliki keluarga, teman dan uang suatu hari harus lepas dari panti asuhan karena telah menginjak umur 17 tahun. Ia hanyalah anak muda yang tidak begitu memahami dunia luar, masih naif dan juga lemah.
Suatu saat, ia menemukan sebuah ponsel pintar aneh yang entah dijatuhkan oleh siapa. Dan dari ponsel itu terdapat misi-misi aneh yang benar-benar memberinya hadiah dan membimbingnya menjadi ‘pangeran tampan dan sukses’ seperti yang dijanjikan.
Ting!
----
MISI KHUSUS:
Selamatkan seorang gadis yang kesusahan!
Hadiah: uang tunai sebesar sepuluh juta
----
Ting!
----
MISI KHUSUS:
Beli seribu koin funzone, dan dapatkan hadiah dengan semua koin itu!
Hadiah: mendapatkan satu unit apartemen di ‘BluePearl’ seharga 10 miliar
----
Berasal dari manakah sistem tersebut??
Baca juga:
sistem pemburu penjinak monster
Sistem kekayaan hukuman
reinkarnasi Menjadi Pangeran Terbuang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengobati luka di Rumah Sakit
.
.
Dengan menaiki mobil jemputan Jini, mereka pergi ke rumah sakit milik keluarga Danny. Itu adalah rumah sakit terbesar serta terlengkap di Kota ini, bahkan di Asia Tenggara. Rumah sakit ini sangat terkenal karena meski sangat besar dan terlihat mewah.. namun, perlakuan rumah sakit ini sama rata pada semua kalangan. Karena Rumah sakit ini menjunjung tinggi keramahan dan kesopanan khas dari masyarakat Indonesia.
Bahkan rumah sakit ini juga sering menggalang amal dengan memberikan pemeriksaan gratis bagi anak-anak di panti asuhan, anak-anak jalanan, sekolah-sekolah... jadi, Felix sangat mengenal rumah sakit ini. Dia juga sering mendapat pemeriksaan gratis dari mereka tiap tahun di panti dulu.
Jika seperti ini Felix jadi merindukan panti asuhannya.. saat anak-anak tidak sabar menunggu giliran di periksa para dokter-dokter ramah tersebut, mereka terlihat sangat bahagia.
Felix merindukan momen-momen itu.
Dan sekarang, dia bahkan masih belum percaya ahli waris rumah sakit itu bersamanya, membawanya ke UGD untuk mendapatkan perawatan luka dari suster cantik.
“Untungnya hanya luka lebam dan goresan yang tidak serius, jadi hanya dibersihkan saja sudah cukup.. tapi ingat anak-anak, kalian masih muda, tawuran itu tidak baik” pesan suster itu.
Felix hanya meringis mendengarnya, sepertinya suster mengira dia habis tawuran makanya bisa seperti ini. Meski Felix sudah memiliki skill bertarung, ia sama sekali tidak memiliki pengalaman di dalamnya, jadi sangat wajar meski dia berhasil mengalahkan anak buah Fabian, dia tetap babak belur begini.
Felix sudah diobati karena memang lukanya tidak parah, tapi Handika yang dipukuli lebih darinya masih belum selesai.
“Mau ambil set untuk merawat luka? Sebaiknya
luka itu tetap di rawat setiap hari” kata Danny “Aku akan memberinya gratis untuk kalian” tambahnya
“Tolong ya Dan..” pinta Jini, dia masih murung karena merasa bersalah telah membuat dua temannya terluka.
Danny mengangguk “Baiklah, aku dan Felix akan mengambilnya.. kau disini dulu temani Handika” kata Danny, setelahnya dia mengajak Felix pergi dari ruangan itu.
“Set perawatan luka itu apa? Seperti kotak p3k?” tanya Felix saat mereka sedang berjalan beriringan di koridor rumah sakit.
“Iya, seperti itu, tapi ini isinya khusus untuk merawat luka, tidak ada obat lain.. biasanya kami menjualnya di apotek milik kami sendiri, tapi aku bisa memintanya pada suster kepala – oh itu dia, Suster Sekar!” Danny melambai, lalu seorang suster cantik yang sepertinya berumur tiga puluhan membalasnya.
“Tuan muda kenapa disini?” tanya suster Sekar ramah “Oh, ini temannya tuan muda ya?” tambahnya.
“Benar, temanku terluka jadi aku ingin meminta set perawatan luka khusus untuknya” pinta Danny, suster itu mengangguk mengerti “Baik tuan muda dan temannya silahkan tunggu disini, saya akan ambilkan segera”
“Terima kasih suster”
Setelah itu Danny dan Felix memilih menunggu disana, suasana canggung mulai terasa. Bagaimana lagi kan? Mereka baru kenal hari ini.
“Eum.. Danny, terima kasih telah membantuku hari ini” kata Felix, Danny mengangguk kecil “Tidak masalah, aku hanya ingin membantu temanku, Jini.. dia sudah merepotkan kalian. Aku juga tersinggung dengan ucapanmu di taman samping tadi siang.. jadi aku akan
buktikan kalau aku tidak menghianati Jini”
Felix tersenyum “Seharusnya kau lakukan dari awal.. kasihan Jini kesepian”
“Bukannya aku tidak berusaha, aku sudah meminta pak tua itu untuk memindahkan kelasku atau kelas Jini agar kami bisa satu kelas.. tapi pak tua itu tidak menghiraukanku karena aku tidak memberinya uang, menyebalkan”
Felix tertawa mendengar keluhan Danny “Haha serius? Kau yang sekelas ini tidak bisa melakukan itu?”
Danny mendengus kesal “Aku tidak sudi memberikan uang untuk hal yang tidak berguna seperti itu” Felix mengangguk setuju dengan ucapan Danny barusan, jika seperti ini ia semakin kagum saja dengan Danny dan keluarganya. Mereka benar-benar hebat.. juga sangat dermawan..
“Danny!”
Mereka berdua mendongak mendengar panggilan itu.
Felix tercekat di tempat duduknya melihat seorang bidadari – tidak, maksudnya seorang gadis yang cantik dan terlihat sangat berkelas berdiri tidak jauh dari mereka. Di belakangnya
terdapat dua bodyguard perempuan yang terlihat tangguh.
Danny berdiri untuk menyambutnya, dan Felix refleks mengikuti Danny, saat dia sadar tau-tau sudah di sebelah Danny mendekat pada gadis itu.
Menurut Felix gadis itu sepertinya seumuran dengan mereka.
Dia cantik sekali dengan tubuh tinggi dan proporsional mirip model-model di majalah atau idol girlgroup terkenal. Wajah cantiknya merupakan kecantikan asia yang terlihat imut, cantik, manis dan elegan disaat bersamaan.
Tidak kalah cantik dari Jini.. tapi kecantikan Jini itu meski terlihat natural kadang juga terlihat tidak nyata, seakan wajahnya adalah sebuah pahatan. Jini tidak perlu memoleskan apapun di wajahnya dia sudah terlihat sempurna. Seperti wajah-wajah malaikat.
Dan gadis di depannya ini beda lagi.. dia terlihat lebih elegan namun juga garang disaat bersamaan, begitu cantik namun juga imut.. seperti wajah-wajah pemeran utama yang badass, villain yang keren.
DUK
Felix tersadar saat Danny menyiku rusuknya “Iy.. iya..”
“Perkenalkan dirimu..” bisik Danny
“Oh, itu.. aku Felix, teman sekolah Danny, salam kenal” Felix mencoba tersenyum seramah mungkin.
“Sejak kapan kau punya teman yang terlihat sepayah ini Dan? Dia keturunan luar ya?” gadis yang Felix belum tau namanya ini mendekat, menatap Felix dengan seksama. Sampai Felix lupa caranya bernafas.. GILA! Dia jadi lebih cantik dilihat dari dekat!
“Tidak tau, dia sudah kehilangan orangtuanya dari kecil.. lagipula, kenapa kau kemari Lianna?” tanya Danny, dia mendorong bahu gadis cantik yang ternyata bernama Lianna ini menjauh dari
Felix, jadi Felix bisa bernafas lega.
“Ah, begitu.. biasa, aku kemari ingin memberi pertunjukan pada pasien seperti biasa” kata Lianna sambil tersenyum manis.
DEG
Felix memegangi dada kirinya ‘jangan berdebar jantungku! Kuatkan dirimu.. sepertinya jantungku lemah sekali, disenyumi Jini berdebar, disenyumi Lianna berdebar, apa maumu jantungku!’
“Pertunjukan apa ya?” tanya Felix mengalihkan perhatiannya dari senyuman Lianna.
“Aku selalu memberi pertunjukan piano bagi pasien rumah sakit ini, terutama para penderita kanker atau pasien anak-anak” jawab Lianna.
Kemudian Suster Sekar yang tadi datang untuk memberikan kotak pada Danny, setelah memberi salam pada Lianna dia pergi lagi.
“Oh iya, aku belum berkenalan denganmu, namaku Lianna Verdinand” Lianna mengulurkan tangannya pada Felix, yang langsung Felix terima dengan senang hati “Namaku hanya Felix..”
Lianna mengangguk mengerti “Ah, begitu..”
“Oho.. apa ini..” Danny menyeringai pada Lianna “Jadi tipemu yang kebule-bulean ya.. oke, noted” Danny memasang wajah jahil yang menyebalkan bagi Lianna, gadis itu menatap Danny jengkel.
“Wajah lokal diem ya!”
“Beraninya kau menghina wajah lokal tampanku ini!”
Felix mulai panik karena mereka berteriak di tengah koridor rumah sakit, meski ini rumah sakit Danny sendiri tapi tentu saja itu tidak sopan bagi pasien sini.
“Kalian jangan ribut ya.. ini rumah sakit” ucap Felix
“Yang bilang ini kuburan juga siapa?” kata Lianna ketus
“Udahlah, ayo kesana bareng, aku ingin lihat kemampuanmu sudah sampai mana” sahut Danny.
Lianna tersenyum bangga “Bahkan Mozart saja akan bertepuk tangan mendengar permainan pianoku yang luar biasa”
“Ya ya ya.. dia akan bertepuk tangan di alam baka sana” Danny
“HEH!!” Lianna sudah ingin mendekat pada Danny saking kesalnya, namun ada seorang pria lewat yang entah sengaja atau tidak menyenggol bahunya hingga gadis itu oleng.
Meski bodyguardnya sudah berusaha
menangkap nona mereka secepat yang mereka bisa, tetap saja Lianna merasa kakinya terkilir.
“Maafkan saya! Maafkan saya!” pria itu memohon ampun, dia ketakutan melihat ekspresi Lianna dan dua bodyguardnya.
“Tangkap dia dan buat dia menyesal
seumur hidup” desis Lianna pada bodyguardnya.
Salah satu bodyguard sudah berdiri hendak menghampiri pria itu, tapi Danny menghentikannya.
“Dia tidak sengaja Lianna, biarkan dia pergi.. pak, anda boleh pergi, tapi hati-hati jika berjalan, koridor ini bukan milimu sendiri” kata Danny pada pria itu, pria itupun langsung pergi
karena ketakutan.
“Kenapa kau melepasnya!” protes Lianna “Kau tidak lihat kakiku sakit begini? Pertunjukanku akan segera mulai..”
“Kalian berdua, bantu Lianna duduk di kursi itu” perintah Danny pada dua bodyguard Lianna, mereka langsung melakukan perintah itu.
“Felix.. kau lihat dulu situasi di ruangan disana itu” Danny menunjuk ruangan yang sepertinya tempat pertunjukan Lianna “Kalau bisa, kau tenangkan yang di dalam dulu, aku akan memberi pesan pada Jini agar ikut kemari”
Felix tidak tau apa yang bisa ia lakukan di ruangan itu tapi akhirnya dia menyetujui saja perintah Danny.
Ting!
Suara notif ponsel terdengar lagi, Felix penasaran apakah ada misi khusus lagi hari ini? Padahal dia sudah mendapat banyak misi khusus hari ini.. masa mau ditambah lagi??
MISI KHUSUS:
Belilah skill bermusik dan berikan pertunjukan yang mengesankan untuk para pasien rumah sakit!!
Hadiah: uang tunai sebesar satu miliyar dan skill bahasa asing gratis.
Note: skill akan langsung otomastis terinstal segera setelah misi terselesaikan.
Felix segera pergi ke menu skill untuk menemukan skill bermusik, ternyata skillnya cukup mahal, yaitu dua juta rupiah. Meski begitu, skill ini tidak membutuhkan pencapaian level tertentu.
Felix juga ikut memeriksa skill bahasa asing itu, ternyata menginstal skill bahasa asing membutuhkan kecerdasan level tiga dan penampilan level dua, serta uang tiga juta.
Mahal sekali memang, dan jika Felix berhasil dia akan mendapatkan skill itu gratis. Ini tidak bisa disia-siakan!
Felix menginstal skill bermusik segera setelahnya, lalu membuka pintu ruangan itu.
Terlihat banyak pasien yang sedang menantikan pertunjukan piano.
.
.
Yg udah di kuadai 3: Indo, Engkish & Japan
Dari kemarin kemarin si MC ingkar janji Mulu padahal dia udah bilang bakalan berubah.
Apanya berubah?