NovelToon NovelToon
CEO DINGIN PILIHAN PAPA

CEO DINGIN PILIHAN PAPA

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Aida Fahmi

Ilea Tirta Mahesa atau sering di sebut ilea ia terpaksa menerima perjodohan dengan lelaki pilihan papanya,dia di jodohkan oleh seorang CEO anak dari keluarga Addison. Perjodohan tersebut dilakukan karena keluarga Mahesa dan Addison ingin mempererat persaudaraan dan menjalin hubungan keluarga yang baik.
Liam James Addison anak pemilik perusahaan keluarga Addison adalah lelaki yang akan dijodohkan oleh ilea. Dia memiliki sifat yang dingin dan cuek terhadap wanita,seakan tidak memiliki ketertarikan sedikit pun terhadap wanita,namun Liam begitu karena ia pernah disakiti oleh seorang wanita di masa lalu .
pernikahan pun di lakukan karena kedua keluarga sudah menentukan hari yang baik untuk melaksanakan resepsi.Bagaimanakah nasib ilea kedepannya?..



HAPPY READING🙌🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aida Fahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali.

Ilea menemukan sebuah tali rami di dalam sebuah brangkas dengan gesit ia mengambil tali itu dan membawanya ke balkon.

"Siapa yang menyimpan tali di dalam brangkas seperti itu ya dan untuk apa mereka menyimpannya mencurigakan sekali. Ah bodoamat lah yang penting aku bisa bebas." Gerutu Ilea.

Ia melihat kebawah yang mana para satpam itu masih berjaga di sana sambil bercerita. Ilea terus memutar ide hingga akhirnya terpikir satu ide cemerlang yang membuatnya tersenyum. Ia melemparkan Sandwich yang tadi diberi oleh pelayan kearah para satpam tersebut.

Melihat sepotong Sandwich jatuh dihadapan mereka, para satpam itu langsung menoleh kesumber jatuhnya Sandwich. Mereka dapat melihat Ilea yang melambaikan tangan dari atas, karena dirasa mencurigakan dan takut terjadi sesuatu para satpam langsung bergegas menuju lantai apartemen Ilea berada.

Ilea tersenyum bangga saat berhasil mengelabui para satpam tersebut. "Haha mudah sekali membohongi para satpam itu." Ucapnya.

Dengan gesit Ilea segera menjulurkan tali yang dipegangnya kebawah setelah dirasa kondisi di bawah sana sudah aman, ia mengikat pangkal tali tersebut di sebuah tiang balkon. Dengan perlahan Ilea lompat dan turun sambil memegangi tali itu.

Perasaan nya sungguh takut kali ini tapi mau tak mau ia harus melakukan agar bisa terbebas dari kungkungan pria misterius itu. Ilea sendiri masih belum mengetahui siapa pria dibalik kasus penculikan nya. Saat sudah hampir sampai kebawah Ilea baru menyadari ternyata tali yang ia kenakan tak cukup panjang, sehingga memungkinkannya untuk lompat dari jarak 5 meter.

"Duh kenapa sih talinya gak sampai bawah, mana tinggi banget lagi. Gimana turun nya nih?" Gumam Ilea, ia terus melihat kebawah dan atas takut para satpam datang dan mengetahui rencana nya.

Dengan keberaniannya penuh Ilea melompat kebawah sambil menutup matanya. Dan yang terjadi seketika..

"Bruuukkk."

"Aww sakit sekali dasar tali sialan." Hardiknya pada tali yang masih tergantung di atas sana.

Ilea meringis kesakitan dan memegangi kakinya yang terkilir dan terdapat beberapa memar di sana. Ia berusaha bangkit dan berjalan dengan pincang kearah gerbang apartemen, sembari matanya celingukan melihat sekeliling untuk memastikan ada yang melihatnya atau tidak.

Hingga akhirnya ia berhasil keluar dari gerbang tersebut dan mencari tempat persembunyian yang aman. "Huh akhirnya aku bisa bebas, aku harus pergi kerumah mama." Ucapnya sambil menahan sakit di kakinya.

Sementara itu diatas sana para satpam mengetuk pintu apartemen dengan terburu-buru, hingga pintu terbuka dan menampilkan seorang pelayan yang tampak heran melihat kehadiran tiga orang satpam sekaligus.

"Permisi bapak-bapak ini ada apa kesini?" Tanya sang pelayan.

"Apa benar di dalam apartemen ini ada seorang wanita muda?" Tanya salah seorang satpam.

"E-eh benar dia adalah nyonya saya." Ucap pelayan itu dengan gugup.

"Kami melihat perempuan itu melambaikan tangan dari atas balkon seperti meminta pertolongan. Oleh karena itu, kami datang kesini untuk memastikan yang sebenernya." Sambung satpam yang lainnya.

"Nyonya saya sedang tertidur jadi tak mungkin dia begitu, mungkin bapak-bapak ini salah lihat." Elak pelayan meyakinkan para satpam.

"Tidak mungkin kami bertiga salah lihat, di apartemen ini sudah pernah terjadi satu kasus wanita lompat dari lantai atas makanya kami harus bekerja lebih teliti untuk memastikan keamanan para pemilik apartemen." Jelas sang satpam.

"Bolehkah kami masuk kedalam untuk memastikan yang terjadi?" Tanya satpam satunya.

Karena sudah tak memiliki alasan lagi akhirnya pelayan itu mempersilahkan para satpam untuk masuk kedalam, dan mengecek langsung kedalam kamar Ilea. Saat pintu dibuka mereka tak melihat keberadaan Ilea di dalamnya, dengan panik mereka segera memeriksa kearah balkon dan betapa terkejutnya mereka saat melihat tali yang digunakan oleh Ilea untuk kabur masih tergantung di sana.

Namun setelah melihat kebawah mereka tak dapat menemukan Ilea di sana. Para satpam itu segera bergegas keluar untuk mencari keberadaan Ilea, sedangkan sang pelayan kini sedang ketakutan karena akan terkena amarah dari tuan mudanya. Ia tak becus mengawasi Ilea.

"Kemana wanita itu? Kenapa dia senang sekali membuat masalah? Habislah aku terkena amukan dari tuan muda." Ucapnya sambil memainkan jari untuk menstabilkan kecemasannya.

Ia berjalan mondar mandir di dalam ruangan itu, hingga saat pikirannya sudah buntu pelayan tersebut memutuskan untuk kabur sebelum terkena masalah dari tuan mudanya.

"Aku harus pergi dari sini, biarlah tak mendapat bayaran yang penting posisiku aman. Masa bodo dengan wanita itu dia hanya menyusahkan ku saja." Gerutu sang pelayan, ia mengemasi semua perlengkapan nya untuk pergi.

Belum sempat kakinya melangkah pergi dari apartemen tiba-tiba ponselnya berdering yang menampilkan nama penelpon di sana. Tangan pelayan itu gemetaran saat melihat siapa penelpon tersebut, yang tak lain adalah tuan mudanya sendiri. Keringat sudah membasahi wajahnya badannya gemetar hebat dan ketakutan meliputi hatinya.

Ia mengangkat telpon itu dengan keberanian yang tersisa selebihnya hanyalah ketakutan yang melanda, dirinya sudah yakin akan terkena amarah dari tuan mudanya atau mungkin saja posisinya tak aman.

"Ha-halo tuan ada apa anda menelpon?" Ucap sang pelayan dengan gugup.

"Bagaimana kondisi wanita itu? Apakah dia sudah makan, kau merawat nya dengan baik kan?" Tanya pria di balik telpon itu.

"Su-sudah tuan, nyonya sedang tertidur di dalam kamar." Jawabnya berbohong.

"Baiklah kalau begitu, lalu kenapa nadamu seperti orang ketakutan seperti itu?" Sambungnya merasa curiga.

"Tidak apa tuan saya hanya kelelahan saja." Elak pelayan itu.

Tiba-tiba pintu apartemen terbuka dan memperlihatkan seorang pria mengenakan kemeja masuk kedalam, pria itu membanting pintu apartemen dengan sangat keras terpancar aura kemarahan diwajahnya. Ia menatap tajam kearah pelayan yang berdiri dihadapannya.

"Tu-tuan kenapa anda di-di sini?" Tanya pelayan itu dengan nada gemetar.

"Kau ingin membohongiku, dan beraninya kau bermain-main denganku. Aku sudah mengetahui semuanya melalui cctv ruangan yang terhubung langsung ke monitorku saat para satpam berlari masuk kedalam aku langsung bergegas kesini." Pungkasnya dengan nada marahnya.

"Maaf kan saya tuan, saya tidak mengetahui ini semua." Ucap pelayan itu sambil menangis.

"Apa kau bilang? Maaf!! Kau sudah membuat wanita itu kabur, aku sudah susah payah mendapatkannya dasar bedebah." Bentak pria itu dengan emosi tinggi.

"Saya sungguh tidak tahu tuan, nyonya saya suruh istirahat di kamar tapi saya tak menyangka bahwa nyonya muda akan bertindak nekat." Jelasnya.

"Aku sudah bersikap baik kepadamu bahkan aku yang membiayai operasi ibumu. Lalu kau kira itu semua gratis ha?" Hardik pria itu.

"Lalu apa yang bisa saya lakukan tuan, tolong ampuni saya." Isak tangis sang pelayan semakin terdengar jelas.

"Enyalah dari hadapanku dan jangan pernah tampak kan wajahmu di hadapanku lagi, sebelum aku berubah pikiran dan menghancurkan keluargamu tanpa tersisa." Perintah pria itu dengan emosi yang membuncah.

Pelayan itu segera menuruti perintah tuan mudanya dengan perasaan takut, ia membawa semua perlengkapannya keluar dari apartemen dan berjalan dengan wajah sendunya.

Sementara di tempat lain Ilea sudah berada di dalam taxi ia menuju rumah kedua orang tuanya. Jujur saja dirinya merindukan Liam namun untuk balik kesana rasanya belum tepat masalah yang kemarin juga belum selesai.

Beberapa menit kemudian sebuah taxi tiba di kediaman Jeff Mahesa. Ilea menuruni taxi tersebut dengan langkah tertatih akibat kakinya yang masih terasa sakit. Ia memencet bel rumah dengan gugup perasaanya sulit di gambarkan ia begitu merindukan suasana rumah.

Ting,,, Tong,,,,

Setelah memencet bel beberapa kali akhirnya pintu gerbang terbuka, seorang pria paruh baya dengan pakaian casual nya membuka gerbang tersebut. Meski usianya yang tak lagi muda tetapi pria itu masih terlihat gagah dan tampan, ia adalah Jeff Mahesa papa dari Ilea.

" Ilea...." Ujar Jeff saat melihat Ilea berada di hadapannya.

Betapa senangnya dua insan yang saling bertemu kembali mereka melepas rindu dengan berpelukan.

"Ilea kau dari mana saja nak, kami semua mengkhawatirkan mu." Tukas Jeff.

"Maaf kan Ilea pa, Ilea pergi tanpa berpamitan dan mengambil langkah gegabah." Sambung Ilea.

"Lalu kau pergi kemana?" Tanya papa sembari melepas pelukan mereka.

"Ilea pergi dari rumah Liam namun seseorang tiba-tiba membius ku dari arah belakang dan setelah itu aku sudah tak ingat apapun pa." Jelasnya.

"Maksud mu kau di culik, siapa yang melakukan itu cepat bilang kepada papa !" Tegas Jeff.

"Ilea juga tak tahu pa, tetapi ketika bangun Ilea sudah berada di sebuah apartemen dekat dengan kampus Ilea." Tutur Ilea.

"Aneh sekali siapa yang berani melakukan ini kepada putri kesayangan papa lihat saja papa tidak akan tinggal diam. Akan papa kejar dia sampai dapat." Jeff menuangkan semua kekesalannya.

"Papa tidak ingin mempersilahkan ku masuk aku sudah pegal nih pa." Keluh Ilea.

"Oh iya papa sampai lupa sangking senangnya melihatmu kembali mari kita masuk!!" Ajak Jeff.

Namun langkahnya terhenti saat melihat jalan Ilea yang tertatih ia juga melihat beberapa memar di kaki putrinya itu. dengan khawatir ia segera bertanya untuk memastikannya.

"Ilea ada apa dengan kakimu kenapa bisa seperti itu?" Tanya Jeff khawatir.

"gakpapa kok pa Ilea tak sengaja terjatuh saat lari tadi jadi keseleo dikit." Ilea berusaha mengelak.

"Kalau begitu mari papa gendong saja." Dengan sigap Jeff langsung menggendong tubuh mungil putrinya masuk kedalam .

Betapa senangnya sang mama saat melihat putri semata wayangnya kembali kerumah, ia tak henti-hentinya memeluk dan menciumi Ilea. Kekhawatiran dan kecemasan nya sudah tak bisa ia bendung lagi, tak bisa di bayangkan jika ia harus kehilangan Ilea.

"Ilea tolong ceritakan kepada kami siapa yang membawa mu kesana?" Tanya Jeff saat berkumpul di ruang keluarga.

"Ilea tak tahu pasti siapa dia pa, pria itu mengenakan topeng saat di apartemen pun dia tak ada datang sedikitpun." Jelas Ilea.

"Lalu apakah Liam ada menghubungimu untuk menanyakan kabar?" Kini gantian Jenny yang bertanya.

"Aku tak tahu ma, ponsel ku tertinggal di ruang kerjanya saat kejadian malam itu." Jawab Ilea dengan wajah murungnya.

"Ya sudah lebih baik kau istirahat dulu sayang, dasar suami tak berguna Liam itu." Sambung Jeff.

" Pa, Ilea mohon jangan marah kepada Liam ini semua pasti salah paham. Aku yang terlalu baperan dengan ini semua." Ucap Ilea.

"Tapi papa tak rela jika dia menyakiti hatimu, lihatlah ketika kau hilang pun dia tak peduli sedikit pun. Papa akan memberinya pelajaran." Tukas Jeff.

"Pa cukup!!! Jangan memperkeruh masalah Ilea tak ingin semuanya menjadi runyam." Bentak Ilea.

Jeff terdiam mendengar perkataan itu, rahangnya mengeras serta tanyanya mengepal. Ia ingin marah tapi tak bisa jika harus dengan Ilea. Dua wanita yang sangat di sayangi nya adalah istri dan anaknya.

"Jika aku mengetahui papa menyakiti Liam sedikit saja, maka Ilea tak akan memaafkan papa dan tak akan mau berbicara lagi dengan papa!" Ancam Ilea. Ia berlari menuju kamarnya meninggalkan kedua orang tuanya yang masih terdiam di ruang keluarga.

1
EMP Official
aku like, komen, & subscribe y thor 🤗🙏
Fikri Rizki
wah langsung terpesona ga tuh/Facepalm/
Fikri Rizki
habis mukanya lelus kok menangis?
Fikri Rizki: lesu maaf salah ngetik /Facepalm/
total 1 replies
Fikri Rizki
mampir hanya komentar aja jangan boom like kan?
Fikri Rizki
terima ga tuh dia?
Fikri Rizki
berarti judulnya dipaksakan?
Fikri Rizki
emang bapak kamu bisa candaan /Facepalm/
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊...


🌹🌹🐡🐡 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪: 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊
Sunshine🤎: maksih Bu🥰
total 2 replies
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
𝚙𝚊𝚙𝚊𝚗𝚢𝚊 𝙻𝚒𝚊𝚖 𝚙𝚊𝚋𝚐𝚐𝚒𝚕 𝙳𝚒𝚘𝚗 𝙾𝚖?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪: 𝚘𝚘𝚑 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞
Sunshine🤎: enggak buk mksdnya itu nuturkan dirinya sendiri ke Dion
total 2 replies
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
𝚖𝚊𝚖𝚙𝚒𝚛 2 𝚋𝚊𝚋 𝚍𝚞𝚕𝚞



🌹🌹.....
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚒𝚊𝚕𝚘𝚐 𝚝𝚊𝚐 𝚓𝚍 𝚝𝚊𝚗𝚍𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚙𝚊𝚔𝚊𝚒 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚘𝚖𝚊 (,) 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚝𝚊𝚗𝚍𝚊 (") 𝚍𝚒 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝. 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚝𝚒𝚔 (.)
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪: 𝚍𝚒𝚊𝚕𝚘𝚐 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚛𝚝𝚊𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚝𝚒𝚗𝚍𝚊𝚔𝚊𝚗
Sunshine🤎: dialog aksi itu yang seperti apa bu
total 4 replies
Bilqies
🐠🐠🐠🐠🐠 bakar untuk makan siang+update
Bilqies
mulutmu, gak bisa kali ya di filter
Bilqies
nah loh kena tuh
Bilqies
udah salah masih aja berkilah
Bilqies
itu Krn ulahmu sendiri
Bilqies
🌹🌹🌹 + update
aku udah baca sampai sini thor
Sunshine🤎: thanks🥰
total 1 replies
Bilqies
ayo terus hajar, paling suka liat adu jotos kek gini /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Sunshine🤎: waduh malah senang ini, masa harus buat Liam dan Alex adu jotos Mulu😭😂
total 1 replies
Bilqies
aku tunggu Liam
Bilqies
sakit karena kalian pergi meninggalkan Mommy Alena
Sunshine🤎: yupss benar
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!