TERJEBAK DENGAN SANG CASANOVA

Pagi ini Nayra akan kembali bekerja. Setelah tidak masuk beberapa hari,Sekarang dia sudah berpakaian rapi dengan setelan kantor nya.

Kali ini pakaian yang ia kenakan pakaian kerja nya yang biasa ia kenakan. Nayra tidak mau kelihatan mencolok memakai pakaian bermerek, setelah ia izin tidak masuk kantor.

Bisa-bisa orang kantor akan menilai nya baru saja menjual diri maka nya ia bisa membeli baju bermerek. Sementara tanggal gajian masih lama.

Pada saat keluar kamar, Arsen juga keluar kamar dari sebelah kamar Nayra. Meski pun berpisah kamar, mereka tinggal di lantai yang sama, dan kamar mereka bersebelahan.

Arsen sengaja memilih kamar tamu untuk Nayra yang di sebelah kamar nya, untuk berjaga-jaga jika sang mama datang ke mansion nya, akan mudah memindahkan barang-barang Nayra ke dalam kamar nya. Dengan begitu sang mama tidak akan pernah curiga.

Kamar itu sebelum nya kamar tamu untuk sahabat nya bila ingin menginap di mansionnya. Tapi sekarang itu akan menjadi kamar Nayra selama menjadi istri kontrak nya.

"Tuan saya akan masuk kantor hari ini," ucap Nayra. ia memulai obrolan agar tak merasa canggung.

"Yah... dan pastikan tidak ada yang tau soal pernikahan kita di kantor," sahut Arsen datar.

Lalu Arsen pergi terlebih dahulu menuruni anak tangga untuk menuju meja makan.Dan Nayra mengikuti langkah Arsen dari belakang.

Nayra menarik kursi yang ada di hadapan Arsen, Arsen pun tidak akan mempermasalahkan Nayra makan bersama dengan diri nya.

Tak berselang lama, Risa datang membawakan Arsen kopi.

"Ini kopi anda Tuan," ucap Risa dengan suara manja.

Arsen hanya menganggukkan kepala nya, ia tetap fokus memakan serapan nya.

"Hemm, seperti nya besok kau tidak perlu membuatkan Tuan Arsen kopi, karena itu sudah akan menjadi tugas saya," ucap Nayra kepada Risa.

"Benar begitukan Tuan,??" tanya Nayra.

Arsen memberhentikan suapan nya, Arsen menatap Nayra. Tak lama kemudian, ia menganggukkan kepala nya. Didalam pikiran Arsen tidak ada salah nya ia mencoba Kopi buatan Nayra, semoga saja tidak mengecewakan.

"Yah...Risa, besok yang membuatkan kopi akan menjadi Tugas Nayra. kau hanya perlu mengajari nya," ucap Arsen.

"Ta-tapi Tu-tuan.!!" ucap Risa.

"Tidak ada bantahan Risa," potong Arsen.

"Ba-baik Tuan," tukas Risa. Risa menggenggam napan dengan kuat.

"Sialan kau wanita jalang, berani-berani nya kau ingin merebut tuan dariku, akan aku pastikan kau tidak lama tinggal disini," batin Risa sambil mengeraskan rahang nya.

Nayra merasa senang, Arsen berada di pihak nya, ia akan membasmi pelakor dengan perlahan-lahan. Risa yang merasa kesal, ia pergi dari ruangan makan.

"Kau mau kekantorkan,? berangkatlah dengan saya, ini sudah hampir memasuki jam kerja. Saya tidak suka karyawan saya tidak disiplin, apalagi terlambat," ucap Arsen.

"Baik lah....!!" sahut Nayra singkat.

Arsen Lebih dulu selesai serapan, ia masih duduk di meja makan sambil menyesap kopi nya. Arsen juga mengecek jadwal nya hari ini yang di kirimkan sekretaris nya ke ponsel nya.

"Saya sudah selesai Tuan," ucap Nayra.

"Hmmm.... tunggulah saya di mobil," pinta Arsen.

"Baik tuan," kata Nayra patuh.

Sebenar nya Arsen dari tadi menunggui Nayra serapan, karena ia gengsi ia pura-pura sibuk mengecek ponsel nya Agar Nayra tidak curiga. Tak berapa lama, Arsen pergi menyusul Nayra ke dalam mobil.

Ken memajukan mobil nya,Didalam perjalanan Arsen tetap sama berpura-pura sibuk mengecek ponsel nya.

Sementara Nayra memperhatikan keadaan lalu lintas yang sedang macet. Nayra jadi teringat tentang sosok sang mantan, biasa nya pagi gini, mantan nya akan sibuk menjemput diri nya untuk berangkat bersama, meskipun mereka beda kantor.

Tapi apa yang mau dibuat, semua tinggal kenangan. Dia bahkan kini sudah menjadi istri orang, walau pun tak ada yang tau tentang status pernikahan nya.

Sebenar nya sang mantan selalu memperlakukan diri nya sangat baik. Bahkan sang mantan selalu ada untuk diri nya. Jadi ia tidak pernah menyangka sang mantan akan mengkhianati diri nya.

Merasa kehilangan, kecewa, bahkan sakit hati. Tentu Nayra merasakan itu semua. Bagaimana pun mereka pernah saling mencintai, saling menyayangi. Sebelum semua nya musnah karena orang ketiga.

Nayra tidak terlalu terpuruk akan hilang sosok sang mantan, mungkin karena hadir nya Arsen di dalam hidup nya setelah ia baru saja putus dari sang mantan. Rasa kekosongan yang ia rasakan, langsung terisi oleh hadir nya Arsen, meskipun Arsen bertingkah diluar nalar nya.

Di sepanjang perjalanan Nayra melamun sambil mengingat sang mantan. Tanpa ia sadari mobil sudah berhenti di parkiran khusus untuk petinggi perusahaan.

"Hey kau... Kau mau turun atau tetap berada disini,??" tanya Arsen.

Nayra masih saja melamun, hingga Arsen menggelitik pinggang Nayra, baru lah Nayea tersadar dari lamunan panjang nya.

"Oh ya ampun tuan, hentikan, apa yang kamu lakukan,"saut Tera sambil merasakan gelik di pinggangnya.

"Dari tadi saya memanggil mu tapi kau tidak menyaut nya. Maka nya saya gelitiki saja." ujar Arsen santai. Arsen memberhentikan gelitikan nya dari pinggang Nayra.

"Tapi harus seperti ini,??" tanya Nayra kesal.

"Sudah... Jangan banyak protes, cepatlah turun," ucap Arsen.

"Ta-tapi tuan ini di parkiran khusus, bagaimana kalau ada yang melihat saya," ucap Nayra. Nayra merasa panik, jangan sampai rekan kerja nya melihat diri nya keluar dari mobil sang CEO.

"Itu resikomu, karena kau dari tadi melamun. Kau cari cara, bagaimana kau bisa keluar dari mobil saya tanpa ada orang yang curiga." ujar Arsen menyeringai.

"Dasar pria gila," batin Nayra. Tentu Nayra hanya berani memaki Arsen di dalam hati nya.

Ken keluar dari dalam mobil untuk membuka kan Arsen pintu. Nayra juga perlahan turun sambil memperhatikan setiap sudut parkiran, jangan sampai ada yang melihat diri nya yang turun dari mobil Arsen. Nayra turun sudah seperti maling yang takut ketauan.

Setelah Nayra berhasil keluar dari mobil Arsen, ia berlari kecil sambil melihat kekiri dan kekanan. tanpa ia memperhatikan jalan yang bagian depan.

Bughhhh.....

Nayra tak sengaja menabrak dada bidang seseorang yang terasa begitu keras, hingga menimbulkan rasa sakit di kening nya. Orang itu adalah Reza, kepala divisi nya.

"Hay Nay.... Sedang apa kau disini,? Saya dengar kamu sakit ya,? maka nya tidak masuk beberapa hari ini,??" tanya Reza.

Nayra tidak langsung menjawab nya. Nayra malah merasa seperti dapat angin segar. Ia bisa beralasan berangkat bareng Reza saja.

"Ahh yah itu... Tadi sa-saya, ah! sudahlah pak tak usah dibahas, lebih baik kita masuk segera. saya juga sedang buru-buru, karena saya sudah tidak masuk beberapa hari, jadi pekerjaan saya menumpuk," ucap Nayra beralasan.

Tanpa sadar Nayra menarik tangan Reza untuk segera meninggalkan parkiran, sebelum banyak yang melihat.

Arsen memperhatikan itu dari jauh, Nayra begitu terburu-buru meninggalkan diri nya, dan Nayra juga memegang tangan Pria lain dihadapan nya.

"Berani-berani nya dia menyentuh pria lain," gumam Arsen kesal.

"Ayo Ken,!!" ucap Arsen melangkahkan kaki nya menuju lift khusus, dan Ken berjalan cepat untuk membukakan Arsen pintu lift.

Nayra dan Reza sedang berada di depan lift, mereka memasuki lift, bersamaan dengan itu Arsen yang juga memasuki lift yang ada di depan lift Nayra.

Mereka saling menatap dengan ekspresi wajah datar, namun mereka seperti saling bicara lewat sorotan mata. Sebelum pintu lift tertutup, Nayra sengaja merangkul lengan Reza, dan pintu lift pun tertutup rapat.

Arsen yang melihat itu, ia menggertakkan gigi nya dan melonggarkan dasi nya. Wajah nya begitu merah melihat Nayra secara terang-terangan merangkul pria lain di depan mata nya.

\*

Bersambung................