NovelToon NovelToon
Ketika Salju Turun

Ketika Salju Turun

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:29.6k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Lahir, dan besar, di negara yang terkenal karena budaya tolong menolong terhadap sesama, tanpa sengaja Reina menolong seseorang yang sedang terluka, tepat ketika salju tengah turun, saat dirinya berkunjung ke negara asal ayah kandungnya.

Perbuatan baik, yang nantinya mungkin akan Reina sesali, atau mungkin justru disyukuri.


Karyaku yang kesekian kalinya, Jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdebatan

Sebenarnya mau up pagi, tapi karena kendala eksternal dan internal, baru up sekarang, nggak apa-apa ya!

Jangan lupa tinggalkan jejak, mau like, komentar, atau subscribe, biar aku tambah semangat.

Happy reading

Reina tak kuasa menolak, ketika Ryu mengajak si kembar, untuk pergi ke hotel, tempat lelaki itu menginap selama berada di kota ini.

Ryu menunjukkan foto-foto fasilitas hotel bintang enam, di pusat kota, salah satunya kolam renang indoor, belum lagi Suite room tempat dirinya beristirahat, yang terdapat jacuzzi di dalamnya.

Reina memang sering mengajak si kembar menginap di hotel, tapi tak pernah sekalipun dia menyewa kamar hotel mewah, dan sekarang dia baru menyesalinya.

Kedua bocah polos itu, dengan mudahnya terkena bujuk rayu, Papa biologisnya. Reina merasa kalah, dan kesal setengah mati, ingin rasanya memaki, tapi tak mungkin dia tunjukan di depan si kembar.

Motor matic miliknya, dititipkan pada tukang parkir, yang merupakan tetangga tak jauh dari rumahnya, sementara dirinya menaiki mobil sedan hitam, bersama Ryu, dan kedua putranya.

Reina duduk di kursi samping kemudi, sementara kedua bocah itu, duduk di kursi belakang.

Eizen yang paling antusias menceritakan, apa saja yang tadi terjadi di sekolah, sementara Aizen beberapa kali mengkoreksi perkataan adiknya, jika dirasa kurang tepat, atau terlupa.

Sempat terjebak kemacetan, akhirnya mereka tiba di hotel, tempat Ryu menginap. Anak-anak terlihat senang, karena melihat betapa mewahnya hotel yang berada di tengah pusat kota.

Setibanya di kamar, mereka langsung menuju kamar mandi, yang diceritakan oleh Papa mereka, dan benar saja, terdapat Jacuzzi tepat di dekat dinding kaca, yang memperlihatkan air mancur di tengah bundaran, belum lagi pemandangan ibu kota dari ketinggian.

Tak cukup sampai di situ, si kembar meminta di antar ke kolam renang indoor, sebagai salah satu fasilitas hotel.

"Kalian masih pakai seragam sekolah, dan tidak membawa baju ganti," Reina mengingatkan. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat polah kedua buah hatinya.

Ryu yang sedari tadi diam memperhatikan kedua jagoan, langsung mengambil ponsel di saku celananya, "Entra,"

Tak lama pintu di ketuk, dan seorang lelaki berbadan tinggi besar, dengan pakaian formal, layaknya bodyguard datang, menghampiri, lalu menundukkan kepalanya.

"Prendi i miei due figli, vai a fare la spesa, dagli quello che vogliono." Ryu memberikan kartu hitam miliknya. Lalu menatap wanita berkaca mata yang duduk berseberangan dengannya, "Apa mereka bisa berbahasa Itali?" tanyanya.

Reina menggeleng, "Hanya sedikit, asal bukan percakapan panjang, mungkin mereka masih mengerti," jelasnya.

Pandangan Ryu beralih pada orang tinggi besar itu, "Non dite frasi complicate ai miei figli, non parlano molto bene l'italiano." Dia menatap kedua putranya, "Kalian bisa mengikuti paman Gio, dan belanja apa saja yang ingin kalian beli, termasuk baju renang. Papa mau bicara dengan Mama,"

Eizen mengangguk antusias, sedangkan Aizen melirik pada Reina, seolah meminta persetujuan, dan Reina mengangguk, tanda setuju.

Sepeninggal dua bocah itu, kedua orang dewasa saling berhadapan, hanya terhalang meja kaca.

"Aku berubah pikiran," cetus Ryu tiba-tiba.

Reina mengernyit bingung, "Maksudnya?"

"Awalnya saat mendengar alasan kamu, mengapa tak mengikuti aku ke Itali, aku terima, karena saat itu, sejujurnya aku belum terlalu memiliki kekuatan untuk melindungi kamu, tapi berbeda dengan sekarang, aku telah memiliki segalanya, dan aku yakin, aku bisa melindungi kalian," Ryu ingat, sembilan tahun lalu, dia memang segampang itu terluka, akibat ulah kakak-kakaknya, dan dia tak bisa melawan, karena masih menghormati ayahnya, dan juga belum memiliki kekayaan melimpah.

Namun saat ini, ayahnya telah meninggal, dengan kata lain, tak ada yang menghalanginya untuk membalas perlakuan kakaknya. Seperti saat beberapa bulan lalu, saat dia mendengar berita, jika kakak tertuanya, menculik Reina, Ryu memberi sedikit pelajaran, dengan cara membuat salah satu perusahaan milik Daiki, mengalami kerugian cukup besar.

"Rei, mereka tak akan mampu mengganggu kamu, dan anak-anak, karena di tempatku kamu akan aman, ada banyak bodyguard yang berjaga, jadi kamu tak perlu khawatir,"

Rasanya Reina ingin tertawa, "Kenapa kamu percaya diri sekali? Memangnya kamu pikir, kami mau ikut kamu, begitu?" dia bahkan memalingkan mukanya, agar tak meledakan tawanya, "Meskipun aku bukan orang kaya, kamu lihat, kedua putraku tumbuh dengan baik, tanpa kekurangan apapun,"

"Mereka putraku juga, Rei, aku Papa kandungnya, aku berhak memberikan yang terbaik untuk mereka," kata Ryu tak terima.

Reina menatap lelaki berkemeja hitam dengan lengan digulung sampai siku, "Dengar, Tuan Ryu, saya sebagai ibu yang mengandung, melahirkan, dan membesarkan mereka, meminta anda agar tak melewati batas, anda cukup bertemu seperti ini, dan jangan berpikir untuk mengambil mereka dari saya," dia bangkit, berada di ruangan yang sama dengan ayah si kembar, membuat kepalanya berdenyut.

Tapi Ryu menahannya, "Kamu memilih hidup di tempat kumuh itu, dibandingkan dengan ku? Kamu tega dengan anak-anak, di rumah itu bahkan mereka tak memiliki kamar terpisah, dengan ikut aku, mereka bisa memilih kamar dengan model apapun," dia meninggikan suaranya, penolakan yang di lakukan ibu dari anak-anaknya, membuat harga dirinya terluka.

Reina melirik sinis tangan besar yang menahan lengannya, "Tapi kami bahagia, kamu lihat bukan, mereka tumbuh dengan baik, dan memiliki teman sebaya untuk bermain," dia melepaskan tangan besar itu, "Dengar Tuan Ryu, bagi saya, anda adalah orang asing, yang hanya memiliki andil menyumbang benih di rahim saya, tidak lebih, HANYA ITU! Jadi tidak usah terlalu percaya diri bahwa anda akan menjadi sumber kebahagiaan kami," Reina menekan dua kata, sebagai bentuk penghinaan terhadap lelaki itu.

Rasanya Reina jadi menyesal, mengizinkan si kembar untuk bertemu dengan Papanya, harusnya tak usah sekalian.

Mendengar ucapan ibu dari putranya, Ryu mematung, secara tidak langsung dia setuju dengan semua yang dikatakan oleh wanita itu.

***

Reina mencari keberadaan si kembar, di pusat perbelanjaan yang masih dalam area hotel. Sekian lama, dia mencari kesana-kemari, tapi tak kunjung menemukannya, dan akhirnya dia memilih mengunjungi pusat informasi, guna meminta staf di sana untuk meminta si kembar datang.

Hanya beberapa menit, si kembar datang, dengan bodyguard yang menenteng beberapa paper bag, dari beberapa merek ternama.

Kedua bocah itu, dengan antusias menceritakan tentang apa saja yang dibelinya, seraya melangkah kembali menuju kamar hotel, tak lupa sebelumnya berterima kasih pada staf informasi.

"Ini pertama kalinya Ei, beli barang nggak perlu lihat harga, karena Paman Gio bilang, semua yang kami inginkan, boleh ambil sepuasnya," bocah berambut hitam itu menyebutkan beberapa barang yang dibelinya.

"Ai beliin sepatu buat Mama," seru bocah berambut pirang itu, "Nanti Mama coba ya! Semoga aja ukurannya pas."

Reina menanggapinya dengan Anggukan serta senyuman, dia tak ingin si kembar tau, jika orang tuanya tengah berkonflik.

1
ayudya
😂... nah ryu cari noh ustadz..., biar paham.
ayudya
😂😂😂 kasihan si reina.. gak di izin kan plng.
ayudya
aduh Thor kira² dapat jatah gak si ryu tu
Mareeta: mode maksa, kayak pertama kali, mereka gituan
total 1 replies
LISA
Wah Reina g di ijinkan utk pulg jg
Nadila Nisa
kak herma paling suka ngegantung dan bikin penasaran.. lanjut kak 🥰
Ripah Ajha
hais nanggung kali thor
Mareeta: entar malah nggak lolos sama editor
total 1 replies
ayii
ceritanya menarik....
Mareeta: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
FeVey
tuu kan firasatku bener. jangan2 hamil.
waktu itu kan masa subur reina? /Whimper/
Anton Batubara
bagus ceritanya /Good//Good//Good/
Anton Batubara
bagus ceritanya /Good//Good//Good/
LISA
Reina sabar y..pelan² lehermu masih belum sembuh lukanya
ayudya
up nya lama ya Thor, semangat wae lah.
Mareeta: bentar lagi di kerjain, semoga nggak sampai malam udah up
total 1 replies
Ripah Ajha
semangat ya kak, keren karyamu🥰
Nadila Nisa
hadir kak.. karya yg selalu ditunggu2
semangat 💪🏻👍🏻🥰🥰
beybi T.Halim
ceritanya bagus...,cuma up nya gak tentu .,semoga setelah ini Rheina bs mengerti dan memahami klo Ryu benar2 mau bertanggung jawab 👍
ayudya
ayo lah rei sekali² dengar lah kata papa nya anak² kamu biar gak di ganggu lagi.
ayudya
kk nya ryu ada urusan apa sama Reina, mass sama adik sendiri selalu ikut campur.
ayudya
REI keras kepala sekali jangan gitu lah.
ayudya
mengalah demi anak gak apa² toh ryu orang bertanggung jawab.
ayudya
ryu tu serius orang cuma Reina takut aja mengingat bagaimana kk nya ryu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!